Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

“BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan Dan Presentasi
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan, dengan :
Dosen : Ir. Arif Mudianto, M.T.

Disusun Oleh :

Nama : Selva Almaida Putri


NPM : 053120071

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul
“Bangunan Ramah Lingkungan”.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang memberikan do’a serta ilmu demi kelancaran membuat
karya tulis ilmiah.
2. Bapak Ir. Arif Mudianto, MT. yang telah membimbing dalam proses pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
3. Shania Gracia Harlan yang telah memberikan banyak motivasi dan semangat
kepada penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini sehingga terselesaikan
tepat waktu.
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya karya
tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini memberikan informasi yang bermanfaat
dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya saya
pribadi selaku penulis.

Bogor, 01 November 2021

SELVA ALMAIDA PUTRI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Green Building ........................................................................ 3
2.2 Konsep Bangunan Ramah Lingkungan ..................................................... 3
2.3 Aspek-Aspek Green Building ................................................................... 4
2.4 Manfaat Green Building ........................................................................... 4
2.5 Prinsip-Prinsip Green Building ................................................................. 5
BAB III. METODOLOGI
3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................ 7
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 7
3.3 Metode Penelitian ....................................................................................... 7
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Penggunaan Energi Matahari .................................................................... 8
4.2 Konstruksi Dan Material Bangunan Ramah Lingkungan ......................... 9
4.3 Orientasi Pembangunan Di Indonesia ........................................................ 11
4.4 Penerapan Green Building Di Indonesia ................................................... 13
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 15
5.2 Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain atau rancangan sebuah bangunan harus mengacu kepada konsep ramah
lingkungan. Satu hal yang patut disadari yaitu bahwa pembuatan sebuah bangunan itu
menghasilkan karbondioksida terbesar, yang dampaknya terlihat langsung pada kasus
global warming serta climate change.

Pemakaian energi pada sebuah proyek pembangunan dinilai terlampau besar,


sementara ketersedian bahan bakar minyak maupun listrik sedang dalam kondisi
penghematan. Oleh karena itu menjadi sebuah keharusan untuk mendesain atau
merancang sebuah bangunan berkonsep ramah lingkungan.

Indonesia merupakan negara tropis yang dilewati oleh garis katulistiwa sehingga
dilimpahi sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, serta suhu yang cukup stabil.
Dengan memperhatikan kondisi geografis tersebut, maka energi alternatif matahari sangat
cocok diterapkan di Indonesia. Konstruksi bangunan juga harus memperhatikan unsur
penggunaan bahan/material dan bentuk bangunan yang mampu mengurangi penggunaan
lampu untuk pencahayaan, dan AC untuk pendingin ruangan.

Menurut Corsini (1997), konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu
dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari,
melalui penentuan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna
dan menyeluruh ke semua sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman
yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta atap dan
langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas.

1
1.2 Tujuan Masalah

Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan
dan Presentasi serta untuk mengetahui bangunan ramah lingkungan dan hemat energi
yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

1.3 Manfaat Penulisan


Karya tulis ilmiah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis karya tulis ilmiah ini berguna sebagai
pengembangan konsep bangunan ramah lingkungan (konsep green building). Secara
praktis karya tulis ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca agar lebih
memahami desain atau rancangan sebuah bangunan yang berkonsep ramah lingkungan.

1.4 Perumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan energi matahari sebagai alternatif energi listrik?
2. Bagaimana konstruksi dan material bangunan ramah lingkungan?
3. Bagaimana orientasi pembangunan di Indonesia?
4. Bagaimana penerapan green building di Indonesia?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Green Building


Green Building atau Bangunan Hijau adalah bangunan yang siklus hidupnya di
mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi dan
pembongkaran yang memperhatikan dampak negatif dan menciptakan dampak positif
terhadap iklim dan lingkungan.
Dampak positif akan didapat alam dengan melindungi, menghemat, mengurangi
penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara didalam ruangan,
mempertimbangkan lingkungan dalam proses pembangunan, menggunakan bahan yang
tidak beracun dan memperhatikan kesehatan penghuninya. Bangunan hijau merupakan
alat untuk meningkatkan efisiensi sumber daya bangunan berupa energi, air dan bahan
sekaligus mengurangi dampak bangunan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Green Construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan
terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk
konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya,
serta berbiaya rendah.

2.2 Konsep Bangunan Ramah Lingkungan


Konsep bangunan ramah lingkungan adalah bangunan dimana di dalam
perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan
aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam,
menjaga mutu baik bangunan maupun mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan
memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berdasarkan kaidah pembangunan
berkelanjutan.
Dalam perancangan bangunan ramah lingkungan tidak terlepas dari pengaruh
dimana bangunan tersebut berada. Adapun langkah merancang bangunan ramah
lingkungan yang harus di perhatikan adalah :

3
• Kenali potensi lingkungan
• Pertimbangkan ukuran bangunan

2.3 Aspek-Aspek Green Building


Pemakaian material/bahan bangunan yang banyak digunakan seperti kaca, beton,
kayu, asphalt, baja dan jenis material lainnya dapat menimbulkan efek pemanasan global
yang menyebabkan perubahan iklim. Adapun aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam membangun green building, yaitu :
a. Material
Material yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam,
merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau
bahan bangunan yang didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi.
Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya tetap teruji, namun tetap
mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat
digunakan kembali atau didaur ulang.
b. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain
itu, bangunan selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan
energi (terutama untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya
dibuka untuk mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat
meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga
harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi lain, serta
teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya.
c. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara
ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram
tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran
air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan
toilet flush hemat air atau toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas
air tanpa listrik.
d. Kesehatan
Menggunakan bahan-bahan bangunan dan furniture yang tidak beracun serta
produk yang dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi
resiko penyakit asma, alergi, dan penyakit lainnya.

2.4 Manfaat Green Building


Environmental Protection Agency (2014) menyebutkan manfaat yang diperoleh
dari pelaksanaan Green Building diantaranya:

4
a) Manfaat Lingkungan
• Meningkatkan dan melindungi biodiversitas dan ekosistem
• Memperbaiki kualitas air dan udara
• Mengurangi aliran limbah
• Konservasi dan restorasi sumber daya alam
b) Manfaat Ekonomi
• Mengurangi biaya operasional
• Menciptakan, memperluas dan membentuk pasar untuk produk dan pelayanan
ramah lingkungan
• Memperbaiki produktivitas pengguna gedung
c) Manfaat Sosial
• Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan
• Meningkatkan kualitas estetika

• Meningkatkan kualitas hidup secara umum

2.5 Prinsip-Prinsip Green Building


Green Building wajib diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya,
yang memiliki dimensi berkelanjutan (sustainable) dan menjadi dasar filosofi
penyelenggaraan bangunan gedung pada setiap tahapannya. Penyelenggaraan bangunan
gedung yang berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari konteks penataan ruang. Untuk itu,
salah satu upaya mewujudkan bangunan gedung berkelanjutan adalah dengan mendorong
penyelenggaraan bangunan gedung hijau yang menerapkan prinsip-prinsip bangunan
gedung hijau yang mendukung pengembangan permukiman berkelanjutan.
Prinsip Green Building meliputi:
• Pengurangan penggunaan sumber daya, baik berupa lahan, material, air, sumber
daya alam, maupun sumber daya manusia (reduce)
• Pengurangan timbulan limbah, baik fisik maupun non-fisik
• Penggunaan kembali sumber daya yang telah digunakan sebelumnya (reuse)
• Penggunaan sumber daya hasil siklus ulang (recycle)

5
• Perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup melalui upaya
pelestarian
• Mitigasi resiko keselamatan, kesehatan, perubahan iklim, dan bencana

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metodologi Penelitian


Proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang digunakan untuk keperluan
dalam melakukan penelitian ini adalah dengan mencari data di internet dan menerapkan
cara analisis teoritis mengenai bangunan ramah lingkungan dengan konsep green
building.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah pembangunan ramah lingkungan dengan konsep green
building.

3.3 Metode Penelitian


Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan Energi Matahari


Sinar dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan komponen
yang disebut dengan sel surya. Sel surya merubah sinar matahari menjadi arus listrik DC.
Arus yang dihasilkan sebanding dengan intensitas sinar matahari yang diterima dan juga
sebanding dengan luas permukaan dari sel surya yang terpapar sinar matahari.
Para ahli telah berhasil memanfaatkan prinsip dari sel surya dengan menciptakan
panel surya yang dapat digunakan sebagai atap rumah. Dengan pesatnya kemajuan
teknologi, para ilmuwan juga telah menciptakan panel surya yang mampu berputar untuk
menyesuaikan posisinya mencari intensitas matahari yang tertinggi.
Peralatan pendukung untuk bisa memanfaatkan energi matahari sebagai pengganti
listrik dari PLN, antara lain adalah controller (pengatur pengeluaran daya dari sel surya),
inverter untuk merubah arus DC menjadi arus AC karena peralatan elektronik rumah
tangga sebagian besar menggunakan sumber arus AC.
Kendala yang dihadapi agar bisa memanfaatkan energi matahari menggunakan
panel surya adalah dari segi biaya pemasangan/instalasi masih mahal jika dibandingkan
menggunakan energi listrik dari PLN. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat masih
jarang menggunakan panel surya sebagai sumber listriknya.
Adapun keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika menggunakan panel surya,
antara lain :
1. Panel surya bisa digunakan sampai +/- 15 tahun.
2. Penggunaan panel surya akan mengurangi dampak pencemaran terhadap
lingkungan, kita ketahui bahwa pembangkit tenaga listrik masih banyak yang
menggunakan proses pembakaran dari BBM, BBG, batu bara, dan bahkan nuklir.
Pembakaran bahan apapun pasti akan menghasilkan gas yang akan mencemari
udara.
3. Tidak akan terpengaruh oleh adanya pemadaman bergilir dari PLN.

8
4.2 Konstruksi Dan Material Bangunan Ramah Lingkungan
Terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan ketika merancang sebuah
bangunan. Berikut ini adalah berbagai contoh yang telah dicontohkan oleh para arsitektur
yang peduli akan lingkungannya.
Pertama, kita bisa meniru konsep rumah panggung. Dengan adanya jarak antara
tanah dengan lantai, maka area tanah dibawah lantai masih bisa berfungsi untuk
penyerapan air. Hal ini bisa bermanfaat untuk mengurangi banjir.
Kedua, harus diperhatikan masalah pencahayaan. Jika rumah mempunyai titik-titik
masuknya cahaya yang cukup, maka akan mengurangi penggunaan lampu pada siang hari.
Ketiga, masalah ventilasi. Jika pertukaran udara di rumah cukup, maka akan
mengurangi penggunaan AC maupun kipas angin, ditambah lagi jika rumah mempunyai
ruang terbuka hijau maka udara yang keluar masuk rumah akan lebih bersih begitupun
suhu udara akan menjadi lebih rendah. Masalah sanitasi juga harus diperhatikan, misalnya
perancangan saluran pembuangan air dan penempatan tempat sampah organik maupun
anorganik.
Pemilihan material untuk membangun sebuah bangunan juga akan berpengaruh
terhadap efek keramah-tamahan lingkungan. Pertama, gunakan sumber daya yang bisa
diperbarui. Sumber daya yang bisa diperbarui misalnya material bangunan dari kayu,
bebatuan dan semacamnya yang pada umumnya adalah material alami yang banyak
terdapat di lingkungan sekitar dan mudah untuk diperbarui kembali. Selanjutnya kita bisa
menggunakan kembali material bangunan yang masih layak pakai, dan mengolah limbah
atau material sisa bangunan untuk dapat dimanfaatkan kembali.
Berikut ini adalah contoh berbagai bahan yang bisa dipilih untuk menghasilkan
sebuah rumah yang ramah lingkungan. Low E-Glass, yang bisa digunakan untuk kaca
jendela yang akan menyerap panas sehingga ruangan tidak akan terlalu panas dan berarti
penggunaan AC juga bisa dihemat. Rain Harversting yang memanfaatkan air hujan
dengan cara menampungnya dan digunakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari seperti
menyiram tanaman sampai untuk toilet. Storage Heating adalah penyimpanan sumber
panas yang nantinya akan digunakan untuk menghangatkan ruangan pada saat suhu dingin
tiba, sehingga penggunaan mesin penghangat ruangan dapat dikurangi.

9
Adapun beberapa bahan material alami lainnya adalah :
1) Hempcrete
Hempcrete merupakan material konstruksi yang terbuat dari campuran bahan
alami yaitu kapur dan rami. Hempcrete pertama kali digunakan dalam konstruksi untuk
membangun dinding pengisi bantalan non-berat di Perancis pada awal 1990-an.
Hempcrete terbuat dari campuran rami dengan kapur dan air dengan berat hanya sekitar
seperdelapan dari berat beton biasa.
Sifat ringan hempcrete juga dapat mengurangi energi yang terkandung dalam
bangunan dengan mengurangi emisi yang terkait dengan pengangkutan material. Bisa
digunakan di berbagai iklim dan tanah. Keuntungan utama dari menggunakan hempcrete
ini adalah dapat digunakan untuk membangun berbagai jenis area konstruksi mulai dari
dinding hingga atap. Berdasarkan temuan penelitian, hempcrete memiliki kemampuan
untuk mengatur kelembapan di dalam dinding dan menyimpan energi panas

2) Ashcrete
Ashcrete adalah salah satu inovasi material bangunan yang ramah lingkungan.
Sesuai dengan namanya, ashcrete terbuat dari 97 persen bahan daur ulang fly ash, bottom
ash, borat, dan turunan kimia klorin yang merupakan produk hasil pembakaran batu bara.
Bahan material satu ini dianggap sebagai bahan bangunan berkelanjutan yang
ramah lingkungan karena terbuat dari bahan daur ulang dan memiliki energi perwujudan
yang rendah. Keunggulan penggunaan ashcrete mampu menggantikan penggunaan semen
tradisional, memiliki daya rekat yang sangat kuat dan dapat menurunkan emisi karbon.
Selain itu, ashcrete membutuhkan lebih sedikit air daripada semen biasa dan lebih mudah
digunakan saat cuaca dingin.

3) Timbercrete
Timbercrete adalah bahan bangunan yang terbuat dari serbuk gergaji dan beton
dicampur bersamaan. Timbercrete dianggap dapat membantu mengurangi limbah serbuk
kayu yang dihasilkan dari pemotongan menggunakan gergaji. Kemudian, dapat menjaga
udara tetap bersih dari karbon, anti peluru dan tahan terhadap api.

10
Lebih ringan dari beton/bata konvensional, bobot timbercrete bisa mencapai 900-
1000 kilogram per meter kubik. Karena memiliki bobot yang lebih ringan, timbercrete
sangat tepat untuk digunakan pada bangunan lebih dari satu lantai. Pemanfaatan
timbercrete pada bengunan lebih dari satu lantai dapat mengurangi berat total bangunan
sehingga dapat menghemat biaya saat membuat elemen struktur.
Saat ini dibeberapa negara maju telah banyak industri penghasil timbercrete,
timbercrete sendiri banyak dimanfaatkan sebagai pengganti bata dan beton block (paving
block) dan lain sebagainya. Timbercrete dapat dibentuk menjadi seperti balok, batu bata,
dan pavers.

4.3 Orientasi Pembangunan Di Indonesia


1. Orientasi Bangunan Terhadap Matahari dan Angin
Tujuan utama adalah bagaimana mempertahankan keseimbangan antara priode
kekurangan panas dimana sinar matahari diperlukan dan periode kelebihan panas
dimana sinar matahari harus dihindarkan. Lintasan matahari dan angin bervariasi
tergantung pada musim dan lokasi tapak.
Di Indonesia yang merupakan daerah panas lembab, sebaiknya orientasi
bangunannya :
• Bentuk bangunan memanjang arah Timur-barat dengan bidang timur dan
barat sekecil mungkin
• Mengurangi pemanasan matahari
• Memanfaatkan angin agar terjadi pendinginan karena penguapan
• Sebaiknya memasang kisi-kisi peneduh matahari pada jendela dan ruang
outdoor.

2. Orientasi Bangunan Terhadap Bukaan


Ventilasi udara adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai saluran
pengaliran udara. Aliran udara yang melalui ventilasi dapat dari dalam bangunan
menuju ke luar bangunan maupun sebaliknya. Keberadaan ventilasi udara

11
memungkinkan terjadinya pertukaran udara di dalam dan di luar bangunan secara
terus-menerus.

Ventilasi berfungsi mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya
sehingga terjadi pergantian udara yang sehat untuk dihirup. Seiring dengan
keluarnya udara dari dalam, ventilasi juga menjadi saluran keluarnya polusi dari
dalam rumah.

Sirkulasi udara ini bertujuan menciptakan ketersediaan udara bersih yang rendah
polusi dengan maksud sekaligus menjaga kelembapan dan suhu yang nyaman bagi
penghuni di dalam bangunan. Ventilasi bangunan adalah faktor penting yang bisa
berdampak, tidak hanya kepada produktivitas dan kegiatan penghuninya, potensi
tersebarnya penyakit infeksi pernapasan juga bisa dikurangi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun ventilasi bangunan:
• Volume dan kualitas udara luar yang dapat masuk melalui ventilasi.
Ventilasi yang baik tidak hanya dapat mengalirkan, tapi sebaiknya bisa
menyaring udara juga.
• Arah pergerakan udara, sebisa mungkin dari area yang bersih ke area yang
kotor.
• Udara dari luar harus dapat masuk ke tiap ruangan, menggantikan polusi
yang terjadi di dalam rumah.
• Luas dan jumlah ventilasi ini juga harus memperhatikan luas, bentuk, dan
jumlah ruangan, jumlah orang yang berada dalam bangunan, jenis dan
jumlah perabot di dalam ruangan.

Ventilasi bertujuan :
• Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh
keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan
oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran.

12
• Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan
sebagainya.
• Menghilangkan kalor yang berlebihan.
• Membantu mendapatkan kenyamanan termal.

Umumnya ada dua jenis utama ventilasi, yaitu ventilasi alami dan ventilasi
mekanik. Ventilasi alami biasanya memanfaatkan tiupan angin yang masuk
melalui jendela, pintu, dan ventilasi-ventilasi di atas pintu atau jendela. Sementara
ventilasi mekanik menggunakan kipas angin yang ditempatkan di dalam ruangan
atau dipasang pada dinding untuk mengeluarkan dan memasukkan udara ke dalam
ruangan.

4.4 Penerapan Green Building Di Indonesia


Indonesia memiliki lembaga untuk melakukan sertifikasi bangunan hijau
yaitu Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia). Lembaga bangunan hijau
Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) adalah lembaga
swadaya dan nirlaba yang didirikan pada tahun 2009 dan didirikan oleh sinergi para
pemangku kepentingan meliputi profesional bidang jasa konstruksi, kalangan industri
sektor bangunan dan properti, pemerintah, institusi pendidikan dan penelitian, asosiasi
profesi, dan masyarakat peduli lingkungan yang menyelenggarakan kegiatan
pembudayaan penerapan prinsip-prinsip hijau/ekologis/keberlanjutan/sustainability dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian bangunan serta lingkungannya di Indonesia.
Menurut GBC Indonesia dalam Greenship EB, ada 6 kategori penilaian Green
Building. Keenam kategori tersebut antara lain:
1. Appropriate Site Development
Cakupan kategori ini berupa akses ke sarana-sarana umum, pengurangan
kendaraan bermotor, penggunaan sepeda, lanskap tumbuhan hijau, heat island
effect, pengurangan beban volume limpasan air hujan, site management, perhatian
terhadap bangunan atau sarana di sekitarnya.

2. Energy Efficiency and Conservation

13
Pada kategori ini, segala bentuk optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada
bangunan, komisioning ulang pada peralatan pengkondisian udara, penghematan
energi pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara, pencatatan dan
pengawasan penggunaan energi, operasi dan perawatan peralatan AC, penggunaan
energi terbarukan dan pengurangan emisi energi, tercakup di dalamnya.

3. Water Conservation
Kategori ini meliputi sub pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan
pemeriksaan sistem plumbing, efisiensi penggunaan air bersih, pengujian kualitas
air, penggunaan air daur ulang, penggunaan sistem filtrasi untuk menghasilkan air
minum, pengurangan penggunaan air dari sumur dalam dan penggunaan
keran auto stop.

4. Material Resources and Cycle


Kategori ini mencakup penggunaan refrigerant, penggunaan materi yang ramah
lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3 dan
penyaluran barang bekas.

5. Indoor Health and Comfort


Dalam kategori ini mencakup kualitas udara ruangan, pengaturan lingkungan asap
rokok, pengawasan gas CO2 dan CO, pengukuran kualitas udara dalam ruang,
pengukuran kenyamanan visual, pengukuran tingkat bunyi dan survei kenyamanan
gedung.

6. Building Environment Management


Kategori ini mencakup inovasi peningkatan kualitas bangunan, tersedianya
dokumen-dokumen tentang bangunan yang lengkap, adanya tim yang menjaga
prinsip green building dan pelatihan dalam pengoperasian dan perawatan aspek-
aspek green building secara lengkap.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Green Building atau Bangunan Hijau adalah bangunan yang siklus hidupnya di
mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
renovasi dan pembongkaran yang memperhatikan dampak negatif dan
menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan.
2. Sinar dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik menggunakan komponen
yang disebut dengan sel surya. Sel surya merubah sinar matahari menjadi arus
listrik DC. Arus yang dihasilkan sebanding dengan intensitas sinar matahari yang
diterima dan juga sebanding dengan luas permukaan dari sel surya yang terpapar
sinar matahari.
3. Pemilihan material untuk membangun sebuah bangunan juga akan berpengaruh
terhadap efek keramah-tamahan lingkungan. Pertama, gunakan sumber daya yang
bisa diperbarui. Sumber daya yang bisa diperbarui misalnya material bangunan
dari kayu, bebatuan dan semacamnya yang pada umumnya adalah material alami
yang banyak terdapat di lingkungan sekitar dan mudah untuk diperbarui kembali.
Selanjutnya kita bisa menggunakan kembali material bangunan yang masih layak
pakai, dan mengolah limbah atau material sisa bangunan untuk dapat
dimanfaatkan kembali.

5.2 Saran

Perlunya kesadaran dari setiap masyarakat maupun pengembang/kontraktor agar


memperhatikan aspek hemat energi dan ramah lingkungan ketika merancang
sebuah bangunan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://elsyara15.wordpress.com/2014/02/04/makalah-tentang-konsep-pembangunan-
yang-berkelanjutan-green-building/ (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021)

https://properti.kompas.com/read/2021/09/03/110000721/ketahui-tiga-bahan-bangunan-
ramah-lingkungan-?page=all (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021)

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/225/jbptppolban-gdl-andreinari-11241-3-bab2--6.pdf
(Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021)

https://steemit.com/indo-steem/@kharrazi/timbercrete-dan-kelebihannya (Diakses pada


tanggal 25 Oktober 2021)

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/05/090000721/mengenal-hempcrete-
material-konstruksi-alami-dari-kapur-dan-rami?page=all (Diakses pada tanggal 25
Oktober 2021)

https://properti.kompas.com/read/2021/09/03/110000721/ketahui-tiga-bahan-bangunan-
ramah-lingkungan-?page=all (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ventilasi_alami (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2021)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ventilasi_(arsitektur) (Diakses pada tanggal 27 Oktober


2021)

16

Anda mungkin juga menyukai