Anda di halaman 1dari 47

Prinsip Bangunan Arsitektur Biomimikri

Universitas 17 agustus 1945 surabaya

DAFTAR ISI

PADA BANGUNAN ARSITEKTUR BIOMIMIKRI .........................i


KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISTILAH.................................................................................. iii
INTISARI.................................................................................................. iii
ABSTRACT.............................................................................................. iv
BAB 1......................................................................................................... 1
1.1. Pendahuluan ...................................................................................... 2
1.2. Latar Belakang .................................................................................. 3
1.3. Permasalahan...................................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
1.5. Pengertian Pakar ............................................................................... 6
1.6. Prinsip Prinsip Teori.......................................................................... 7
1.7. Strategi Implementasi........................................................................ 21
BAB 2......................................................................................................... 9
2.1 Contoh Obyek Arsitektur................................................................... 10
2.2 Contoh Obyek arsitektur ................................................................... 11
2.3 Biomimikri dalam Arsitektur............................................................. 12
2.2.1. Definisi Biomimikri....................................................................... 13
2.2.2. Sejarah Perkembangan Biomimikri.............................................. 14
2.2.3. Inovasi Biomimikri di Berbagai Bidang......................................15
2.2.4. Kategori Biomimikri...................................................................... 16
2.2.5. Biomimikri untuk Meningkatkan Arsitektur Berkelanjutan......17
2.2.6. Keterbatasan Penerapan Biomimikri............................................ 18
Prinsip dasarnya adalah mengambil inspirasi dari alam dan
menerapkannya dalam desain bangunan. Biomimikri merupakan
gabungan antara kata "bio" yang berarti kehidupan, dan"mimikri"
yang berarti meniru. Konsep ini bertujuan untuk mengadopsi
prinsip-prinsip yang ada di alam, baik itu dalam hal bentuk,
struktur, fungsi, atau proses, dan mengaplikasikannya dalam
desain arsitektur.
contoh-contoh dalam biomimikri dalam bangunan arsitektur
dalam mencakup

1.) Bentuk dan Struktur: Meniru bentuk dan struktur organisme


hidup untuk menciptakan desain bangunan bangunan yang ringan
namun kuat.

2.) Sistem Pencahayaan: Meniru cara cahaya alami masuk ke


dalam ekosistem dan menerapkannya pada desain bangunan.
Misalnya, meniru pola pencahayaan daun pohon untuk
mendesain jendela atau atap yang memungkinkan pencahayaan
alami masuk ke dalam bangunan.

3.) Sirkulasi Udara: Meniru sirkulasi udara yang efisien dalam


alam dan mengaplikasikannya pada desain sistem ventilasi
bangunan. Misalnya, meniru rongga sarang lebah untuk
menciptakan sistem ventilasi yang memaksimalkan aliran udara
tanpa banyak energi listrik.
4.) Efisiensi Energi: Meniru bagaimana organisme hidup
mengelola energi untuk menciptakan bangunan yang lebih efisien
secara energi. Contohnya, meniru sistem pengaturan suhu pada
sarang burung untuk menciptakan bangunan yang dapat
mengurangi penggunaan energi untuk pemanasan atau
pendinginan.

5.) Bahan Bangunan: Meniru sifat-sifat bahan alami dalam


menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Misalnya, meniru struktur kulit kura-kura untuk
menciptakan material bangunan yang kuat namun fleksibel.
KATA PENGANTAR
Selamat datang dalam pembahasan tentang biomimikri, sebuah
konsep yang menggabungkan dunia alam dan ilmu pengetahuan
untuk menciptakan solusi inovatif dalam berbagai bidang
kehidupan. Dalam kata pengantar ini, kita akan membahas tentang
biomimikri, konsep dasarnya, serta potensi dan manfaat yang
terkandung di dalamnya. Biomimikri, yang terinspirasi dari kata
"bio" yang berarti kehidupan, dan "mimikri" yang berarti meniru,
adalah pendekatan yang menggunakan prinsip-prinsip dan pola-
pola yang ada di alam untuk menciptakan solusi manusia yang
lebih efisien, berkelanjutan, dan harmonis dengan lingkungan.
Dalam biomimikri, kita belajar dari desain yang telah diuji dan
dioptimalkan oleh jutaan tahun evolusi di alam. Dalam kata
pengantar ini, kita akan menjelajahi berbagai contoh biomimikri
yang telah diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari
arsitektur, desain produk, teknologi, energi, hingga pengelolaan
sumber daya alam. Kita akan melihat bagaimana bentuk, struktur,
pola, dan sistem alam dapat diadopsi dan diterapkan untuk
menciptakan solusi manusia yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Selain itu, kita juga akan membahas manfaat dan potensi
biomimikri dalam memecahkan tantangan global seperti
perubahan iklim, krisis energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan memanfaatkan kearifan alam dan prinsip-prinsip yang ada
di dalamnya, biomimikri menawarkan peluang untuk menghadapi
tantangan kompleks dan menciptakan solusi yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Mari kita menjelajahi dunia
menarik biomimikri dan melihat bagaimana pendekatan ini dapat
menginspirasi inovasi, memperbaiki keberlanjutan, dan membawa
kita menuju masa depan yang lebih baik.
DAFTAR ISTILAH
Berikut adalah beberapa istilah yang terkait dengan
biomimikri dalam arsitektur Biomimikri:
Pendekatan yang mengadopsi prinsip-prinsip alam dan
menerapkannya dalam desain manusia untuk menciptakan solusi
yang lebih efisien, berkelanjutan, dan terinspirasi dari alam.
Arsitektur Biomimikri: Pendekatan desain arsitektur yang
mengambil inspirasi dari alam dan menerapkan prinsip-prinsip
biologis dan ekologis dalam penciptaan bangunan.
Bentuk dan Struktur: Mengacu pada peniruan bentuk dan struktur
organisme hidup dalam desain bangunan untuk mencapai
kekuatan struktural dan efisiensi yang optimal.
Pencahayaan: Mengadopsi pola dan prinsip pencahayaan alami
dalam alam untuk merancang desain yang memaksimalkan
penggunaan cahaya alami dan mengurangi kebutuhan
pencahayaan buatan. Sirkulasi Udara: Meniru sirkulasi udara
efisien dalam alam untuk merancang sistem ventilasi yang
memaksimalkan aliran udara segar dan meminimalkan konsumsi
energi.
Efisiensi Energi: Mengadopsi strategi dan teknologi yang
terinspirasi dari organisme hidup untuk mengurangi konsumsi
energi dalam operasional bangunan, termasuk pengaturan suhu,
isolasi termal, dan pemanfaatan energi terbarukan.
Bahan Bangunan: Menggunakan bahan bangunan yang
terinspirasi dari sifat-sifat bahan alami dalam alam, seperti
kekuatan, ketahanan, dan keberlanjutan, untuk menciptakan
bangunan yang lebih ramah lingkungan.
Rekayasa Ekologis: Mengadopsi prinsip-prinsip ekologi dalam
desain bangunan untuk menciptakan hubungan harmonis antara
bangunan dan lingkungannya, termasuk pengelolaan air,
penghijauan, dan pengurangan dampak lingkungan.
Adaptasi: Mengamati bagaimana organisme hidup beradaptasi
dengan lingkungan mereka dan menerapkan prinsip-prinsip ini
dalam desain bangunan yang dapat beradaptasi dengan perubahan
iklim dan kondisi lingkungan.
Sumber Daya Terbarukan: Mengintegrasikan konsep dan
teknologi terkait energi terbarukan, seperti panel surya, turbin
angin, dan sistem pengumpulan air hujan, untuk mencapai
keberlanjutan dalam penggunaan sumber daya.
INTISARI
biomimikri dalam arsitektur adalah pendekatan desain yang
mengambil inspirasi dari alam dan menerapkan prinsip-prinsip
biologis dan ekologis dalam penciptaan bangunan. Konsep ini
bertujuan untuk menciptakan solusi arsitektur yang lebih efisien,
berkelanjutan, dan terhubung dengan lingkungan.
Dalam biomimikri arsitektur, bentuk, struktur, sistem
pencahayaan, sirkulasi udara, efisiensi energi, dan bahan
bangunan diambil dari pola dan prinsip yang ada di alam.
Contohnya, meniru struktur tulang atau kulit hewan untuk
menciptakan bangunan yang kuat dan ringan, atau meniru pola
pencahayaan daun pohon untuk mendesain jendela atau atap yang
memaksimalkan pencahayaan alami.
Penerapan biomimikri dalam arsitektur memiliki manfaat besar,
termasuk efisiensi energi yang lebih tinggi, penggunaan sumber
daya yang lebih bijaksana, kenyamanan penghuni yang lebih baik,
dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pendekatan ini juga mempromosikan keberlanjutan jangka
panjang dan harmoni antara bangunan dan ekosistem sekitarnya.
Dengan menggunakan biomimikri dalam arsitektur, kita dapat
menciptakan bangunan yang berkelanjutan, inovatif, dan ramah
lingkungan. Ini adalah langkah menuju masa depan di mana
desain arsitektur dapat terinspirasi dan belajar dari
keanekaragaman alam untuk menciptakan lingkungan lebih baik
bagi manusia dan ekosistem.
ASBTRAK
Biomimikri dalam arsitektur adalah pendekatan inovatif yang
menarik inspirasi dari alam dan menerapkan prinsip-prinsip
biologis dan ekologis dalam desain bangunan. Konsep tersebut
bertujuan untuk menciptakan arsitektur yang efisien,
berkelanjutan, dan selaras dengan lingkungan.
Dalam arsitektur biomimikri, bentuk, struktur, sistem
pencahayaan, sirkulasi udara, efisiensi energi, dan material
bangunan diturunkan dari pola dan prinsip yang terdapat di alam.
Misalnya, meniru struktur tulang atau kulit hewan yang kuat dan
ringan untuk menciptakan bangunan yang tangguh dan ringan,
atau meniru pola cahaya dedaunan untuk mendesain jendela atau
atap yang memaksimalkan pencahayaan alami.
Penerapan biomimikri dalam arsitektur menawarkan banyak
manfaat, termasuk efisiensi energi yang lebih tinggi, pemanfaatan
sumber daya yang lebih bijak, peningkatan kenyamanan
penghuni, dan pengurangan dampak negatif trehala lingkungan.
Pendekatan ini mempromosikan keberlanjutan jangka panjang dan
memupuk keharmonisan antara bangunan dan ekosistem
sekitarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
arsitektur modern, semakin penting bagi kita untuk
menciptakan bangunan yang efisien, berkelanjutan, dan terhubung
dengan lingkungan sekitar. Dalam upaya untuk mencapai tujuan ini,
pendekatan biomimikri dalam arsitektur telah muncul sebagai sebuah
konsep yang menarik. Biomimikri, yang menggabungkan kata "bio"
yang berarti kehidupan, dan "mimikri" yang berarti meniru, mengajak
kita untuk belajar dari kearifan alam dan menerapkan prinsip-prinsip
alami dalam desain bangunan.
Pada dasarnya, biomimikri dalam arsitektur mengusulkan agar kita
mengadopsi pola, struktur, fungsi, dan proses yang ada di alam dan
mengaplikasikannya dalam desain bangunan. Dengan mengamati dan
mempelajari organisme hidup serta ekosistem di sekitar kita, kita
dapat menemukan solusi yang telah diuji dan dioptimalkan oleh
evolusi alam selama jutaan tahun.
Tujuan utama dari biomimikri dalam arsitektur adalah menciptakan
bangunan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Dengan mempelajari bentuk dan struktur organisme hidup, kita dapat
merancang bangunan yang kuat namun ringan, mengurangi konsumsi
energi dengan meniru sistem pengaturan suhu pada organisme hidup,
atau bahkan mengadopsi sistem pencahayaan alami untuk mengurangi
penggunaan energi listrik.
Melalui pendekatan biomimikri, kita juga dapat mengembangkan
bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,
dengan meniru sifat-sifat dan komposisi bahan alami yang ditemukan
di alam. Dalam hal ini, biomimikri arsitektur memberikan peluang
untuk menciptakan bangunan yang terhubung dengan alam,
berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, dan menciptakan
lingkungan yang nyaman bagi penghuninya.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep biomimikri dalam
arsitektur lebih lanjut. Kita akan melihat contoh-contoh aplikasinya
dalam berbagai aspek desain bangunan, serta manfaat dan tantangan
yang terkait. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
biomimikri, kita dapat membentuk masa depan arsitektur yang lebih
berkelanjutan, inovatif, dan terinspirasi dari kearifan alam.
LATAR BELAKANG
Ketika kita melihat keadaan dunia saat ini, tantangan lingkungan
seperti perubahan iklim, kehabisan sumber daya alam, dan kerusakan
ekosistem semakin menjadi perhatian global. Dalam sektor arsitektur,
bangunan menjadi salah satu penyumbang utama terhadap dampak
negatif terhadap lingkungan, baik dalam hal konsumsi energi yang
tinggi, emisi karbon, atau penggunaan sumber daya yang tidak
berkelanjutan.
Sebagai respons terhadap tantangan ini, kebutuhan untuk
mengembangkan solusi arsitektur yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan menjadi semakin mendesak. Di sinilah biomimikri
dalam arsitektur hadir sebagai pendekatan yang menjanjikan.
Biomimikri menawarkan cara baru untuk mendekati desain arsitektur
dengan mengambil inspirasi dari keanekaragaman alam dan prinsip-
prinsip yang ada di dalamnya.
Sejarah manusia telah lama mengamati dan mempelajari alam untuk
mendapatkan ide dan inovasi. Namun, baru dalam beberapa dekade
terakhir, konsep biomimikri mulai diterapkan secara sistematis dalam
desain arsitektur. Melalui pendekatan ini, arsitek dan perancang
bangunan dapat mengadopsi prinsip-prinsip yang terbukti di alam,
baik dalam hal efisiensi energi, struktur, adaptasi terhadap lingkungan,
atau bahkan penggunaan bahan.
Penerapan biomimikri dalam arsitektur tidak hanya memberikan
manfaat dalam hal keberlanjutan dan efisiensi, tetapi juga
menciptakan bangunan yang lebih harmonis dengan lingkungan
sekitarnya. Bangunan biomimikri dapat membentuk ikatan yang lebih
kuat antara manusia dan alam, memberikan ruang yang lebih nyaman
dan sehat bagi penghuni, serta menghormati ekosistem yang ada.
Dalam konteks ini, pemahaman tentang biomimikri dalam arsitektur
menjadi penting. Kita perlu menjelajahi berbagai prinsip dan aplikasi
yang telah dikembangkan, serta melihat bagaimana konsep ini dapat
diterapkan secara praktis dalam desain bangunan masa depan.
Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang
biomimikri dalam arsitektur, dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan kita tentang pendekatan ini dan menginspirasi para
profesional arsitektur, perancang, dan masyarakat umum untuk
menerapkan prinsip-prinsip biomimikri dalam upaya menciptakan
masa depan arsitektur yang lebih berkelanjutan dan harmonis dengan
alam.
PERMASALAHAN
Dalam praktik arsitektur saat ini, masih terdapat beberapa tantangan dan
permasalahan yang perlu diatasi dalam penerapan biomimikri. Beberapa
permasalahan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Pengetahuan Terbatas: Masih ada keterbatasan dalam pemahaman dan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan aplikasi biomimikri dalam
arsitektur. Kurangnya literatur, sumber daya, dan pelatihan yang tersedia
dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi pendekatan ini secara luas
dan efektif.
2. Keterbatasan Teknologi: Dalam beberapa kasus, teknologi yang
diperlukan untuk menerapkan biomimikri dalam arsitektur mungkin
belum sepenuhnya dikembangkan atau tersedia. Hal ini dapat meliputi
teknologi pemodelan dan simulasi yang diperlukan untuk menganalisis
dan menguji desain biomimikri, serta teknologi material yang
memungkinkan penggunaan bahan ramah lingkungan dan terinspirasi
dari alam.
3. Kompleksitas Desain: Menerapkan prinsip-prinsip biomimikri dalam
desain bangunan bisa menjadi proses yang kompleks. Memahami dan
mengintegrasikan pola, struktur, dan fungsi alami ke dalam desain
arsitektur memerlukan pemahaman yang mendalam tentang biologi,
ekologi, dan teknik. Ini dapat menimbulkan tantangan dalam mengubah
konsep biomimikri menjadi desain yang dapat direalisasikan.
4. Konflik dengan Regulasi dan Standar: Standar dan regulasi yang ada
dalam industri arsitektur mungkin belum sepenuhnya memperhitungkan
dan mendukung penerapan biomimikri. Hal ini dapat mencakup aspek
seperti efisiensi energi, keamanan struktural, dan keberlanjutan material.
Memastikan kesesuaian antara desain biomimikri dan persyaratan
regulasi dapat menjadi tantangan tersendiri.
5. Keterbatasan Sumber Daya dan Biaya: Implementasi biomimikri dalam
arsitektur dapat melibatkan penggunaan teknologi dan material yang
baru dan inovatif, yang mungkin masih memiliki biaya yang tinggi atau
keterbatasan dalam ketersediaan. Sumber daya manusia, finansial, dan
material yang terbatas juga dapat menjadi faktor pembatas dalam
mengadopsi pendekatan biomimikri dalam skala yang lebih luas.
Meskipun masih ada permasalahan yang perlu diatasi, penting untuk diakui
bahwa biomimikri dalam arsitektur menawarkan potensi yang besar dalam
menciptakan bangunan yang lebih efisien, berkelanjutan, dan terhubung dengan
alam. Dengan adanya upaya kolaboratif, penelitian, dan inovasi, permasalahan
tersebut dapat diatasi dan penerapan biomimikri dalam arsitektur dapat
berkembang menjadi suatu praktik yang lebih meluas dan efektif.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan penerapan
biomimikri dalam arsitektur serta manfaat yang dapat dihasilkan. Tujuan
penelitian ini meliputi:
1. Mempelajari Prinsip Biomimikri: Tujuan utama adalah memahami
prinsip-prinsip biomimikri yang mendasari pendekatan ini dalam desain
arsitektur. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana pola, struktur,
fungsi, dan proses yang ada di alam dapat diadopsi dan diterapkan dalam
desain bangunan.
2. Menganalisis Aplikasi Biomimikri dalam Arsitektur: Penelitian ini akan
mengidentifikasi dan menganalisis berbagai contoh aplikasi biomimikri
dalam praktik arsitektur. Ini mencakup studi kasus yang menggambarkan
penggunaan prinsip biomimikri dalam desain bangunan, baik dalam
aspek bentuk, struktur, pencahayaan, sirkulasi udara, maupun
penggunaan energi.
3. Mengidentifikasi Manfaat dan Keunggulan Biomimikri: Tujuan penelitian
ini adalah untuk menyoroti manfaat dan keunggulan yang dihasilkan dari
penerapan biomimikri dalam arsitektur. Ini termasuk analisis efisiensi
energi, keberlanjutan, kenyamanan penghuni, dan hubungan yang lebih
baik dengan lingkungan alam.
4. Menyajikan Rekomendasi dan Tantangan: Berdasarkan analisis yang
dilakukan, penelitian ini akan menyajikan rekomendasi mengenai cara
mengintegrasikan biomimikri dalam praktik arsitektur dengan lebih
efektif. Selain itu, penelitian ini akan mengidentifikasi tantangan dan
hambatan yang perlu diatasi untuk menerapkan biomimikri secara lebih
luas dalam desain arsitektur.
Dengan mencapai tujuan penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya biomimikri dalam arsitektur
serta memberikan wawasan yang berguna bagi para arsitek, perancang, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan bangunan yang lebih
berkelanjutan dan terinspirasi dari kearifan alam.
PRINSIP-PRINSIP TEORI
Prinsip-prinsip teori merujuk pada aturan, panduan, atau konsep dasar yang
membentuk dasar pemahaman dan penjelasan dalam suatu bidang tertentu.
Dalam konteks umum, terdapat beberapa prinsip-prinsip teori yang sering
digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti:
1. Prinsip Kesatuan: Prinsip ini menyatakan bahwa segala fenomena atau
gejala dalam suatu bidang dapat dijelaskan melalui konsep-konsep dasar
yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Prinsip kesatuan
menekankan pentingnya memahami hubungan antara berbagai unsur dan
komponen dalam sistem.
2. Prinsip Kesetimbangan: Prinsip ini berhubungan dengan kondisi
keseimbangan yang ditemukan dalam sistem atau proses tertentu. Prinsip
kesetimbangan menyatakan bahwa ketika faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu sistem atau proses berada dalam keseimbangan,
maka sistem tersebut akan berada dalam keadaan stabil.
3. Prinsip Evolusi: Prinsip ini menekankan bahwa segala sesuatu dalam alam,
baik itu organisme, gagasan, atau teknologi, mengalami perubahan
seiring waktu. Prinsip evolusi berbicara tentang adanya transformasi,
adaptasi, dan perkembangan dalam suatu sistem atau bidang tertentu.
4. Prinsip Penyesuaian: Prinsip ini berkaitan dengan kemampuan suatu
sistem untuk beradaptasi dengan lingkungan atau kondisi yang berubah.
Prinsip penyesuaian menekankan pentingnya fleksibilitas, responsivitas,
dan kemampuan untuk mengubah strategi atau taktik dalam menghadapi
perubahan.
5. Prinsip Keberlanjutan: Prinsip ini menyoroti pentingnya menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan dalam sistem alam atau sosial. Prinsip
keberlanjutan menekankan pentingnya menjaga sumber daya,
meminimalkan dampak negatif, dan menciptakan kondisi yang
berkelanjutan bagi sistem atau masyarakat.
6. Prinsip Keterkaitan: Prinsip ini menunjukkan bahwa segala sesuatu dalam
alam atau sosial saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Prinsip
keterkaitan menekankan pentingnya memahami hubungan antara
berbagai elemen, aspek, atau komponen dalam suatu sistem atau bidang.
7. Prinsip Keberagaman: Prinsip ini menyoroti pentingnya keberagaman
dalam suatu sistem atau komunitas. Prinsip keberagaman mengakui
bahwa variasi dan keragaman memiliki nilai penting dalam menjaga
keseimbangan, ketahanan, dan kreativitas dalam sistem atau lingkungan.
Prinsip-prinsip teori ini memberikan kerangka konseptual dan landasan untuk
memahami fenomena dalam bidang-bidang tertentu, dan sering digunakan
sebagai panduan dalam penelitian, pemodelan, atau pengembangan konsep
dalam ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu lainnya.

BAB 1. STUDI LITERATUR

1.1. Pengertian Menurut Pakar

a. Pengertian Menurut Benyus,j.(1997)


Arsitektur Biomimikri menurut Benyus, j.(1997),Dalam bukunya yang berjudul
"Biomimicry: Innovation Inspired by Nature" (1997), Janine Benyus mengemukakan
gagasan tentang biomimikri dalam konteks arsitektur.

b. Pengertian Menurut Pakar 2


(Mulai menulis disini)
Contoh : Arsitektur Ekologi menurut , (Frick, 1998). di buku ….. adalah
…………………………………………………… (Frick, 1998)

(Frick, 1998) nanti akan muncul di daftar pustaka

c. nPengertia Menurut Pedersen zari(2007)


Arsitektur Biomimikri menurut Pedersen Zari (2007), mimikri dapat memiliki tiga
tingkatan: organisme (meniru sebagian atau seluruh organisme hewan atau
tumbuhan), perilaku (meniru perilaku tertentu atau bagaimana suatu organisme
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya), dan ekosistem. (menganalisis
keseluruhan interaksi dan fungsi), dengan dimensi lebih lanjut diterapkan pada
setiap tingkatan, seperti bentuk (meniru penampilan), material (komposisi), proses
(cara kerja sesuatu), konstruksi (cara membuat sesuatu), dan fungsi ( apa yang
dilakukan sesuatu).

1.2. Prinsip-prinsip Teori

Prinsip-prinsip biomimikri menurut Jenny Benyus, seperti yang tercantum dalam


bukunya "Biomimikri: Inovasi Terinspirasi oleh Alam", meliputi:

1.Belajar dari alam: Prinsip utama biomimikri adalah belajar dari alam dan
menerapkan pengetahuan tersebut dalam desain dan inovasi. Benyus mengajak para
arsitek untuk mengamati, mempelajari, dan memahami bagaimana suatu organisme
hidup dan ekosistem berfungsi, beradaptasi, dan berinteraksi dengan
lingkungannya.

2.Emulasi desain alam: Biomimikri melibatkan emulasi desain dan strategi alami
dalam arsitektur. Ini dapat mencakup penerapan.

3.Belajar dari model alam: Benyus menekankan pentingnya belajar dari desain alami
dan proses yang telah ada di alam selama jutaan tahun. Ia mengajak untuk
mengamati organisme hidup, ekosistem, dan pola-pola yang ada dalam alam untuk
menemukan solusi yang efisien dan berkelanjutan.

4.Menggunakan pola dan proses alam: Prinsip ini melibatkan menerapkan pola dan
proses yang ada di alam ke dalam desain arsitektur. Misalnya, menggunakan prinsip
aliran air dalam desain sistem pengelolaan air, atau mengadopsi prinsip struktural
dari tulang atau batang tumbuhan dalam desain bangunan.

5.Berfokus pada fungsi daripada bentuk: Biomimikri menekankan bahwa penting


untuk memahami fungsi-fungsi alami yang ingin dicapai, bukan hanya meniru
bentuk fisik organisme hidup. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar di balik
fungsi tersebut, dapat diciptakan solusi yang efektif.

6.Menghormati keberagaman hayati: Alam memiliki keragaman hayati yang luar


biasa. Prinsip ini mengajarkan untuk menghargai dan memanfaatkan
keanekaragaman ini sebagai sumber inspirasi untuk desain yang inovatif.

7.Mengedepankan keberlanjutan dan efisiensi: Biomimikri mendorong penggunaan


energi dan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip-
prinsip alami yang telah teruji di alam.

Prinsip-prinsip ini membantu mengarahkan para arsitek dan desainer dalam


menerapkan pendekatan biomimikri dalam proyek arsitektur, dengan tujuan
menciptakan desain yang lebih berkelanjutan, fungsional, dan terinspirasi oleh alam.

Emulasi desain alam: Biomimikri melibatkan emulasi desain dan strategi


alami dalam arsitektur. Ini dapat mencakup penerapan1.3. Strategi
Implementasi
Implementasi biomimikri dalam desain arsitektur melibatkan langkah-langkah
berikut:

1.Studi dan pemahaman tentang organisme hidup dan ekosistem: Langkah awal
yang penting adalah mempelajari organisme hidup, ekosistem, dan proses alami
terkait dengan tantangan desain yang ingin Anda selesaikan. Pahami prinsip-prinsip
dan strategi yang ada di alam yang dapat menjadi sumber inspirasi untuk desain
Anda.

2.Identifikasi prinsip-prinsip biomimikri yang relevan: Analisis prinsip-prinsip


alami yang relevan dengan desain Anda. Identifikasi fungsi-fungsi yang ingin dicapai
dan cari tahu bagaimana organisme hidup atau ekosistem yang serupa mengatasi
tantangan tersebut.

3.Aplikasikan prinsip-prinsip biomimikri ke dalam desain: Gunakan prinsip-prinsip


yang telah Anda identifikasi untuk mengembangkan konsep dan strategi desain yang
terinspirasi oleh alam. Terapkan pola, struktur, material, atau strategi adaptasi alami
ke dalam elemen arsitektur, seperti bentuk bangunan, sistem pengelolaan air,
penggunaan energi, dan lainnya.

4.Kolaborasi antardisiplin dan penelitian: Untuk mengimplementasikan biomimikri


dengan lebih efektif, kolaborasi dengan ahli biologi, ilmuwan, dan pemangku
kepentingan lainnya sangat penting. Melibatkan tim multidisiplin dapat membantu
dalam penelitian dan pengembangan solusi biomimikri yang lebih akurat dan
efektif.

5.Prototipe, pengujian, dan iterasi: Setelah mengembangkan desain berdasarkan


prinsip-prinsip biomimikri, langkah berikutnya adalah membuat prototipe dan
mengujinya. Melalui pengujian dan iterasi, identifikasi kekuatan, kelemahan, dan
kemungkinan perbaikan untuk meningkatkan kinerja dan keberlanjutan desain.

6.Edukasi dan penyebaran informasi: Bagikan pengalaman dan pengetahuan yang


Anda peroleh dari implementasi biomimikri ke dalam desain Anda. Edukasi dan
penyebaran informasi tentang nilai dan manfaat arsitektur biomimikri dapat
mendorong adopsi lebih lanjut dan berkelanjutan di kalangan para profesional
arsitektur.

Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk mempertimbangkan aspek


keberlanjutan, efisiensi energi, dan kelayakan ekonomi dalam implementasi
biomimikri.

Gunakan format – wrap text – in front of the text

(agar gambar rapi)

Gambar . (Jika ada gambar yang ditambahkan)

1.4. Sejarah Biomimikri


Arsitektur Biomimicry atau Biomimikri, secara etimologi dibagi menjadi dua kata
yaitu kata Arsitektur dan juga Biomimikri yang terbagi atas Bio dan mimikri.
Arsitektur yang berarti sebagai seni dan ilmu dalam merencanakan dan mendesain
bangunan, serta Bio yang berarti hidup atau organisme dan mimikri yang berarti
meniru atau penyesuaian. Istilah biomimikri muncul sejak 1982 dan dipopulerkan
oleh ilmuwan dan penulis Janine Benyus dalam bukunya Biomimicry: Innovation
Inspired by Nature. Biomimikri didefinisikan Janine Benyus (1997) sebagai "ilmu
baru yang mempelajari model-model alam dan kemudian meniru atau mengambil
inspirasi dari desain dan proses ini untuk menyelesaikan masalah manusia”.

BAB 2. CONTOH OBYEK ARSITEKTUR


2.1. Contoh Obyek Arsitektur 1

a.Gambar Obyek

Gambar 2.1. Gambar Obyek 1

Keterangan Umum Obyek


National Aquatics Center,BEIJING.
Arsitekturnya adalah PTW Architects, CSCEC International Design and Arup.
Lokasi: Distrik Chaoyang,BEIJING,CHINA
Fungsinya untuk kejuaraan olimpiade renang.
Kapastias 4,598 (17,000 saat Olimpiade)
a.Penjelasan Teori

National Aquatic Center, juga dikenal sebagai kubus air, adalah proyek
spektakuler lainnya yang dibuat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2008.
Strukturnya terinspirasi oleh sel dan pembentukan alami gelembung sabun.
Geometri unik gelembung digunakan berulang kali untuk membangun
struktur yang tampak organik dan acak. Kulit kontinu struktur dibuat dengan
ETFE (Ethyl tetrafluoroethylene) karena bobotnya yang ringan dan insulasi
yang bagus. Kelongsong memungkinkan masuknya lebih banyak cahaya
dibandingkan dengan kaca dan bahkan memerangkap 20% energi matahari,
yang digunakan untuk memanaskan kolam.
Arsitektur Water Cube yang menakjubkan dipadukan dengan inovasi teknik
dalam fabrikasi, material, dan pengelolaan lingkungan. - Dr Geoff Robinson,
Ketua, panel juri Penghargaan MacRobert.
Water Cube berfungsi seperti rumah kaca berkat fasad material ETFE
(ethylene tetrafluoroethylene) gelembung biru. Kualitasnya yang tembus
pandang memungkinkan sinar matahari alami menembus interior bangunan,
dan bertindak sebagai isolator untuk memanaskan bangunan dan air kolam
secara pasif. Konsep berkelanjutan ini mengurangi konsumsi energi hingga
30% – setara dengan menutupi seluruh atap dengan panel fotovoltaik.
Arup menggunakan program prototyping virtual revolusioner untuk
membuat model dengan data terkait yang dapat diakses oleh seluruh tim
desain. Untuk pertama kalinya desain terintegrasi yang benar-benar multi-
disiplin tercapai, merampingkan proses desain untuk meningkatkan
efektivitas tanpa menambah biaya.
Pusat Akuatik Nasional (Kubus Air) terletak di Olympic Green, titik fokus
Olimpiade Beijing 2008. Struktur persegi panjang gelembung biru memiliki
luas lantai kotor 70.000m2, dan menampung lima kolam renang, mesin
ombak, wahana, restoran, dan 17.000 kursi penonton.
Arup mengembangkan program komputer untuk melakukan analisis
struktur, optimalisasi dan desain bangunan. Program otomatis
memungkinkan banyak opsi desain dipertimbangkan dengan cepat dan
akurat. Kami menggunakan ini untuk menentukan ukuran minimum masing-
masing dari 22.000 elemen baja dalam struktur; dan selama tahap
pengoptimalan, kami menguji 22.000 batang baja dan 12.000 simpul di
bawah 190 kasus beban yang berbeda untuk menentukan kekuatan dan berat
yang optimal.
Selain manfaatnya yang berkelanjutan, fasad ETFE juga dapat membersihkan
sendiri, dan sangat kuat – meskipun beratnya hanya 1% dari panel kaca
berukuran setara.
Namun, desain fasad dan gelembung sabun ini hanya diterima oleh otoritas
pemadam kebakaran setempat karena rekayasa kebakaran berbasis kinerja
Arup. Kami membuktikan bahwa bahan ETFE – yang sangat mudah terbakar
– dalam bentuk gelembung sabunnya akan menyusut jauh dari api. Desain ini
memiliki ventilasi sendiri, memungkinkan asap mengepul keluar dari
gedung. Selain itu, kami merancang strategi kebakaran menggunakan
pemodelan komputer canggih dari asap dan pergerakan orang yang akan
melindungi dan memberikan waktu yang cukup bagi penghuni untuk
meninggalkan gedung menggunakan rute yang sama saat masuk.
Konsultan akustik Arup juga mempertimbangkan kenyamanan dan
keamanan penghuni. Kami merancang lingkungan internal di mana suara
kerumunan yang terpesona kaya dan bersemangat tanpa menghilangkan
komentar dan pengumuman publik; penting pada saat-saat evakuasi.
2.2. Contoh Obyek Arsitektur 2

Keterangan Umum Obyek


Stadion National Beijing

Arsitek : Herzog & de Meuron,ArupSport,China Architectural Design & Research


Group,Ai Weiwei (Konsultan Artistik).

Lokasi: 1 National Stadium South Road, Beijing, China

Fungsi: untuk kejuaraan olimpiade sepakbola dan laga pertandingan sepakbola

Kapasitas 80,000 (dari Olimpiade 2008).

a.Penjelasan Teori

Stadion Nasional Beijing, yang dikenal sebagai sarang burung, dirancang oleh Arsitek
Swiss Herzog & de Meuron pada tahun 2008 untuk Olimpiade. Sesuai namanya,
struktur ini menjulang dari sekitarnya seperti sarang yang terbalik. Stadion ini terdiri
dari dua struktur, mangkuk tempat duduk beton, dan rangka baja luar, yang mewakili
ranting sarang dari stadion. Mirip dengan bagaimana sarang diisolasi dengan
memasukkan bahan di antara ranting, fasad diisi dengan panel ETFE (Ethyl
tetrafluoroethylene) untuk melindungi penonton, memberikan isolasi akustik,
mengurangi beban mati di atap dan mengoptimalkan masuknya sinar matahari.

2.3. Contoh Obyek Arsitektur 3

Keterangan Umum Obyek


Council House 2

Arsitek:Mick Pearce,Rob adam

Lokasi:Melbourne,AUSTRALIA

Fungsi:Untuk Perkantoran

Total lantai 10 lantai dan dapat menampung 540 staff

Luas Lantai kotor (GFA):12.536 m/2

Area basement GFA seluas 1995m²


500m² net lettable area (NLA) – ritel lantai dasar
9373m² Total NLA G
FA 1064m² – lantai biasa
a.Penjelasan Teori

Council House 2 (CH2) dibangun oleh Hansen Yuncken dan merupakan bangunan
pertama di Australia yang dianugerahi peringkat desain bintang hijau bintang enam.
Sejak selesai pada tahun 2006, CH2 telah mengubah lanskap area lokalnya dan
menginspirasi pengembang dan desainer di seluruh Australia dan dunia. CH2 terletak
di 240 Little Collins Street, Melbourne. Bangunan ini telah menghasilkan minat yang
besar, dengan banyak orang ingin melihat sendiri bagaimana fitur-fiturnya muncul
dan bekerja. CH2 telah dirancang untuk tidak hanya menghemat energi dan air,
tetapi juga meningkatkan kesejahteraan penghuninya melalui kualitas lingkungan
internal bangunan. CH2 menunjukkan pendekatan baru untuk desain tempat kerja,
menciptakan model bagi orang lain untuk belajar dan mengikuti.

CH2 telah dirancang untuk mencerminkan ekologi planet, sistem kompleks


komponen yang saling terkait. bangunan itu dirancang untuk bekerja sebagai
ekosistem. Fokus pertama dari proses desain untuk CH2 adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang pola iklim dan cuaca Melbourne. Tim desain menemukan
bahwa menanggapi kondisi klimaks situs menyoroti berbagai peluang untuk efisiensi
energi. Cuaca Melbourne yang berubah-ubah dipandang sebagai kesempatan untuk
merancang bangunan di sekitar konsep penyimpanan energi dingin. Bangunan ini
beroperasi dalam dua mode musiman, musim dingin dan musim panas, serta mode
siang dan mode malam.

Sistem pemanas dan pendingin hemat energi membantu CH2 menjaga kenyamanan
termal di musim panas dan musim dingin. Ada kalanya sepanjang tahun ketika CH2
tidak memerlukan pemanasan atau pendinginan tambahan untuk menjaga
kenyamanan termal. Udara yang masuk ke gedung melalui ventilasi lantai, biasanya
pada suhu sekitar 20 derajat, memberikan kontrol suhu lingkungan dasar.

Strategi desain konservasi air untuk CH2 telah menetapkan total konsumsi air kurang
dari 31 liter per hari per orang.
CH2 menghasilkan energi sendiri menggunakan turbin mikro dan panel surya untuk
menyediakan listrik, air panas dan pendinginan. Turbin mikro: kogenerasi Turbin
mikro berbahan bakar gas yang terletak di ruang pabrik atap digunakan untuk
menghasilkan listrik, mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik publik. Proses
ini menghasilkan limbah panas, pendingin air turbin menghasilkan uap, yang
digunakan untuk membantu pabrik pendingin udara gedung. Pabrik co-generation
memiliki emisi CO2 yang jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik tenaga batu
bara dan menyediakan 60kVA listrik, memenuhi hingga 30 persen dari kebutuhan
bangunan. Limbah panas juga digunakan untuk memanaskan air panas untuk
bangunan dan juga untuk pendinginan melalui chiller penyerapan. Tenaga surya: sel
fotovoltaik CH2 mencakup 23 panel surya, yang setara dengan sekitar 26 meter
persegi sel fotovoltaik. Ini terletak di atap dan menghasilkan hampir 3.5kW listrik dari
energi matahari. Jumlah energi yang dihasilkan kira-kira setara dengan yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pergerakan daun jendela kayu Barat.
2.4. . Contoh Obyek Arsitektur 4

Keterangan Umum Obyek

The Gherkin,London

Arsitek: Sir Norman Foster

Lokasi:London,Inggris

Fungsi:Untuk Perkantoran

Tinggi gedung180 meter (591 kaki)


Jumlah Lantai 41
Luas Lantai 64.470 m/2(700 sq2ft)

a.Penjelasan Teori
Gedung pencakar langit ikonik Norman Foster, 30 St Mary Axe, umumnya dikenal
sebagai Gherkin meniru bentuk dan struktur kisi Spons Keranjang Bunga Venus. Kisi
exoskeleton dan bentuk spons memberikan kekuatan dan stabilitas. Keranjang
berongga yang dibentuk oleh kerangka menyaring air untuk nutrisi juga. Elemen
struktural bangunan terhubung pada sudut yang berbeda di setiap lantai karena
bentuknya. Sistem ini memungkinkan denah lantai terbuka, penyangga vertikal tanpa
kolom interior, ketahanan terhadap angin, dan ventilasi di semua lantai.
Bangunan ini menggunakan metode hemat energi yang memungkinkannya
menggunakan hanya setengah daya yang biasanya dikonsumsi menara serupa. [21]
Celah di setiap lantai menciptakan enam poros yang berfungsi sebagai sistem
ventilasi alami untuk seluruh bangunan, meskipun diperlukan sekat bakar di setiap
lantai enam mengganggu "cerobong asap". Poros menciptakan efek kaca ganda
raksasa; Udara terjepit di antara dua lapisan kaca dan mengisolasi ruang kantor di
dalamnya. Arsitek mempromosikan kaca ganda di rumah-rumah hunian, yang
menghindari konveksi panas yang tidak efisien melintasi celah yang relatif sempit
antara panel, tetapi menara mengeksploitasi efek ini. Poros menarik udara hangat
keluar dari gedung selama musim panas dan menghangatkan bangunan di musim
dingin menggunakan pemanasan matahari pasif. Poros juga memungkinkan sinar
matahari melewati gedung, membuat lingkungan kerja lebih menyenangkan, dan
menjaga biaya pencahayaan tetap rendah. Metode utama untuk mengendalikan
goyangan angin yang tereksitasi adalah dengan meningkatkan kekakuan, atau
meningkatkan redaman dengan peredam massa yang disetel / aktif. Untuk desain
oleh Arup, struktur perimeter sepenuhnya triangulasi membuat bangunan cukup
kaku tanpa bala bantuan tambahan. Meskipun bentuk kaca melengkung secara
keseluruhan, hanya ada satu bagian kaca melengkung pada bangunan, topi
berbentuk lensa di puncak. Di lantai atas gedung (lantai 40), ada bar untuk penyewa
dan tamu mereka, dengan pemandangan panorama London. Sebuah restoran
beroperasi di lantai 39, dan ruang makan pribadi di lantai 38. Sebagian besar
bangunan memiliki peralatan lift yang luas di atap bangunan, tetapi ini tidak mungkin
untuk Gherkin, karena sebuah bar telah direncanakan untuk lantai 40. Para arsitek
menangani hal ini dengan memiliki lift utama hanya mencapai lantai 34, dengan lift
dorong-dari-bawah terpisah ke lantai 39. Ada tangga marmer dan lift orang cacat,
yang membawa pengunjung ke bar di kubah. Bangunan ini terlihat dalam jarak jauh:
Dari utara, misalnya, dapat dilihat dari jalan raya M11, sekitar 32 kilometer (20 mil)
jauhnya, sementara di barat dapat dilihat dari patung George III di Windsor Great
Park.
2.5. . Contoh Obyek Arsitektur 5

Keterangan Umum Obyek

Eastgate Center,Zibabwe

Arsitek: Mick Pearce

Lokasi:Zibabwe

Fungsi:Gedung perkantoran dan Mall

Luas ruang Ritel 5.600 m/2

Luas ruang perkantoran 26.000 m/2

Tempat parkir mobil untuk 450 mobil.

a.Penjelasan Teori
Arsitektur berkelanjutan harus memenuhi kebutuhan pengguna saat ini tanpa
mengurangi prospek generasi mendatang. Itu juga harus tertanam dalam lingkungan
alam dan sosialnya. Eastgate di Harare adalah ekspresi dari dua arsitektur; Orde baru
bata dan batu yang direkonstruksi dan orde lama baja dan kaca. Orde baru bergerak
menjauh dari glamor internasional arketipe menara kaca murni menuju gaya regional
yang menanggapi biosfer, arsitektur batu tradisional kuno Zimbabwe Raya dan
sumber daya manusia lokal. Dalam tatanan baru, elemen batu besar yang menonjol
tidak hanya melindungi jendela kecil dari sinar matahari tetapi juga meningkatkan
luas permukaan luar bangunan untuk meningkatkan kehilangan panas ke ruang di
malam hari dan meminimalkan perolehan panas di siang hari. Ini terbuat dari beton
pracetak, disikat untuk mengekspos agregat granit yang cocok dengan batuan yang
tertutup lumut di lanskap liar Zimbabwe. Tepian horizontal yang menonjol terganggu
oleh kolom cincin baja yang mendukung tanaman merambat hijau untuk membawa
alam kembali ke kota. Model yang digunakan adalah termitary; ekosistem bukan
"mesin untuk hidup."
Orde lama terdiri dari pekerjaan baja kisi, mobil lift gantung, jembatan gantung kaca
dan baja dan atap kaca. Ini adalah ekspresi arsitektur dari teknologi yang dibawa ke
Zimbabwe oleh pemukim lapar mineral di akhir abad ke-19. Eastgate terdiri dari dua
bangunan berdampingan yang dihubungkan bersama oleh atap kaca. Di bawah ini,
jembatan baja dan lift yang ditangguhkan pada kabel dari balok kisi baja
membentang di atas atrium di bawahnya. Lift terhubung dengan skywalk kaca
gantung yang membentang sepanjang atrium di lantai 2. Pusat skywalk terhubung ke
tingkat jalan oleh eskalator dan jalan mengarah ke web kota.
Di sepanjang bubungan atap ubin merah terdapat 48 corong bata di atas tumpukan
internal yang menarik udara buangan keluar dari tujuh lantai kantor di bawahnya. Di
bawah lantai kantor adalah ruang tanaman mezzanine di belakang layar chevron
silang di mana 32 bank kipas volume rendah dan tinggi menarik udara dari atrium
melalui filter. Udara ini didorong ke atas melalui bagian pasokan saluran vertikal di
inti tulang belakang pusat setiap sayap kantor. Dari saluran, udara diumpankan
melalui lantai berongga ke kisi-kisi tingkat rendah di bawah jendela. Karena
dihangatkan oleh aktivitas manusia, ia naik ke langit-langit berkubah di mana ia
disedot keluar melalui port buang di ujung setiap kubah melalui sistem saluran
pasangan bata ke bagian pembuangan tumpukan vertikal pusat. Di ruang kantor,
uplighter menggunakan langit-langit berkubah beton untuk memantulkan cahaya ke
bawah dan menyerap panasnya.
Sandwich langit-langit berkubah dan
lantai kosong di atas bertindak sebagai penukar panas. Udara malam yang dingin
melewati kekosongan dihiasi dengan gigi beton menghilangkan panas dari hari
sebelumnya dan pada hari berikutnya udara eksternal hangat didinginkan sekitar 3 °
C oleh gigi yang sama sebelum memasuki ruangan. Biasanya kipas volume tinggi
berjalan di malam hari untuk memberikan sepuluh perubahan udara per jam dan
kipas volume rendah berjalan di siang hari memberikan dua perubahan udara per
jam. Dengan mengatur waktu perubahan dari kecepatan udara rendah ke tinggi,
penggunaan optimal ayunan diurnal biosfer dapat dimanfaatkan. Para insinyur, Ove
Arup &; Partners, telah memasang data logger yang terus mencatat suhu udara di
lima posisi kritis. Eastgate menggunakan total energi 35% lebih sedikit daripada
konsumsi rata-rata enam bangunan konvensional lainnya dengan HVAC penuh di
Harare. Penghematan biaya modal dibandingkan dengan HVAC penuh adalah 10%
dari total biaya bangunan. Selama seringnya pemadaman listrik listrik, atau HVAC
karena pemeliharaan yang buruk di bangunan lain, Eastgate terus beroperasi dalam
tingkat kenyamanan yang dapat diterima dengan sistemnya yang dijalankan oleh
konveksi alami.
2.6. . Contoh Obyek Arsitektur 6

Keterangan Umum Obyek

Esplanade theatre singapore

Arsitek: DP Architects Michael Wilford & Partners

Lokasi: Downtown Core,Singapore


Fungsi:Gedung Teater
Luas :60.000 m/2

Jumlah lantai 4

Kapasitas tempat duduk: 1,950 (Lyric Theatre)


1,827 (Gedung Konser)
600 (Teater Luar Ruangan)
450 (Studio Lampiran)
245 (Studio Resital)
220 (Studio Teater)

a.Penjelasan Teori

Bangunan ini dirancang oleh dua firma arsitektur yang bekerja bersamaan: oleh DP
Architects (DPA) Singapura dan Michael Wilford & Partners (MWP) yang berbasis di
London, meskipun yang terakhir meninggalkan proyek pada Mei 1995.dan Bangunan
ini terinspirasi dari bentuk Buah Durian.Desainnya terdiri dari dua bingkai ruang bulat
yang dilengkapi dengan elemen kaca triangulasi dan kerai, yang menyeimbangkan
pandangan luar dengan naungan matahari. Desain aslinya, yang disajikan kepada
publik pada tahun 1994, terdiri dari kotak kaca tanpa hiasan di atas teater, dan pada
awalnya menimbulkan kritik dari publik, termasuk menyebutnya "dua aardvark
bersanggama". Para kritikus juga menuduh bahwa desain tersebut tidak sensitif
terhadap lokasi dan iklim Singapura karena akan menciptakan rumah kaca di iklim
tropis Singapura, tetapi menurut direktur DPA Vikas Gore beberapa bentuk naungan
selalu dimaksudkan, dan kelongsong kerai aluminium ditambahkan ke desain akhir.
Desain arsitektur yang unik dikatakan memiliki penampilan yang mirip dengan durian
(buah tropis) atau mata lalat. Oleh karena itu, bangunan ini dikenal oleh penduduk
setempat sebagai "durian besar". Lebih dari 7.000 kerai aluminium segitiga yang
menutupi dua struktur cangkang kaca melingkarnya tampak seperti paku pada dua
bagian buah. Struktur itu tidak dimaksudkan untuk menjadi durian; Akhirnya menjadi
seperti itu karena bagi para arsitek tampaknya cara yang paling menarik untuk
melakukan kerai. Mereka ingin menggunakan kaca karena pemandangan dari
Esplanade indah ke segala arah, tetapi karena Singapura sangat dekat dengan
khatulistiwa, strukturnya juga harus dilindungi dari sinar matahari dan radiasi panas.
Selain tempat pertunjukan, Esplanade juga berisi tempat pertemuan, serta layanan
terkait gaya hidup dan seni lainnya. Aula konser dan teater terhubung ke concourse
utama melalui serambi, sedangkan Esplanade Mall dapat diakses melalui pintu masuk
yang terletak di antara 2 aula ini.[14]

Ruang konser

Interior Aula Konser


Gedung konser berfungsi sebagai tempat untuk konser, resital, dan pertunjukan
lainnya. Hanya ada lima aula lain di dunia dengan akustik canggih seperti itu.[15]

Platform orkestra mampu menampung hingga 120 musisi.

Organ pipa aula konser terdiri dari 4740 pipa dan 61 pemberhentian. Itu dirancang
dan dibangun oleh Johannes Klais Orgelbau.
Aula Konser dapat menampung sekitar 1.600 orang dalam empat tingkat. Jenis
tempat duduk antara lain Stalls, Foyer stalls, dan Circles 1, 2, dan 3. Masih ada 200
kursi di stan paduan suara di belakang panggung aula konser, yang dapat diubah
menjadi kursi Galeri untuk tambahan 200 orang.
Teater
Lyric Theatre yang berkapasitas sekitar 2.000 kursi ini merupakan adaptasi dari
bentuk tapal kuda gedung opera tradisional Eropa.
Studio Resital
Resital Studio berbentuk kipas ini mampu menampung 245 orang dan merupakan
tempat pertunjukan musik kamar skala kecil, serta presentasi dan pertemuan.
Studio Teater
Theatre Studio, dengan kapasitas hingga 220 orang, merupakan tempat kecil untuk
pertunjukan teater dan tari eksperimental
BAB 3. IMPLEMENTASI TEORI KE RANCANGAN

3.1. Implementasi Rancangan 1

a. Kondisi Eksisting
Gambar denah
Gambar 3.1. Denah Kondisi Eksisting

Gambar perspektif bisa 1 atau beberapa gambar


Gambar 3.2. Perspektif Kondisi Eksisting

b. Redesain Implementasi Teori


Gambar denah
Gambar 3.3. Denah Redesain Implementasi Teori

Gambar perspektif bisa 1 atau beberapa gambar


Gambar 3.4. Perspektif Redesain Implementasi Teori

c. Penjelasan Implementasi Teori


(Mulai menulis disini penjelasan terkait implementasi teori ke dalam desain
rancangan. Format bebas, bisa berupa narasi, sketsa, diagramatik dll)

3.2. Implementasi Rancangan 2

(Format sesuaikan dengan 3.1)

3.3. Implementasi Rancangan 3

(Format sesuaikan dengan 3.1)

3.4. Dst (sesuai jumlah Mahasiswa)

(Format sesuaikan dengan 3.1)


Regenerate response
STRATEGI IMPLEMENTASI
Strategi implementasi merupakan rencana atau langkah-langkah yang dirancang
untuk menerapkan suatu konsep, program, atau proyek dengan sukses. Dalam
konteks implementasi biomimikri dalam arsitektur, beberapa strategi yang dapat
dipertimbangkan meliputi:
8. Pendidikan dan Pelatihan: Salah satu strategi penting adalah
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang biomimikri dalam
kalangan arsitek, perancang, dan pemangku kepentingan lainnya. Ini
dapat dilakukan melalui program pendidikan formal, pelatihan, seminar,
atau lokakarya yang berfokus pada konsep dan aplikasi biomimikri dalam
arsitektur.
9. Kolaborasi dan Kemitraan: Mengembangkan kemitraan dan kerjasama
antara arsitek, biolog, ilmuwan, dan pakar lainnya dapat menjadi strategi
yang efektif dalam menerapkan biomimikri. Kolaborasi ini memungkinkan
pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip biomimikri dalam desain
arsitektur.
10. Riset dan Inovasi: Mendorong penelitian dan inovasi dalam penerapan
biomimikri dalam arsitektur dapat membantu mengatasi tantangan dan
mengembangkan solusi yang lebih baik. Melalui riset yang mendalam,
pengembangan material baru terinspirasi alam, dan eksperimen dengan
konsep biomimikri, kita dapat memperluas pemahaman dan kemampuan
dalam menerapkan biomimikri dalam desain bangunan.
11. Sistem Penghargaan dan Insentif: Memperkenalkan sistem penghargaan
dan insentif bagi arsitek dan perancang yang menerapkan prinsip
biomimikri dalam desain mereka dapat mendorong adopsi yang lebih
luas. Ini dapat mencakup penghargaan, sertifikasi, atau program insentif
keberlanjutan yang mengakui dan mendorong praktik arsitektur yang
berkelanjutan dan terinspirasi dari alam.
12. Pengembangan Pedoman dan Standar: Membangun pedoman dan
standar yang jelas untuk penerapan biomimikri dalam arsitektur dapat
membantu mengarahkan praktik dan memberikan panduan yang
diperlukan bagi para profesional. Pedoman ini dapat mencakup aspek
desain, konstruksi, penggunaan material, dan evaluasi kinerja yang terkait
dengan biomimikri.
13. Diseminasi Informasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran dan
pemahaman publik tentang biomimikri dalam arsitektur dapat menjadi
strategi penting. Kampanye informasi, media sosial, seminar publik, dan
pameran dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat umum tentang
manfaat dan potensi biomimikri dalam menciptakan bangunan yang
berkelanjutan dan efisien.
Penerapan strategi-strategi ini secara holistik dan terintegrasi dapat membantu
memfasilitasi dan mempercepat adopsi biomimikri dalam arsitektur. Penting
untuk mempertimbangkan keberlanjutan, skala, dan konteks dalam
pengembangan strategi implementasi, serta untuk

Anda mungkin juga menyukai