Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali bentuk pondasi dalam kontruksi bangunan yaitu pondasi Batu
Kali, Batu bata, pondasi strous atau sumuran, pondasi foot plat dan lain sebagainya.
Pondasi yang biasa digunakan adalah pondasi batu kali. Namun pada saat ini
persediaan batu kali sendiri bisa dikatakan langka di daerah perkotaaan. Oleh sebab
itu masyarakat kota sekarang banyak yang menggunakan pondasi batu bata.

Pondasi batu bata banyak digunakan karena persediaan batu lebih banyak
daripada batu kali. Selain itu, batu bata lebih terjangkau daipada batu kali.
Dikarenakan di daerah perkotaan kondisi tanah cenderung kering. Maka
penggunaan pondasi batu bata di perkotaan bisa dibilang aman. Masyarakat
perkotaan lebih menyukai desain rumah minimalis satu lantai karena biaya yang
dikeluarkan bisa dibilang lebih terjangkau. Masyarakat perkotaan saat ini lebih
mengutamakan desain rumah yang bagus namun biaya yang dikeluarkan relatif
terjangkau atau murah tanpa memikirkan kekuatan kontruksi rumah itu sendiri.
Maka dari itu kami memilih pondasi batu bata untuk desain rumah satu lantai ini.

1.2 Rencana atau Data

1. Definisi Pondasi Batu Bata


2. Type Pondasi Batu Bata
3. Bahan Pondasi Batu Bata
4. Konstruksi Pondasi Batu Bata
5. Detail Pondasi Batu Bata
6. Cara pemasangan Pondasi Batu Bata
7. Visualisasi Pondasi Batu Bata dengan gambar 3 Dimensi dan Video
Animasi 3 Dimensi

1
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut timbul permasalahan untuk di teliti :

1. Apa yang dimaksud dengan Pondasi Batu Bata?


2. Berapa ukuran dimensi Pondasi Batu Bata ?
3. Apa saja materiial yang dibutuhkan dalam pembuatan Pondasi Batu Bata?
4. Apa saja keuntungan dan kerugiaan penggunaaan Pondasi Batu Bata?
5. Bagaimana pengaplikasian pondasi batu bata pada denah type 42 ?

1.4 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud Pondasi Batu Bata.


2. Mengerti cara pembuatan Pondasi Batu Bata.
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan Pondasi Batu
Bata.
4. Dapat mengaplikasikan teori pondasi batu bata pada denah rumah type 42.

1.5 Batasan

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Pondasi Batu Bata dari
pengertian,bahan, keuntungan dan kerugian, serta pengaplikasian pada
denah type 42.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pondasi Batu Bata

Pengertian Pondasi adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi dasar dan
pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun
terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah
kontruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut.

Pondasi merupakan struktur yang berfungsi untuk menyalurkan beban


bangunan ke lapisan tanah pendukung yang terletak di bawahnya. Banyaknya
ragam bangunan dengan karakteristik yang berbeda-beda saat ini mendorong
terciptanya beragam pondasi yang terbuat dari berbagai material. Salah satunya
adalah pondasi batu bata yang menggunakan batu bata sebagai bahan bakunya.

Selain biayanya yang cukup terjangkau, banyak orang memilih pondasi batu
bata lantaran proses pengerjaannya yang sederhana sehingga menghabiskan waktu
relatif singkat. Kendati demikian, pondasi ini tetap mampu memberikan jaminan
keamanan bangunan dan kedudukan strukturnya.

Sedangkan Pondasi batu bata adalah pondasi yang terbuat dari material batu
bata sebagai bahan utamanya. Seluruh batu bata ini disusun sedemikian rupa untuk
membentuk suatu pondasi yang mampu menahan beban bangunan di atasnya
kemudian meneruskannya ke dalam tanah. Karena memiliki daya dukung yang
tidak terlalu tinggi, pondasi batu bata biasanya diterapkan pada konstruksi yang
sederhana.

3
2.2 Type Pondasi Batu Bata

Batu bata (batu merah), termasuk bahan bangunan buatan, maka


sudah barang tentu kualitasnya banyak tergantung dari cara pembuatannya.
Pada umumnya batu bata sebagai bahan untuk pondasi kurang baik apabila
dibandingkan dengan batu kali (batu alam) karena apabila batu bata selalu
tertanam dalam tanah kuaalitasnya akan menurun, sedangkan batu kali tidak
demikian halnya. Jika bangunan yang akan didirikan termasuk bangunan
yang ringan umpamanya rumah tinggal tidak bertingkat dan di sekitar
tempat bangunan banyak terdapat bahan batu bata, maka untuk menghemat
anggaran biayanya dapat dibuat pondasi langsung dari batu bata.

Untuk menjaga pasangan Batu Bata agar pasangan tidak basah


karena air tanah yang dapat mengakibatkan pasangan menjadi lunak
sehingga kekuatan (daya dukung) pasangan menjadi berkurang, maka
bidang pasangan dari badan pondasi diplester kasar (berapen) setebal
kurang lebffi 1,5 cm dengan perekat seperti untuk pasangannya.

Dan bagian-bagian sudut dari pasanmgan pondasi, dimana dapat


menjadi sarang dari genangan air, juga dibuat miring supaya air tanah tidak
terhenti di situ saja, melainkan dapat terus turun ke bawah hingga dapat
diharapkan tidak berpengaruh pada kekuatan pondasi Batu Bata.

Gambar dibawah ini memperlihatkan tampang lintang badan


pondasi dari pasangan batu bata untuk dinding tembok bagian tengah atau
tidak berbatasan dengan tanah tetangga. Di sini tampang lintang badan
pondasi dapat diberi bentuk simetris karena tidak terdapat rintangan.

4
Gambar1.1 Pondasi pasangan batu bata.

Sedang untuk pondasi bagian pinggir, lebar dasar badan pondasi


dibuat simetris dan bagian atas dibuat tidak simetris untuk menyesuaikan
kebutuhan bidang plesteran atau bidang hiasan (gambar bawah). Lain
halnya pada pondasi yang dibuat pada perbatasan pekarangan dengan
pekarangan orang lain di mana tampang lintang badan pondasi terpaksa
dibuat tidak simetris berhubung adanya bangunan orang lain (Gambar).

Gambar Pondasi Pasangan Batu Bata pada Batas Pekarangan

5
Secara umum gambar detail pondasi batu bata adalah sebagai berikut:

Pondasi batu bata

Pondasi batu bata

Pondasi batu bata

6
2.3 Material Pondasi Batu Bata

2.3.1 Ukuran Batu Bata

Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran


mempunyai ukuran dimensi bervariasi baik yang dijumpai dari hasil
pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau industri rumah tangga. Untuk
bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :

1. Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm


2. Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm

Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang


maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%.

2.3.2 Jenis Batu Bata :


1. Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu
bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna
yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan
menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata
jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka , memiliki
permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak
yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga
digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.
2. Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini
dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8
serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk
batu bata.

2.3.3 Adonan Semen dan Pasir


Untuk adonan semen pada pindasi batu bata menggunakan
perbandingan 1 : 5 : 2 yaitu satu ember semen dicampur pada 5 ember
pasir dan ditambahkan 2 ember air. Khusus adonan pondasi ini lebih

7
kental dengan mengurangi takaran pasirnya. Ini dimaksudkan agar
pondasi lebih kuat dan kokoh karena posisinya sebagai penopang
utama bangunan.

2.4 Kontruksi Pondasi Batu Bata

2.4.1 Klasisifikasi Kekuatan Bata

A. Berdasarkan Kuat Tekan

1. Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari
100 kg/cm2.
2. Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata 80 – 100 kg/cm2
3. Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2

B. Berdasarkan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan


Penyerapan Air

1. Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0


N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 4,5 %
2. Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5
N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 7%
2.4.2 Kualitas Batas :
1. Batu bata harus bebas dari retak atau cacat, dan dari batu
dan benjolan apapun
2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam
dan tepi yang rata.
3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi satu sama
lainuntuk menjamin kerapian pekerjaan.
4. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang
dipersyaratkan

8
2.4.3 Pengecekan Batu bata yang baik :
1. Secara visual pengujian batu bata yang baik dan mempunyai
kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika
diketok. Sebuah suara kusam menunjukkan batu bata yang
lembut atau goyah.
2. Sebuah batu bata yang baik tidak harus menyerap lebih dari
sepersepuluh jumlah air. Sebuah tes yang sederhana dapat
dilakuakn dengan cara : Mengambil sebuah batu bata dan
menimbang ukurannnya, kemudian batu bata direndam air
selama 24 jam, kemudian berat air ditimbang. Selisih i hasi
timbangan setelah direndam dan sebelum direndam maka
dapat dihitung jumlah daya serap air nya.

2.4 Proses pengerjaan Pondasi Batu Bata


Langkah - langkah pengerjaan pondasi batu bata :
1. Pembersihan lokasi yang akan didirikanya bangunan.
Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang dilakukan pertama
kali yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya
yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai
dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

9
2. Pemasangan bowplank.

Bowplank ialah penanda sementara yang digunakan untuk


menentukan titik-titik as pada area kerja di dalam proyek pembangunan
sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
Fungsi utama bowplank adalah sebagai penentu arah pondasi dan
ketinggian lantai bangunan. Bowplank juga bisa berfungsi
untuk membuat sudut siku dengan menggunakan bantuan theodolit.
Karena hanya dipasang untuk sementara waktu, bowplank biasanya
dibuat dari bahan yang murah seperti kayu berkualitas rendah. Kayu
yang berbentuk tiang pancang ini selanjutnya ditancapkan di sudut-
sudut area pekerjaan pembuatan bangunan. Sedangkan kayu yang
berbentuk papan dipasang secara horisontal menghubungkan masing-
masing tiang pancang. Setelah itu, titik-titik as untuk menandai area
kerja pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain dibuat memakai tali kenor
yang dibentangkan serta diikatkan di papan kayu yang dipasang secara
mendatar.

Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar pembuatan


bowplank benar dan sesuai ketentuan, di antaranya :

a. Kedudukan masing-masing patok kayu dibuat sedemikian


rupa agar kekuatannya terjamin dan tidak mudah goyah.
b. Posisinya berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan
sehingga tidak mengganggu atau diganggu pekerjaan
lainnya.
c. Keberadaannya bisa dilihat dengan jelas sehingga para
pekerja bisa mudah menemukannya.
d. Penanda yang dipasang secara horisontal harus berada di
satu bidang yang rata.
e. Arahnya harus diletakkan serempak menghadap ke dalam
bangunan.

10
f. Benang merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan
dinding.

3. Membuat galian pondasi.


perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan
dengan membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk
keperluan pondasi bangunan. Galian tanah yang dibuat harus
dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang
keras. Jika dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar
kondisinya lebih kokoh serta mampu menahan beban bangunan
dengan baik.

Gambar

11
4. Menuangkan pasir urug setebal 10 cm.
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli
dan menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul permukaan
tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah pengurugan yang
ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli
sebeleum pemasangan keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang
dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

5. Pemasangan batu bata untuk pondasi batu bata.


Pemasangan batu bata sesuai dengan prosedur pemasangan
yaitu lapisan pertama menggunakan 1 batu bata, lapisan ke-2
menggunakan 1,5 batu bata, lapisan ke-3 menggunakan 2 batu bata
lapisan ke- 4 menggunakan 2,5 batu bata.

12
6. Mengurug kembali tanah urug.
Pekerjaan urug tanah kembali adalah setelajh pekerjaan pondasi
selesai, tanah hasil galian di urugkan kembali ke sela-
sela pondasi atau ke tanah yangmembutuhkan urugan, kemudian di
padatkan dan diratakan.

13
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL DESAIN

1.1 Pengertian pondasi

Pengertian Pondasi adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi dasar


dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya
dan ini bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan
tanah. Namun terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang mengatakan
bahwa pondasi adalah kontruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin
sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan
terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

3.2 Jenis pondasi

Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan


dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan
memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan
konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung
buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.

Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan


daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan
pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan,
yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi
turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang
turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan


tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai
kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung dari
pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya

14
tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit
dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang
bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

Selain itu juga podasi harus mampu menahan beban :


- Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah,
perpindahan beban akibat gaya angin pada dinding.
- Beban hidup, seperti berat sendiri bangunan.
- beban hidup, beban orang, air hujan dan salju.
- gaya gempa
- gaya angkat air
- Momen dan Torsi

A. Pondasi Dangkal
Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan
kedalaman tanah tidak lebih dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar
alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan pada tanah yang
keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat
dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter. Pondasi
dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang
stabil atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas
rawa/gambut. Bila kondisi memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang
kurang stabil, harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu, dengan
sistem memakai cerucup/tiang pancang yang ditanam dibawah pondasi.
Pondasi dangkal terdiri dari :
1. Pondasi Menerus
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung
beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung
beban dinding atau kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional
kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus
dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun
trapesium. Penggunaan bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan
kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah setempat.

15
Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton
kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl.
Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat
disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri
diatas tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk
pondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan
tenaga kerja yang banyak.
Macam-macam pondasi menerus antara lain adalah :
1. Pondasi batu kali
2. Pondasi batu bata
3. Pondasi Setempat
Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti
kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik
kolom struktural.
Contoh dari pondasi setempat antara lain sebagai berikut :
1. Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.
2. Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana,
rumah yang terbuat dari kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain.
3.Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam
bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk
menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak disamping
diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk
pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua
lantai, tentunya sesuai dengan perhitungan mekanika.

3.3 Pondasi Batu Bata

Pondasi batu bata adalah pondasi yang terbuat dari material batu
bata sebagai bahan utamanya. Seluruh batu bata ini disusun sedemikian rupa
untuk membentuk suatu pondasi yang mampu menahan beban bangunan di
atasnya kemudian meneruskannya ke dalam tanah. Karena memiliki daya
dukung yang tidak terlalu tinggi, pondasi batu bata biasanya diterapkan pada
konstruksi yang sederhana.

16
Pondasi rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan
menyalurkan beban bangunan, melainkan untukmenyeimbangkan posisi lantai
agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk
menahan beban ringan misalnya pada teras. Fungsinya hampir sama dengan sloof
gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak semahal sloof
gantung. Pondasi rolag bata terbuat dari tumpukan bata yang dirangkai dengan
adukanbeton.

 Pondasi batu bata adalah pondasi yang terbuat dari material batu bata
sebagai bahan utamanya.
 Batu bata (batu merah), termasuk bahan bangunan buatan, maka sudah
barang tentu kualitasnya banyak tergantung dari cara pembuatannya.
 Pada umumnya batu bata sebagai bahan untuk pondasi kurang baik
dibandingkan dengan pasangan pondasi dari batu kali.
 Pondasi Batu bata baik digunakan untuk tanah kering

3.4 Bahan Pondasi Batu Bata

1. Batu Bata

Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm

2. Campuran adukan perekat batu bata :

 Pasir
 Semen
 Air

17
3.5 Langkah-Langkah Pemasangan Pondasi Batu Bata

1. Pembersihan lokasi yang akan didirikanya bangunan.


2. Pemasangan bowplank.
3. Membuat galian pondasi.
4. Batu bata disusun secara teratur dan bertangga. Tiap-tiap tangga terdiri dari
3-4 lapis. Bila tiap ujung tangga dihubungkan akan merupakan trapezium
yang tetap memenuhi syarat pondasi.
5. Pemasangan bata diatur dan disusun dengan tetap memenuhi persyaratan
ikan bata, tiap-tiap lapisan dihubungkan dengan perekat/spesi.
6. Bagian sudut pasangan pondasi dibuat miring (dengan berapen) untuk
menghindarkan tertahannya air tanah.
7. Lantai kerja dibuat dari lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan 5-
10 cm. lapisan ini berfungsi sebagai perbaikan tanah dasar dan juga untuk
konstruksi tahan gempa atau goncangan.
8. Sebagai pengganti aanstamping,lapisan bawah pondasi pasangan batu bata
dipasang secara berdiri (rollag). Yang disusun memanjang segitu pula
dengan lapisan teratas.
9. Komposisi perekat untuk pondasi batu bata. Untuk tanah yang tidak
mengandung air, mortar dapat dibuat campuran 1 pc : 1 ps atau 1 pc : 2 ps.
Untuk tanah yang mengandung air campuran mortar adalah 1 pc : 4 ps atau
1 pc : 5 ps.
10. Bidang pasangan badan pondasi diplester kasar setebal 1.5 cm dengan
perekat seperti untuk pasangan mortarnya (1 pc : 2 ps ).

3.6 Kelemahan Dan Kelebihan Pondasi Batu Bata

a. Kelebihan Pondasi Batu Bata

Kelebihan-kelebihan dari pondasi batu bata antara lain :

1. Kebutuhan Anggaran Biaya Pembuatannya Rendah


Pondasi batu bata umumnya dipakai untuk
mendukung bangunan yang mempunyai konstruksi sederhana dan
berada di lahan yang stabil. Ukuran kedalaman galian tanah yang

18
sering diterapkan berkisar antara 50-80 cm. Material utama
pembuatannya terdiri atas batu bata, semen, dan pasir. Mengingat
bahan bakunya yang tidak terlalu kompleks, biaya untuk
membangun pondasi batu bata lebih rendah jika dibandingkan
pondasi-pondasi yang lainnya.

2. Waktu Pengerjaannya Relatif Cepat


Pada prinsipnya, konstruksi pondasi batu bata ini mirip
seperti pondasi batu kali. Cuma yang membedakan hanyalah
material utama yang membentuknya. Selain itu, pasangan batu bata
yang digunakan untuk membentuk pondasi ini juga lebih cepat
mengering karena pori-porinya yang berukuran lebih besar. Dengan
demikian, pondasi ini cocok diaplikasikan pada rencana
pembangunan yang membutuhkan efisiensi waktu yang tinggi.
3. Memiliki Model Konstruksi yang Sederhana

Kelebihan lain yang dimiliki oleh pondasi batu bata adalah


konstruksinya yang sederhana. Pengerjaan pondasi ini dilakukan
langsung di tempat pembuatannya. Dimulai dari penggalian tanah,
pembuatan adukan perekat, sampai dengan penyusunan batu bata.
Sebab kesederhanaan konstruksinya itu pula pembuatan pondasi
batu bata sama sekali tidak memerlukan bantuan alat berat.

b. Kekurangan Pondasi Batu Bata

Kekurangan-kekurangan pondasi batu bata di antaranya :

 Daya dukung yang dimiliki tidak terlalu kuat meski layak digunakan
untuk menahan bangunan sederhana
 Tidak cocok diterapkan untuk mendukung bangunan-bangunan yang
bertingkat
 Dibutuhkan galian tanah yang cukup banyak di sepanjang tempat
pendirian struktur dinding bangunan
 Hanya dapat diaplikasikan apabila kondisi tanah di area
pembangunannya cukup stabil

19
 Tingkat ketahanannya tidak terlalu bagus terutama jika sering
terendam air

3.7 Pengaplikasian atau hasil


1. Didapatkan data denah dengan type 42.
2. Denah type 42 diasumsikan hanya bangunan pokoknya saja. Jadi tidak
diketahui batasan tanahnya. Maka dari itu penggambaran rencana pondasi
digambarkan utuh tidak ada batasan dengan tanah dengan tetangga.
3. Ukuran pondasi batu bata didapatkan dari ketentuan yang sudah
ditentukan yaitu sebagai berikut :

1 batu bata diasumsikan seperti ukuran pada umumnya yaitu :


Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
Maka dari itu dapat diketahui lebar pondasi sebagai berikut :
 Pada lapisan pertama dibawah sloof = 1 x 24cm = 24 cm
 Lapisan ke-2 = 1,5 x 24 cm = 36 cm
 Lapisan ke-3 = 2 x 24 cm = 48 cm
 Lapisan ke-4 = 2.5 x 24 cm = 60 cm

20
 Lapisan paling bawah adalah pasir urug dengan tebal 5 cm sampai 10
cm

21

Anda mungkin juga menyukai