Anda di halaman 1dari 13

DASAR-DASAR EKO ARSITEKTUR

KUALITAS ARSITEKTUR
TUGAS ARSITEK
HIPOTESA GAIA
KUALITAS ARSITEKTUR
• Secara normatif, hal ini sudah terakomodasi dalam
peraturan perundangan seperti ketentuan tentang fungsi
bangunan gedung, persyaratan tata bangunan yang
berkaitan dengan aspek lingkungan dan estetika pada
berbagai skala dan cakupan baik ruangan, bangunan,
lingkungan, maupun persyaratan keandalan bangunan
gedung yang meliputi keselamatan, kesehatan,
kenyamaman dan kemudahan.
• Dari sisi ini, kesadaran faktor manusia dikedepankan
dibanding faktor lain. Hal ini mengingat paradigma yang
juga sudah berubah dan mengalami perkembangan yang
awalnya sebagai paradigma pertumbuhan ekonomi,
kemudian bergeser ke paradigma kesejahteraan. Kini mulai
bergeser ke pola paradigma pembangunan yang berpusat
pada manusia (people centered development paradigm)
yang lebih bernuansa pemberdayaan komitmen
internasional.
• Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara
arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu.
• Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk
bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang
dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna
suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memanfaatkan alam :
• Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus
melidungi sinar panas, angin dan hujan.
• Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan
yang digunakan saat pembangunan harus seminimal mungkin.
• Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi
Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya
alam tanpa kesilauan
• Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan
terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai
dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan
yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa
menghemat banyak energi.
Cara membangun yang menghemat energi dan
bahan baku
1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan
tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim
Pembangunan yang menghemat energi Orientasi
terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada
perubahan suhu siang-malam
2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui dengan meminimalisasi penggunaan
energi untuk alat pendingin Menghemat sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi
penggunaan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui usaha memajukan penggunaan energi
alternatif Penggunaan energi surya
3. Penggunaan bahan bangunan yang hemat energi.
Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat
diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan
yang tidak dapat diperbaharui Upaya memajukan
penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-
sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang
dapat dibudidayakan
4. Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)
Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar
perhatian pada peredaran air bersih dan limbah air
5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi
Memanfaatkan/ menggunakan bahan bangunan bekas
pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah
dirawat dan dipelihara
Produksi yang sesuai dengan hipotesis Gaia
HIPOTESA GAIA : BUMI YANG HIDUP DAN BERNAFAS

• Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani


kuno, teori ini menggambarkan planet kita
sebagai sebuah sistem yang hidup, bernafas
dan sebagai satu kesatuan yang memiliki
aturan sendiri.
• .
• Melihat pada udara yang kita hirup misalnya.
Oksigen adalah unsur praktis yang sangat
dibutuhkan oleh semua organisme untuk
hidup, mulai dari bakteri, ikan hingga
manusia. Gas ini selama berabad-abad
mengelola 21% komposisi atmosfer bumi yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup
organisme (tumbuhan) yang secara terus
menerus melepaskan gas tersebut
• Oksigen -elemen yang sangat reaktif- memiliki potensi untuk
bersenyawa dengan mineral dan gas lain dari atmosfer dan
kerak bumi,.
• walaupun labil, atmosfer Bumi merupakan penyokong
kehidupan yang relatif tiada hentinya. Ini adalah salah satu
hasil pengamatan dari ahli kimia James Lovelock yang
dipaparkan pada konferensi ilmiah yang diselenggarakan di
Princeton tahun 1969.
Gedung harus memiliki
sistem operasional dan
peralatan yang juga
hemat energi misalnya
sistem HVAC (Heating,
Ventilating and Air
Conditioning) yang
efisien, pencahayaan
alami yang maksimal
serta peralatan yang
hemat energi.
Desain gedung hemat
energi, membatasi
lahan terbangun, layout
sederhana, ruang
mengalir, kualitas
bangunan bermutu,
efisiensi bahan, dan
material ramah
lingkungan. Atap-atap
bangunan
dikembangkan menjadi
taman atap (roof
garden, green roof)
yang memiliki nilai
ekologis tinggi (suhu
udara turun,
pencemaran berkurang,
ruang hijau
bertambah).

Anda mungkin juga menyukai