Anda di halaman 1dari 18

KONSERVASI

TERKAIT
ARSITEKTUR HIJAU

KELOMPOK 4

Nama Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Wijang Luntyasnowo
Thomi Setiawan
Yogie Okta Maydi
Swari Araminta S
Linda Purwati
Setiawan Dwi Raharjo
Kartika Pratiwi

ARSITEKTUR HIJAU
Green architecture/arsitektur hijau adalah arsitektur yang
minim mengonsumsi sumber daya alam dan minim
menimbulkan dampak negative bagi lingkungan.
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan
bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai
pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan
lingkungan.
Jadi, arsitektur hijau pada dasarnya adalah upaya pelestarian
lingkungan,tetapi tetap mempertahankan keberadaan setiap
komponen lingkungan untuk pemanfaatan demi masa depan.

Prinsip dasar arsitektur hijau adalah tercapainya keselarasan


hubungan antara manusia dengan lingkungan
Arsitektur hijau juga mengarah kepada terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang,dengan cara meminimalkan
perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.
Arsitektur hijau juga sering dikaitkan dengan istilah
pembangunan berkelanjutkan (sustaineble development),yakni
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa
kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk
memenunuhi kebutuhan mereka sendiri.

GAGASAN ARSITEKTUR HIJAU


1.
2.
3.

4.

Gagasan arsitektur hijau muncul karena :


Penciutan lahan dan menipisnya SDA
Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat,sehingga permintaan SDA
juga meningkat
SDA dieksploitasi dan diekstrak berlebihan (over exploitation)
menggeser keseimbangan alami,dan berdampak pada masuknya jenis
luar yang infasiv,baik flora maupun fauna,sehingga mengganggu atau
merusak keseimbangan alami yang ada
Sumber daya alam berhadapan dengan batas-batas politik,sehingga
daerah resapan dikonversi untuk kepentingan ekonomi belaka

PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU


1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan
harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain
bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita,
dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendesain dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut
tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang aau
penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi
ekosistem dan sumber daya alam.

4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni


bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan
dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip prinsip green architecture secara keseluruhan /
Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai
kebutuhan bangunan kita.

ARAH ARSITEKTUR HIJAU


Ditinjau dari ilmu lingkungan,arsitektur hijau mengarah kepada:
1. Upaya efisiensi dari penggunaan
energy,produksi,transmisi,atau distribusi yang berakibat
pada pengurangan konsumsi energy,di lain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati
terhadap lingkungan dan sumber daya alam
3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap
lingkungan.

GREEN BUILDING
Konsep dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan,antara lain
meliputi keterpaduan arsitektur lansekap (tata guna guna dan tata
ruang) ,interior,dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan.
Misalnya dalam mengolah air hujan,yakni dengan menggunakan
lubang resapan biopori
Salah satu wujud implementasi konsep pembangunan
berkelanjutan adalah arsitektur hijau yang dapat dicontohkan dari
bangunan ramah lingkungan atau green building.
Bangunan ramah lingkungan adalah suatu bangunan yang
menerapkan
prinsip lingkungan dalam perancangan,
pembangunan, pengoperasian dan pengelolaannya dan aspek
penting penanganan dampak perubahan iklim.

KRITERIA GREEN BUILDING


a.

Menggunakan material ramah lingkungan meliputi : material bangunan bersertifikat


eco-label; material bangunan lokal.

b.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumberdaya air dalam
bangunan gedung antara lain :

c.

1.

Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dikuatifikasi;

2.

Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumberdaya air;

3.

Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.

Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversiikasi energi


seperti :
1.

Menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas


rumah kaca;

2.

Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang


hemat energi.

d. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam


bangunan gedung antara lain :
1. Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan perusak ozon;
2. Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam
kebakaran yang bukan bahan perusak ozon;
e. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengeolaan air limbah
domestik pada bangunan gedung antara lain :
1. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengelolaan
air limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha
dan fungsi khusus;
2. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan
kembali air limbah domestik hasil pengolahan pada
bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus.

f. Terdapat fasilitas pemilihan sampah.


g. Memperhatikan aspek kesehatan bago penghuni bangunan antara
lain :
1. Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
2. Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
h. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak
berkelanjutan antara lain :
1. Melengkapi bangunan gedung dengan ruangan terbuka hijau
sebagai taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan
lahan parkir;
2. Mepertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim;
3. Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai
dengan tata ruang;
4. Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan
perencanaan

i. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk


mengantisipasi bencana antara lain :
1. Mempunyai sistem peringatan dini terhadap
bencana dan bencana terkait dengan perubahan
ikim seperti : banjir, topan, badai, longsor dan
kenaikan muka air laut;
2. Menggunakan material bangunan yang tahan
terhadap iklim, atau cuaca ektrim, intensitas hujan
tinggi, kekeringan dan temperatur yang meningkat.

THANK YOU
^^
KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai