Anda di halaman 1dari 3

Green Building Bangunan Ramah Lingkungan Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan)

mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan. Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:

Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Terhadap lingkungan Efisiensi energy pada bangunan Green Building merupakan salah satu bentuk respon masyarakat dunia akan perubahan iklim. Praktek Bangunan Hijau ini mempromosikan bahwa perbaikan perilaku (dan teknologi) terhadap bangunan tempat aktivitas hidupnya dapat menyumbang banyak untuk mengatasi pemanasan global. Bangunan/gedung adalah penghasil terbesar (lebih dari 30%) emisi global karbon dioksida, salah satu penyebab utama pemanasan global. Saat ini Amerika, Eropa, Kanada dan Jepang mengkontribusi sebagian besar emisi gas rumah kaca, namun situasi akan berubah secara dramatis di masa depan. Pertumbuhan penduduk di Cina, India, Asia Tenggara, Brazil dan Rusia menyebabkan emisi CO2 bertambah dengan cepat. Pembangunan di Indonesia meningkatkan kontribusi CO2 secara signifikan. Hal ini akan memperburuk kondisi lingkungan Indonesia pun kondisi lingkungan global. wacana GBC Indonesia menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA.

Manajemen Konstruksi

Page 1

Green Building Bangunan Hijau terdiri dari : 1. Desaign 2. Konstruksi 3. Operasional Ketiga komponen diatas sangat berpengaruh terhadap sistem bangunan hijau yang terdapat di Indonesia. Efek rumah kaca yang berujung pemanasan grobal merupakan isu dunia yang popular dari tahun 2000-an. Dan benar, makin tahun bumi makin panas. GBCI memiliki fungsi untuk masalah tersebut dengan langkah-langka mengurangi emisi. penyumbang emisi terbesar dunia itu dari bangunan, yaitu 33%. Jadi harus disegerakan untuk menyetandarkan bangunan di Indonesia menjadi bangunan ramah lingkungan, yang exsisting maupun yang sedang dibangun. Ada 6 kategori penilaian. Yang masing-masing memiliki poin yang diperhitungkan. Ke-6 kategori ini antara lain: Hemat lahan mencegah pengembangan urbant sproll/ mencegah pembelian lahan potensial pertanian untuk menjadi residensial (semakin padat dan pusat kota semakin tinggi poinnya) Hemat energi energi terserap besar karena ac, cooling factor-nya kecil. Hemat air penggunaan recycle atau pun reducing dari air yang sudah terpakai. Kualitas udara dalam ruangan Material (yang didatangkan maksimal 1000 m dari lokasi pembangunan) Pengelolaan bangunan (sampah, air, menejemen, dll). Kalau saja nanti green sudah menjadi keseharian, maka tahap green akan kita lewati dan segera menuju health. sekarang kita kampanye go green, setelah lewat akan ada tahap yang diidamkan, yaitu go health. Dan kalau seluruh Indonesia sudah sadar dan mempraktikkan green pada kesehariannya.

Manajemen Konstruksi

Page 2

Green Building

Manajemen Konstruksi

Page 3

Anda mungkin juga menyukai