Anda di halaman 1dari 4

TECHNICAL NOTES Green Building, Nearly Zero Energy Building (nZEB), and

November 2018 Sustainable Building


By : Yunifar Setyo Raharjo (16/395010/TK/44302)
Green Building
What is a Green Building? Green building adalah bangunan yang sejak perencanaan,
pembangunan dalam masa konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan,
dan masa pemanfaatannya menggunakan sumberdaya alam seminimal
mungkin, pemanfaatan lahan dengan bijak, mengurangi dampak
lingkungan serta menciptakan kualitas udara di dalam ruangan yang
sehat dan nyaman.[1]

Konsep dari green building akan mengurangi konsumsi energi secara


signifikan melalui beberapa metode desain pasif dan desain aktif.
Menggunakan konsep green building tidak perlu mengorbankan
kenyamanan dan produktivitas akibat penghematan energi. Green
building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air. Green building
juga dapat melestarikan sumberdaya alam dan meningkatkan kualitas
udara serta pengelolaan sampah yang baik. Dalam mengantisipasi
krisis air bersih, dikembangkan konsep pengurangan pemakaian
air (reduce) dengan produksi alat saniter yang hemat air, penggunaan
kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang
buangan air bersih (recycle), dan pemanfaatan air hujan yang jatuh di
atap bangunan (rain water harvesting).[1]

Bangunan ramah lingkungan (green building) adalah suatu bangunan


yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan,
pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting
penanganan dampak perubahan iklim. (Permen LH No 08 Tahun 2010
tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan)

Mengutip dari United States Enviromental Protection Agency ,green


building adalah pembangunan struktur bangunan dengan menggunakan
proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang
efisien di seluruh lifecycle bangunan mulai dari penentuan desain,
konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi.[2]

What is the global trend? Global trend tentang green building yaitu
1. Penggunaan solar cell dengan berbagai bentuk dan ukuran
Penerimaan surya/energi matahari diseluruh dunia sebagai energi
masa depan menyebabkan teknologi surya menjadi lebih baik, lebih
murah, daan cepat.
2. Tempat penyimpanan energi rumah
Pembuatan tempat menyimpan energi pada rumah sehingga dapat
digunakan sewaktu-waktu tanpa membutuhkan listrik dari PLN.
Biasanya sumber energi diterima melalui panel surya,dan disimpan
pada aki/baterai. Seperti di U.S ElectrIQ adalah salah satu contoh
baterai rumah yang dapat menyimpan energy sebesar 10kWh.
3. Sistem manajemen energi
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari panel surya dan baterai,
sistem manajemen energi (EMS) sering dipasang di rumah hijau dan
bisnis. EMS memantau seberapa banyak energi yang digunakan
sebuah gedung dan dapat mengotomatisasi sistem pencahayaan, daya
dan HVAC untuk memastikan penghematan energi yang optimal.
4. Desain bangunan pasif
Desain bangunan pasif dapat membantu meminimalkan konsumsi
energy dengan mengurangi kebutuhan penerangan listrik dan control
suhu di tempat pertama.
Dengan menggunakan teknik desain canggih yang memungkinkan
jumlah maksimum cahaya alami masuk dan juga membatasi
kehilangan panas pada musim dingin dan mengurangi perolehan
panas pada musim panas. Elemen pasif yang memiliki dampak besar
yaitu atap.
5. Material sustainable building
Material bangunan yang digunakan dari daur ulang kayu bekas. Ada
juga inovasi yang terjadi pada dunia beton yaitu beton ramah
lingkungan. Menurut The Institution of Structural Engineers/ISE,
1999,pembuatan material penyusun beton yang ramah lingkungan
ini dapat dilakukan dengan mewujudkan 3 usaha kelangsungan
dan konservasi lingkungan, yaitu :
1. Pengurangan emisi gas rumah kaca.
2. Efisiensi energy dan material dasar.
3. Penggunaan material buangan.
4. Pengurangan efek yang menggangu kesehatan/keselamatan
pada pengguna kontruksi yang timbul selama operasi
bangunan dengan menggunakan konsep 4R(reduce, refurbish,
reuse, recycle).

What is Greenship GBCI? GCB Indonesia adalah Lembaga KONSIL BANGUNAN HIJAU
INDONESIA atau GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBC
Indonesia) adalah lembaga mandiri (non government) yang berkomitmen
penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-
praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan
global yang berkelanjutan.[2]
Greenship merupakan sebuah sistem rating yang dikeluarkan Indonesia
untuk penilian pada bangunan gedung dan sektor industri. Greenship
dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council Indonesia(GCBI)
denhgan mempertimbangkan kondisi karakter alat serta peraturan dan standar
yang berlaku di Indonesia. GCB Indonesia telah mengeluarkan lima(5) jenis
Greenship yaitu:
1. Greenship New Building
2. Greenship Existing Building
3. Greenship Interior Space
4. Greenship Homes
5. Greenship Neighbourhood
What are the category Greenship terbagi atas enam(6) kategori yaitu:
measured? 1. Tepat guna lahan. Approprite Site Development(ASD)
2. Efisiensi dan konservasi energy. Energy Efficiency and
Conservation(EEC)
3. Konservasi Air. Water Conservation(WAC).
4. Sumber dan Siklus Material. Material Resources and Cycle(MRC.
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam Ruang - Indoor Air
Health & Comfort (IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan - Building & Enviroment
Management (BEM)

How do we measure? Tahap penilaian Greenship terdiri dari :


What are the Greenship 1. Tahap Rekognisi Desain (Design Recognition - DR), dengan
types? maksimum nilai 77 poin.
Pada tahap ini, tim proyek mendapat kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan sementara untuk proyek pada tahap finalisasi desain
dan perencanaan berdasarkan perangkat penilaian GREENSHIP.
Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap perencanaan.
2. Tahap Penilaian Akhir.
Pada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh baik dari aspek
desain maupun konstruksi dan merupakan tahap akhir yang
menentukan kinerja gedung secara menyeluruh.
Pada setiap kategori(6Kategori Greenship) terdapat beberapa kriteria yang
memiliki jenis berbeda, yaitu:
1. Kriteria prasyarat.
Kriteria prasyarat merepresentasikan standar minimum gedung
ramah lingkungan. Apabila salah satu prasayarat tidak dipenuhi,
maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam semua kategori tidak
dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak memiliki nilai seperti
kriteria lainnya.
2. Kriteria kredit
Merupakan kriteria yang ada di setiap kategori dan tidak harus
dipenuhi. Pemenuhan kriteria ini tentunya disesuaikan dengan
kemampuan gedung tersebut. Bila kriteria ini dipenuhi, gedung yang
bersangkutan mendapat nilai dan apabila tidak dipenuhi, gedung
yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai.
3. Kriteria bonus
Merupakan kriteria yang memungkinkan pemberian nilai tambah.
Selain tidak harus dipenuhi, pencapaiannya dinilai cukup sulit dan
jarang terjadi di lapangan. Nilai bonus tidak mempengaruhi nilai
maksimum GREENSHIP, namun tetap diperhitungkan sebagai nilai
pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang dapat memenuhi kriteria
bonus dinilai
memiliki prestasi tersendiri.

What are common green 1. Cool Roofs.


building technology Dapat meningkatkan suhu suatu interior,baik dapat memantulkan
application? panas atau menjebak udara di dalam ruang. Cool Roofs dapat dibuat
dengan sejumlah bahan termasuk cat reflektif khusus dan genteng
Give examples for each atap serta ubin. Cool roofs Memiliki reflektansi yang dapat
criteria. membantu menurunkan efek panas pada lingkungan perkotaan.
2. Solar Power.
Panel surya dapat menyerap radiasi matahari dan menggunakan
panas untuk menghangatkan udara atau air, mengurangi konsumsi
gas atau listrik dalam prosesnya. Penggunaan solar power dapat
mengurangi penggunaan gas rumah kaca

REFERENCES (At least 5):


1. Nasir, Rana Yusuf.2016.”Engineer Weekly”, https://pii.or.id/publikasi/engineer-weekly
,diakses pada 2 November 2018 pukul 15.34.[1]
2. “Green Building Council Indonesia”. http://www.gbcindonesia.org/ diakses pada 2
November 2018 pukul 15.40. [2]
3. https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/PERMENLH_08_2010.pdf ,diakses
pada 2 November 2018 pukul 15.45.
4. https://archive.epa.gov/greenbuilding/web/html/about.html ,diakses pada 2 November
2018 pukul 15.46.
5. https://interestingengineering.com/top-5-green-building-trends-2017 ,diakses pada 2
November 2018 pukul 16.00
6. The Institution of Structural Engineers/ISE, 1999
7. http://www.gbcindonesia.org/greenship ,diakses pada 2 November 2018 pukul 16.10.
8. Green Building Council Indonesia.2013-2014. “Perangkat Penilian Greenship”,
https://drive.google.com/file/d/0BxBwt9d-MhBMREhGbEI1VEppSFU/view ,diakses pada
2 November 2018 pukul 16.59.
9. “10 Technologies Used In Green Construction”.https://home.howstuffworks.com/home-
improvement/construction/green/10-technologies-used-in-green-construction1.html
diakses pada 2 November 2018 pukul 17.30.

Anda mungkin juga menyukai