Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR HIJAU

Tinjauan Umum Terhadap Arsitektur Hijau


1. Pengertian Arsitektur Hijau (Green Architecture)
Arsitektur hijau adalah sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak
lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan
pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan
sampah efektif dalam tatanan arsitektur. [1]
2. Tujuan Arsitektur
Hijau Tujuan utama dari arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur
ramah lingkungan, arsitektur alami dan pembangunan berkelanjutan. Arsitektur hijau
juga dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan
pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan.
3. Prinsip Arsitektur Hijau
Menurut Brenda dan Robert Vale (1991), [9] pada dasarnya konsep arsitektur hijau ini memiliki
enam prinsip yaitu:
a. Conserving Energy(hemat energi)
b. Working With Climate(memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
c. Material Yang Aman
d. Respect for User (memperhatikan pengguna bangunan)
e. Respect for Site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
f. Holistic
4. Sifat Bangunan Arsitektur Hijau
a. Sustainable(berkelanjutan)
b. Earthfriendly (ramah lingkungan)
c. High performance building
5. Keuntungan Bangunan Arsitektur Hijau
Kriteria Arsitektur Hijau Menurut Robert Vale (1991) dalam Kurnianto (2014):
1. Working with Climate (Memanfaatkan sumber energi alami)
Melalui pendekatan Arsitektur Hijau, bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal
ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungan sekitar ke dalam
bentuk bangunan, dengan cara :
a. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
b. Menggunakan sistem cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih
dan sejuk ke dalam ruangan
c. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim, seperti membuat kolam
air di sekitar bangunan
d. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
2. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada bangunan dan tapak. Hal ini dilakukan dengan keberadan
bangunan baik dari segi konstruksi dan bentuk yang tidak merusak lingkungan sekitar
dengan cara :
a. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada
b. Ketika luas permukaan dasar bangunan kecil, sehingga mempertimbangan
mendesain bangunan secara vertical
c. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
3. Conserving Energy (Hemat Energi)
Suatu bangunan yang sedikit menggunakan energi langka atau membutuhkan waktu
yang lama menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain
bangunan harus mampu memodifikasi iklim yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Salah satunya dengan memanfaatkan
potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi,
antara lain:
a. Memanfaatkan energi matahari dalam bentuk energi termal sebagai sumber
listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap
b. Menggunakan Sun Screen pada bangunan, secara otomatis dapat mengatur
intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan
c. Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik
d. Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi
e. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak membuat silau,
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU


PADA PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA PENYANDANG DISABILITAS
Prinsip dasar arsitektur hijau menurut Brenda dan Robert Vale (1991) dalam bukunya “Green
Architecture : Design for A Sustainable Future”, yaitu:
a. Conserving energy, pengoprasian bangunan harus meminimalkan penggunaan
bahan bakar atau energi listrik dengan memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan.
b. Working with climate, mendesain bangunan harus berdasarkan iklim yang
berlaku di lokasi tapak bangunan itu berada.
c. Minimizing new resources, mendesain dengan meminimaliris kebutuhan
sumber daya alam, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan
dimasa mendatang.
d. Respect for site, bangunan yang dibangun jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, dengan perubahan tapak seminimal mungkin.
e. Respect for site, memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi
semua kebutuhannya.
Pada perencanaan taman bermain, Arsitektur Hijau diaplikasikan pada tiga point, di
antaranya:
1. Bangunan Arsitektur Hijau yang diterapkan pada bangunan adalah konsep bangunan
yang responsif terhadap iklim yang sesuai dengan karakteristik Arsitektur Hijau dari
bentuk massa, bentuk atap, material dan struktur.
2. Lanskap Arsitektur Hijau yang diterapkan pada lanskap adalah konsep taman hemat
energi dan penggunaan recycle sclupture yang menjadi furnirur tapak nantinya.
3. Sirkulasi Arsitektur Hijau yang diterapkan pada sirkulasi adalah melalui kemudahan dan
kenyamanan. Sirkulasi yang terdapat di luar bangunan berupa skywalk dengan tujuan
konservasi tanah yang berkontur pada tapak. Skywalk menggunakan material lokal dan
daur ulang sesuai dengan karakteristik Arsitektur Hijau.
Berdasarkan kajian arsitektur hijau didapat teori arsitektur hijau oleh GBCI (Green Building
Council Indonesia, n.d.), arsitektur hijau oleh Karyono dan Green Architecture Design for
Suistanable Future oleh Brenda & Valle yang akan diterapkan pada rancangan. Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan penerapan arsitektur hijau menghasilkan
beberapa poin, yaitu:
1. ramah lingkungan
2. berkelanjutan
3. future healthy
4. iklim yang mendukung
5. estetika bangunan

DAFTAR USTAKA
https://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur/article/view/2283
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/EKOTON/article/view/288
https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/article/view/1090
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=706478&val=9113&title=PERENCANAAN%20PUSAT%20TEKNOLOGI%20INFORMASI
%20DI%20KENDARI%20DENGAN%20PENDEKATAN%20ARSITEKTUR%20HIJAU
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/2688
https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/view/15598
https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/article/view/1208
https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/article/view/824
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/12702
http://digilib.uinsby.ac.id/26859/

Anda mungkin juga menyukai