Anda di halaman 1dari 8

zBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,
khususnya di dunia konstruksi, serta pertumbuhan perekonomian yang
semakin baik, semakin berkembang pula kebutuhan manusia untuk menunjang
segala aktivitasnya sehari-hari. Salah satu kebutuhan tersebut ialah kebutuhan
akan hunian yang aman dan nyaman. Selain itu, hunian tersebut harus kuat,
kokoh dan tahan lama, serta memilik akses yang mudah.
Dewasa ini, pembangunan konstruksi sipil seperti pembangunan
perumahan dan pengembangan permukiman semakin marak terjadi.
Permintaan akan bahan bangunan sebagai penunjang dari pembangunan
tersebut juga mengalami peningkatan. Untuk mendukung perkembangan dan
pertumbuhan tersebut, maka batu bata sebagai salah satu material konstruksi
akan semakin dibutuhkan.
Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan umum
digunakan oleh masyarakat. Permintaan penyediaan Batu bata sebagai bahan
bangunan tidak pernah berhenti. Hal ini disebabkan karena dinding bangunan
yang terbuat dari batu bata akan tahan dari kedap air sehingga jarang terjadi
rembesan pada tembok yang diakibatkan dari air hujan, serta kuat dan tahan
lama.
Walaupun kini banyak muncul material baru seperti gipsum, panel
dinding, papan semen, dll. Akan tetapi, peranan batu bata seolah belum
tergantikan di bidang konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pekerjaan
konstruksi yang memanfaatkan bahan bangunan atau material berupa batu bata
sebagai dinding pada pembangunan gedung, perumahan, pagar, saluran, atau
konstruksi sipil lainnya.
Seiring dengan maraknya pembangunan konstruksi sipil seperti
perumahan atau pemukiman, semakin meningkat pula permintaan batu bata.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan batu bata tersebut, produksi batu bata pun
harus ditingkatkan. Tidak hanya peningkatan produksi saja yang harus
dilakukan, melainkan peningkatan dalam hal kuantitas serta dari segi kualitas
juga perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu batu bata?
b. Apa saja jenis batu bata?
c. Bagaimana proses pembuatan batu bata?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu agar kita mengeahui
bagaimana proses pembuatan batu bata yang baik, dan dengan adanya makalah
ini lebih menambah pengetahuan kita dalam pembuatan batu bata.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batu Bata


Batu bata adalah sebuah gumpalan batu yang terbuat dari campuran tanah
liat dan tanah abu yang dibakar dan dibentuk seperti balok sebagai bahan pokok
membuat suatu bangunan ataupun konstruksi.
Batu bata merupakan salah satu bagian material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata dibuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan. Seiring teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun.
Munculnya material-material baru seperti gypsum dan bambu yang telah
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara
arsitektur lebih indah.
Batu Bata dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yang sangat
vital, seindah apapun rumah tanpa batu bata belum bisa dikatakan sebuah
rumah. Namun seiring perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas
pelindung sebuah rumah semata, kini peranan batu bata bergeser kearah yang
lebih luas.
Sifat bata dalam penggunaan sebagai bahan bangunan:
a. Ukuran dan bentuk bata
b. Kematangan
c. Berat jenis bata
d. Kekuatan tekan
e. Daya absorbsi
f. Pengaruh bahan
g. Pengaruh garam
h. Bebas dari retak
Dalam pemilihan batu bata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu: Usahakan memilih batu bata yang ukurannya seragam, untuk
mendapatkan hasil pasangan bata yang rata dan rapi. Selain itu kandungan pada
batu bata tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, yang bertujuan untuk
mendapatkan pengikatan yang maksimal antara bata dengan campuran adukan
(spesi) Dalam pemilihan bata secara fisik dan visual, dapat dicek dengan
mengetok bata dan merasakan beratnya. Bata merah yang bagus akan terdengar
bunyi nyaring saat diketok dan tidak terlalu berat. Jika bobotnya lebih berat
dan tidak terdengar bunyi nyaring, merupakan tanda bahwa bata merah tidak
bagus dan akan mudah pecah, bahkan bisa hancur. Pengamatan visual yang
lain, yaitu bahwa bata merah yang bagus jika diamati permukaannya padat,
tidak porus dan jumlah rongganya tidak terlalu banyak. Untuk dinding yang
dibuat dengan sistem bata ekspos, baik menggunakan batu bata merah maupun
batu bata muka, sebaiknya menggunakan batu bata yang memiliki ukuran kecil
sehingga susunan bata ekspos terliat rapi dan rapat. Sedangkan untuk dinding
bata yang difinishing dengan plesteran, biasanya menggunakan bata dengan
ukuran yang lebih besar dan susunannya juga tidak terlalu rapat, karena akan
dilapisi dengan campuran adukan (spesi).
2.2 Jenis Batu Bata
Bata merupakan komponen utama yang dibutuhkan ketika seseorang
hendak membangun rumah. Dulu, kita hanya mengenal jenis batu bata merah
yang dibuat dari tanah liat yang dibakar, dan batako yang dibuat dari campuran
pasir dan semen yang dicetak. Kini, ada banyak sekali pilihan material utama
dinding ini. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu
diketahui sebelum memilih mana yang tepat.
a. Bata Merah
Bata merah dibuat dari proses pembakaran tanah liat yang sebelumnya
sudah dicetak. Beratnya rata-rata 3 kg. Bata jenis ini biasanya menggunakan
mortar campuran semen dan pasir.
Kelebihannya adalah harganya murah, lebih banyak dikenal sehingga
banyak orang tahu cara memasangnya, tidak mudah retak, dan
dingin.Sayangnya, bata ini membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu
pemasangan lebih lama. Bata merah juga berat sehingga akan membebani
struktur di bawahnya. Kesulitan pemasangan dengan rapi, bata merah butuh
lapisan plesteran yang lebih tebal.Karena memiliki warna yang eksotis dan
terkesan natural vintage, bata merah banyak juga dibentuk sebagai bata
tempel, sehingga terkesan seperti dinding bata ekspos. Bata ini harganya
lebih mahal karena sudah dibuat dengan pewarnaan dan pelapisan khusus
b. Batako
Batako dibuat dari berbagai material, sesuai jenis yang diinginkan. Ada
yang dibuat dari campuran semen dan pasir. Jenis lainnya dicampur dari
batu tras dengan dengan kapur dan air, bahkan ada juga yang dibuat dari
batu bara. Material ini sudah menunjukkan bahwa penggunaannya akan
membuat ruangan jadi terasa lebih panas. Sedangkan bata merah yang
dibuat dari tanah liat sifatnya lebih dingin. Ditinjau dari segi kekuatan,
batako juga lebih rentan retak.
Kelebihannya adalah bentuk yang lebih presisi dan lebih besar dari bata
merah, sehingga proses membangun lebih cepat dan mudah. Batako press
juga dinilai cukup padat dan tahan api. Pemasangan yang lebih cepat juga
akan mengurangi ongkos bangunan. Plesteran yang dibutuhkan juga lebih
sedikit dan mudah dipotong.
c. Bataton
Bataton dibuat dari campuran pasir, semen, kerikil, agregat, air, dan
bahan aditif lainnya. Bentuknya bervariasi, sudah disesuaikan dengan aneka
kebutuhan bangunan. Di bagian dalam, biasanya terdapat lubang sehingga
kita bisa menaruh rangka besi penopang bangunan. Bisa juga untuk saluran
pipa, kabel listrik, ringbalk, dan keperluan lainnya.Bataton memudahkan
para tukang dalam menyelesaikan pekerjaan, karena lebih ekonomis. Jika
memakai bata merah, diperlukan bekisting dan bingkai struktur. Proses
kerja lebih lama dan rumit, karena bekisting harus dilepas lagi. Sementara
dengan bataton, tidak perlu menggunakan beksiting. Pembuatan kolom bisa
langsung dikerjakan dengan bataton tersebut.
d. Bata Ringan / Herbel
Bata ringan dibuat dengan mesin pabrik, sehingga menghasilkan bata
yang lebih halus, ringan, dan rata. Sesuai namanya, bata ini ringan dan tidak
membebani struktur. Bentuknya yang rapi bisa mempercepat pelaksanaan
dan meminimalkan jumlah pemaikaian material. Bata ringan dibuat dari
pasir kuarsa, semen, kapur, gipsum, pasta alumunium, dan air.Karena sudah
halus, bata ringan bisa langsung diaci tanpa perlu diplester, meski
pemakaian pelsteran juga tidak dilarang. Bata ringan juga kedap air dan
suara, serta tahan pada gempa bumi. Sayangnya, bata jenis ini berharga
relatif lebih mahal dari bata merah. Penjualnya pun masih didominasi toko
material besar saja dan harus dibeli dalam jumlah yang sangat banyak.
Memasangnya dibutuhkan keahlian khusus, tidak seperti memasang bata
merah yang sudah banyak diketahui tekniknya.
2.3 Proses Pembuatan Batu Bata
a. Alat dan Bahan
Pada proses pembuatan batu bata, alat dan bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Alat:
1) Pencetak batu bata
2) Cangkul
Bahan:
1) Pasir
2) Semen
3) Air
b. Pembuatan Batu Bata
Adapun proses pembuatan batu bata adalah sebagai berikut:
1) Siapkan bahan pasir dan semen kemudian campurkan.
2) Pasir yang sudah dicampurkan dengan semen lalu dimasukkan ke dalam
alat cetakan.
3) Padatkan pasir dan semen yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan.
4) Keluarkan isi cetakan.
5) Kemudian jemur batu bata hingga kering.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
a. Batu bara merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu
bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam
pembuatan dinding rumah, atau gedung.
b. Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata
semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum,
bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga
lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
c. Batu bata ada beberapa jenis, yaitu batu bata merah, batako, batato, batu
bata ringan.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini Penulis menghimbau agar dalam
pembuatan batu bata pilihlah tekstur pasir yang bagus agar dapat menghasilkan
batu bata yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA\

http://www.kompasiana.com/farid_wadjdi/mengenal-batu-bata-dan
penggunaannya_54f84c06a33311f67d8b45b5
http://media.rooang.com/2015/04/mengenal-jenis-jenis-bata-dan-penggantinya/

Anda mungkin juga menyukai