Anda di halaman 1dari 14

MATERIAL BANGUNAN

RAMAH LINGKUNGAN

Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Ibu Sri Nurasiawati, M.Pd.



disusun oleh:
Adriansyah Mustaffa (1304468)
Arbin Sidik (1304382)
Faris Nursidik R (1304561)
Reza Gustiawan (1301746)
Rizka Fitriani (1304441)



PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
i

Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Esa,karena berkat rahmatNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang penggunaan material
bangunan ramah lingkungan, dan dibuat dalam rangka untuk memenuhi nilai
mata kuliah Bahasa Indonesia semester genap.
Dalam menyelesaikan makalah ini,penyusun telah dibantu,dibimbing
dan di dukung oleh orang-orang yang berada di sekitar penulis,maka dari itu
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Orangtua penulis yang telah mendukung penulis selama ini.
2. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Ibu Sri
Nurasiawati, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia.
3. Teman-teman yang sudah membantu penyusun sehingga
terselesaikannya makalah ini.
4. Dan kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatunya.

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih harus di sempurnakan,tetapi penyusun
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.





Bandung, April 2014


Penyusun

ii


Daftar Isi


Kata Pengantar ........................................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................................ 3
E. Prosedur Makalah ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 4
A. Kriteria Material Ramah Lingkungan yang Baik ................................................. 4
B. Urgensi Penggunaan Material Bangunan Ramah Lingkungan ...................... 4
C. Pembaharuan Material .................................................................................................. 6
D. Keamanan Pembuatan Material ................................................................................ 6
E. Dampak Pada Penggunaan Energi ............................................................................ 7
Bab III PENUTUP ....................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................................11

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring bertambahnya populasi manusia di dunia maka kebutuhan
manusia semakin meningkat. Berbagai kebutuhan primer pun meningkat,
khususnya kebutuhan papan atau tempat tinggal. Untuk membangun suatu
tempat tinggal tentunya memerlukan lahan yang tidak sedikit, dibutuhkan
lahan kosong yang bisa dibangun sebagai tempat tinggal entah itu rumah
tinggal, rumah susun ataupun gedung apartemen. Namun lahan kosong yang
tersedia untuk era sekarang ini tidaklah sebanding dengan jumlah dan
kebutuhan manusia .
Lahan yang diperlukan untuk membuat bangunan untuk kebutuhan
manusia ,semakin terkikis dan habis, sehingga manusia mengambil lahan
hijau dan menjadikannya lahan untuk sebuah bangunan. Dengan diambil
alihnya lahan hijau oleh manusia menyebabkan ketidakseimbangan antara
alam dengan manusia. Berbagai dampak pun bermunculan akibat
ketidakseimbangan tersebut seperti pemanasan global yang diakibatkan
emisi CO2 dari gedung bertingkat dan perubahan iklim yang ekstrim.
Proyek konstruksi dianggap paling memiliki peran besar terhadap
lingkungan di permukaaan bumi ini , dimulai dari tahap konstruksi hingga
tahap operasional tidak dapat terhindar dari pemanfaatan sumber daya alam
yang semakin terbatas, dampak lain yang timbul dari penggunaan fasilitas
bangunan serta pemilihan material bangunan yang terkait dengan
peningkatan suhu di bumi.




2

Melihat dari peningkatan pemanasan global yang semakin
memprihatinkan ini, sudah saatnya proyek perlu dikelola untuk
mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan alam dan lingkungan yang
semakin parah. keadaan inipun telah didukung dan dilindungi dengan
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu material bangunan yang
ramah lingkungan adalah solusi material bangunan yang menjadi struktur
dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
sumber daya yang seefisien mungkin di seluruh siklus hidup suatu bangunan,
sehingga bisa mengurangi laju pemanasan global dan membenahi iklim
mikro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Apakah kriteria material ramah lingkungan untuk bangunan?
2. Seberapa pentingkah penggunaan material ramah lingkungan pada
bangunan?
3. Apakah dapat diperbaharui atau tidak sumber material bangunan
ramah lingkungan tersebut?
4. Apakah proses pembuatannya di pabrik juga ramah lingkungan?
5. Apakah dapat mendukung penghematan energi?
C. Tujuan
Terkait dengan rumusan masalah di atas, makalh ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. kriteria material bangunan ramah lingkungan pada bangunan;
2. pentingnya penggunaan material bangunan ramah lingkungan pada
bangunan;
3. dapat diperbaharui atau tidak sumber material bangunan ramah
lingkungan tersebut;
4. proses pembuatan di pabrik ramah lingkungan;
3

5. memanfaatkan material bangunan ramah lingkungan untuk
menghemat energi.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis,secara teoritis, diharapkan makalah ini
dapat berguna terhadap pengembangan material ramah lingkungan bagi
bangunan untuk di masa yang akan datang. Secara praktis, makalah ini dapat
bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai penambah pengetahuan, konsep keilmuan khususnya
tentang ilmu material bangunan.
2. Pembaca/arsitek, agar dapat menerapkan ilmu yang ada pada
makalah, dan menggunakan material bangunan ramah lingkungan
sebaik-baiknya.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif dan
menggunakan metode deskriptif, penulis akan menguraikan masalah yang
dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi.







4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
Material Bangunan Ramah Lingkungan
Muljati (http://sinarharapan.co/news/) menyatakan, perkembangan
Teknologi membawa perubahan yang baik terhadap kemajuan di bidang
konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Sebagai wujud kepedulian
terhadap lingkungan dan upaya meminimalisasi eksploitasi alam oleh
manusia. Bahan bangunan ramah lingkungan merupakan salah satu aspek
penting dalam konsep pembangunan berkelanjutan (suistanable
development). Perencanaan konstruksi, proses operasional pembangunan,
hingga saat penghancuran bangunan haruslah bertanggung jawab pada
akibat yang ditimbulkannya pada alam.

B. Pembahasan
1. Kriteria Material Ramah Lingkungan yang Baik
Sudiana (http://sudiana1526.wordpress.com) menyatakan,
pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga
dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu
atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa
dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan
suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan.
b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya
bagi Lingkungan.
c. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin
dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut
(misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan).
5

d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan
ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat
energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi
pembangunan).
e. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.
2. Urgensi Penggunaan Material Bangunan Ramah Lingkungan
Pemanasan global, kurs rupiah yang secara fluktuatif berubah, dan
kenaikan harga bahan Bahan Bakar Minyak, menjadi suatu problema dalam
kegiatan pembangunan. Bahan bangunan dalam kegiatan pembangunan dan
biaya oprasional yang semakin mahal menjadi suatu tantangan yang
dirasakan tidak hanya oleh para pengusaha properti, tetapi juga oleh
masyarakat, dan para arsitek selaku desainer.
Dalam perkembangannya, fakta-fakta tersebut mendesak para ahli
dalam bidang properti maupun desainer untuk mengembangkan suatu
inovasi yang dapat melahirkan dampak yang positif bagi masyarakat
maupun lingkungan. Masyarakat mengharapkan hunian yang nyaman dan
murah, sedangkan terhadap lingkungan diharapkan dapat terjaga kelestarian
existingnya.
Inovasi terbaik yang dapat menjawab kebutuhan mayarakat dan
sebagai salah satu upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan adalah
penerapan konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Konsep pembangunan yang berkelanjutan menitik beratkan pada
penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, efisien, efektif, dan
seimbang, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat saat ini tidak akan
merugikan generasi yang akan datang. Suatu konsep yang menstabilkan
antara kebutuhan masyarakat dan ketersediaannya pada alam.
Banyak para desainer saat ini yang terus mengaplikasikan konsep
berkelanjutan (sustainable) pada rancangannya, sehingga menjadi suatu style
baru yang di Indonesia dikenal dengan istilah bangunan ramah lingkungan.
Secara umum, bangunan ramah lingkungan dapat dimaknai sebagai berikut:
6

Joga (http://lipsus.kompas.com) menyatakan, desain bangunan hemat
energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir,
kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah
lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap
(roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu
udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan berperan
besar dalam mewujudkan bangunan yang sustainable. Selain dapat
mengurangi eksploitasi alam yang berlebihan, penggunaan material yang
ramah lingkunganpun dapat menjadi solusi dalam menghemat biaya
operasional dalam kegiatan pembangunan.

3. Pembaharuan Material
Pada hakikatnya material bangunan berasal dari alam dan dapat
diperbaharui. Pembaharuan material dapat dilakukan dengan didorong
kreativitas dalam pemanfaatan material bangunan bekas menjadi suatu
inovasi baru dalam kegiatan pembangunan, ataupun secara cerdas memilih
material bangunan yang memiliki fungsi sama namun memiliki nilai tambah
dalam segi ekologis maupun ekonomi.
Pengetahuan yang luas tentang material bangunan sangat berperan
dalam mewujudkan pembaharuan material, sehingga menghasilkan
alternatif-alternatif material yang memiliki fungsi sama dengan material
pendahulunya. Contoh material bangunan alternatif sebagai berikut:
Rumah dan hijau ( http://rumahdanhijau.wordpress.com/)
menyatakan, penggunaan material bambu sebagai alternatif pengganti
kayu, saat ini mulai banyak digunakan karena bambu adalah bahan
baku yang mudah dijumpai dan mudah tumbuh kembali. Dengan
teknik pengawetan yang tepat, material bambu dapat menjadi
material yang punya daya tahan lebih lama.

Bambu merupakan material bangunan yang saat ini banyak
digunakan. Selain harganya yang lebih murah, proses regenerasi bambu
7

relatif lebih cepat dibandingkan kayu, sehingga dapat mengurangi
penggunaan kayu dalam bangunan.
Material ramah lingkungan lainnya seperti alumunium dapat menjadi
alternatif dalam pembuatan kusen pintu atau jendela yang pada umumnya
dibuat dari material kayu. Selain dapat diperbaharui, alumunium memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan kayu, seperti: lebih tahan lama, lebih
kuat, antirayap, antijamur, dan lain lain.
4. Keamanan Pembuatan Material
Pada dasarnya suatu material yang dapat dikatakan ramah
lingkungan, selain aman bagi pemakai, tentu harus ramah terhadap
lingkungan, salah satunya dengan cara tidak membahayakan dan merusak
lingkungan selama pembuatan dan penggunaannya.
Menurut Pandy dalam ndyteen (http://bebas-berilmu.blogspot.com),
salah satu syarat material ramah lingkungan adalah, dalam prosesnya
material tersebut tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan. Maka dari itu, suatu material tidak dapat dikatakan ramah
lingkungan jika dalam prosesnya membuang atau menyisakan limbah
berbahaya bagi lingkungan. Misalnya pembuatan batu bata yang
terbuat dari tanah liat harus melewati proses pembakaran, walaupun
bahan batu bata sendiri tidak berbahaya bagi lingkungan, dan batu
bata dapat dipakai berulang-ulang, limbah dan zat yang dihasilkan
dari proses pembakarannya berbahaya bagi lingkungan, maka dari itu
batu bata tidak bisa disebut sebagai material ramah lingkungan.
5. Dampak Pada Penggunaan Energi
Penggunaan material bangunan ramah lingkungan berperan dalam
penghematan energi. Mulai dari proses pembuatannya, biaya operasional,
hingga transportasi. Penggunaan material yang alami memiliki tingkat
sustainable yang tinggi, karena material bangunan yang alami hampir
seluruhnya dapt diperbarui. Selain itu terdapat aspek yang mendukung
penghematan energi yang dijelaskan sebagai berikut:

Menurut Handayati (http://ejournal.ftunram.ac.id), terdapat beberapa
aspek yang mendukung untuk penghematan Energi terhadap material
lingkungan diantaranya panas sinar matahari yang berpengaruh
terhadap suhu ruang dalam melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi. Material yang mempunyai konduktivitas rendah
mempunyai daya isolator yang baik, sebaliknya material yang
8

mempunyai konduktivitas tinggi merupakan material penghantar panas
yang baik.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Handayati
(http://ejournal.ftunram.ac.id ), material yang mempunyai konduktivitas
rendah mempunyai daya isolator yang baik. Hal ini dapat diaplikasikan pada
atap dengan memadukan material yang dapat memantulkan panas dengan
baik, sehingga tercipta suasana ruanga dalam yang sejuk dan nyaman.
Penggunaan Air Conditionerpun akan berkurang.

Dengan menggunakan material bangunan yang tepat, penggunaan
energi dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Optimalisasi bahan
baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan
merupakan salah satu cara dalam menghemat energi


9

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penyusun mengemukakan
simpulan sebagai berikut:
1. Material bangunan memiliki kriteria tertentu sehingga dapat dikatakan
material ramah lingkungan, diantaranya: tidak beracun, proses
pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya, dapat
menghubungkan kita dengan alam, bisa didapatkan dengan mudah dan
dekat, bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.
2. Penggunaan material bahan bangunan yang ramah lingkungan sangat
penting, karena dapat menjadi solusi dalam menghemat biaya
operasional pembangunan dan sebagai upaya meminimalisasi
eksploitasi alam berlebihan.
3. Pada dasarnya material ramah lingkungan dapat diperbaharui, karena
hampir semua material bangunan berasal dari alam.
4. Material bangunan ramah lingkungan dalam proses pembuatannyapun
harus memenuhi syarat keamanan terhadap lingkungan. Dengan
demikian material bangunan dikatakan ramah lingkungan, karena
aman digunakan oleh pemakai, dan aman pula bagi lingkungan.
5. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan dapat
memengaruhi penghematan energi, sehingga dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan oleh pemakai.

10



B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penyusun merumuskan saran
sebagai berikut:
1. Para pengusaha dalam bidang properti maupun masyarakat dapat
lebih menyadari urgensi penggunaan material bangunan ramah
lingkungan.
2. Para pengusaha properti maupun masyarakat menerapkan material
bangunan ramah lingkungan dalam kegiatan pembangunan, sehingga
menghasilkan produk akhir yang sustainable.



11

Daftar Pustaka

Handayati, Teti. (2010). Efisiensi energi dalam rancangan bangunan.
[Online].Tersedia: http://ejournal.ftunram.ac.id/FullPaper/ teti3.pdf.
[23 April 2014].

Joga, N. (2008). Bangunan hijau,hemat dan ramah lingkungan. [Online].
Tersedia: http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/
05/29/14062635/Bangunan.Hijau.dan.Ramah.Lingkungan.
[23 April 2014].

Muljati, W. H. (2012). Ramah Lingkungan Dimulai dari Bahan Bangunannya.
[online]. Tersedia: http://sinarharapan.co/news/ read/7776/ramah-
lingkungan-dimulai-dari-bahan-bangunannya. [24 April 2014].

Ndyteen. (2012). Bahan bangunan rumah ramah lingkungan.[Online].
Tersedia: http://bebas-berilmu.blogspot.com/2012/05/bahan-
bangunan-rumah-ramah-lingkungan.html. [15 April 2014].

Rumah dan hijau. (2012). Bahan bangunan ramah lingkungan. [Online].
Tersedia: http://rumahdanhijau.wordpress.com/ 2012/
07/13/bahan-bangunan-ramah-lingkungan/. [23 April 2014].

Sudiana. (2013). Material Bahan Bangunan Ramah Lingkungan. [online].
Tersedia: http://sudiana1526.wordpress.com/2013/10/22/material
bahan-bangunan-ramah-lingkungan/. [24 April 2014]

Anda mungkin juga menyukai