Anda di halaman 1dari 2

Nama : Azi Zaelani Muhamad Dahlan

NPM : 41155030170019
UTS Mata Kuliah Green Arsitektur Hijau
Jawab :

1. - Asal usul arsitektur hijau :


Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan
kesehatan dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang
ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan
pencahayaan alami kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin
fotocopy, polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok, dsb. Menurut World Health
Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia mengalami masalah kualitas udara
dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture yaitu pendekatan
perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan.
- Isu perkembangan di Indonesia :
Di Indonesia Sudah cukup lama minset ini dihembuskan dengan istilah lain arsitektur
hijau. Bukan tanpa alasan, permasalahan lingkungan di perkotaan semakin kompleks dengan
defisit ruang terbuka hijau. Di Indonesia sendiri penilaian green building dilakukan oleh GBCI
(Green Building Council Indonesia). Monitoring dan penilaian terhadap arsitektur hijau di
Indonesia juga mulai berjalan. Banyak pihak melihat bahwa konsep ini adalah strategi jitu
dalam menghadapi krisis lingkungan ke depan.

2. Green Architecture atau arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha
meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Tujuan umum dari bangunan yang menerapkan konsep arsitektur hijau ini adalah untuk
mengurangi dampak keseluruhan lingkunan binaan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan alam dengan cara :
- Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya. Dirancang dengan biaya lebih
sedikit untuk mengoperasikan dan memiliki kinerja energi yang sangat baik.
- Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
- Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan
- Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk fokus
pada penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal.
- Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan rumah yang ada..
- Mengurangi dampak lingkungan : Praktek green building bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan dari bangunan.

3. Prinsip – prinsip Arsitektur Hijau


a. Konservasi energi
Bangunan harus dibangun dengan tujuan meminimalkan kebutuhan bahan bakar untuk
pengoperasian bangunan tersebut. Efisiensi energi dapat dilakukan mulai saat
pembangunan/konstruksi bangunan, pemakaian atau pengoperasian bangunan, dan saat
bangunan dirobohkan.
b. Penyesuaian dengan iklim
Bangunan harus dirancang sesuai dengan iklim dan sumber energi alam yang ada. Ikilim
diIndonesia adalah panas lembab, sehingga bangunan harus dirancang untuk mengatasi
udara panas, kelembaban dan curah hujan tinggi.
c. Meminimalkan pemakaian sumberdaya
Bangunan harus dirancang untuk mengurangi pemakaian sumberdaya, terutama yang tidak
dapat diperbarui dan diakhir pemakaian bangunan dapat membentuk sumberdaya baru
untuk arsitektur bangunan lain.
d. Memperhatikan pemakai
Bangunan hijau harus memberi perhatian pada keterlibatan manusia dalam pembangunan
dan pemakaian bangunan. Bangunan harus memberi kenyamanan, keamanan dan
kesehatan bagi penghuninya. Rancangan bangunan juga harus memperhatikan budaya
dimana bangunan didirikan, dan perilaku pemakainya.
e. Memperhatikan lahan (site)
Bangunan harus “membumi”. Ada interaksi antara bangunan dan lahan. Bangunan harus
dirancang dan dibangun sesuai dengan potensi lahan tempat bangunan akan didirikan.
f. Holistik
Bangunan hijau memerlukan pendekatan holistik (menyeluruh) dari seluruh prinsip yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai