Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Pembuatan Batu Bata.

Sejak zaman nenek moyang dulu pembuatan batu bata telah ada walaupun


secara manual, dari situlah para warga mulai  pempelajari dan mengetahui tata cara
pembuatan batu bata, mulai dari pencarian bahan sampai proses pembakarannya.
    
Meskipun secara manual kualitas batu bata yang dihasilkan cukup bagus
mengingat tanah yang digunakan untuk pembuatan batu bata adalah tanah liat yang
mempunyai susunan tanah yang sangat kuat.

Batu bata merupakan salah satu bahan dasar dalam membuat tembok rumah
atau bangunan lain yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Permintaan
batu bata terus meningkat seiring dengan banyaknya masyarakat yang ingin
membangun maupun merenofasi rumahnya. Untuk itu, pembuatan batu bata dapat
memberi peluang bisnis yang menjanjikan.

B. Fungsi Batu Bata

Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata
sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan
cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting dalam
menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik
akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari

5
6

tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk
merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.

Memiliki kualitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat


serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang
menggunakan kayu bakar. Kualitas pembakaran dengan kayu bakar memiliki grid
yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai
gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda
dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap
panas cukup baik sehingga terasa nyaman.

Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik
sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting
dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan
air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk
merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.

C. Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Batu Bata

Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar
kita. Itulah salah satu penyebab, batu bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita
melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda.

Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang


digunakan untuk pepmbuatan batu bataserta perbedaan teknik pembakaran yang
diterapkan. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan batu bata :
7

1.  Alat :
a. Gerobak
b. Sekop
c. Tali boflang
d. Oven(tempat pembakaran)
e. Bambu (30 cm) dan
f. Forong(tempat cetak) memiliki lebar 7 cm dan panjang 10 cm

2.  Bahan Utama:
a. Tanah liat
b. Sekam padi
c. Air

3.  Bahan Tambahan


Bata merah dalam proses pembuatanya bukan hanya kegiatan mencetak tanah,
mengeringkan dan membakarnya, akan tetapi diperlukan campuran supaya menjadi
bata dengan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan, tentu saja juga ada tanah
yang bagus tanpa bahan campuran tambahan yang dapat menjadikan bata bagus.
Tanah atau kita sebut tanah liat merupakan unsur utama yang membentuk bata kita,
akan tetapi diperlukan beberapa unsur tambahan diantaranya adalah:

a. Pasir 
Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka setelah
proses pembakaran sangat mungkin ditemukan bata dengan susut ukuran yang
signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan juga retak. Nah
karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang melengkung
merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu bata, maka ketika
anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan kalau mau tahu salah
sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses pembuatan bata. Tetapi
8

perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan menyebabkan bata anda menjadi
getas dan lemah, ini juga harus dihindari

b. Kapur
Dalam campuran bata merah yang baik perlu mengandung kapur dalam jumlah
tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan butir-butir pasir
dan membantu mengikat butir-butir tanah. Dengan adanya kapur ini akan
dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang halus. Kapur sebagai
campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk, jika berupa butiran atau
bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran kapur akan menjadi kapur
tohor (CaO), yang mana kapur tohor ini jika terkena air akan bereaksi dan
mengembang, pengembangan kapur tohor dalam bata ini akan menyebabkan bata
menjadi retak.

D. Memilih Tanah Yang Tepat

Hampir semua jenis tanah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata
kecuali yanah yang mengandung pasir atau kapur. Tanah yang mengandung pasir
atau kapur akan membuat batu bata mudah pecah.Sedangkan untuk mengetahui tanah
itu cocok untuk pembuatan batu bata, maka ada cara untuk mengetahuinya.

Pertama, ambil tanah tersebut, campur dengan air, kemudian diaduk hingga rata.
Setelah itu diinjak-injak hingga lumat dan buang kerikil maupun kotorang yang ada.
Setelah lumat, tanah direndam selama sehari semalam dan jangan sampe terkena
panas matahri. Jika tanah tersebut tidak merekah, berarti tanah tersebut baik untuk
bahan batu bata.

Kedua, tanah tersebut dikeringkan dan di bakar, jika berwarna merah menyala
saat dibakar, maka bahan tersebut sangat baik untuk pembuatan batu bata.
9

E.    Proses Pembuatan Batu Bata
Dalam pembuatan batu bata ada 3 tahap yaitu sebagai berikut : 

1. Tahap penghalusan :
Tanah merah yang sudah ada diangkat kemudian dimasukan ke dalam
wadah yang telah disediakan, sebelum dimasukan wadah tersebut diisi 
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak
sampai halus.

2. Tahap percetakan :
Tanah Merah yang sudah dihaluskan sehingga membentuk tanah liat,
setelah itu dimasukan kedalam tempat pencetakan (Forong) yang berukuran
panjang 10cm dan Lebar 7cm. Setelah dimasukan kedalam cetakan dan di
padatkan dengan cara menakan dengan menggunakan tangan, rapikan
permukaan corong menggunakan bambu, setelah itu dibagi menjagi tiga
bagian dengan cara dipotong dengan menggunakan  benang boflang.
Selanjutnya keluarkan dari cetakan ke tempat yang telah disediakan.
Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun batubata yang diberi sedikit
jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga bergantung dari cuaca.
Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi cela.
10

3. Tahap Pembakaran :
Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari
batu bata yang direkatkan menggunakan tanah liat itu sendiri. Pembakaran
menggunakan kayu yang keras seperti : kayu mangga, kenari, linggua dan
kayu yang keras lainnya. Proses pembakaran berlangsung selama 2 hari, yaitu
2 siang dan 2 malam. Apabila  tinggi tempat pembakaran kurang dari 4 meter
bisa menampung 6000 bata. selanjutnya bata yang telah diuapkan hingga
temperatur suhu naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan dikeluarkan melewati
pintu Oven yang berada di samping.

F. Keunggulan batu bata :

1.     Keretakan relatif jarang terjadi.


2.     Kuat dan tahan lama.
3.     Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.

G. Kekurangan dinding bata merah:

1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan


dinding lainnya. 
2. Biaya pengeluaran  lebih tinggi.

H. Syarat-syarat batu bata:

Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adala
sebagai berikut:
1. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
11

2. Ukuran standar
Modul M-5a:190x90x65 mm
Modul M-5b:190x140x65 mm
Modul M-6:230x110x55mm

3. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan
tekan yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas
kekuatan ini menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata
yang diuji

4. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih
dari 50% permukaan batanya.

I. Pengujian bata

Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai
berikut :

1. Uji serap air


Pengujian ini dilakukan dengan cara bata diambil acak dalam keadaan
kering mutlak kemudian direndam dalam air sampai semua porinya terisi
dengan air. Maka persentase berat air yang terserap dalam bata dibandingkan
berat bata adalah indeks angka serap air pada bata. Bata merah atau batu bata
diangap baik jika penyerapan airnya kurang dari 20%. Sepertinya kalau yang
ini harus dilakukan di laboratorium
12

2. Uji kekerasan
Uji kekerasan bata dilakukan dengan menggoreskan kuku pada
permukaan bata, jika goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan
maka kekerasan bata anda kurang baik. Nah yang ini mudah kan bisa anda
lakukan sendiri.

3. Uji bentuk dan ukuran


Semua permukaan bata harus rata dan bersudut siku-siku.

4. Uji bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan memegang dua bata kemudian
memukulkanya satu dengan yang lainya dengan pukulan tidak terlalu keras.
Bata yang baik akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji bunyi ini
merupakan salah satu parameter kekeringan dari batu bata anda. Tentu saja
bata akan berbeda jika dalam keadaan basah, walaupun bata yang baik dia
tidak akan mngeluarkan bunyi yang nyaring.

5. Uji kandungan garam


Uji kandungan garam dilakukan dengan cara merendam sebagian
tubuh bata kedalam air, air akan terserap bata sampai ke bagian bata yang
tidak direndam. Selama proses penyerapan air inilah garam-garam yang
terkandung bata akan terlarut ke aatas ke bagian yang tidak direndam air. Nah
garam-garam pada bata ini berupa bercak-bercak putih. Bata dikatakan baik
jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan bata kurang dari 50%.
Bata dengan kandungan garam yang tinggi secara langsung akan berpengaruh
pada lekatan antara bata dengan mortar pengisi, dimana dengan terganggunya
lekatan antara bata dan mortar pengisi akan menurunkan kualitas bata.

Anda mungkin juga menyukai