ELABORASI TEMA
1. Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan
sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami.
Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi
di lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap
sebagai proses dan bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan
berhasil dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada
lokasi tersebut.
2. Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya
muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat.
Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara
terpadu.
57
3. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah
hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya
lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan
antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur
bangunan.
58
sebagai arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi arsitektur yang ber-
orientasi pada konservasi lingkungan global alami.
Standar-standar yang harus ada dalam bangunan hemat energi, yaitu:
Pembangun yang menghemat energi dan bahan baku melibatkan beberapa hal :
59
sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan
tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian
pada peredaran air bersih dan limbah air
Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata
hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka
daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan,
60
akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk
mata manusia.
Obyek arsitektur yang dijadikan studi banding tema sejenis adalah Sharma
Springs Bali oleh biro arsitektur IBUKU sebagai studi banding dan juga arsitektur
vernakular rumah adat di kampung naga Tasikmalaya.
Sharma Springs dirancang di atas 750 meter lahan yang menghadap ke lembah
sungai Ayung, yang hampir seluruhnya terbuat dari bambu. Akses masuk
bangunan adalah melalui jembatan terowongan yang dramatis yang membawa
pengunjung langsung ke ruang tamu terbuka.
61
Gambar 3.1. Sharma Springs Bali Exterior - IBUKU
Sumber : www.archdaily.com
Prinsip ekologis sangat terasa pada bangunan ini, yang mana bangunan ini
menggunakan material ramah lingkungan yang berkelanjutan yaitu bamboo
sebagai bahan konstruksi dan juga bahan material detail arsitektur lainnya.
Dengan demikian bangunan ini memiliki emisi karbon yang sangat rendah,
material yang dapat didaur ulang, dan juga secara visual menyatu dengan
alam.
62
Prinsip menyatu dengan alam tidak hanya diterapkan secara visual, namun
juga secara system yang mana bangunan ini sangat ramah lingkungan dan
tidak merusak ekosistem namun tetap bisa mengakomodir aktivitas manusia di
dalamnya.
63
Gambar 3.4. Kampung Naga Tasikmalaya
Sumber : travel.kompas.com
64
Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus panggung, bahan rumah dari
bambu dan kayu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang,
lantai rumah harus terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah harus
menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah
Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman
sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah
tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok
atau gedung (gedong).
65
3.5. Implementasi Tema dalam Perancangan
66