Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GREEN ARSITEKTUR

“ARSITEKTUR BIOKLIMATIK”

OLEH :
SRI INDAH CAHYANI
F22120045

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Arsitektur Bioklimatik " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Green Arsitektur. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang arsitektur bioklimatik bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Eng. Puteri Fitriaty, ST., MT dan Andi Jiba
Rifai B., ST., MT selaku guru Mata Kuliah Green Arsitektur. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 25 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4

A. Pengertian Arsitektur Bioklimatik .................................................................................. 4

B. Perkembangan Arsitektur Bioklimatik ........................................................................... 4

C. Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik ............................................................................ 5

D. Contoh Bangunan dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik ...................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9

Kesimpulan............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia Arsitektur dewasa ini juga dihadapkan pada suatu isu bau. Krisi energi karena sumber
daya alam yang dieksploitasi sejak industrialisasi dunia kini terasa gejalanya. Perubahan iklim,
pemanasan global, dan bencana lainnya menjadi salah satu penyebabnya. Seprtinya
pernyataan tentang isu berkelanjutan melalui konferensi internasional yang menghasilkan
pernyataan :

“... Sustainable development is development that meets the needs of the present without
compromising the ability of future generation to meet their own needs...” (Bruntdland report,
1987 )

Pemanasan global merupakan isu utama yang saat ini sedang di pecahkan cara mengatasinya.
Arsitektur juga dapat berefek negatif terhadap kondisi lingkungan, oleh sebab itu perlu adanya
konsep arsitektur baru yang ramah lingkungan. Green

Architecture merupakan salah satu solusinya. Bagian dari arsitektur hijau adalah arsitektur
Bioklmatik yang merupakan perancangan gedung yang menyesuaikan dengan iklim tempat
bangunan berada. Namun saat ini sedikit yang mengetahui bahawa arsitektur bioklimatik juga
memilki aspek keindahan tersendiri yang juga memiliki fungsi yang menguntungkan
bangunan tersebut. Penting bagi arsitek-arsitek muda untuk mengetahui aspek estetika dari
arsitektur bioklimatik ini sehingga pada masa depan Indonesia dapat memiliki bangunan yang
ramah lingkungan serta sesuai dengan iklimnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Arsitektur Bioklimatik
Dalam Esiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah ilmu dan
seni merancang bangunan, kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional,
terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika ” (Ensiklopedia Nasional
Indonesia, 1990).
Menurut Yeang Kenneth, “Bioclimatology is the study of the relationship
between climate and life, particulary the effect of climate on the health and activity of
living things ”. Artinya, ”Bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitak sehari- hari”.
Bangunan bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunannya disusun oleh
desain penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan
data meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,
dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. (Yeang Kenneth
tahun 1996).
Maka berdasarkan dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan
Arsitektur Bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk
mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitan iklim daerah tersebut.

B. Perkembangan Arsitektur Bioklimatik


Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur
Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur
bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang
terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan
prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang
dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan
bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan
falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan,
penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan
bentuk, bahan dan arsitektur”. Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer
lahirlah arsitek lain seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan

4
arsitektur bioklimatik. Setalah tahun 1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan
arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi bioklimatik yang memenangkan
penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966.

C. Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik


Penampilan bentuk arsitektur sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan setempat
• Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapa
diperbaharui.
• Penghematan energi dari segi bentunk bangunan, penempatan bangunan, dan
pemilihan material.
• Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.

Hal-hal yang harus dipehatikan dalam mendesain dengan tema bioklimatik strategi
pengendalian iklim

• Memperhatikan keuntungan matahari


• Meminimalkan perlakuan aliran panas
• Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari
• Memperhatikan ventilasi
• Memperhatikan penguapan pendinginan, sistem atap.

D. Contoh Bangunan dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik


Beberapa indikator yang harus dipenuhi dari pendekatan desain bioklimatik
menggunakan elemen arsitektural. Contoh penggunaannya pada iklim tropis secara
umum dilihat dari contoh kasus Rumah Misol di Bali dan A Box in Disguise oleh
Wahana Architect, sebagai berikut:
1. Penentuan Orientasi Bangunan Orientasi bangunan penting untuk konservasi
energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan
selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas. Orientasi
bangunan terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil
menghadap timur dan barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan
atau pada emperan terbuka. Rumah Misol memiliki entrance di sisi Timur,
sehingga pada sisi ini tidak terlihat ada bukaan.

5
2. Peletakan Sun-Shading pada Bangunan. Sun-Shading diletakkan pada sisi
paling intens terpapar cahaya matahari yaitu sisi timur dan barat. Fungsi dari
Sun-Shading adalah untuk mengurangi paparan cahaya matahari langsung pada
bangunan, sehingga suhu dalam ruang terjaga dan mengurangi glare walaupun
efek terang dari matahari tetap didapatkan.

3. Peletakan Bukaan pada Bangunan Berupa Pintu, Jendela, dan Ventilasi


Hal ini memiliki korelasi dengan kenyamanan pengguna, arah angin dan
paparan cahaya matahari. Peletakaan ketiganya biasanya di sisi utara dan
selatan yaitu arah angin pada umumnya. Pada gambar 9 terlihat bukaan pada
Rumah Misol diletakkan di sisi Utara pada bangunan sehingga dapat
memaksimalkan udara yang masuk pada bangunan.
Rumah Misol sudah mengadaptasi penggunaan Cross-Ventilation pada
bangunannya. Pengguaan bukaan yang diletakkan sedemikian rupa membiarkan
terjadinya pertukaran udara sehingga memberikan kenyamanan thermal kepada
penghuninya.

6
4. Pemilihan Material Bangunan
Material juga sangat berpengaruh pada kenyamanan yang akan diterima oleh
pengguna. Pemilihan material memiliki beberapa kriteria, sebagai contoh, untuk
kenyamanan secara akustik, material dengan kerapatan baik dipilih karena
menyerap bunyi lebih baik, selain itu, material dengan kerapatan baik ini juga
dipilih untuk dinding bangunan karena dapat membantu mengurangi pengaruh
radiasi matahari karena proses perambatannya lambat sehingga panas yang
berlebih sulit masuk ke dalam rumah.

5. Pemilihan Warna Kulit Bangunan


Warna kulit bangunan terluar yang dipilih biasanya merupakan warna putih
yang dapat memantulkan cahaya dan panas matahari sehingga dalam ruang
tidak terlalu panas pada siang hari namun tetap hangat saat malam hari.

6. Peletakan Vegetasi
Letak vegetasi pada tapak berpengaruh juga pada kenyamanan thermal
yang diterima oleh pengguna dalam bangunan. Selain menghindarkan dari
sengatan matahari langsung, peletakan vegetasi pada tapak juga membuat
penghawaan (dalam hal ini membantu dalam penyaringan udara yang masuk ke

7
bangunan) juga membantu dalam penyerapan polusi suara, sehingga
menimbulkan kenyamanan secara akustik.
Dari contoh Rumah Misol terlihat penggunaan passive design strategies
dalam pendekatan bioklimatik. Cakupannya termasuk desain dari tapak,
pengaturan elemen lansekap (tanaman, air, dst), orientasi bangunan, peletakan
massa bangunan, bentuk bangunan, pelingkup bangunan, sun shading design,
desain jendela dan bukaan. Semuanya merupakan bagian dari strategi yang
dipikirkan matang agar pelaksanaan dan perawatan bangunan dengan
pendekatan ini berhasil (low cost).

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari tinjauan teori dan penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendekatan Bioklimatik diperlukan untuk membantu lingkungan mencapai self-
regenerating agar tercapai keseimbangan alam,
2. Pendekatan Bioklimatik dipilih dalam metode desain untuk mencapai energy saving dan
pengurangan konsumsi energi yang tidak terbarukan,
3. Dengan perluasan dari konsep desain bioklimatik, desainer (dalam hal ini adalah Arsitek)
dapat mengimplementasikan pendekatan desain yang lebih baik terutama kepada
lingkungan,
Pengembangan metode desain bioklimatik memiliki 3 tahapan desain:
1. Memilih alternatif berdasarkan kebutuhan
2. Memastikan penggunaan energi terbarukan serta memikirkan keterbaharuannya tercapai
3. Memastikan kenyamanan pengguna ruang tercapai.

9
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS%20ROG/Downloads/komposisi,+2-Natalia.pdf

https://node1.123dok.com/dt03pdf/123dok/002/981/2981158.pdf.pdf?X-Amz-Content-
Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=7PKKQ3DUV8RG19BL%2F20221025%2F%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-
Date=20221025T155101Z&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=5c14a711559625c2a1638c23d19624a61bd366bf59c10efebc2b1ce93e69606c

10

Anda mungkin juga menyukai