pemanasan global
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,
tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai
Arsitek masa kini dan masa depan harus memahami serta menguasai
strategi perencanaan bangunan yang mampu meminimalkan
penggunaan energi BBM (bahan bakar minyak) untuk meniadakan
proses pemanasan bumi," ujar pengajar arsitektur Universitas
Tarumanegara Jakarta Tri Harso Karyono pada Seminar Arsitektur
"Peran Arsitek dalam Membakar Bumi". Saat ini, hampir semua
teknologi modern yang digunakan manusia sangat bergantung pada
sumber energi BBM. Pembakaran minyak bumi dalam jumlah besar
secara kontinu akan menghasilkan polutan karbondioksida (CO2) yang
diduga menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Bangunan
modern cenderung boros BBM untuk memenuhi kenyamanan fisik
manusia di dalamnya. Dari tangan arsitek bisa ditentukan apakah kota
dan bangunan yang dirancang akan hemat energi atau sebaliknya,
konsumtif terhadap BBM.
Tak satu pun gedung pencakar langit di Indonesia memiliki ciri
bangunan iklim tropis, apalagi didesain dengan arsitektur khas
Indonesia. Sebaliknya, tidak mudah juga menerapkan arsitektur tropis
pada gedung-gedung bertingkat tinggi di Indonesia. Hal itu karena kaca
jendela di ruang gedung lantai atas harus tertutup rapat untuk
mencegah masuknya tiupan angin yang keras. Akibatnya, udara di
bagian dalam ruangan akan menjadi lebih pengab. Solusi yang
dilakukan oleh kebanyakan pengembang adalah memasang pendingin
ruangan (air conditioning/AC). Padahal, penggunaan pendingin ruangan
yang memakai bahan pendingin (refrigen) dari CFC (chloro fluoro
carbon) dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer.
Akibatnya, radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi tak bisa
menembus atmosfir tak terperangkap di permukaan bumi sehingga
meningkatnya suhu permukaan bumi atau terjadilah pemanasan global.
Kecenderungan pola pemikiran antroposentrism para arsitek dalam
perencanaan dan perancangan bangunan pada beberapa dekade
terakhir, telah memberikan salah satu kontribusi besar dalam
percepatan perubahan (atau lebih tepatnya rusak?) iklim dunia. Dosa
kebanyakan para arsitek adalah kecenderungan yang lebih
mendahulukan ideologi visual dan kepentingan manusia itu sendiri
ketimbang alam yang menyediakan tempat untuk mereka, kita untuk
menuangkan egoisme yang biasa kita sebut orientasi pada kepentingan
pengguna, atau demi kepentingan visual, dan sebagainya dalam proses
perencanaan dan perancangan. Sebagai contohnya adalah perancangan
rumah pintar terkomputerisasi di Belgia dan merupakan rancangan
salah seorang arsitek yang saya kagumi, Zaha Hadid. Sangat ironis saat
manusia dihadapkan pada masakah krisis energi dan peningkatan suhu
bumi rumah tersebut mendapat predikat rumah masa depan, atau
rumah idaman. Padahal kita tahu dalam penggunaan rumah yang sarat
dengan komputer interaktif tersebut akan menyedot daya kosumsi
bangunan yang sangat tinggi. Tak sedikit pula arsitek yang peka dalam
memenuhi tuntutan isu-isu lingkungan yang berkembang belakangan
ini. Telah ada usulan-usulan arsitektural yang berkaitan dengan inovasi-
inovasi produk properti yang ramah lingkungan dalam upaya menekan
proses pemanasan global.
Bagian dari kota Boston, USA. Terlihat kurangnya area terbuka yang
disebabkan oleh perkembangan kota.
Kesimpulan
Penerapan tiga faktor di atas telah dilakukan di beberapa kota maju di
Eropa, seperti kota PBerlin di Jerman. pemerintah Jerman mengajak
para arsitek, ahli landscape, dan tata kota untuk memikirkan
perancangan bangunan yang beorientasi pada iklim local dan
mempunyai kontribusi bagi sanitasi kota. jadi pada gambar skematik
dibawah dapat kita keterkaitan erat bangunan kawasan sekitarnya.
Semoga catatan singkat ini dapat memberikan pengetahuan pada kita
akan pentingnya peran kita sebagai seorang arsitek dalam upaya
penyelamatan bumi kita dengan cara merancang bangunan yang
beorientasi pada isu-isu lingkungan. Mudah mudahan posting ini
berguna buat para masbro semua. Dukung hijau Indonesiaku.
Daftar Pustaka
April 2015 07:56:22 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:36:21 Dibaca : 554 Komentar
meningkat sekitar 2 derajat dan pada tahun 2100 diperkirakam suhu bumi
ekosistem di alam yang sangat parah dan mulai habisnya sumber daya alam.
Kondisi ini juga menjadi bencana ekologis yang akan mengancam kualitas
seperti sektor industri atau transportasi. Logika ini masuk akal karena area
yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat hanya dikurangi dengan upaya
penggunaan energi yang efisien saja, tetapi harus ada upaya lain yang
berpihak pada penggunaan sumber daya alam secara keseluruhan dengan
kualitas alam yang akan menjamin kualitas hidup manusia. Pada setiap
lingkungan, terutama terhadap iklim tropis. Contoh yang paling terlihat adalah
menimbulkan dampak lain berupa efek panas yang lebih besar karena
panas matahari yang cukup besar dan mengakibatkan radiasi panas yang luar
sangat minim vegetasi dan unsur air, sehingga suhu lingkungan menjadi
dikenal dengan efek urban heat island. Wind Shadow dan Wind Turbulent
semakin kecil kecepatan angin dalam daerah di bawah aliran angin (daerah
juga di derah wind shadow karena angin tidak melewati daerah tersebut.
memenuhi kawasan perkotaan. Luas dan kepadatan area yang ada disekitar
bangunan tinggi akan berdampak pada suhu udara kawasan. Ditambah bila
pemakaian kaca lebih besar pada besar perolehan panas radiasi karena
rendah. Keadaan ini tentunya dapat berakibat buruk jika bangunan yang lebih
solar, angin, atau air. Konfigurasi Antar Bangunan yang Terukur Bangunan
efek pergerakan udara yang diterima bangunan maupun ruang luar. Gedung
sehingga memiliki energi yang relatif sangat kecil untuk ukuran bangunan
tidak hanya dipengaruhi oleh orientasi bangunan saja, tetapi juga oleh bahan
Paul Rudolf, seperti Wisma Dharmala Jakarta dan Surabaya. Dalam kedua
dua tower. Wind turbin diletakkan di celah antara kedua tower bangunan
untuk menangkap angin yang mengalir dengan kecepatan tinggi melalui celah
Manama (kiri) dan Pearl River Tower, Guangzhou (kanan) : Sutjadi, 2011
besar. Akan tetapi faktor intensitas radiasi matahari dan orientasi bangunan
Kong Science Park (kanan) : Sutjadi, 2011 Harus Hemat Energi dan Ramah
negara. Harga tanah yang semakin tinggi serta ketersediaan tanah yang
karena itu keberadaan bangunan tinggi tidak dapat dihindari, bahkan akan
dan angin daerah sekitarnya, serta konsumsi energi yang sangat besar.
dan Wisma Dharmala. Tetapi sebenarnya belum cukup sampai di situ saja.
design atau sistem bangunan yang memanfaatkan energi alam seperti angin
Dengan begitu, tidak hanya menghemat energi dalam bangunan saja, namun
juga dapat meminimalisir dampak negatifnya terhadap lingkungan di
sekitarnya. Hal tersebut seharusnya juga diikuti oleh desain bangunan tinggi
adaptif terhadap iklim tropis dan menjadi ciri khas arsitektur Indonesia. ****
egypt.com/pdf/AmalEldeberky/Research's/004%20%0%20The%20Influence
Environments.
https://www.academia.edu/11057600/SIGNIFICANT_ISSUES_IN_AND_ARO
http://thenewchildrenshospital.ie/wp-content/uploads/2011/11/Closing-
Buildings and How They Affect Countries Progression. E-iataorC Leader 2011.
http://www.ukessays.co.uk/essays/architecture/sustainable-design.php
yang slogannya better space better living, ayoo hidupkan ruang disekitar kita
biar dunia ini lebih berwarna :DD Selengkapnya... IKUTI Share Share 0 0
KOMENTAR : 3 Axtea 9903 April 2015 17:43:17 Keren dan bermanfaat mas
KIRIM Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana Daftar FEATURED ARTICLE Ada Apa dengan Earth Hour 60+?
Sesama Jenis Hanya karena Masalah Kecil Endro S Efendi26 Maret 2017 2
Maret Goyang Lidah (Ngobrol dari Pinggiran) GONG201726 Maret Rita Tak
Beast Eva Rosita26 Maret Akan Lebih Elok Bila Pendukung Ahok Menghargai
Besar, Sitkom Keseruan Keluarga Terbaru dari NET! Bryan E.C.H.09 Maret
2017 Keluarga Besar, Sitkom Keseruan Keluarga Terbaru dari NET! Bryan
E.C.H.09 Maret 2017 Perspektif Lain dari Kasus Anggota Pramuka Makan di
Atas Rumput Giri Lumakto26 Maret 2017 Banten Nyepi Persembahanku Bagi-
Mu santi diwyarthi21 Maret 2012 GRES First Kiss; Mahligai Cinta Dicky
Rivaldi26 Maret Peselancar Pilih Mentawai Daripada Bali Adi Prima 26 Maret
Kontroversi di Balik Beauty and the Beast Eva Rosita26 Maret SOCIAL
oleh umat Katholik di kota mode itu. Dalam kunjungannya kali ini Pas
pinggiran... Inspirasi dari sang maestro sepak bola Belanda dan Spanyol,
Johan Cruyff diharapkan mampu menjadi pelecut bagi Luis Milla untuk bisa
dukung batik etnik Tangsel jadi Go International dengan ikutan Talkshow &
Workshop #KetapelsMembatik bersama Bank Danamon Cek infonya disini
kuno atau yang biasa disebut dengan epigrafi membaca aksara dan bahasa
yang tertulis di prasasti? Salah satu cara yang digunakan para epigrafi... Kata
siapa batik hanya ada di Pekalongan atau Solo. Ternyata Tangerang Selatan
juga punya Batik loh. Penasaran ingin tahu seperti apa indahnya Batik Etnik
Tangsel. Yuk cek talkshow dan workshop... Berbagai macam tren diet kini
tengah digandrungi masyarakat. Mulai dari diet karbo, diet mayo bahkan
sampai diet golongan darah. Diet golongan darah? Bagaimana polanya dan
Peristiwa yang dikenal dengan "Bandung Lautan Api" itu tidak hanya...
Katanya, kalau ada tanda bintik putih di kuku tangan kanan, itu pertanda
jumlah orang yang suka pada kita, dan sebaliknya, jika menemukannya di
kuku tangan kiri berarti ada orang yang sedang... Jawa Timur menyimpan
Satu lagi yang menambah Pantai Batu Nona menarik adalah aktivitas
nelayan. Biasanya jelang sore kita bisa melihat nelayan yang baru pulang
juga bisa menjaga kelembapan tanah pada saat terjadi musim kemarau. Peci
warga negara Indonesia asli dan menjunjung tinggi aspek nilai dan budaya
Indonesia. Sehari sebelum hari raya suci berlangsung, pretima dijunjung oleh
berkeliling di dalam pura, searah jarum jam. Tentang Kompasiana Syarat &
Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alifianorezkaadi/bangunan-tinggi-
harus-hemat-energi-dan-ramah-lingkungan_55291bf4f17e61a1368b4596
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alifianorezkaadi/bangunan-tinggi-
harus-hemat-energi-dan-ramah-lingkungan_55291bf4f17e61a1368b4596
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alifianorezkaadi/bangunan-tinggi-
harus-hemat-energi-dan-ramah-lingkungan_55291bf4f17e61a1368b4596