Anda di halaman 1dari 37

Green Building

(Bangunan Hijau)
Definisi
Menurut Office of the Federal Environmental
Executive (AS), Green Building adalah :
bangunan yang meningkatkan efisiensi
bangunan dan lahannya terhadap penggunaan
energi, air dan bahan, serta mengurangi
dampak negatif terhadap kesehatan,
lingkungan melalui penataan tapak,
desain, konstruksi, operasional, pemeliharaan
serta akibat produk limbahnya.
Definisi
Menurut GBCI (Green Building Council
Indonesia, 2010), Green Building adalah :
bangunan baru yang direncanakan dan
dilaksanakan atau bangunan sudah
terbangun yang dioperasikan dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan/
ekosistem dan memenuhi kinerja: bijak guna
lahan, hemat air, hemat energi, hemat bahan
kurangi limbah, kualitas udara dalam
ruangan.
Definisi
Menurut India Green Building Council,
Green Building adalah bangunan yang
harus hemat air, efisiensi energi,
mengkonservasi sumberdaya alam,
mengurangi limbah, memberikan
ruangan lebih sehat dibandingkan
dengan bangunan konvensional.
Definisi
Green Building adalah bangunan dimana sejak
dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga dalam operasional
pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek
dalam melindungi, menghemat, mengurangi
penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari
kualitas udara di dalam ruangan, dan
memperhatikan kesehatan penghuninya yang
semuanya berpegang kepada kaidah
bersinambungan/ berkelanjutan.
Istilah Green Building merupakan
upaya untuk menghasilkan bangunan
dengan menggunakan proses-proses
yang ramah lingkungan, penggunaan
sumber daya secara efisien selama daur
hidup bangunan sejak perencanaan,
pembangunan, operasional,
pemeliharaan, renovasi bahkan hingga
pembongkaran.
Green Building didesain untuk mereduksi
dampak lingkungan terbangun pada
kesehatan manusia dan alam, melalui :
• efisiensi dalam penggunaan energi, air dan
sumber daya lain ;
• perlindungan kesehatan penghuni dan
meningkatkan produktifitas pekerja ;
• mereduksi limbah/buangan padat, cair dan
gas, mengurangi polusi/pencemaran padat,
cair dan gas serta mereduksi kerusakan
lingkungan.
BAGAIMANA SEBUAH BANGUNAN DAPAT
DISEBUT “BANGUNAN HIJAU”?

Suatu bangunan dapat disebut sudah


menerapkan konsep bangunan hijau apabila
berhasil melalui suatu proses evaluasi untuk
mendapatkan sertifikasi bangunan hijau.
Di dalam evaluasi tersebut tolak ukur
penilaian yang dipakai adalah Sistem Rating
(Rating System)
Sistem Rating (Rating System)
adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspek yang
dinilai yang disebut rating dan setiap butir rating
mempunyai nilai (point).
Apabila suatu bangunan berhasil melaksanakan butir
rating tersebut, maka mendapatkan nilai dari butir
tersebut.
Kalau jumlah semua nilai (point) yang berhasil
dikumpulkan bangunan tersebut dalam melaksanakan
Sistem Rating (Rating System) tersebut mencapai suatu
jumlah yang ditentukan, maka bangunan tersebut dapat
disertifikasi pada tingkat sertifikasi tertentu.
Sistem Rating (Rating System) dipersiapkan dan
disusun oleh Green Building Council yang ada di
Negara-negara tertentu yang sudah mengikuti
gerakan bangunan hijau. Setiap Negara tersebut
mempunyai Sistem Rating masing-masing.
contoh:
 USA mempunyai LEED Rating
(Leadership Efficiency Enviroment Design),
 Malaysia memiliki Green Building Index,
 Singapore mempunyai GreenMark, dan
 Australia mempunyai GreenStar.
APA NAMA RATING UNTUK “BANGUNAN HIJAU” DI INDONESIA?

GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA


atau
KONSIL BANGUNAN HIJAU INDONESIA
merupakan lembaga mandiri (non
government) dan nirlaba (non-for profit)
yang berkomitmen penuh terhadap
pendidikan masyarakat dalam
mengaplikasikan praktik-praktik terbaik
lingkungan dan memfasilitasi transformasi
industri bangunan global yang
berkelanjutan.
GBC INDONESIA merupakan Emerging
Member dari World Green Building
Council (WGBC) yang berpusat di Toronto,
Kanada.
WGBC saat ini beranggotakan 102 negara dan
hanya memiliki satu GBC di setiap negara.
Salah satu program GBC INDONESIA
adalah menyelenggarakan kegiatan
Sertifikasi Bangunan Hijau di
Indonesia berdasarkan perangkat
penilaian khas Indonesia yang disebut
GREENSHIP.
Sistem rating ini disusun bersama-
sama dengan keterlibatan stakeholder
dari profesional, industri, pemerintah,
akademisi, dan organisasi lain di
Indonesia.
Dalam penyusunannya, GBC INDONESIA
juga bekerjasama dengan Green Building
Index (GBI) dalam bentuk penyusunan
sistem pelatihan profesional di bidang
Green Building (GREENSHIP Professional),
dan diskusi dalam pengembangan Rating.
GBC INDONESIA juga dibantu dari Green
Building Council Australia dalam
pengembangan konsil, serta HK-BEAM
society dari Hongkong dalam sistematika
penyusunan GREENSHIP.
6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam
evaluasi penilaian Green Building oleh tim GBCI
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency &
Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and
Cycle / MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health
and Comfort / IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and
Environment Management / BEM)
Konsep Pembangunan
Green Building
Beberapa aspek utama green building antara lain :
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus
diperoleh dari alam, dan merupakan sumber energi
terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan.
Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya
teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur
ulang, mengurangi produksi sampah dan dapat
digunakan kembali atau didaur ulang.
Konsep Pembangunan
Green Building
2. Energi
Bangunan selayaknya dilengkapi jendela
untuk menghemat penggunaan energi,
terutama lampu dan AC.
Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka
agar mengurangi pemakaian listrik.
Jendela tentunya juga dapat meningkatkan
kesehatan dan produktivitas penghuninya.
Green building juga harus menggunakan
lampu hemat energi, peralatan listrik hemat
energi, serta teknologi energi terbarukan,
seperti turbin angin dan panel surya.
Konsep Pembangunan
Green Building
3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal
sistem tangkapan air hujan.
Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat
digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram
toilet.
Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran
air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di
kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan
memasang sistem pemanas air tanpa listrik.
Konsep Pembangunan
Green Building
4. Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan
furnitur harus tidak beracun, bebas emisi,
rendah atau non-VOC (senyawa organik yang
mudah menguap), dan tahan air untuk
mencegah datangnya kuman dan mikroba
lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga
dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi
dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
Secara teknis, suatu bangun arsitektur
dikatakan tergolong dalam klasifikasi
bangunan hijau secara “terukur” apabila
memiliki kapasitas atau kinerja
“terukur” yakni untuk meminimalkan
produksi ekivalen CO2, baik ditinjau
dari segi desain, saat pelaksanaan
konstruksi maupun saat beroperasi.
Pada saat beroperasinya bangunan,
indikator konsumsi energi listrik dalam
satuan kWh dikonversikan kedalam produk
kg CO2, sehingga semakin hemat energi
listrik maka semakin baik
kontribusinya untuk turut meredam
peningkatan pemanasan global, dan
menyumbangkan suatu nilai tertentu
dalam proses kuantifikasi suatu bangunan
agar termasuk dalam kualifikasi “bangunan
hijau” dengan rating atau star tertentu.
Manfaat Pembangunan Green Building
A. Manfaat Lingkungan

* meningkatkan dan melindungi keragaman


ekosistem
* memperbaiki kualitas udara
* memperbaiki kualitas air
* mereduksi limbah
* konservasi sumber daya alam
Manfaat Pembangunan Green Building

B. Manfaat Ekonomi

* Mereduksi biaya operasional


* Menciptakan dan memperluas pasar bagi
produk dan jasa hijau
* Meningkatkan produktivitas penghuni
* Mengoptimalkan kinerja daur hidup
ekonomi
Manfaat Pembangunan Green Building

C. Manfaat Sosial

* Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan

penghuni
* Meningkatkan kualitas estetika
* Mereduksi masalah dengan infrastruktur
lokal
Apakah Green Building =
Green Construction?
Di bidang arsitektur
dan teknik sipil,
konstruksi
(construction) adalah
suatu proses yang terdiri
dari membangun atau
perakitan infrastruktur.
Kata building dan construction
Dalam konteks tertentu, dua kata ini bisa dikatakan
sama yang bermakna bangunan dan atau konstruksi.
Namun dalam konteks yang lain, building dapat
berarti gedung, sedangkan kata construction pada
konteks teknik arsitektur dan sipil dapat berarti
suatu proses yaitu proses membangun bangunan itu
sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa construction adalah
bagian dari proses siklus hidup bangunan.
Makna green building dengan cara
gampang dapat dikatakan sebagai
bangunan yang “hijau” atau bangunan
yang memperhatikan faktor kelestarian
lingkungan hidup. Sedangkan makna
dari green construction secara khusus
adalah suatu proses membangun yang
memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan hidup.
Jadi :
Apakah Green Building = Green Construction?
Jawabannya tergantung konteksnya.
Jika kita sedang membicarakan konteks bangunan yang
memperhatikan lingkungan hidup, istilah green building
dan green construction sering dianggap sama. Sama-
sama berarti bangunan yang “hijau”.
Jika konteks pembicaraan adalah pada siklus hidup
bangunan, maka green building akan berbeda dengan
green construction karena green construction akan fokus
pada cara membangun yang memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan hidup.
Green building dapat dicirikan sebagai bangunan yang :
Menggunakan energi yang seminimal mungkin.
Memanfaatkan ruang alam
Menggunakan energi yang dapat diperbaharui
Menggunakan bahan yang bersifat ramah
lingkungan
Menggunakan bahan atau material yang bersifat
reuse, reduce, dan recycle.
Sistem gedung yang menghasilkan limbah yang
dalam batas toleransi berdasarkan aspek lingkungan
hidup.
Sedangkan ciri-ciri atau maksud dari green
construction dapat disebutkan beberapa
diantaranya adalah:
Proses pembangunan yang berusaha
mengurangi material yang merusak
lingkungan
Proses pembangunan yang tidak menggangu
ketenangan penghuni sekitar.
Metode pelaksanaan yang tidak
menghasilkan limbah di atas batas ambang
toleransi
Metode pelaksanaan yang tidak
menggangu keseimbangan alam sekitar.
Pelaksanaan pembangunan yang tidak
mencemari lingkungan atas bahan kimia
yang berbahaya
Proses pembangunan yang harusnya
memanfaatkan kembali sisa material
Proses pembangunan yang menggunakan
material yang tidak merusak lingkungan
hidup
Pekerjaan dinding beton dengan menggunakan bekisting
non-kayu yaitu plastik
Kesimpulan :
Green building lebih dimaksudkan pada
bentuk fisik bangunan yang berwawasan
lingkungan.

Green Construction lebih dimaksudkan


sebagai proses pembuatan bangunan
(building) yang memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai