Anda di halaman 1dari 26

Batu Bata Merah

Pada postingan kali ini kami akan membahas mengenai


pengertian dari bata merah. Secara umum yang kita ketahui tentang batu bata merah adalah
bahan bangunan untuk membuat dinding atau tembok. Tetapi rasanya kita jangan sampai merasa
cukup mengetahui sampai di situ saja, karena memiliki pengetahuan lebih ditel mengenai batu
bata merah juga cukup penting sebagai pertimbangan untuk dapat membedakan mana yang
merupakan bata merah berkualitas baik dan yang kualitasnya tidak baik untuk dijadikan bahan
bangunan yang akan kita buat. Untuk itu mari kita ulas secara rinci.

Pengertian Batu Bata Merah

Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan
teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti
gipsum,bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan
secara arsitektur lebih indah.

Fungsi Batu Bata Merah


Batu bata sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal
dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar. Yang tidak
kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah
maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin
berkualitas pula dinding yang kita dapat.

Batu bata merah emiliki kualitas yang bermacam-macam tergantung bahan yang dibuat serta
media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan
kayu bakar. Kwalitas pembakaran dengan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau
berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih
ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu.

Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik
sehingga terasa nyaman. Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan
terbaik sampai saat ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga
mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan
dinding awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik
kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata, semakin berkualitas pula dinding yang
didapat.

Bahan Baku Batu bata Merah


Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil
dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab, batu
bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya
berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan serta
perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan. Tidak semua tanah lihat bisa digunakan. Hanya
yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.

Jenis-jenis Batu Bata Merah

Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata muka.

 Bata biasa

Batu bata merah biasa emiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan
untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata jenis ini
sering disebut sebagai bata merah.

 Bata muka

Bata muka memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang
sragam. Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup dan sebagai
dekoratif.

 Batu Bata Pasir Kapur

Sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan
1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.

Umumnya bata merah memiliki ukuran


 panjang 17 – 23 cm,
 lebar 7 – 11 cm,
 tebal 3 – 5 cm.
 Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).

A. PENGERTIAN BATU BATA

Batu bata adalah sebuah gumpalan batu yang dibuat dari campuran tanah liat dan tanah

abu yang dibakar dan dibentuk seperti balok sebagai bahan pokok membuat suatu bangunan

ataupun konstruksi.

Menurut NI-10, SII-0021-78 :

“Batu bata adalah bahan bangunan yang diperuntukkan untuk kontruksi, dibuat dari tanah liat

atau tanpa campuran bahan lain, dibakar dengan suhu yang tinggi, sehinga tidak mudah hancur

bila direndam.”

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu

bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring

perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material

baru seperti gipsum dan bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga

lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

Batu Bata dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yang sangat vital, seindah

apapun rumah tanpa batu bata belum bisa dikatakan sebuah rumah. Namun seiring
perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas pelindung sebuah rumah semata, kini

peranan batu bata bergeser kearah yang lebih luas.

Sifat bata dalam penggunaan sebagai bahan bangunan :

a. Ukuran dan bentuk bata

b. Kematangan

c. Berat jenis bata

d. Kekuatan tekan

e. Daya absorbsi

f. Pengaruh bahan

g. Pengaruh garam

h. Bebas dari retak

B. JENIS-JENIS BATU BATA

Berikut adalah jenis-jenis batu bata yang sering digunakan dalam sebuah konstruksi bangunan,

baik itu digunakan sebagai dinding maupun yang lainnya :

1) Bata Ringan

a) Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat

kerataan yang baik.

b) Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus.

Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk

menggunakannya, semen ini hanya dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan

seperti pemasangan batako.

c) Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8–10 cm.

d) Kelebihan dinding bata hebel/celcon:


i. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan.

ii. Pemasangan lebih cepat.

iii. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9–12.

iv. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.

e) Kekurangan dinding bata hebel/celcon:

i. Harga relatif lebih mahal.

ii. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.

iii. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.

2) Bata Merah

a) Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua tanah liat

bisa digunakan, hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.

b) Umumnya memiliki ukuran : panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, tebal 3-5 cm.

c) Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).

d) Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan.

Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu

dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat

digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.

e) Kelebihan dinding bata merah:

i. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok akibat air hujan.

ii. Keretakan relatif jarang terjadi.

iii. Kuat dan tahan lama.

iv. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.

f) Kekurangan dinding bata merah:


i. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.

ii. Biaya lebih tinggi.

C. SYARAT-SYARAT BATU BATA SESUAI SNI

Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adalah sebagai

berikut:

1) Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan

rata dan tidak retak-retak

2) Ukuran standar

Menurut SII-0021-78

Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm

Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm

Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm

Menurut NI-10-1978

Panjang : 240 mm

Lebar : 115 mm

Tebal : 52 mm

Penyimpangan ukuran yang diperbolehkan menurut NI-10-1978

Panjang maximal : 3 %

Lebar maximal : 4 %

Tebal maximal : 5 %

3) Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan yaitu kelas 25,

kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-

rata minimal dari 30 buah bata yang diuji.


4) Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga

pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.

D. CARA MENGUJI KUALITAS BATU BATA

Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai berikut :

1) Uji serap air

Pengujian ini dilakukan dengan cara bata diambil acak dalam keadaan kering mutlak kemudian

direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan air. Maka persentase berat air yang

terserap dalam bata dibandingkan berat bata adalah indeks angka serap air pada bata. Bata merah

atau batu bata diangap baik jika penyerapan airnya kurang dari 20%.

2) Uji kekerasan

Uji kekerasan bata dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan bata, jika goresan

dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan bata anda kurang baik.

3) Uji bentuk dan ukuran

a. Kerataan

b. Keretakan

c. Kesikuan

d. ketajaman

4) Uji bunyi

Uji bunyi dilakukan dengan memegang dua bata kemudian memukulkanya satu dengan yang

lainya dengan pukulan tidak terlalu keras. Bata yang baik akan mengeluarkan bunyi yang

nyaring. Uji bunyi ini merupakan salah satu parameter kekeringan dari batu bata anda. Tentu saja
bata akan berbeda jika dalam keadaan basah, walaupun bata yang baik dia tidak akan

mengeluarkan bunyi yang nyaring.

5) Uji kandungan garam

Uji kandungan garam dilakukan dengan cara merendam sebagian tubuh bata kedalam air, air

akan terserap bata sampai ke bagian bata yang tidak direndam. Selama proses penyerapan air

inilah garam-garam yang terkandung bata akan terlarut ke atas ke bagian yang tidak direndam

air. Nah garam-garam pada bata ini berupa bercak-bercak putih. Bata dikatakan baik jika bercak-

bercak putih yang menutup permukaan bata kurang dari 50%. Bata dengan kandungan garam

yang tinggi secara langsung akan berpengaruh pada lekatan antara bata dengan mortar pengisi,

dimana dengan terganggunya lekatan antara bata dan mortar pengisi akan menurunkan kualitas

bata anda.

BAB III
REKAPITULASI HASIL SURVEI

Jenis Usaha : Batu Bata

Alamat : Gunung Sarik, Belimbing,

Kec.Kuranji, Kota Padang

Tahun Berdiri : Sekitar tahun 2000

A. PROFIL PABRIK

Pabrik ini telah memproduksi batu bata sekitar belasan tahun yang lalu. Mulanya hanya

ada beberapa karyawan yang bekerja dipabriki ini, namun sekarang sudah terdapat lebih banyak

karyawan. Dan setelah melihat para mahasiswa-mahasiswi yang datang kekampungnya untuk

mensurvei batu bata seperti yang kami lakukan, pemilik pabrikpun termotivasi agar membuka

usaha batu bata yang hingga kini masih berjalan.

Dipabrik ini terdapat beberapa mesin bajak, yang digunakan pada proses pengadukan

bahan. satu mesin dikendalikan oleh tiga orang pekerja. Orang pertama bertugas menggerakan

mesin adukan. Orang kedua bertugas memasukan bahan ketempat pengadukkan, dan orang

ketiga bertugas memindahkan adukan bahan ketempat pencetakkan.

Semenjak pabrik batu bata ini berdiri, jumlah karyawan terus bertambah. Batu bata yang

dihasilkanpun semakin berkualitas. Terbukti dengan proses pembuatan batu bata yang dilakukan

setiap hari dan jumlah pelanggannyapun semakin bertambah.

B. PROSES PEMBUATAN BATU BATA

1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan


Bahan :

a. Tanah liat

b. Pasir

c. Air

d. Sekam padi

e. Kayu

Kayu ini berfungsi untuk membakar batu bata. Banyaknya kayu yang dibutuhkan bergantung

pada banyaknya bata yang akan dibakar.

Alat :

a. Mesin bajak

Alat ini digunakan untuk mengaduk semua bahan supaya tercampur merata.
b. Gerobak

Digunakan untuk mengangkut hasil adukan ketempat pencetakan.

c. Alat cetak dan meja cetak

Alat cetak dan meja cetak terbuat dari kayu dan alat cetak ini memiliki 6 kolom,
d. Cangkul

Cangkul ini berpungsi untuk menggali tanah atau mengaduk tanah.

e. Plastik

Plastik ini berpungsi untuk menutupi batu bata yang sudah di cetak dan yang sudah melalui

proses pengadukan, untuk menghindari guyuran air hujan. Batu bata yang baru saja di cetak bila

terkena air hujan bisa merusak batu bata dan akan memperlambat keringnya batu bata.

2.  Proses Pengolahan Tanah

Sediakan tanah yang akan di cetak dengan cara:

a. Cangkul tanah liat yang akan digunakan untuk adukan .

b. Masukkan tanah kedalam kolam tempat pengadukan.

c. Tambahkan air secukupnya.

d. Tambahkan pasir. Perbandingan tanah liat dan pasir = 1 : 2

e. Nyalakan mesin bajak, giling sampai semua bahan tercampur rata.

f. Setelah campuran merata hentikan pengadukan.

g. Angkut campuran bahan ketempat pencetakan.

3. Proses pencetakan

a. Setelah proses pengolahan tanah selesai, angkat tanah ketempat pencetakan, diamkan selama

setengah sampai satu hari sambil ditutup dengan plastik.

b. Sebelum kita melakukan pencetakan , taburi cetakan dengan abu terlebih dahulu agar cetakan

tidak lengket. Begitu juga dengan meja cetaknya.

c. Ambil tanah yang telah didiamkan tadi, letakkan dan masukkan dalam cetakan yang telah di

letakkan di atas meja. Kemudian pukulkan tanah yang telah di masukkan ke dalam cetakan itu

agar tanah benar-benar padat.


d. Angkat cetakan dengan sedikit menggoyangkannya, hingga bata keluar dari cetakan.

4. Proses Pengeringan bata

a. Setelah dicetak, kemudian batu bata yang masih basah di susun memanjang dan melebar sesuai

kapasitas tempat.

b. Setelah disusun batu bata tersebut di angin-anginkan untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1

minggu bila keadaan cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu

lebih lama. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah patah.

c. Usahakan bata yang di keringkan jangan terlalu terkena sinar matahari karena akan membawa

dampak negatif bagi kualitas bata

5. Proses Pembakaran Bata

a. Setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama di 1 minggu

waktunya siang-malam disebuah ruangan ,atau di sebut Open batu bata yang ruang pembakarannya bisa

menampung 15.000 – 20.000 bata. Bahan bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan sekam.

b. Setelah itu batu bata disusun, lalu diatas tumpukkan batu bata diberi genteng, agar panasnya merata selain

itu juga ,mengurangi asap dari pembakaran itu.

c. Dalam proses pembakaran diperlukan 3 orang pekerja, karena untuk bergilir menjaga kestabilan panas, agar

batu bata yang dihasilkan berkualitas. Bahan bakar yang dipakai adalah kayu. Karena dengan

kayu ,pembakarnnya cepat selesai selain itu juga pembakaran dengan kayu, panas yang ditimbulkan

sangat besar dari pada memakai sekam.

d. Setelah pembakaran selesai tumpukkan batu bata tersebut di buka pelahan – lahan dan diangin- anginkan

selama 4 hari.

6.  Pendinginan Bata

Pendinginan bata di lakukan selama 1 minggu dan di susun di tempat yang teduh

kemudian bata siap di perjual belikan.


C. IDENTITAS MESIN

Mesin bata yang digunakan pada proses pengadukan bisa didapatkan dipasaran. Menurut

sumber yang kami terima, ada mesin bata yang di perjual belikan di pasaran, tapi tidak ada merk

khusus. Mesin yang digunakan sama dengan mesin untuk membajak disawah.

D. PRODUKSI

Dalam satu hari pabrik ini bisa menghasilkan 1500 bata siap cetak dengan ukuran dan

dimensi :

Panjang : 10 cm

Lebar : 5 cm

Tebal : 4.5 cm

E. PEMASARAN

Dari segi pemasaran, batu bata ini masih dipasarkan di toko-toko terdekat dan sekitar

daerah Padang. Karena usaha batu bata ini masih kecil-kecilan dan masih baru, jadinya

pemasarannya cuma dalam cangkupan lokal.

Untuk pemasaran, pelanggan bisa langsung datang kepabrik tempat pencetakan dan

pabrik bata ini juga menyediakan jasa pengangkutan bagi pelanggan yang tidak mempunyai

transportasi untuk mengangkut sendiri.Di pabrik ini, batu bata dihargai Rp. 400 / biji kalau

pelanggan langsung datang kepabrik, tapi harga bisa berubah jika memakai jasa pengangkutan

dari pabrik.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MENGGUNAKAN BATU BATA

Kelebihan :

a. Bata yang di hasilkan padat.

b. Kualitas bata lebih kuat dan lebih bagus di pasaran.


c. Tingkat keutuhan bata cukup besar karena kepadatan bata yang lumayan maximum.

d. Batu bata lebih tahan bakar, oleh sebab itu lebih baik dipakai pasangan batu bata jika membuat

struktur tahan api,

e. Tembok batu bata lebih mudah dibuat tinggi, karena bata lebih ringan

f. Bahan batu bata mudah didapat,sehingga ongkosnya lebih murah.

Kekurangan :

a. Proses pengerjaanya lebih lama

b. Membutuhkan tenaga yang ekstra (besar) dan tingkat kesabaran yang tinggi.

c. Cara kerja yang di lakukan tradisional., sehingga sulit pengerjaannya.

d. Batu bata mudah menyerapair, sehingga kurang baik untuk struktur dibawah air.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

a. Batu bata adalah batu buatan yaang terbuat dari tanah yang melalui cetakan berbentuk balok yang

kemudian dibakar sehingga mengeras dan dapat digunakan sebagai material penyusun dinding.

b. Fungsi dari batu bata pada umumnya sebagai material penyusun dinding.

c. Jenis-jenis batu bata yang sering digunakan dalam suatu konstruksi bangunan adalah bata merah

dan bata ringan. Masing-masing dari jenis batu bata tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

d. Syarat-syarat batu bata dan batako yang sesuai dengan SNI adalah sebagai berikut.
a) Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adalah sebagai

berikut:

b) Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan

rata dan tidak retak-retak

c) Ukuran standar

Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm

Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm

Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm

d) Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan yaitu kelas 25,

kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-

rata minimal dari 30 buah bata yang diuji

e) Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga

pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.

e. Agar dapat mengetahui kualitas batu bata, maka ada beberapa hal yang harus diuji dari batu bata

tersebut. Uji yang biasa dilakukan adalah uji serap air, uji kekuatan, uji bentuk dan ukuran, uji

bunyi dan uji kandungan garam.

f. Kualitas batu bata harus yang baik dan matang pembakarannya, yang harus di perhatikan juga

persediaan bata dan tatacara mamasang juga harus lebih diperhatikan.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan batu bata yang berkualitas tinggi mulai

dari pemilihan bahan sampai batu bata siap dipasarkan adalah sekitar 14-17 hari. Lamanya

proses bergantung pada keadaan cuaca.


1. BATA MERAH,
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat
umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah
memang sudah menjadi salah satu bahan wajib didalam membangun rumah. Cukup bisa
dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan dari pada bata ringan atau batako press,
karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar
dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-
merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat
sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun
dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta
tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata
merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.

Kelebihan Bata Merah :

 Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.


 Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
 Mudah untuk membentuk bidang kecil
 Murah harganya
 Mudah mendapatkannya
 Perekatnya tidak perlu yang khusus.
 Tahan Panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.

Kekurangan Bata Merah :

 Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi


 Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin, sehingga
suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
 Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
 Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat waste-nya
dapat lebih banyak.
 Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelsteran yang
cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
 Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
 Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
 Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.

 2. BATAKO

Selanjutnya setelah bata merah adalah Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat
dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang
membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari
campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan,
batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung
terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi.
Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan
cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako
cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah.

Kelebihan Batako :
 Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.
 Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.
 Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
 Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
 Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
 Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
 Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
 Pemasangan lebih cepat.

Kekurangan Batako :

 Mudah terjadi retak rambut pada dinding.


 Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
 Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.

3. BATA RINGAN ( HEBEL / CELCON )

Material dinding yang terakhir adalah Bata ringan atau sering disebut hebel atau celcon. Material
bata ringan ini pembuatannya sudah sangat modern dimana material ini dibuat dengan
menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki tingkat kerataan yang
baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan
konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat
proses pemasangan dinding berlangsung.

 Kelebihan Bata Ringan :

 Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang
rapi.
 Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
 Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
 Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
 Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
 Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.
 Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
 Mempunyai kekedapan suara yang baik.
 Kuat tekan yang tinggi.
 Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.

Kekurangan Bata Ringan :

 Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.
 Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di
lapangan.
 Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat
kelihatan.
 Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih
lama dari bata biasa.
 Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
 Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini.
 Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.

BATAKO
Jan6

Batako merupakan salah satu bahan bangunan penyusun untuk dinding pada bangunan/gedung.
Seperti paving block, batako berasal dari kata bata concrete atau bata beton dalam bahasa teknik
sering disebut bataton. Bata ini tidak dibuat dari tanah liat seperti umumnya bata merah, tetapi
campuran bahan pembuatan batako atau bataton ini layaknya beton, yaitu pasir, semen, kericak
dan air. Beberapa produsen batako ada juga yang memproduksi tanpa menggunakan kericak, tapi
hasilnya kurang bagus jika dibandingkan dengan batako yang bahan penyusunnya seperti
membuat beton.
Gambar 1. Aplikasi Batako pada Bangunan

Definisi Batako Berdasarkan PUBI 1982

Bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam suasana  lembab, campuran tras,
kapur dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.

Batako berlubang adalah batako yang mempunyai luas penampang lubang dan isi lubang,
masing- masing tidak melebihi 25% dari seluruh luas penampang dan seluruh isi batanya.

Pada definisi berdasarkan PUBI 1982 di atas, terdapat istilah   tras. Tras sendiri adalah suatu
bahan bangunan yang secara visual  mirip pasir tetapi mempunyai kandungan zat yang
mendekati semen, sehingga reaksi tras dengan kapur menghasilkan suatu bahan ikat yang baik.
Pada Perkembangan selanjutnya batako dibuat dengan takaran bahan semen, pasir, kericak 0,5
dan air.
Gambar 2. Contoh Batako dengan 3 Lubang

Gambar 3. Contoh Batako dengan 2 Lubang


Ukuran Batako berdasarkan PUBI 1982

Gambar 4. Ukuran Batako dalam PUBI 1982

Mutu Batako berdasarkan PUBI 1982

Gambar 5. Kuat Tekan Batako Berdasarkan PUBI 1982

KEUNGGULAN BATAKO SEBAGAI BAHAN PENYUSUN DINDING PADA BANGUNAN


– Beratnya 1/3 dari batu bata dengan pemakaian luasan yang sama
– Aplikasi dilapangan 4 kali lebih cepat daripada batu bata
– Kemampuan meredam dan suara lebih baik daripada batubata
– Lebih ramah lingkungan
– Lebih ekonomis

KEKURANGAN BATAKO SEBAGAI BAHAN PENYUSUN DINDING PADA BANGUNAN

– Jika dibuat tidak sesuai persyaratan pembuatan beton maka hasilnya memiliki kekuatan yang
lebih rendah dibanding batubata
– Kemampuan meredam panas yang rendah
– Tampilan kurang artistik bila diexpose
Image masyarakat terhadap batako sebagai bahan bangunan kelas dua bisa atasi dengan
menonjolkan sisi arsitektural pada perencanaannya

Gambar 6. Aplikasi Batako pada Dinding


Untuk meningkatkan kekuatan terhadap sifat getasnya, dan mengurangi berat per buah batako
maka pada perkembangannya batako dimodifikasi dengan tambahan campuran bahan sebagai
berikut :
—- Batako dengan campuran styrofoam
—- Batako dengan campuran sekam padi
—- Batako dengan campuran serat ijuk
Batako, pada dasarnya sama dengan paving block, penggunaannya sebagai penyusun dinding
membuat produk batako mempunyai bentuk dan ukuran  yang berbeda dari paving
block.Dinding difungsikan sebagai penahan gaya horisontal baik gaya akibat angin maupun
gempa. Untuk itu pada struktur bangunan tahan gempa, dinding tidak diperbolehkan mengalami
perubahan bentuk. Apabila dinding tidak mampu menahan gaya lateral, maka akan terjadi
pergeseran yang akan mengakibatkan gangguan pada balok maupun kolom. Gangguan ini
kemudian bisa berakibat pada kegagalan struktur jika balok maupun kolom pada bangunan
berkualitas jelek.Batako kait (Interlock block) adalah material penyusun dinding yang
mempunyai pengait untuk mengunci pergerakan akibat gaya. Interlock block merupakan
pengembangan dari batako dengan menambahkan lips pada sisi-sisi tertentu sebagai pengunci.
Makin berkembangnya pembuatan batako atau bataton saat ini bisa dilihat dari produk-produk
bata di pasaran yang sudah menggunakan sistem interlock. Dengan sistem interlock pemasangan
bata lebih cepat, akurat dan presisi.Sementara bata beton dari segi harga memang lebih mahal
dari bata merah biasa. Keunggulan jenis bata ini yaitu ukuran dan kualitasnya lebih terjamin
karena produksi pabrik. Ukurannya pun cenderung lebih besar dari bata merah, sehingga jumlah
penggunaan  per meter persegi lebih sedikit. Diharapkan dengan modifikasi bentuk batako atau
bata beton dengan sistem interlock dapat mengurangi kerusakan pada dinding akibat gempa.
Runtuhnya dinding akibat tidak mampunya menahan beban tidak jarang menambah korban
tertimpa reruntuhan pasangan dinding pada saat gempa terjadi. Pada prinsip bangunan tahan
gempa adalah membuat bangunan menjadi sangat kaku. Bangunan yang kaku akan membentuk
suatu bangunan yang solid, sehingga pada saat gaya-gaya dikenakan pada tiap bidang bangunan
tidak terjadi perubahan bentuk yang besar.
Sumber :
Persyaratan Umum Bahan Bangunan (PUBI 1982)
Brick is one of the constituent materials for the walls in the building. Such as paving blocks,
concrete blocks derived from the concrete brick or concrete bricks in a language technique often
called bataton. Bricks are not made from clay bricks as general, but a mixture of brick-making
materials like concrete or bataton this, namely sand, cement, split and water. There are also some
manufacturers who produce bricks without using split, but the results are less good when
compared to the constituent materials such as brick making concrete.

Anda mungkin juga menyukai