Anda di halaman 1dari 17

i

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat
baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk
memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil
seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu
bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural, di
samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, batu bata dipakai sebagai
penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana
dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi
sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul
beban yang ada diatasnya.

Batu bata lempung adalah batu bata yang terbuat dari lempung atau tanah liat dengan
atau tanpa campuran bahan lain melalui suatu proses pembakaran atau pengeringan. Batu bata
lempung dibakar dengan temperatur tinggi sekitar 300- 400oC hingga tidak hancur bila
direndam dalam air. Batu bata lempung yang diproduksi melalui proses pembakaran lebih
dikenal dengan nama bata merah. Dalam proses pembuatannya baik pembuatan secara
tradisional maupun modern, tergantung kepada material dasar pembentuk batu bata serta
pengolahannya dalam menghasilkan kualitas produksi yang baik (Handayani, 2010) .
Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya
peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material
batu bata sendiri (material dasar lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan
dengan bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur material dasar
batu bata 1 2 menggunakan abu cangkang kelapa sawit (boiler) yang merupakan limbah
industri dari sisa pengolahan kelapa sawit (Wira Disurya dkk,2002).

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan konstruksi. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. Di Indonesia

1
penggunakaan Batu Bata sejak zaman kerajaan dimulai di Wengker (Ponorogo) jauh kalender
masehi telah menggunakan batu bata sebagai konstruksi rumah, arsitektur Wengker kemudian
diterapkan dalam pembangunan di candi - candi Sumatera Sriwjaya dan di Jawa Majapahit.
Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya
material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena
memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

Dalam pembuatan batu bata tanah liat merah telah menjadi bahan dasar dalam
pembuatan batu bata dengan sifat plastisitas dan susut kering. Plastisitas tanah liat sangat
penting untuk mendorong proses awal pembuatan batu bata. Jika tanah liat yang digunakan
terlalu plastis maka akan menyebabkan batu bata memiliki sifat kuat kering yang lebih tinggi,
yang akan berpengaruh pada kekuatan, menambah susut dan mempengaruhi hasil pembakaran
batu bata.
Fungsi konstruksi bata di kesehatan lingkungan yaitu untuk pembuatan septic tank.
Tangki septik adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat sehingga terbagi-bagi dalam
beberapa ruang, biasanya terdapat di bawah tanah dibuat dengan bahan yang kedap air sehingga
air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke tanah. Tangki septik berguna untuk pembuangan
kotoran, tinja, dan sebagainya, yang tidak boleh disalurkan ke saluran pembuangan umum
karena kekotorannya, dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu pengertian Batu Bata?


1.2.2 Apa Jenis-jenis Batu Bata?
1.2.3 Fungsi Batu Bata?
1.2.4 Apa Itu Batu buatan yang dibakar (Batu Merah)?
1.2.5 Apa Itu Batu Buatan Yang Tidak Dibakar ( Batako ) ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Menjelaskan Tentang Batu Bata


1.3.2 Menjelaskan Jenis-Jenis Batu Bata
1.3.3 Menjelaskan Fungsi-Fungsi Batu Bata
1.3.4 Menjelaskan Tentang Batu Buatan Yang Dibakar ( Batu Merah )
1.3.5 Menjelaskan Tentang Batu Buatan Yang Tidak Dibakar ( Batako )

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batu Bata


Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan konstruksi. Batu bata terbuat
dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.[1] Di Indonesia penggunakaan
Batu Bata sejak zaman kerajaan dimulai di Wengker (Ponorogo) jauh kalender masehi telah
menggunakan batu bata sebagai konstruksi rumah, arsitektur Wengker kemudian diterapkan
dalam pembangunan di candi - candi Sumatera Sriwjaya dan di Jawa Majapahit. Seiring
perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena
memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

2.2 Jenis-Jenis Batu Bata

1. Batu Bata Merah

Gambar 1: Bata Merah

Jelas batu bata merah ini merupakan material bangunan yang sangat umum kita jumpai
di Indonesia sejak zaman dahulu. Bata merah sudah menjadi bahan wajib dalam membangun
rumah. Selain sudah teruji kekuatannya, jenis ini pun mudah ditemui di pasaran. Batu bata
merah dibuat dari tanah yang dicetak berbentuk balok persegi panjang dan dibakar dengan suhu
tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan memiliki warna yang kemerah-
merahan. Tanah yang digunakan pun bukan sembarang tanah, bahan utama pembuatannya
menggunakan tanah liat. Sehingga dalam proses pembuatannya, jenis batu dari tanah liat ini

3
bisa saling menyatu saat dicetak. Rumah yang dindingnya dibangun dari material batu bata
merah akan terasa lebih nyaman dan sejuk, karena komponen didalamnya yang menyatu dan
rapat. Selain rapat, jenis batu ini juga tahan lama dan kokoh sehingga jarang terjadi keretakan
dinding. Bata merah juga tahan api, hal ini memberikan keamanan ekstra bagi penghuni rumah
nantinya. Bata Merah memiliki panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm dan tebal 3-5 cm

2. Batu Bata Batako

Gambar 2: Bata Batako

Secara umum, batu bata batako terbuat dari campuran semen dan pasir kasar yang
dicetak atau dipres. Konstruksi bangunan yang sering menggunakan batako di antaranya adalah
gudang, pagar, dan pos jaga. Jenis batu yang satu ini memiliki ukuran yang relatif besar,
menjadikan pemasangannya lebih mudah dan cepat selesai. Bobot yang lebih ringan
dibandingkan dengan bata merah menjadikan batako cocok digunakan untuk bangunan yang
memiliki lebih dari dua lantai, seperti ruko. Batu bata batako juga memiliki rongga, sehingga
pemasangannya relatif lebih cepat dibanding menggunakan jenis lainnya. Penggunaan batu
bata batako ini juga cocok digunakan untuk dinding bagian luar rumah karena sifatnya yang
kuat dan kedap air. Sifatnya yang kedap air cocok untuk melindungi rumah di lingkungan yang
dikelilingi banyak air. Di sisi lain, sifat ini pula yang menjadikan batu bata batako kurang cocok
digunakan sebagai tembok rumah di daerah tropis seperti Indonesia. Kenapa? Bahan dari jenis
batu ini memiliki sifat menyimpan panas, bukan hal yang mustahil jika kondisi rumah menjadi
panas dan pengap. Batako juga rentan terhadap keretakan dan benturan. Selain itu, karena
mudah dilubangi, jenis ini termasuk batu bata yang mudah pecah. Bata Batako memiliki
Panjang 20-30 cm, tebalnya, 8-10 cm dan tinggi 14-18cm

4
3. Batu Bata Hebel

Gambar 3: Bata Hebel

Satu lagi jenis batu bata mulai banyak digunakan di Indonesia, yaitu hebel. Batu bata
hebel sendiri mulai populer penggunannya karena di Indonesia, karena pertumbuhan teknologi
dan tren industri yang berkembang pesat. Batu bata ringan atau yang biasa disebut bata hebel
merupakan produk pabrikan yang dibuat dengan melalui proses kimiawi. Material jenis ini
terbuat dari campuran pasir kuarsa, semen, kapur, gypsum, air dan almunium pasta sebagai
bahan pengembangnya. Karena proses pencetakannya yang dilakukan di pabrik, ukuran bata
jenis ini jauh lebih presisi dan rapi, memudahakan dalam proses pemasangannya. Bata hebel
juga sangat baik dalam menyerap panas, sehingga rumah akan terasa jauh lebih sejuk.
Keistimewaan dari bata hebel ini adalah daya serap air yang rendah dan tidak mudah menyerap
rembesan air. Selain itu, batu bata hebel lebih ringan daripada jenis bata lainnya sehingga
memperkecil beban struktur sebuah bangunan. Bata hebel juga nggak kalah kokoh dari bata
merah. Namun, bukan berarti bata hebel nggak punya kekurangan. Kita harus menyiapkan
sebuah perekat khusus untuk memasangnya. Umumnya, semen instan menjadi perekat pilihan.
Harganya jauh lebih mahal dari batu bata yang lain karena bata ini merupakan produksi pabrik.
Bata Hebel memiliki Panjang 60 cm, lebar 20 cm dan tebal 7,5 cm

4. Batu Bata Berlubang

5
Gambar 4: Bata Berlubang

Batu bata berlubang mengandung lubang silinder di dalam ketebalannya dan tergolong
ringan. Sebelum memasangnya pada rangka suatu bangunan, kamu membutuhkan sedikit
campuran tanah liat. Jenis bata ini cukup populer karena tergolong cepat dalam pembuatan,
terutama pada proses pembakaran dan pengeringannya. Biasa digunakan dalam konstruksi
panel untuk struktur ringan dan struktur berbingkai pada sebuah bangunan yang bertingkat,
batu bata berlubang memiliki berbagai macam bentuk; balok, melingkar, dan melintang. Kalau
ingin menggunakan jenis bata ini, sebaiknya jarak antara sisi batu bata dengan tepi lubang-
lubangnya tidak kurang dari 10mm. Bata juga perlu direndam selama 24 jam dan dikeringkan
selama beberapa jam di bawah sinar matahari. Hal ini bertujuan untuk semakin meningkatkan
daya tahan batu bata sebelum disusun menjadi sebuah bangunan. Bata berlubang memiliki
Panjang 17,5 cm, lebar 8 cm dan tinggi 8 cm

5. Batu Bata Purpose-Made

Gambar 5: Bata Purpose-Made

Dari namanya saja sudah terlihat bahwa batu bata ini memiliki bentuk beragam tergantung
kebutuhan. Biasanya, bata purpose-made digunakan saat ada kesalahan pembagunan yang
harus segera diatasi. Jenis bata ini dapat terbuat dari campuran pasir dan tanah liat, biasanya
dipasang untuk membantu pemasangan kusen pintu dan jendela. Tergantung bahan
pembuatnya, bata purpose-made sebenarnya cukup kuat, lho! Walaupun umumnya jenis bata
ini terbuat dari campuran pasir dan tanah liat, ada juga yang menyampurkan bahan-bahan
kimiawi lainnya untuk tujuan tertentu seperti pembuatan gedung besar. Bata ini memiliki daya
tahan dan kompresi tinggi dan untuk menghadapi goncangan-goncangan tertentu. Namun, jenis
batu bata purpose-made biasanya jauh lebih mahal karena tidak mudah didapat.

6
2.3 Fungsi Batu Bata
Salah satu ciri batu bata adalah tidak akan tergores atau pecah. Batu ini juga dapat
menahan lalu lintas tinggi dan mempertahankan kilau aslinya. Banyak pemilik rumah senang
menggunakan ubin batu bata di area lalu lintas tinggi. Karena daya tahan dan penampilannya
yang indah, batu bata sering digunakan sebagai pelapis dekoratif dalam aplikasi dinding. Anda
dapat menggunakan batu ini sebagai bahan lantai yang indah atau sebagai backsplash yang
indah di dapur atau kamar mandi Anda. Karena terbuat dari bahan alami, batu bata mungkin
lebih mahal daripada ubin alam lainnya. Namun, itu akan memberikan rentang hidup yang
panjang, yang berarti Anda dapat menikmati investasi Anda selama bertahun-tahun yang akan
datang. Investasi jangka panjang ini juga memberi Anda kesempatan untuk mengulang atau
merombak rumah Anda beberapa kali lipat. Karena ubin batu bata membutuhkan perawatan
minimal, mereka sangat cocok untuk siapa saja yang memiliki anggaran terbatas dan tidak
mampu membeli marmer atau granit.
Salah satu fitur terbaik tentang ubin bata adalah bahwa mereka memiliki kemampuan
untuk berubah dengan pasang surut. Ini akan memungkinkan Anda untuk menggunakan batu
laut di rumah Anda sepanjang tahun. Fleksibilitas inilah mengapa banyak pemilik rumah
menyukai batu laut. Karena ubin dapat digunakan di seluruh rumah, mereka memberi pemilik
rumah kesempatan untuk menciptakan tampilan yang berbeda tanpa menghabiskan banyak
uang.

2.4 Batu Buatan yang bakar (batu merah )


Pembuatan batu bata/ batu merah sebagai hasil ‘home industry’ atau perusahaan daerah
harus memenuhi peraturan umum atau bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu
merah sebagai bahan bangunan NI-10.Batu merah sebagai hasil ‘home industry’ yang biasanya
dilakukan oleh rakyat di desa-desa, dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar sebagai
berikut:
Lempung ( tanah liat ) 6 bagian berat yang mengandung silika sebesar 50%-70%.

Sekam padi 2 bagian berat yang manfaat nya untuk percetakan batu merah, sebagai alasnya
supaya batu bata merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar.
Tetapi sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masi mentah. Kotoran binatang 1
bagian berat; nantinya dipergunakan untuk melunakkan tanah. Sebagai kotoran binatang boleh
digunakan kotoran kerbau, kuda, babi dan lain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran

7
batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang
lebih tinggi didalam batu merah. Air 4 bagian digunakan untuk melunakkan dan merendam
tanah. Lempung yang sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian
direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya. Setelah diaduk sampai rata,campuran itu
direndam selama satu hari satu malam dan campuran dibersihkan dahulu dari batu-batu kerikil
atau bahan lainnya yang menjadikan kualitas batu merah jelek. Selanjutnya dilakukan
pencetakan diatas tanah yang sudah yang sudah diberikan sekam padi sebagai alas.biasanya
batu merah dicetak dengan menggunakan cetakan dari kayu,akan tetapi bisa juga digunakan
cetakan dari baja.untuk mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak,maka bingkai
cetakan dibuat lebih besar sedikit kebawah dan dibasahi dengan air. Pencetakan batu merah

pada umumnya dikerjakan pada musim kemarau,karena pada musim hujan pencetakan
ini kurang praktis.pencetakan dilakukan ditempat yang tidak terlindung dari terik
matahari,maksudnya batu merah yang telah dicetak secara langsung disinari oleh matahari dan
dengan demikian batu itu lekas kering. Sampai pada proses ini maka batu merah juga disebut
batu hijau (batu merah yang mash belum dibakar, yang mash mentah). Sesudah kekerasan batu
hijau mengizinkan, ia dapat dibalik pada sisi yang lain. Setelah beberapa hari batu hijau ini
cukup kuat, sehingga dapat ditumpuk dalam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini
diberi perlindungan terhadap sinar matahari dan hujan. Pengeringan in membutuhkan waktu
selama 2 hari s/d 7 hari menurut kelembaban udara dan angin. Pembakaran batu hijau in
dilakukan setelah bat it kering dan disusun sedemikian rupa, sehingga berupa suatu gunungan
dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan bakar, seperti terlihat pada foto-
foto pada halaman . Sebelum batu bata dibakar, maka pada susunan in bagian luarnya dilapisi
dengan lempung, agar tidak menimbulkan kebakaran pada dapur pembakaran.

Penutupan lempung in harus rapat benar, sehingga masaknya batu merah akan lebih
lama. Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyakya batu merah yang
dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada
umumnya kerusakan batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20 % s/d 30 %. Sebagai
bahan bakar digunakan kayu api dan/ atau sekam padi. Karena dapur di-bentuk langsung
dengan bat merah it sendiri, maka dapur lapangan ini mudah di-pindah-pindahkan. Pembuatan
batu merah 'cara mekis' yang biasanya dilakukan oleh perusahaan batu merah besar berlaku
seperti berikut:

8
Cir-ciri batu merah yang baik, buatan 'home industry' maupun perusahaan besar ialah:
1. Permukaannya kasar
2. Warnanya merah seragam (merata)
3. Bunyinya nyaring
4. Tidak mudah hancur atau patah.
Ukuran-ukuran batu merah ditentukan dan dinyatakan dalam perjanjian antara pem-beli dan
penjual (pembuat) sebagai ukuran standar seperti berikut:
1. panjang 240 mm
2. lebar 115 mm
3. tebal 52 mm
4. panjang 230 mm
5. lebar 110 mm
6. tebal 50 mm
Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas in ialah: untuk panjang
maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan
ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang
diperbolehkan ialah: untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.
Batu merah dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut:
1. Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/ cm? dan
ukurannya tidak ada yang menyimpang.
2. Batu merah mutu tingkat /I dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/ cm? dan 100
kg/cm? dan ukurannya menyimpang satu buah dari sepuluh benda percobaan.
3. Batu merah mutu tinakat /II dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/ cm? dan 80
kg/cm? dan ukurannya menyimpang dua buah dari sepuluh benda percobaan.

2.5 Batu buatan yang tidak dibakar (batako)

Batu buatan atau batu cetak yang tidak dibakar dari tras dan kapur, kadang-kadang juga
dengan sedikit semen portland, sudah mulai dikenal ole masyarakat sebagai bahan bangunan
dan sudah pula dipakai untuk pembuatan rumah dan gedung. Pemakaiannya bila dibandingkan
dengan batu merah, terlihat penghematannya dalam beberapa segi, misalnya: per m? luas
tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.
Terdapat pula penghemat-an dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Beratnya tembok

9
diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa berkurang. Bentuk batu batako
yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikalau kualitas batu
batako mengizinkan, tembok in tidak usah diplester dan sudah cukup menarik. Akhirnya batu
batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu
dibakar. Namun bahan bangunan tersebut mash baru di Indonesia, cara-cara pembuatan,
pemakaian pemasangan maupun adukan-adukan-nya dapat dipelajari dengan seksama

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Telah dilakukan pemasangan dinding setinggi 50 cm pada lahan yang sudah berpondan 15
cm setinggi dengan panjang 4 M. Dengan memerlukan semen, p
asir dan batu bata. Untuk takaran padasemen dan Pasir adalah 1: 6 (ember kecil ), untuk
takaran semen memerlukan adukan Sebanyak 9 kali , dengan rincian 56 ember kecil pasir dan
9 ember kecil semen.
Dengan adukan
Jatu adukan = 1: 6
9 kali adukan = semen (9x1 = 9)
Pasir = (9 ×6 :56)
Untuk batu bata membutuhkan batu bata dengan arah memanjang dan ( honzontal)
membutuhkan 250 buah batu bata arah turun ke atas sebanyak 5 buah batu bata

B. Pembahasan
1. Untuk menentukann Ukuran pasangan bata yaitu panjang bata pasangan4 M dan untuk
tinggi pasangan bata 50 cm.
2. Untuk mengubah ukuran pasangan bata menjadi satuan yang benar:
A. Bata berukuran 20 cm x 10 cm x5cm (P, L, T )
B. 10 m³ : 1000 cm
C. Tinggi pasangan bata adalah50 cm.
3. Menghitung volume untuk pasangan bata:1000 cm x 5 cm x 50 cm: 250. 000
4. Menghiting volume bata :20 cm x 10 cm × 5 cm: 1000 cm
5. Untuk menentukan jumiah bata :Jumlah bata : Volume pasangan bata: Volume bata
Jumlah bata = 250.000 : 1000 = 250 buah
Jadi untuk kebutuhan bata adalah 250 buah.

11
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum konstruksi bata kami dapat mengerti cara membuat adukan
semen dan pasir untuk merekatkan bata, mengetahui kebutuhan bata, cara pemasangan bata
dengan baik dan benar, membuat besi tulangan untuk menahan bata agar tidak mudah roboh.
Konstruksi bata di dalam kesehatan lingkungan berguna dalam pembuatan Septic Tank dan
Tempat Pembuangan Sampah Sementara yang merupakan suatu upaya menjaga lingkungan
agar sehat dan tidak mencemari lingkungan.

3.2 Saran
3.2.1 Untuk pengambilan pasir ke tempat Praktikum jaraknya terlalu jauh dan bertangga yang
membuat gerobak Angkong sulit untuk dinaikkan
3.2.2 Tempat untuk pemasangan bata dari awal tidak rata sehingga cukup sulit untuk
membuat pondasi yang simetris

12
LAMPIRAN- LAMPIRAN

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Tangki_septik
Heinz Frick, Author: Frick, Heinz, Publisher:Yogyakarta : Yayasan Kanisius,
1985, Subject:Bangunan

15

Anda mungkin juga menyukai