Anda di halaman 1dari 23

GREEN DESIGN ARCHITECTURE

1. Hal mendasar mengenai Green Design Architecture


Penggunaan konsep Green telah berkembang sangat cepat beberapa tahun
belakangan ini dan saat ini telah menjadi pergerakan resmi dalam HVAC (Heating,
Ventilating, and Air Conditioning) dan profesi teknik lainnya. Banyak dari proyek-proyek
dipicu oleh munculnya Green Architecture yang juga meningkatnya permintaan konsumen
akan bangunan yang sustainable. Kemunculan bangunan Green Building lebih tepat
dipahami dalam konteks pergerakan arsitektur menuju masyarakat dan bangunan yang
sustainable. Review secara detail dari pergerakan ini muncul dimana-mana dan bahkan jatuh
diluar lingkup yang sebenarnya.
Konsep Green Architecture yaitu suatu konsep perancangan untuk menghasilkan
suatu lingkungan binaan (Green Building) yang dibangun serta beroperasi secara lestari atau
kelanjutan. Berkelanjutan merupakan suatu kondisi dimana unsur-unsur yang terlibat
selama proses pemanfaatan atau operasi suatu sistem sebagian besar dapat berfungsi
sendiri, sedikit mengalami penggantian atau tidak menyebabkan sumber lain berkurang
jumlah serta kualitasnya. Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan alam
dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan
lingkungan dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu
bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan
teknologi dalam perancangannya.
Alasan mendasar adanya Green Design Architecture adalah adanya kepedulian
terhadap lingkungan yang disebabkan oleh kerusakan udara, air, energi dan bumi. Ciri-
cirinya adalah peningkatan efisiensi energi, perkembangan berkelanjutan dan pendekatan
menyeluruh dari seluruh bangunan dimana faktor lingkungan dianggap sebagai tujuan
utama. Perbedaan desain Green dan Sustainable terletak pada seberapa banyak desain itu
membantu mempertahankan keseimbangan lingkungan. Kata Green adalah salah satu kata
yang mempunyai lebih dari setengah lusin arti tergantung kepada situasi. 1

1
Ashrae (2006), “Green Guide: The Design, Construction and Operation of Sustainable Buildings” American
Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers, Inc.
Page | 1
Definisi Yeang2 mengenai Green Building adalah bangunan dengan dampak
lingkungan yang sangat kecil dan jika memungkinkan bangunan-bangunan tersebut
dilengkapi dengan konsekuensi positif dan produktif untuk lingkungan alam, pada saat yang
sama bangunan-bangunan tersebut menyatukan struktur bangunan dengan semua aspek
sistem ekologi biosfer diseluruh prosesnya.
Menurut ASTM (The American Society for Testing and Materials) Green Building
adalah bangunan yang mencakup semua tipe perumahan, industri dan perdagangan yang
didesain, dibangun, direnovasi dan bahkan dihancurkan dalam tindakan yang bertanggung
jawab dan peka terhadap lingkungan.

2. Why go green ???


Akar filosofi munculnya Green building adalah akhir abad 19 dan dikembangkan
dalam proyek gabungan pergerakan lingkungan hidup di US. Pada tahun 1970 hari bumi
“Earth Day” pertama kali dirayakan dan agen pemeliharaan lingkungan di US didirikan 3,
kedua event ini menandai pergantian filosofi yang utama. Selain itu para ahli lingkungan juga
mempengaruhi munculnya konsep Green Building. Kepedulian akan keterbatasan sumber
daya alam dan ketergantungan pada bahan bakar yang tidak bisa diperbarui diperkuat
dengan adanya konflik Arab dan Israel akan ketersediaan minyak bumi pada tahun 1970 juga
menandai munculnya pemikiran akan efisiensi energi, teknologi matahari maupun sistem
perbaikan energi.
Sejak tahun 1990 bangunan ramah lingkungan memasuki masa kejayannya. Maka
pada awal tahun 1990 perlindungan lingkungan alam dan peningkatan kualitas kehidupan
menjadi topik bahasan masyarakat dan sebagai akibatnya muncullah keinginan untuk
mengembangkan skema hemat energi dan oleh karena itu Green Building dilahirkan 4. Green
Building adalah pendekatan sistem sustainable yang lebih mudah dipahami yang
menggabungkan efisiensi sumber daya air, dampak lingkungan dari penggunaan bahan-
bahan bangunan dan pengurangan limbah serta peningkatan effisiensi energi sebagai

2
Yeang, Kenneth (1999), “The Green Skyscraper. The Basis for Designing Sustainable Intensive Building” Prestel
Verlag, Munich.
3
Kibert, Charles J. (2008), “Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery” Second edition, John
Willey & Sons, Inc.
4
Pitts, Adrian (2004), “Planning and Design Strategies for Sustainability and Profit”. Architectural Press.
Page | 2
tambahan kehidupan ekonomi yang sustainable dan masalah-masalah sosial juga
dipertimbangkan dengan mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan penciptaan
lapangan kerja, sumber daya lokal dan lingkungan hidup yang sehat.
Pada awal tahun 1990 masyarakat mulai serius mempertimbangkan masalah-masalah
lingkungan hidup yang global dan kompleks seperti penipisan ozon, perubahan iklim global
dan kerusakan sumber daya di laut. Pada akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990 ada 3 event
(UIA, AIA, COTE) yang membuat masyarakat, memfokuskan perhatiannya kepada
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan dampak lingkungan hidup.
Dewasa ini para ekonom di Amerika mewajibkan setiap pembangunan gedung
perkantoran untuk menggunakan konsep Green Building 5. Pada awalnya Green Building ini
lebih memfokuskan kepada tempat tinggal bagi keluarga-keluarga namun Green Building
telah berkembang menjadi yang berhubungan dengan bangunan multi fungsi, property
komersial dan bahkan pembangunan kantor pemerintah. Green Building ini juga dapat
diterapkan untuk renovasi property yang sudah ada. Bangunan ramah lingkungan ini punya
kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. “Poin terbesar
dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan,”
kata Rana Yusuf Nasir dari Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI).

Gambar 1.

Bangunan yang menggunakan konsep Green Building lebih dapat berhemat dalam
penggunaan thermal, penghawaan dan pencahayaan karena bangunan tersebut akan
mengkonsumsi sedikit energi sehingga dapat mengurangi polusi dan juga dapat menghemat

5
Hamilton, Kim and Browning, William D. “Village Homes: A Modal Solar Community Proves its Worth” in
Context, no.35, p.35.
Page | 3
biaya. Hal itu dapat membuat ruangan menjadi lebih sehat disaat kita sedang bekerja di
ruangan tersebut. Konsep Green Building pada bangunan tersebut dapat membuat harga
jual/sewanya tinggi dan juga memberikan keuntungan bagi pemiliknya.

3. Hubungan Green dan Global Warming


Dewasa ini perkembangan situasi global telah mengerucut pada kekhawatiran
terhadap ancaman krisis energi dan pemanasan global atau sering dikenal dengan istilah
(global warming). Kondisi pemanasan global (global warming) yang terjadi sebagai akibat
peningkatan suhu udara akibat zat polutan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), CO2, CH4, N2O,
HFC, PFC, SF yang ada diudara dan berkurangnya kemampuan penyerapan CO2 oleh
tumbuhan, mengakibatkan adanya ketidakmampuan untuk menahan panas sinar matahari
sehingga menimbulkan efek rumah kaca, yang berimplikasi pada terganggunya ekosistem
bumi.
Konsep Green dapat mengurangi banyak polusi udara pada sebuah bangunan biasa.
Sebanyak 50% penggunaan energi dapat dikurangi dan 80-90% dengan penggunaan desain
yang baik6. Dapat juga menghemat penggunaan material dan melindungi dari kerusakan-
kerusakan. Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain adalah pemanfaatan material
berkelanjutan yang berkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat
tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan
mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
Pergerakan bangunan ramah lingkungan adalah respon industri konstruksi terhadap
dampak sumber daya alam dan lingkungan dari pembangunan. Bangunan ramah lingkungan
mengurangi konsumsi energi dalam beberapa cara:
1. Dapat mengurangi energi yang terkandung dari sebuah bangunan melalui desain
yang efisien, penggunaan bahan baku lokal dan dapat didaur ulang dan mendaur
ulang limbah konstruksi.
2. Desain bangunan ramah lingkungan mengurangi konsumsi energi bangunan selama
masa hidupnya.

6
Browning, William (1992), “Negawatts for Ahmanson Ranch”, Consulting Report, Rocky Mountain Institute,
p.1.
Page | 4
Peletakkan jendela yang strategis dan cahaya langit dapat mengurangi kebutuhan
pencahayaan listrik di siang hari. Kipas angin untuk seluruh rumah dapat mendinginkan
rumah semalaman dari pada kita menggunakan AC. Insulasi kualitas yang tinggi dapat
mengurangi biaya regulasi suhu baik dimusim panas dan musim dingin sebagai tambahan
rumah dapat memaksimalkan pemanasan dan pendinginan pasif. Jendela yang menghadap
ke selatan akan mengurangi biaya pemanas sekitar 20-30% dan kanopi serta tanaman dapat
membuat rumah menjadi dingin pada musim panas.

4. Prinsip-prinsip Green Building7


Selama kongres dunia arsitektur antara UIA (United International of Architects) dan
AIA (American Institute of Architects) bahwa “Declaration of Interdependence for a
Sustainable Future” dirancang untuk memastikan effisiensi energi, konsep pembangunan
berkelanjutan dan pendekatan menyeluruh itu berkaitan dengan lingkungan alam dan sosial.
Berdasarkan deklarasi tersebut, prinsip-prinsip Green Building untuk bangunan-
bangunan tinggi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Embodied Energy, energi yang dipakai didalam proses pembuatan material
konstruksi, elemen dan komponennya dinamakan Embodied Energy.
b. Energy Efficiency, meminimalkan konsumsi energi (kebutuhan energi untuk
fentilasi baik panas maupun dingin, kebutuhan energi untuk pencahayaan,
kebutuhan energi untuk menjalankan mesin didalam bangunan) tanpa
mengorbankan kenyamanan atau produktivitas penghuni dalam bangunan tinggi.
c. Bioclimatic Approach, pengerjaan bangunan-bangunan tinggi yang peka terhadap
iklim mendukung penggunaan teknik passive dan sistem energi rendah untuk
mencapai kenyamanan bagi penghuni didalam bangunan tersebut.
d. Recyclability, mengurangi penggunaan sumber energi yang didaur ulang, sumber
mineral, sumber air melalui penggunaan kembali, daur ulang dan
memperkenalkan penggunaan sumber daya yang dapat diperbarui seperti (energi
matahari, energi angin dan biomas)

7
Priatman, Jimmy (2000), “Green Architecture of Tall Buildings” Senvar 2000 Procedings, Sustainable
Environmental Architecture, International Seminar 23-24 October 2000.
Page | 5
e. Flexibility and Adaptability, karena ketinggian bangunan menentukan tingkat
kebebasan dan fleksibilitas manusia selama 100tahun setelah konstruksi.
f. Toxicity, mempertahankan kenyamanan dan kualitas udara didalam ruangan yang
sehat berarti menjauhi efek-efek polusi dari sebuah material atau sistem.
g. Site Quality, walaupun sebagian besar bangunan tinggi dibangun didaerah
perkotaan, penempatan bangunan tinggi perlu memperhatikan efek terhadap air
tanah dan hal-hal permukaan lainnya dari lokasi itu melalui pembangunannya,
kemungkinan bayangan terhadap tempat yang lain, volume traffic yang meningkat
dan adanya hembusan angin yang kurang nyaman didaerah bangunan itu,
sehingga Green Building mempunyai solusi teknis untuk meminimalkan masalah.
h. Comprehensiveness, bangunan tinggi sebagai suatu sistem hadir dalam hubungan
dengan lingkungan alam.

5. Green Roof
Pengoptimalan bentuk atap dengan teknologi “Green Roof” pada bangunan Green
Architecture merupakan salah satu solusi yang baik bagi alternatif ketersediannya kawasan
hijau baru bagi perkotaan, dibeberapa negara lain telah mulai mencoba untuk menerapkan
solusi ini. Green roof dapat memperindah tampilan luar bangunan sekaligus meredam udara
panas yang ada di dalam bangunan tersebut. Selain itu, para pengguna gedung dan penghuni
rumah dapat memanfaatkan untuk berkebun, bekerja di ruang terbuka, berolahraga dan
berelaksasi.
Di samping dapat meredam hawa panas di dalam ruangan, tanaman di atas atap
dapat membantu menguramgi kerusakan atap sekaligus berperan sebagai filter udara. Selain
itu, green roof juga mampu mengurangi suara bising dari luar bangunan. Penempatan green
roof mampu mengurangi biaya listrik. Pasalnya bila tanaman yang ada di bagian atap
mempunyai tinggi sekitar 10 cm maka dapat mengurangi pemakaian mesin penyejuk udara
sekitar 25%. Dengan tinggi tanaman sekitra 12 cm, dapat mengurangi suara sampai 40
desibel.

Page | 6
Gambar 2. School of Art, Design and Multimedia at Nanyang Technology University Campus Singapore

Sejak tahun 1999, kota Chicago telah menanam 24.000 meter persegi atau 24 hektar
Green Roof yang tersebar di banyak gedung, pertokoan dan kantor. Salah satu keuntungan
yang terbesar dari adanya Green Roof adalah Manajemen Air dimana Taman Atap dapat
menyerap 50-60% air hujan yang turun. Setelah Green Roof menyerap air hujan, maka
sewaktu matahari bersinar, tanaman akan kembali bernafas dan mengembalikan air
tersebut ke atmosfer. Beberapa persen air akan tetap di tanah untuk pertumbuhan tanaman
dan sisanya akan masuk ke saluran air secara perlahan, dimana hal ini sangat
menguntungkan karena jadi tidak memberatkan sistem saluran air perkotaan dimana up-
grading atau peremajaan dan pembesaran pipa sangat mahal.
Disebutkan bahwa daerah dengan temperatur hangat bisa mendapatkan manfaat
terbanyak dari penggunaan Green Roof. Salah satunya adalah penghematan energi dari
penggunaan AC. Keuntungan lainnya adalah atap yang lebih tanah lama, dimana biasanya
atap hanya tahan hingga 20 tahun bisa menjadi sampai 40/50 tahun karena dengan adanya
Green Roof, maka sinar ultraviolet matahari tidak mengenai langsung atap gedung dimana
perbedaan temperatur antara siang dan malam yang cukup drastis bisa menyebabkan
keretakan.

Gambar 3. Chicago City Hall


Page | 7
6. Teknologi Air dan Pemakaian Kembali
Green water sistem merupakan sistem alternatif yang dikembangkan untuk
memenuhi pendekatan sistem penghematan air. Untuk memahami alasan penggunaan
sistem Green Water ini maka perlu memahami perubahan pola pikir yang berkaitan dengan
perkembangan perkotaan.
Sistem Green Water yang pertama adalah berkaitan dengan penggunaan tanah,
kedua adalah penghematan sumber daya alam dan yang ketiga adalah tentang peremajaan
sumber daya alam melalui daur ulang limbah. Sistem Green Water ini berkaitan dengan
pengumpulan air, penyimpanan dan prosesnya. Ada beberapa tipe air yang berbeda 8, yaitu:
 Rainwater, penyerapan yang jatuh dilokasi.
 Grey water, air yang digunakan dilokasi yang mempunyai kepadatan yang rendah,
seperti air cucian atau air mandi.
 Black water, air yang digunakan dilokasi untuk dapur dan toilet yang mempunyai
kepadatan yang tinggi dan resiko kesehatan yang tinggi.

Gambar 4. Diagram skematik akan system air yang digunakan di proyek rumah sehat, Gold Coast, Australia. Air
hujan didapat dari atap dan disimpan di dalam sebuah tendon 22.000liter yang diletakkan dibawah rumah.
Pada musim kemarau air dari pemerintah kota digunakan untuk meningkatkan system penyimpanan. Dimusin
hujan air hujan digunakan dan disterilkan menggunakan filter UV. Greywater dapat diperoleh dan digunakan
untuk mengairi kebun untuk mengurangi resiko kesehatan.

8
Hyde, Richard (2008), “Bioclimatic Housing: Innovative Design form Warm Climates”, Earthscan in UK, London.
Page | 8
Ada beberapa alasan mengapa sistem ini hadir dalam bentuk yang terbaru. 4
masalah-masalah penting yang berkaitan dengan Green Water adalah:
 Aesthetics, seberapa nyaman akan air minum yang datangnya dari langit
dikota kita.
 Health, akankah sistem ini mengakibatkan dampak lingkungan (permasalahan
kesehatan) atau justru menghilangkan dampak itu. Resiko dari kegagalan
sistem ini sangat tinggi karena dapat menyebarkan penyakit.
 Cost, berapa tambahan modal untuk memasang sistem ini, dengan harga air
yang sangat rendah kepada konsumen pemilik akan mendapatkan kecil
kemungkinan bisa memperoleh keuntungan dengan cepat. Kelebihan dari
sistem ini adalah pemilik memiliki tingkat kebebasan.
 Maintenance, apakah pemeliharaan tambahan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kualitas dari sistem Green Water ini. Akan sangat bijaksana
jika hasil dari sistem ini di analisa secara teratur untuk melihat jumlah bakteri.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka beberapa negara mulai mengoperasikan skema
yang menguntungkan atau memberikan subsidi kepada pemilik yang memasang sistem
Green Water.

7. Beberapa Studi Kasus dengan Penggunaan Konsep Green


7.1. Desa Olympic Beijing
Desa Olympic terletak di ujung barat daya taman Olympic yang dekat dengan hutan
Olympic. Desa ini dikembangkan menjadi rumah atlet dan official pada pertandingan Beijing
tahun 2008. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Departemen Energi AS (DOE/U.S.
Departement of Energy) dengan komisi teknologi di Beijing (BSTC/Beijing Municipal Science
and Technology Commission).
Sebagai kondominium yang berkualitas tinggi beberapa unit terjual setelah
pertandingan itu selesai. Bangunan energi kecil (nol energi) dibangun di dalam pedesaan ini
juga. Bangunan ini berfungsi sebagai area atlet untuk menerima tamu selama musim
pertandingan dan menjadi sekolah taman kanak-kanak bagi penduduk desa Olympic setelah
pertandingan selesai. Tujuan dari developer adalah membangun sebuah proyek yang

Page | 9
memenuhi komitmen lingkungan yang sangat kuat dari pemerintah Cina dan bagi
pertandingan. Pada saat yang bersamaan bangunan ini juga bertujuan meningkatkan market
proyek yang harganya dapat memberikan keuntungan yang cukup.
 Unsur-unsur ramah lingkungan dan teknologi sustainable:
1. Efisiensi energi: sistem pemanas, pendingin dan kebutuhan air panas untuk
bangunan tersebut diberikan oleh pompa air panas yang menggunakan air
limbah dengan terminal fan-coil.
2. Arah bangunan: unit-unit menghadap ke selatan dan mendapatkan sinar
matahari yang cukup.
3. Sistem pertukaran panas: sistem ini mengambil energi dari matahari dan air
hasil daur ulang dari tanaman Qinghe dan mengembangkannya melalui alat
pompa panas untuk pemanas-pemanas pada musim dingin dan pendingin
pada musim panas.
4. Energy geothermal: sistem HVAC mengkombinasikan pompa panas yang
berasal dari tanah, lantai yang berjenis glossy dan pendingin dengan
regenerasi sinar matahari aktif serta sistem penyimpanan panas musiman.
5. Penggunaan ekstensif energi matahari: sistem pemanasan menggunakan
tenaga matahari, air panas juga menggunakan tenaga matahari serta energi
matahari itu sendiri dikumpulkan di sebuah pipa yang di pasang di atas atap.
Sebuah alat yang memanaskan udara ventilasi juga dipasang di sistem HVAC
bangunan. Bangunan ini menggunakan PV untuk pencahayaan di luar ruangan
juga ada solar wall yang dikombinasi dengan panel PV untuk memproduksi
listrik dan udara panas pada saat bersamaan. Mendapatkan udara panas dari
matahari membuat sistem ini lebih efisien.
6. Daur ulang limbah: fasilitas daur ulang limbah terpadu dimana penghuni
dapat memisahkan jenis sampah. Mendorong para penghuni untuk mendaur
ulang limbah-limbah tersebut. Container untuk daur ulang diletakkan
diseluruh kompleks.

Page | 10
7. Sistem pencahayaan yang hemat energi: garasi parkir di bawah tanah
menggunakan T-8 fluorescent dengan menggunakan bahan ballasts electric
dan kontrol otomatis.
8. Penghematan air: penyimpanan air meliputi penyimpanan air hujan dalam
sumur dibawah tanah yang digunakan untuk irigasi, pembersihan jalan dan
lain-lain juga mengatur air dari badai melalui penggunaan yang baik. Air
limbah juga diproses menggunakan sistem ekologi air sehingga dapat
menyediakan 200 ton air daur ulang sehari-hari yang digunakan untuk
mengairi pedesaan tersebut.
 Hal-hal lain yang berkaitan dengan Green Building yaitu :
a. Atap-atap dari bangunan perumahan itu ditanamai dengan berbagai macam
jenis tanaman.
b. Adanya jalan untuk sepeda dan pejalan kaki.
c. Tanaman asli daerah Cina mendominasi 90% dari landscape dari desa itu.

Gambar 5. Beijing Olympic Village

7.2. Gedung Zuellig


Gedung Zuellig adalah proyek pertama di Filipina yang telah mencapai pre-sertifikasi
pada level emas dalam program LEED-CS. Bangunan yang mempunyai 33 lantai ini, akan
diselesaikan pada akhir 2011 dan menjadi bangunan perkantoran ramah lingkungan yang
pertama kali di kota Makati. Makati merupakan kota pusat keuangan dan distric bisnis
Negara Filipina.
Bangunan ini akan menyediakan 62.800m² ruang kantor yang terdiri dari, 5 lantai
parkir basement dan ruangan dengan food court, kebun di atas atap dan area out door yang
luas. Para penyewa akan mendapatkan keuntungan hemat energi sekurang-kurangnya 15%
Page | 11
jika dibandingkan dengan bangunan konvensional great-A. Dalam kaitannya akan jarang
sumber daya alam dan mahalnya biaya energi di Filipina. Penghematan ini akan
berkontribusi besar terhadap tujuan perusahaan akan efisiensi biaya dan pembangunan
berkelanjutan.
 Unsur-unsur ramah lingkungan dan teknologi sustainable:
1. Bagian luar gedung yang menggunakan lapisan kaca dan keramik:
kesederhanaan ekspresi dicapai dengan bangunan yang menggunakan kaca
serta penggunaan panel atap dan lantai yang berukuran besar. Tower yang
dibangun menjadi ciri khas karena penggunaan pola keramik dari dinding
bermaterial kaca. Bangunan ini terinspirasi dari bambu dan air yang mengalir.
Tekstur yang berbeda ini mengacu pada motif organik lokal dan memberikan
tambahan kanopi dari bangunan itu. Sistem kaca yang menggunakan low-E
memastikan bahwa panas yang di dapatkan dan energi yang hilang dapat
dikurangi dengan penggunaan cahaya alami yang dimaksimalkan. Bangunan
ini direncanakan dapat berdiri bebas dan dipastikan semua ruang kantor
dapat menerima cahaya matahari dan dapat melihat pemandangan luar.
2. Sistem efisien energi: kecepatan untuk pompa pendingin air yang berbeda-
beda akan mengurangi konsumsi energi pada jam sibuk.
3. Penghematan air: usaha penghematan air mencakup :
a. Pengaturan efisien penggunaan air.
b. Kemampuan untuk menangkap air hujan dan menguapkan air dengan
menggunakan bahan hemat air dan instalasi sistem irigasi dan pengairan.
4. Pencahayaan yang hemat energi: sistem pencahayaan pada siang hari
mengandalkan photocells yang akan mempertahankan level pencahayaan
ditempat umum dengan cara mengurangi penggunaan cahaya listrik. Semua
area perkantoran dapat dilengkapi dengan sensor penghuni yang dapat
menyesuaikan penggunaan cahaya dengan level hunian.
5. Kualitas udara di dalam ruangan: sensor karbon dioksida akan diletakkan di
area yang padat huni dan perputaran udara akan menunjukkan jumlah
penghuni dan kualitas udara bersih di dalam ruangan itu. Pergerakkan udara

Page | 12
di luar akan di atur sesuai dengan jumlah penghuni yang akan tinggal di
ruangan itu.
6. Daur ulang kertas: fasilitas daur ulang kertas secara sentral akan mendorong
proses daur ulang sampah kertas yang diberikan oleh para pegawai.
7. Area ramah lingkungan: terletak di perempatan Makati Avenue dan Paseo de
Roxas, bangunan ini memberikan ciri khas pada distric bisnis namun masih
tetap berhubungan dengan taman Ayala Triangle dan Urdaneta Village. Pintu
masuk di tandai dengan area landscape yang luas. Perawatan rutin telah
dilakukan untuk mentransplantasi, melindungi dan menggantikan pohon-
pohon yang sudah ada. Daerah terbuka di bangunan tambahan dan taman di
atas atap pada lantai ke-30 akan ditanami tanaman tropical lokal dan akan
diberi tanah ground cover.

Gambar 6. Zuellig Building at Makati City, Metro Manila.

7.3. CII Sohrabji Godrej Green Business Centre


Hyderabad, kota arsitektur dan mutiara saat ini memperkenalkan salah satu
bangunan paling ramah lingkungan di dunia CII Sohrabji Godrej Green Business Centre (CII
Godrej GBC) yang terletak di dekat Shilparamam. CII adalah bangunan bertaraf ramah
lingkungan peratama di India yang mendapatkan platinum dari LEED.
Bangunan ini adalah perpaduan yang sempurna dari arsitektur India dan inovasi
teknologi yang menggabungkan konsep tradisional ke dalam arsitektur kontemporer dan

Page | 13
modern. Percobaan simulasi energi ekstensif di jalankan untuk melihat seberapa besar
bangunan ini dapat mengurangi panas dan pada saat yang bersamaan memberikan udara
yang alami untuk masuk ke dalam bangunan. Bangunan ini menggabungkan beberapa energi
kelas dunia dan unsur-unsur ramah lingkungan seperti sistem PV matahari, pengkontrolan
kualitas udara dalam ruangan, sistem HVAC yang sangat efisien, sistem pendinginan pasif,
menggunakan tower angin, kaca dengan kualitas yang bagus, taman di atas atap yang sangat
indah, pengumpulan air hujan, dll.
Landscape yang ekstensif terdiri dari beberapa jenis pohon yang asli dari daerah
tersebut dan mampu beradaptasi dengan kondisi iklim lokal setempat. Bangunan ramah
lingkungan ini menjanjikan 50% penghematan penggunaan energi secara keseluruhan, 35%
pengurangan penggunaan air dan penggunaan material/bahan yang dapat di daur ulang
sebanyak 80%. Yang paling penting bangunan ini telah memampukan perkembangan
pergerakkan bangunan ramah lingkungan di India.
 Unsur-unsur ramah lingkungan dan teknologi sustainable:
1. Efisiensi energi: BMS/Building Management System (Sistem Pengaturan
Bangunan) dipasang untuk memonitor penggunaan energi. Penggunaan
balok-balok beton untuk bagian depan bangunan mengurangi beban
pendingin ruangan (AC) sebesar 15-20%.
2. Bangunan yang tidak menggunakan air: semua air limbah termasuk grey dan
black water yang dihasilkan dalam bangunan itu diolah secara biologis melalui
sebuah proses yang dinamakan “Root Zone Treatment System”. Air yang
dihasilkan memenuhi criteria CPCB/Central Pollution Control Board (Dewan
Pengontrol Polusi), air ini digunakan untuk keperluan landscape.
3. Minim gangguan terhadap daerah sekitar: desain bangunan ini dibuat untuk
mengurangi gangguan terhadap lingkungan ekologis sekitar. Gangguan hanya
dibatasi dalam jarak 40 kaki selama masa konstruksi, hal ini telah menjaga
kondisi flora dan fauna serta organisme-organisme mikro biologi yang ada di
sekitar bangunan. Kontrol sedimentasi dan erosi juga telah di atur untuk
mencegah erosi lapisan tanah atas selama masa konstruksi.

Page | 14
4. Bahan dan sumber daya: 80% bahan yang digunakan di bangunan ini
didapatkan dari jarak 500 mil dari lokasi proyek. Sebagian besar dari bahan
bangunan menggunakan sampah industri sebagai bahan baku dalam proses
produksi. Batu bata yang dibuat dari abu, kaca, aluminium dan keramik yang
memiliki limbah industri dan konsumen digunakan untuk mendirikan
bangunan ini. Furniture kantor juga menggunakan kayu yang berbasis bagase.
Lebih dari 50% sampah konstruksi di daur ulang di dalam bangunan atau di
kirim ke tempat lain dan di alihkan dari tanah tersebut.
5. Energi yang dapat di daur ulang: 20% kebutuhan energi dari gedung tersebut
dipenuhi oleh solar photovoltaics. Solar PV telah di install dengan kapasitas
23,5KW.
6. Kualitas udara dalam ruangan: dimonitor secara berkelanjutan dan udara
segar yang sangat sedikit jumlahnya di pompa ke dalam ruangan-ruangan
tertentu pada waktu tertentu. Udara segar juga di dapatkan dari tower angin,
penggunaan cat dengan VOC yang rendah, karpet juga membantu kualitas
udara dalam ruangan.
 Hal-hal lain yang berkaitan dengan Green Building yaitu :
a. Sebagian besar bagunan mengarah ke utara.

b. Adanya pengumpulan air hujan.

c. Penggunaan air yang sangat minim di toilet pria.

d. Penggunaan air yang sangat efisien untuk flush di toilet tersebut.

e. Pendingin yang menggunakan air yang didinginkan.

f. Pendingin yang menggunakan system HVC.

g. Pompa air yang di install dengan VFD.

h. Sistem pencahayaan yang hemat energi melalui penggunaan lampu CFL.

i. Taman di atas atap yang mendominasi 60% area bangunan.

j. Ruang penanaman yang luas.

Page | 15
k. Sistem pengumpulan air badai.

l. Pencahayaan yang maksimal.

m. Jendela dan kontrol cahaya untuk pencahayaan yang lebih baik.

n. Kendaraan listrik untuk di gunakan oleh staf.

o. Parkir mobil yang teduh.

Bangunan ini adalah bangunan pertama yang ramah lingkungan di negeri ini. Oleh
karena itu biayanya sampai 18% lebih tinggi namun bangunan ramah lingkungan ini
diperkirakan akan mengalami kenaikan biaya 6-8%. Biaya pembangunan awal ini akan
didapatkan kembali dalam 3-4 tahun. Keuntungan yang dicapai sampai dengan saat ini
adalah:
a. Lebih dari 120.000KWH energi telah dihemat pertahun.
b. Penyimpanan air berkisar 20-30% jika dibandingkan dengan gedung
konvensional.
c. Kualitas udara dalam ruangan yang sangat bagus.
d. Pencahayaan di siang hari 100% (pencahayaan non alami dinyalakan hanya
sebelum petang tiba).
e. Produktivitas yang semakin tinggi dari seluruh penghuni gedung.

Page | 16
Gambar 7. CII Sohrabji Godrej Green Business Centre

7.4. Tempat Tinggal Siswa


 DESKRIPSI UMUM: tempat tinggal siswa terdiri dari kamar tidur, ruang tamu,
dapur dan ruang belajar. Sebagian besar dari bangunan ini juga mempunyai
fasilitas laundry terpusat, lobby utama dan ruang belajar. Sebagian dari ruangan-
ruangan ini mencakup ruang kelas, dapur sentral dan fasilitas makan. Strategi
yang dijelaskan dibawah ini dapat diterapkan dihotel dan komplek perumahan
termasuk perkembangan kondominium mewah ditengan kota.
 STRATEGI:
1. Pertimbangan Energi:
a. Pemulihan panas untuk ruangan disediakan oleh AHU dengan 100% udara
luar.
b. Menggunakan VAV system atau sitem induksi untuk ruangan umum.
c. Fentilasi alami dan strategis fentilasi hybrid.
d. Menggunakan ECM untuk unit sirkulasi udara.
e. Menggunakan GSHP jika memungkinkan.

Page | 17
2. Kenyaman Penghuni:
a. Sistem harus didesain untuk mengontrol kebisingan di lokasi yang dihuni.
b. Pencahayaan alami dan pemandangan dioptimalkan serta meminimalkan
dampak dari bangunan.
c.Mempertimbangkan untuk menyediakan control penghuni disemua kamar
tidur.
 ELEMEN-ELEMEN UTAMA dari BIAYA:
1. Saat ada harga yang mahal untuk dibayar untuk ECM banyak perusahan-
perusahan yang mempunyai program diskon yang membuat konsep ini dapat
diterima walaupun diproyek dengan anggaran yang minim.
2. Strategis pemulihan panas harus diukur menggunakan analisa siklus
perputaran masa penggunaan alat. Semua komponen dari strategi ini harus
dipertimbangkan termasuk aspek-aspek negatifnya.
3. Strategi alami hybrid adapat digunakan dengan menggunakan jendela yang
didesain khusus menggunakan efek venturi untuk mengoptimalkan aliran
udara kedalam bangunan dan mematikan fentilasi listrik dan sistem pendingin
ketika suhu berkisar 60-80⁰F. hal ini akan menghemat biaya operasional. Biaya
pembuatan jendela dan fentilasi perlu untuk dibandingkan dengan energi
yang disimpan.

Gambar 8. Suffolk University 10 Sommer street Residence Hall (Boston, MA)-natural ventilation in atrium
optimizes views while minimizing solar heat gain

Page | 18
7.5. Fasilitas Hiburan dan Olah Raga
 DESKRIPSI UMUM: Ruang hiburan dan olah raga mencakup kolam renang, ruang
senam, ruang training, ruang multifungsi, lapangan, kantor dan ruangan-ruangan
pendukung lainnya.
 STRATEGI:
1. Pertimbangan Energi:
a. Membutuhakan kontrol fentilasi untuk ruangan yang tingkat huninya
tinggi.
b. Pemulihan panas untuk ruangan-ruangan tersebut di berikan oleh AHU
dengan 100% udara luar atau lebih dari 50% komponen udara diluar
ruangan.
c. Mempertimbangkan strategi yang memungkinkan mendapatkan panas
diruangan yang bervolume tinggi.
d. Mempertimbangkan pemulihan panas atau tidak digunakannya strategi
pendinginan menggunakan mesin untuk area kolam renang pada iklim
normal.
e. Mempertimbangkan adanya sistem “terisi” atau “tidak terisi” pada ruangan
ganti, toilet untuk mengatur tingkat pergantian udara diruangan ini pada
saat jam-jam dimana ruangan itu tidak dipergunakan.
f. Mempertimbangkan memanaskan air dikolam renang dengan panas dari
limbah yang berasal dari sistem penurunan kelembabana kolam renang.
2. Kenyamanan penghuni:
a. Mempertimbangkan sensor CO2 disemua ruangan yang mempunyai tingkat
huni yang padat.
b. Mempertimbangkan sistem padat huni dan rendah huni untuk peralatan-
peralatan yang menggunakan udara di ruang senam dengan memakai alat
tombol manual dan VFD.
c. Mempertimbangkan strategi fentilasi hybrid diarea yang tidak punya
kontrol kelembaban, contohnya kolam renang dan ruang senam.

Page | 19
 ELEMEN-ELEMEN UTAMA dari BIAYA:
1. Strategi kolam renang yang dijelaskan diatas harus mengurangi biaya awal
dan biaya operasional.
2. Stetegi pemuliahn panas harus dinilai menggunakan analisa daya guna alat.
Semua komponen dari strategi harus dipertimbangkan termasuk aspek-aspek
negatifnya.
3. Kebutuhan akan kontrol fentilasi akan menambah biaya awal dan seringkali
akan muncul biaya lagi pada 1 atau 2 tahun.

Gambar 9. University of Maine Pool HVAC system with heat recovery

7.6. Kampung Percontohan Green Architecture


Kampung Adat Naga di Tasikmalaya dapat dijadikan kampung percontohan Green
Architecture dan dijadikan percontohan sertifikasi desain arsitektur bangunan hijau dan
hemat energi Indonesia. Sertifikasi dilakukan Green Building Council of Indonesia (GBCI).
Green Building itu tidak harus hi-tech dan mahal. Buktinya, rumah-rumah adat di Kampung
Naga beratap daun ijuk dengan struktur bangunan dari bambu. Atapnya terbuat dari daun
rumbia, daun kelapa atau ijuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan
lainnya terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat

Page | 20
rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan. Selain itu tumpukan batu yang
tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan
ornamen Perkampungan Naga.
Desain arsitektur dan interiornya tertata apik sehingga udara dan cahaya tersirkulasi
dengan baik. Dengan desain ini, masyarakat tidak lagi membutuhkan penerangan listrik.
Yang mengagumkan, bangunan adat ini tahan gempa besar. Seperti saat terjadi gempa
Tasikmalaya yang banyak menelan banyak korban jiwa, tidak ada satu pun bangunan di
tempat ini rusak. Harapannya keselarasan hidup manusia dan alam harus tetap seimbang.
Nantinya justru diuntungkan dengan Green Architecture, karena konsentrasi oksigen di
kawasan hijau lebih tinggi, udara lebih segar, air lebih bersih, limbah lebih sedikit,
mengurangi emisi, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi,
pengurangan penggunaan sumberdaya, energi dan pemakaian lahan, maupun pengelolaan
sampah yang efektif. Dan tentunya dapat mengatasi pemanasan global dan menjaga
kelestarian lingkungan. Dengan konsep Green Architecture, maka dapat memberikan
sumbangsih untuk lebih menghijaukan bumi. Sudah saatnya menerapkan sistem ramah
lingkungan ini dalam ruang lingkup sehari-hari.

Gambar 10. Kampung Adat Naga di Tasikmalaya

Page | 21
KESIMPULAN

Green teknologi untuk perumahan telah berkembang di dua arah, yang pertama
sistem yang mendukung kehidupan yang menggunakan sumber daya alam yang tersedia
dilokasi seperti energi matahari dan air. Dari studi kasus yang ada dapat dilihat bahwa
penggunaan air berkurang sekitar 60-80% dari konsumsi normal. Dirumah-rumah dimana
sikap penghuninya mampu mengurangi penggunaan energi, sistem yang diperbarui dapat
memberikan tenaga yang cukup melalui PV dan system air panas dari matahari.
Yang kedua ada perkembangan disistem material yang mengurangi dampak
lingkungan. Faktor dominannya adalah energi yang dikandung dalam material-material itu,
tetapi pemilihan material sangat kompleks dan sistem kriteria tunggal telah digantikan oleh
pendekatan menyeluruh.
Kesimpulan dari hal-hal prinsip penerapan teknik adalah:
 Memahami hubungan kunci-kunci formula dan ketergantungannya akan membuat
ukuran proyek berorientasi Green itu jelas.
 Karena memiliki supply energi yang terbatas dan tidak bisa menciptakannya desain
yang sustainable akan baik untuk menyimpan energi.
 Ketika mendesain bangunan perpindahan panas oleh konduksi dan radiasi sinar
matahri harus dioptimalkan untuk proses transfer energi (pemanasan dan
pendinginan).
 Ketika mendesain sistem pemanasan dan pendinginan penggunaan transfer panas
dan fentilasi melalui alat-alat alamiah seperti radiasi harus dipertimbangkan sejak
awal proses desain dan digunakan semaksimal mungkin.
 Ketika transfer energi dibutuhkan minimalkan tekanan dan aliran, maksimalkan efek
perbedaan dari panas seperti suhu dan rasio kelembaban, dan spesifikan peralatan
dengan efisiensi tertinggi.

Page | 22
DAFTAR PUSTAKA

Stit, Fred A. (1999), “Ecological Design Handbook: Sustainable Strategis for Architecture,
Landscape Architecture, Interior Design and Planning” Director, San Fransisco
Institute of Architecture, The McGraw-Hill Companies, Inc.
Papanek, Victor (1995), “The Green Imperative: Ecology and Ethics in Design and
Architecture”, Thames and Hudson.
Kibert, Charles J. (2008), “Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery”
Second edition, John Willey & Sons, Inc.
Ashrae (2006), “Green Guide: The Design, Construction and Operation of Sustainable
Buildings” American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers,
Inc.
Hyde, Richard (2008), “Bioclimatic Housing: Innovative Design form Warm Climates”,
Earthscan in UK, London.
Pitts, Adrian (2004), “Planning and Design Strategies for Sustainability and Profit”,
Architectural Press.
Priatman, Jimmy (2000), “Green Architecture of Tall Buildings” Senvar 2000 Procedings,
Sustainable Environmental Architecture, International Seminar 23-24 October 2000.

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai