Anda di halaman 1dari 48

BAHAN-BAHAN KONSTRUKSI DALAM TEKNIK SIPIL

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Peradaban manusia dari jaman dahulu sampai sekarang berkembang sangat cepat dan
banyak teknologi-teknologi yang sudah diketemukan oleh para ahli. Semakin majunya peradaban
manusia dari jaman prasejarah sampai jaman moderen saat ini ditunjang oleh banyaknya fasilitas
dan infrastruktur yang mempermudah kehidupan manusia. Fasilitas dan infrastruktur tersebut
berjalan searah dengan peradaban manusia.
Majunya suatu peradaban manusia pada suatu daerah dapat ditinjau dari kehidupannya
terutama masalah fasilitas dan infrastruktur. Jika pada peradaban tersebut terdapat banyak
infrastruktur megah, maka bisa dikatakan bangsa tersebut mempunyai peradaban yang tinggi,
sebagai contoh mesir dengan piramidanya.
Sampai sekarang ditinjaunya kemajuan suatu negara atau bangsa bisa dilihat dari
infrastruktur yang terdapat pada bangsa tersebut terutama bangunannya. Bangunan sering
diartikan sebagai gedung ataupun rumah, namun sebenarnya bangunan tidak hanya rumah dan
gedung tapi mencakup segala sesuatu berupa infrastruktur, sarana prasarana dalam kebudayaan
atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan
konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi.
Perkembangan bangunan ataupun infrastruktur di dunia tidak terlepas dari ilmu teknik sipil
dan arsitektur, karena dua disiplin ilmu terbsebut yang paling dominan pada perkembangan
bangunan.
Pada awal kehidupan atau jaman prasejarah, manusia hanya menggunakan apa yang sudah
disediakan oleh alam tanpa mengolahnya. Sebagai contoh adalah penggunanaan gua sebagai
tempat tinggal manusia jaman prasejarah, namun seiring perkembangan jaman, manusia mulai
mempergunakan bahan-bahan yang tersedia. Mereka mempergunakan bahan tidak hanya
langsung dipakai tetapi diolah terlebih dahulu untuk digunakan sebagai bahan infrastruktur
sebagai contoh kayu dan batu alam.
Dalam perkembangannya sekarang manusia tidak hanya mempergunakan bahan yang
tersedia di alam tetapi juga membuat bahan bangunan tersebut yang bahannya diambil dari
alam dengan bantuan mesin-mesin moderen untuk menunjang perkembangan infrastruktur
yang lebih kompleks dari pada infrastruktur pada jaman dahulu.

2. Tujuan

Tujuan penulisan paper ini untuk mengetahui bahan-bahan bangunan yang biasa
digunakan di dalam pekerjaan konstruksi bangunan beserta pengaplikasiannya di
lapangan.
BAB II

PEMBAHASAN

Berbagai macam bahan bangunan telah digunakan manusia untuk pembangunan


infrastruktur penunjang kehidupan manusia itu sendiri. Berikut ini beberapa jenis bahan
bangunan yang umum digunakan manusia untuk konstruksi bangunan khususnya rumah
tinggal.

A. Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu komponen material yang penting peranannya dalam
membuat rumah, karena dari batu bata tersebut suatu dinding bisa berdiri kokoh.
Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua
tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu. Umumnya
memiliki ukuran: panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11 cm, tebal 3 – 5 cm. Berat rata-rata 3
kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan
pasir ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran
semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus
kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
Berikut beberapa jenis batu bata yang umum digunakan orang dalam pembangunan
suatu rumah hunian.
1. Batu Bata Tanah Liat
Batu bata tanah liat terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan
bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini
digunakan untuk dinding dengan menggunakan morta (campuran semen) sebagai
pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.

Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan
corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai
penutup dan sebagai dekoratif.

2. Batu Bata Pasir – Kapur


Sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan
perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk
batu bata.

Walaupun bata bata merah umum digunakan orang dalam membangun rumah, tidak
selamanya memiliki efek yang bagus bagi hunian orang tersebut. Terdapat berbagai
kelebihan pada bata merah ini tapi juga ada kekurangan-kekurangan di dalamnya.
Kelebihan dinding bata merah:
 Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
 Keretakan relatif jarang terjadi.
 Kuat dan tahan lama.
 Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
 Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding
lainnya.
 Biaya lebih tinggi.

Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran mempunyai ukuran dimensi
bervariasi baik yang dijumpai dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau
industri rumah tangga. Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan
adalah:
 Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
 Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang maksimum
3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%.
Pada penerapan di lapangan ada berbagai cara pemasangan batu bata sebagai
dinding rumah. Ikatan-ikatan batu bata merah bermacam macam.
 Ikatan Setengah Bata
Ikatan jenis ini merupakan ikatan yang paling ekonomis karena pemotongan yang
sangat minim dan karena siar tegak yang tidak begitu banyak oenggunaan mortel pun akan
menjadi berkurang.

Ikatan Setengah
 Ikatan Klesor
Ikatan ini sama seperti ikatan setengah bata, namun perbedaanya terletak pada
sejumlah klesor disudut-sudutnya. Ikatan ini dapat menimbulkan kerugian banyak dibanding
dengan ikatang setengah bata

 Ikatan Liar
Jenis ikatan ini sesuai dengan namanya yaitu ikatan yang liar, yang berarti ikatan bata-bata
tersusun tidak beraturan dan terkesan seperti acak-acakan. Ikatan liar ini banyak digunakan
pada tahun pertama setelah perang dunia ke-2.

3. Batako

Salah satu penunjang dinding adalah batako. Batako bisa digunakan sebagai pengganti
dari batu bata merah sebagai elemen dinding rumah, namun dari segi bahan sangat
berbeda dari batu bata merah.

Batako dibuat dengan bahan dasar berupa kapur, pasir, semen dan air sebagai media
pembuatnya. Rumus yang biasa digunakan ialah empat truk pasir dan satu ton kapur kembang.

Proses pembuatan batako yaitu setelah pencampuran bahan dasar selesai dilanjutkan
dengan proses pengeringan batako. Proses ini tidak menggunakan sinar matahari secara
langsung, tetapi cukup diangin-anginkan saja. Bila kena sinar matahari secara langsung, batako
akan banyak yang pecah sehingga akan merugikan perusahaan. Berbeda hasilnya apabila batako
tersebut hanya diangin-anginkan saja. Batako akan lebih kuatdan tidak banyak yang pecah,
sehingga akan menguntungkan perusahaan. Pengeringan ini membutuhkan waktu
selama dua minggu.
Salah satu perbedaan batako dengan bata merah ialah dalam prosespembuatannya.
Batako tidak perlu dibakar, sehingga walaupun musim hujan produksi dapat terus berjalan
dengan lancar.
Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan batako ini adalah lebih kuatnya batako
dibandingkan dengan batu bata biasa selain itu lebih ekonomis dan praktis. Namun batako ini
dalah segi pembuatan memerlukan waktu lama dan kalaupun lebih kuat dari batu bata, batako
ini mjudah sekali pecah dan patah. Apalagi kalau terkena sinar matahari secara langsung secara
terus menerus menyebabkan retak-retak atau pecah-pecah pada batako tersebut. Terkadang
juga pembuat batako juga kurang memperhatikan mengenai komposisi bahan yang digunakan
sehingga terkadang batako lebih tidak awet.
Pengaplikasian batako tidak jauh berbeda dengan batu bata biasa karena kedua bahan
tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu bisa digunakan sebagai tembok ataupun pagar.
Ukuran batako sendiri bisa dibilang lebih besar dimensinya dibandingkan dengan batu bata
biasa namun sebenarnya ukuran batako sangat bervariasi sesuai kebutuhan. Salah satunya ada
yang berukurang 60cm.

B. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumuhan yang mengeras karena
mengalami lignin(pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa
dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu
struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan
struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis diantaranya sifat mekanis.

Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya
antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan
sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan tekan sejajar
serat, keteguhan geser.
Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5 kelas
keawetan berdasarkan kriteria :
* Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.
* Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air.
* Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari.
* Terlindungi dan terawat baik.
* Pengaruh rayap dan serangga lainnya.
Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan dan kekuatan:
 Kelas 1 dan 2 : Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan dengan
tanah yang lembab, angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati,
Merbau, bangkirai (Meranti Telur)
 Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan
dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.
 Kelas 4 : Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren
(Surian)
 Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk papan bekisting,
perancah ataupun peti.

3. Batu Kali

Ciri utama dari batu kali adalah berupa bongkah-bongkahan dan ukurannya tidak teratur.
Batu kali berasal dari sungai maupun gunung. Salah satu batu kali yang banyak dijumpai adalah
batu belah.

Batu Kali

Batu belah merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak digunakan, karena
batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami perubahan bentuk dan
kualitas bila tertanam di dalam tanah.

Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut
mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu belah
yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi, sehingga harus dipecah
terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan batu belah
yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang
kasar akan membuat ikatan yang kokoh.
Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk trapesium
dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan susunan batu yang
kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar
pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu
pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya.

Kelebihan dari batu kali merupakan batuan yang tergolong kuat, dengan harga relatif
murah, sedangkan kekurangannya berupa ukuran nya yang sulit disesuaikan dengan desain.

4. Semen

Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang dapat mengeras
apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping yang mengandung
kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung silika oksida (SiO2), aluminium
oksida (Al2O3), besi oksida(Fe2O3) dan gips yang berfungsi untuk mengontrol pengerasan. Semen
memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
1. Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO 2, Al2O3, dan Fe2O3.
2. Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
3. Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada
tanah liat mengandung sedikit SiO2.

4. Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung sedikit Fe2O3

Semen Portland

1. Tipe-tipe semen, dan penggunaan sesuai tipenya:


 Tipe I, merupakan semen yang digunakan untuk bangunan umum tanpa syarat khusus.
Nama lain dari semen ini adalah Ordinary Portland Cement (OPC).
 Tipe II, dapat digunakan bila ada gangguan dari sulfat yang sedang dan panas hidrasi sedang.
 Tipe III, semen ini memiliki proses pengerasan yang cepat. Biasanya digunakan untuk
pembangunan yang penyelesaiannya cepat atau di batasi waktu.
 Tipe IV, semen yang panas hidrasinya rendah.
 Tipe V, semen ini digunakan apabila pembangunan ada di sekitar tepian pantai atau
bangunan tersebut memiliki gangguan sulfat yang tinggi.
2. Jenis-jenis semen yang sering digunakan yaitu :
 Semen Portland Pozolan (SPP)
Semen ini merupakan hasil dari semen Portland ditambah dengan pozolan, yang mana
pozolan yang di tambahkan bekrisar 10-30%. Nama lain dari semen ini Traz Portland Cement,
semen ini sering dipakai di Negara Jerman. Tras yang di gunakan adalah Tras Andernach.
Semen ini digunakan untuk bangunan bertingkat namun dalam skala keci, dua lantai atau
tiga lantai saja.
 Semen Putih
Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-nya rendah, karena warna abu-abu pada
semen portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini dibuat dari batu kapur dan tanah liat
putih (kaolin), kadar Fe2O3 tidak boleh lebih dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan
semen biasa, tapi tidak menggunakan alat-alat yang mengandung besi.
 Mansory cement
Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran. Semen ini dibuat dari semen
Portland dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur. Namun semen tipe I lebih baik
dibandingkan dengan semen ini.
 Semen sumur minyak
Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran minyak, melapisi bocoran air atau gas. Semen
ini di pakai dalam bentuk bubur cair yang di pompakan dengan tekanan tinggi yang mencapai
1200 kg/cm2 dengan suhu rata-rata lebih dari 170o dalam keadaan belum mengeras.
 Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.
 Waterproofed cement
Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland yang ditambahkan
calsium, aluminium, atau sterat logam lainnya.
 Semen alumina
Tebuat dari batu kapur dicampur dengan bauksit dengan kadar campuran 60-70%
(batu kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar pada suhu 1600oC dalam tungku
listrik sampai cair, kemudian hasil baker tadi di tambahkan gips.
5. Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa
pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir merupakan bahan
bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam
bangunan, baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton.
1. Pasir Urug
Penggunaan sebagai urugan, misalanya untuk menambah level lantai, sebagai landasan
kerja, atau urug pondasi, pasir urug dibawah pemasangan paving block dan lain lain.

Pasir Urug

Ketika mau memasang paving blok, biasanya setelah di ratakan permukan tanah diberi
lapisan pasir. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir urug. Ciri utamanya adalah warnanya agak
kecoklatan. Bentuk butiran pasir ini lebih halus jika dibanding dengan pasir beton. Kelebihan dari
pasir jenis ini adalah mampu menampung air lebih banyak sehingga sangat bagus untuk
penyerapan. Namun jika digunakan untuk bangunan akan mengakibatkan mutu bangunan tidak
kuat. Karena pasir urug tidak bisa mengikat lebih kuat bahan semen yang dicampurkan.
2. Pasir Pasang
Penggunaan pasir ini biasanya untuk pekerjaan pasangan dinding, pondasi, pasangan batu
kali, plesteran.
Pasir Pasang
Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai adukan untuk lantai
kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan dinding bata, spesi untuk pemasangan
keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pemasangan batu alam , plesteran dinding dan
lain lain.
Berdasarkan tempat penambangan, maka pasir pasang di bedakan dalam 2 jenis sebagai
berikut :

 Pasir Gunung, adalah pasir yang diperoleh dari hasil galian , butirannya kasar dan tidak
terlalu keras. Biasanya pasir jenis ini mengandung pozolan (jika dicampur dengan kapur padam
dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras sehingga membentuk suatu massa padat dan
sukar dalam air)
 Pasir Sungai, adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan batu-
batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm)
sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan.
3. Pasir Beton
Pasir beton dipergunakan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang maupun
tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof, lantai, kolom ,
plat lantai, cor dak, ring balok dan lain -lain.

Pasir Beton

Ciri dari pasir ini adalah warnanya hitam dan kasar. Pasir jenis ini biasanya didapat dari
kawah gunung atau aliran sungai. Selain untuk pengecoran pasir ini juga digunakan untuk plester
penutup dinding dan pemasangan ubin.
Agar bisa mendapatkan pasir beton yang punya kualitas bagus, wajib memilih jenis pasir
yang punya kandungan lumpur lebih sedikit. Untuk mengetahui banyak atau sedikitnya
kandungan lumpur ini bisa dilakukan dengan cara dipegang langsung. Jika terasa kasar dan keras
serta tajam, kemungkinan besar kandungan lumpurnya lebih sedikit. Namun jika terasa lebih
lembut dan jadi menggumpal jika diberi air maka bisa dipastikan pasir tersebut punya kandungan
lumpur yang lebih banyak.
Cara lain untuk mengenal pasir beton yang baik adalah mengamati warna larutan air yang
disiramkan pada pasir tersebut. Jika warnanya coklat dan keruh kandungan lumpur didalam pasir
tersebut pasti lebih banyak. Pasir yang tidak mengandung lumpur airnya tidak akan berubah
warna.

Sumber Pasir
Saat ini sumber pasir ada dua jenis :
1. Pasir Alam , yaitu pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir laut, bekas rawa dan
ada juga dari pasir galian .
2. Pasir Pabrikasi, yaitu pasir yang didapatkan dari penggilingan bebatuan yang kemudian
diolah dan disaring sesuai dengan ukuran maksimum dan minimum aggregat halus.
Pengolahan
Semua pasir yang diambil dari sumbernya harus tetap diolah sebelum dijual di pasaran.
Pasir harus di cuci dari kotoran dan harus dilakukan penyaringan sesuai dengan gradasi yang di
syaratkan. Terutama pasir yang diambil harus benar benar dicuci untuk menghilangkan
kandungan kandungan organik yang tergandung didalam pasir.

Persyaratan Pasir Yang Bagus Sebagai Bahan Banguna

Menurut standar nasional indonesia (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28) disebutkan mengenai
persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai berikut :

1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
o jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
o jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
o Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandunglumpur
lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
o Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder dengan larutan jenuh NaOH
3%.
o Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
o Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus
negatif.
o Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton
kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunanyang diakui.
o Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harus memenuhi
persyaratan pasir pasangan
3. Syarat batas gradasi pasir

Pengecekan Pasir

Pengecekan kualitas pasir bisa menggunakan cara sederhana sebagai berikut:


1. Untuk mengecek kandungan lumpur pasir, dapat dilakukan dengan memasukkan pasir
kedalam gelas yang sudah terisi dengan air. Kemudian botol digoncang dengan kuat dan
kemudian biarkan hingga isi dalam gelas sampai tenang. Jika pasir banyak mengandung
lumpur, akan kelihatan dengan jelas dimana lapisan lumpur akan tertumpu diatas pasir.
2. Untuk mengecek apakah pasir mengandung kotoran oraganik, dapt dilakukan dengan cara
berikut : ambilkan segemgam pasir kemudian letakkan di sebuah wadah, kemudian
tuangkan soda (sodium hydroxide) ke pasir tersebut. Kemudian tunggu beberapa saat,
jika warna pasir berubah menjadi coklat, berarti pasir tersebut banyak mengandung bahan
kimia organik.

6. Kapur

Kapur telah dikenal sejak zaman dahulu digunakan dalam berbagai keperluan yang
dalam bidang bangunan digunakan sebagai bahan adukan untuk pasangan dinding maupun
plesteran, pembuatan kapur ribuan tahun yang lalu dilakukan dengan cara pembakaran melalui
tungku sederhana kemudian hasil pembakaranya dicampur dengan bahan air sehingga terccipta
bahan perekat bangunan, perkembangan penggunaan kapur saat ini adalah dalam bidang
pertanian, industri pembuatan kertas, industri semen dan lain sebagainya.
Kapur sebagai bahan bangunan terdapat beberapa macam antara lain;

1. Kapur Tohor
Kapur Tohor yaitu hasil pembakaran batu alam yang komposisinya sebagian besar adalah
kalsium karbonat, pada suhu sedemikian tinggi. Jika diberi air dapat terpadamkan (dapat
bersenyawa dengan air membentuk hidrat).
2. Kapur Padam
Kapur Padam merupakan hasil pembakaran kapur tohor dengan air membentuk hidrat.
3. Kapur Udara
Kapur Udara adalah kapur padam yang apabila duaduk dengan air dan membentuk setelah
beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara karena pengikatan karbondioksida (CO2).
4. Kapur Hidrolis
Kapur Hidrolis adalah kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu
dapat menegras baik di dalam air maupun di udara.
5. Kapur Magnesia
Kapur Magnesia, kapur yang mengandung lebih dari 5 % magnesium oksida (MgO) dihitung
dari contoh kapur yang dipijarkan
Proses pembuatan kapur bangunan ini dengan cara pembakaran menggunakan tungku
pembakaran pada suhu 6000oC – 8000oC panasnya harus terbagi rata diseluruh bagian tungku
agar mendapatkan hasil batu kapur yang baik.

Jenis-jenis kapur bangunan ini memberikan beberapa fungsi jika dipakai untuk konstruksi
bangunan antara lain :

 Memberikan sifat pengerasan hidrolik bila dicampur air untuk kapur hidrolis. Pada
kapur udara mengerasnya kapur setelah bereaksi dengan karbon dioksida, bukan dengan
air
 Memudahkan pengolahan pada adukan (mortar) semen
 Mengikat kapur bebas, yang timbul pada ikatan semen

Kapur-kapur bangunan ini yang berupa kapur yang telah dibakar atau kapur hidup perlu
penanganan khusus dalam hal penyimpanan yaitu :
 Di simpan di ruangan yang tidak bocor ataupun lembab
 Diatas lantai perlu dilapis papan atau bambu serta diberi lapisan kapur mati setebal 15 –
20 cm, kemudian diatasnya ditumpukkan batu-batu kapur hidup yang belum disiram, dan
seluruhnya disiram dengan kapur mati agar celah-celah batu dapat terisi. Semua itu akan
mencegah penyerapan air dari udara lembab.

7. Plywood

Kayu lapis atau plywood merupakan hasil perekatan/press dari beberapa lembaran
kayu/triplek/multiplek dengan tekanan tinggi. Kayu lapis memiliki beberapa jenis ketebalan.
Ketebalan plywood menentukan kekuatan furniture tersebut.

Plywood

Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut tripleks. Sedangkan yang terdiri dari
lebih dari tiga lembar kayu, disebut multipleks. Harga plywood sudah pasti lebih murah dari pada
kayu solid. Umumnya plywood digunakan untuk membuat lemari pakaian, kitchen set, meja,
tempat tidur, ataupun rak buku.

Salah satu tipe playwood yang memiliki kelebihan anti air adalah Melaminto. Tipe ini pada
penggunaannya biasa dipasang pada bagian dalam kitchen set atau furniture lainnya.
Melaminto yang tersedia dipasaran saat ini telah memiliki beberapa pilihan warna.

Ordinary Plywood dikenal di Indonesia dengan istilah Triplek / Tripleks atau Multiplek /
Multipleks. Plywood jenis ini berdasarkan kayunya terbagi dalam 2 jenis yaitu :

a. Soft Wood Plywood


Soft Wood Plywood adalah kayu lapis yang berbahan dasar kayu lunak, biasanya terbuat
dari kayu Albasia Falcata atau di daerah Jawa Barat disebut kayu Jingjing sedang di Jawa Tengah
disebut kayu Sengon di beberapa daerah disebut dengan kayu Angsana.
Karena bobotnya yang ringan plywood jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan
furniture dalam ruangan, kotak packing dan lain lain.

b. Hard Wood Plywood,


Hard Wood Plywood adalah kayu lapis yang berbahan dasar kayu Keras, biasanya terbuat
dari kayu Meranti atau ada juga yang terbuat dari kayu dari pohon buah buahan.
Karena bobotnya yang Berat plywood jenis ini banyak juga dipergunakan untuk pembuatan
furniture dalam ruangan, bekesting atau papan penahan pengecoran.

Ketebalan kayu lapis dipasaran bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm dengan
ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Untuk plywood yang memiliki beberapa
motif, diantaranya adalah motif jati, sungkai, nyatoh, dll. Masing-masing motif mempunyai ciri
khas dan warna tersendiri.

Untuk fungsinya, Papan plywood kerap digunakan sebagai pelapis bagian atas lemari
ataupun kitchen set. Untuk Plywood yang polos atau tanpa motif, biasanya dilapisi dengan HPL,
veneer PVC atau melaminto untuk memberikan motif/tekstur finishing pada permukaannya.

Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran
panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama.
Selain itu bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang
tergantung pula pada ketebalannya

Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap cuaca,
material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan (indoor). Kelemahan
paling besar pada plywood terdapat pada sisi tebalnya. Sisi tebal plywood merupakan bagian
yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat kasar. Untuk mendapatkan
kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup sisi tebal.

8. Besi

Besi, atau istilah dalam bangunan disebut baja atau steel adalah salah satu material dalam
bangunan yang memiliki peranan penting dalam struktur & konstruksi, sebagai struktur utama
atau sebagai penguat struktur beton bertulang.
Besi dibuat melalui biji besi yang dilebur dan hanya dikerjakan oleh pabrik. Setiap produk
besi memiliki pengawasan dalam pembuatannya, sesuai dengan apa yang dipesan oleh suplier,
baik ukuran maupun kandungannya, karena itu tidak semua besi memiliki peruntukan yang
sama.
Setiap besi yang dikeluarkan oleh pabrik memiliki sertifikasi. Didalamnya terdapat
beberapa keterangan, seperti ukuran besi, kandungan besi, bahkan sampai ke peruntukannya.
Toko bangunan yang bijaksana, tentu memiliki fotocopy sertifikasi besi yang dijual.

Ada beberapa bentuk besi, yaitu profile ataupun besi batangan.

Besi bisa dikatakan material fleksibel, baik secara sifatnya yang bisa dibengkokkan juga
sifatnya yang dapat dilebur lagi (reject). Besi yang baik mutunya adalah besi yang sekali lebur,
dan bukan besi yang didaur ulang (lebih dari 1x lebur).

Ada beberapa cara melihat besi bermutu baik, secara kasat mata adalah:
i. Besi mulus (karat pada besi tidak terlalu parah)
ii. Tidak ada “kuping” pada besi
iii. Besi berkuping bukan berarti tanpa sebab dan bukan lebih baik karena volumenya
ditambahkan kuping. Besi berkuping lebih dikarenakan barang reject (daur ulang), besi
mengalami gagal produksi saat peleburan namun “ditimpa/ditambah” lagi masa besi
sehingga sesuai yang diinginkan
iv. Diameter sama dari pangkal awal, tengah dan akhir
v. Panjang besi sesuai dengan ketentuan, 12 meter atau sesuai kesepakatan
vi. Untuk mengukur daya lentur, bengkokkanlah besi 180 derajat kearah berlawanan dan
dikembalikan 180 derajat kearah berlawanan. Besi yang baik adalah yang memiliki
tingkat kelenturan tinggi dan tidak mudah patah.

9. Cat
Tanpa dekorasi cat, rumah akan terasa kaku dan hambar, bahkan terkesan dingin (seperti
candi). Warna warni cat akan menciptakan keindahan tersendiri bagi rumah karena kenyamanan
dan suasana rumah sering kali mampu membangkitkan suasana hati atau mood seseorang.

Salah satu faktor yang bisa menentukan kenyamanan rumah adalah permainan dekorasi
pada interior, termasuk di dalamnya cat atau warna pada dinding ruang. Ada 2 jenis cat yang
sering digunakan yaitu cat untuk kayu dan cat khusus untuk tembok atau beton.

1. Cat Kayu
Secara garis besar cat kayu dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu cat solid, cat transparan,
dan cat efek khusus. Banyak orang sering salah dalam menyebut istilah pelitur dengan cat kayu
atau meni kayu. Padahal pelitur hanya sebagian saja dari beragam jenis cat kayu.
a. Cat Solid
Cat ini oleh sebagian produsen disebut opaque finish. Pigmen yang terkandung di
dalam cat mampu menyebar dan menutupi seluruh permukaan kayu. Untuk kayu yang
teksturnya tidak menarik atau terdapat cacat di sana sini, cat jenis ini mampu menutupi
dan menyembunyikan cacat kayu dengan sempurna.

Ada dua jenis cat solid yaitu cat duco dan cat minyak (sintetik). Cat duco banyak
dipakai untuk otomotif tetapi dapat juga diaplikasikan pada kayu. Cat ini memiliki
ketahanan yang baik terhadap cuaca, namun harga cat jenis ini relatif mahal dan harus
menggunakan alat penyemprot untuk mendapatkan hasil optimal. Sementara cat jenis
minyak/sintetik dapat diaplikasikan dengan kuas dan harganya pun murah.

b. Cat Transparan
Sesuai namanya, cat ini tidak menutup permukaan kayu secara rapat. Warna alami
kayu tetap dipertahankan dan serat maupun teksturnya tetap terlihat. Bila Anda memakai
kayu yang serat maupun teksturnya unik, cat jenis ini sangat cocok untuk menampilkan
keunikan tersebut. Salah satu jenis cat transparan untuk kebutuhan eksterior adalah
pelitur.
2. Cat Efek Khusus
Selain kedua jenis cat diatas, ada cat yang dapat memberikan efek khusus. Hasil pengamplikasian cat
jenis ini menghasilkan efek seperti tekstur granit, kesan antik, retak-retak, bahkan besi tempa.

3. Cat Tembok
Cat tembok yang bisa digunakan untuk mengecat dinding rumah ada 2 macam yaitu cat
tembok untuk interior dan cat tembok untuk eksterior.
a. Cat Eksterior
Cat jenis ini untuk bagian luar rumah, digunakan sebagai perlindungan terhadap hujan dan
sinar matahari, di samping memberi aspek estetika pada tembok dan juga berfungsi melindungi
tembok dari cuaca.
Terpaan sinar matahari dan hujan serta perubahan suhu akibat perubahan cuaca membuat
tembok luar cepat mengalami kerusakan,misalnya retak- retakakibat proses pemuaian dan
penyusutan. Dibutuhkan cat tembok yang bersifat fleksibel atau berbahan lateks acrillic.
Selain itu, terpaan polusi asap kendaraan sangat mempengaruhi durasi kecemerlangan cat.
Untuk itu dperlukan cat eksterior yang tahan terhadap cuaca dan polusi serta memiliki daya
tahan yang baik.

b. Cat Interior
Cat interior digunakan untuk mengecat bagian dalam rumah. Jenis cat ini dapat dilihat dari
kehalusan penampilan lapisan cat dan warnanya. Jenis cat ini juga mudah dibersihkan jika ada
noda atau kotoran sehingga mudah dalam perawatan dan berbahan dasar air (water based).
Dilihat dari tingkat kilapnya, biasanya cat tembok berbahan dasar air dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu doff dan semi kilap.

10.Genteng

Genteng merupakan penutup rumah dan berfungsi sangat vital bagi kelangsungan
kehidupan di dalam rumah. Seindah apapun rumah tanpa genteng belum bisa dikatakan sebuah
rumah, fungsinya yg sebagai pelindung dan kenyamanan tuk penghuninya baik itu siang atau
malam hujan maupun panas menjadi buktinya. Namun seiring perkembangan arsitektur, genteng
tidak hanya sebatas pelindung sebuah rumah semata, kini peranan genteng bergeser kearah yang
lebih luas.
Penyesuaian model rumah yang hendak dibangun sangat mempengaruhi warna dan jenis
genteng yang akan diambil, karena penyesuai bangunan rumah dan pemilihan genteng yang
tepat dapat menambah nilai estetika pada sebuah hunian. Sehingga ketika akan memilih atap
genteng, sebaiknya di sesuaikan degan desain rumah secara keseluruhan.
Semestinya juga genteng tersebut memiliki kualitas yang baik semakin kuat dan awet
genteng rumah, maka rumah juga akan semakin awet dan tahan bocor. Genteng yang baik juga
harus tahan bocor dan tidak mudah pecah.
Berikut beberapa jenis genteng yang digunakan orang sebagai penutup atap
rumah.

a. Genteng tanah liat

Genteng tanah liat merupakan genteng yang paling banyak detimui saat ini. Hampir
seluruh rumah menggunakan genteng tipe ini karena menurut asumsi orang bahwa daya tahan
genteng jenis ini sangat kuat sekali. Material ini umunya banyak dipergunakan diberbagai rumah.
Gentang yang dari tanah liat, kekuatannya cukup baik. Genteng tanah liat membutuhkan rangka
untuk pemasangannya.

Genteng ini merupakan salah satu genteng yang terbuat dari bahan alami yang diambil
langsung dari alam yaitu tanah liat. Tanah liat diambil dari alam masih dalam bentuk campuran
dengan lumpur dan lain-lain dan perlu diolah lebih lanjut untuk mendapatkan tanah liat yang
bagus untuk pembuatan genteng tanah liat ini.

Genteng Tanah Liat

Genteng tanah liat ini dibuat dengan cara ditekan / di-press menggunakan alat press
kemudian dipanaskan menggunakan bara api dengan derajat kepanasan tertentu.
Keuntungan penggunaan genteng tanah liat adalah genteng ini mempunyai daya tahan
yang sangat kuat, harganya relatif murah, mempunyai beban yang ringan sehingga
meminimalisir beban atap, dan memiliki kuat tekan sehingga dapat diinjak.
Sedangakan kekurangan dari genteng ini yaitu diperlukan ketelitian pada saat pemasangan
reng sehingga tidak terjadi kebocoran di dalam rumah selain itu akan mudah berlumut atau
berjamur jika tidak dilapisi cat atau glasur.
Untuk pemasangan, diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan genteng pada rangka
penopang atau inter-locking system.
b. Genteng Keramik

Genteng ini memiliki warna yang cukup beragam karena pada saat proses finishingnya,
dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan utama genteng ini adalah keramik.
Genteng keramik ini diproses dengan pembakaran dengan suhu 1100 ° C.

Genteng Keramik

Kelebihan dari genteng ini adalah lebih tahan lama dan kuat menahan beban manusia,
warna akan tahan lama, lebih anti-bocor karena, sistem interlock yang memungkinkan adannya
celah untuk mengaitkan dan tak mudah terlepas. Genteng keramik merek tertentu bahkan
menggunakan sistem double interlocking..

Sedangkan untuk kelemahannya adalah harga yang lumayan mahal dan perlu konstruksi
atap kayu atau baja yang kuat dikarenakan genteng keramik berbobot lebih berat selain itu
diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak terjadi kebocoran di dalam
rumah, dan juga diperlukan kemiringan atap minimum 30° agar air hujan dapat mengalir
sempurna dan genting tidak dapat terlepas ketika diterpa angin (jika dipasang pada sudut
kemiringan 45 – 60 °, perlu bantuan baut ketika memasangnya agar genting tidak terlepas dan
lebih kuat. Pemasangannya, bertumpu pada rangka kayu, baja atau beton.
c. Genteng Aspal
Berbeda dengan jenis genteng yang lainnya, bahan meterial yang satu ini dari campuran
lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Material ini diolah sehingga
menghasilkan sebuah genteng yang ringan, lentur, dan tahan air.

Genteng Aspal

Aspal dalam hal ini berfungsi sebagai water proofing sehingga atap menjadi tahan
terhadap kebocoran. Keuntungannya selain anti bocor, genteng aspal juga lebih ringan
dibandingkan genteng tanah liat, beton, atau keramik. Dengan bobot yang ringan konstruksi
atap pun bisa diminimalkan, sehingga biaya pun bisa dihemat. Keuntungan lainnya yaitu bisa
digunakan untuk kemiringan genteng 22,5° sampai 90°, mudah dan praktis dalam
pemasangannya, tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin, memiliki pilihan
warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti pudar. Sedang kelemahannya adalah pada
harganya yang relatif mahal.
Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks
yang menempel pada rangka. Multipleks dan rangka dikaitkan dengan bantuan sekrup.
Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada
balok gording.
Bentuknya yang lebar dan ringan, membuat atap ini sering diapakai untuk atap pada
bangunan tambahan seperti garasi.
d. Genteng Kaca

Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara langsung.
Sehingga, menghemat konsumsi listrik untuk penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca.
Genteng ini mempunyai bentuk yang terbatas, sehingga kompatibel/sesuai dengan beberapa
jenis genteng tertentu saja.
Genteng Kaca
Keunggulannya adalah bahannya yang bersifat transparan, bisa memberikan pencahayaan
alami di dalam rumah, kaca memiliki kesan modern sehingga cocok dipadukan di rumah yang
bergaya modern dan minimalis. untuk kekurangannya bahannya yang mudah pecah, juga
penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu ruangan dibawahnya.
e. Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisiona. Geteng ini terbuat
dari beton, yaitu campuran pasir, semen, kerikil, dan bahan aditif. Bahan dasarnya adalah
campuran semen PC (Portland Cement) adalah semen yang paling banyak terdapat di pasaran,
masyarakat Indonesia biasa menyebut semen abu-abu untuk membedakan dengan semen warna
(semen pengisi nat). Bahan baku semen PC adalah batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi
yang dimasak dalam tanur bertekanan tinggi dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang
berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya,
tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun.

.
Genteng Metal

Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang datar. Bentuk datar muncul seiring
dengan gaya arsitektur rumah yang modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian
bentuk atap yang lebih sederhana. Keunggulannya adalah kuat dan tahan lama dan daya tahan
terhadap tekanan tinggi sehingga tidak mudah goyah oleh angin. Kekurangannya memiliki
tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada permukaannya.
f. Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran. Pemasangannya tidak jauh
berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia
bervariasi, 60-120cm (lebar),dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m

Genteng Metal

Pilihan warna genteng metal yg tersedia sangat variatif dan menarik. Kombinasi warna
atap dan dinding fasade bangunan dapat menciptakan harmoni warna yg menarik.
Keunggulannya dari genteng metal ini adalah mudah dan cepat dalam pemasangannya,
hemat material karena bentangnya yang lebih lebar, dilapisi bahan anti karat, menngunakan
bahan anti pecah jadi lebih aman dari kebocoran, teknologi baru yang membuat genteng tidak
menimbulkan panas dan tidak mudah terbakar, selain itu dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak
perlu khawatir untuk mengecet ulang yang tentunya memerlukan biaya tambahan.
Untuk kelemahannya yang perlu diperhatikan adalah ketika pemasangannya, karena jika
tidak rapi maka akan sangat tidak indah dilihat.
g. Genteng Polimer
Genteng berbasis polimer merupakan suatu alternatif pengganti genteng yang kita kenal
selama ini,dibuat dengan mencampur polimer sebagai matriks dan pengisi (filler) dari bahan
alam.
Genteng komposit polimer dibuat secara partikel komposit dengan terlebih dahulu
mengubah bentuk bahan pengisi menjadi partikel,partikel ini kemudian dicampur dengan matrik
polimer pada suhu titik leleh polimer tersebut. Matrik yang digunakan adalah polietilen,
polipropilen, dan paduan polietlen – karet alam.
Mutu genteng komposit polimer yang dihasilkan bergantung pada bahan matriks,pengisi
dan perbandingan antara matrik dan pengisi. Terhadap komposit yang diperoleh dilakukan uji
fisik, mekanik,dan termal.
Komposit polimer yang memberikan sifat yang diinginkan lalu dicetak dengan bentuk
genteng sehingga diperoleh genteng komposit polimer. Secara keseluruhan genteng komposit
polimer mempunyai beberapa keunggulan seperti ringan, kuat, ekonomis dan elastis serta
menggunakan bahan alam yang berlimpah sebagai bahan pengisi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini, yaitu:
a. Terdapat berbagai macam bahan bangunan yang bervariasi dan mempunyai
kegunaan masing-masing
b. Berbagai macam bahan bangunan tersebut mempunyai berbagai keunggulan
masing-masing dan juga mempunyai kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedai.org  http://tokobangunan.net/daftar-harga-bahan-bangunan/daftar-harga-bahan-

bangunan-danmaterial-bangunan  http://www.info-rumah.com/bahanbangunan.htm 

http://www.beacukai.go.id/library/data/Semen.htm  http://www.propanraya.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=156&Ite mid=257 

http://danahauses.blogspot.com/2012/06/aneka-ragam-bagian-kitchen-set-dapur.html 

http://kerockan.blogspot.com/2012/01/mengenal-genteng-berdasrkan-materialnya.html 

http://rahmatyani.blogspot.com/2011/02/besi-dalam-bangunan.html 

http://developerdankontraktor.blogspot.com/2012/02/material-dinding-batako-batamerah-atau.html
32
33
34
4.
37
42
46

Anda mungkin juga menyukai