Anda di halaman 1dari 6

Home

Tentang GBC Indonesia


Lembaga KONSIL BANGUNAN HIJAU INDONESIA atau GREEN BUILDING
COUNCIL INDONESIA (GBC Indonesia) adalah lembaga mandiri (non government) yang
berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik
terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.
Didirikan pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor perancangan dan konstruksi bangunan
gedung yang memiliki kepedulian kepada penerapan konsep bangunan hijau, GBC Indonesia
bertujuan untuk melakukan transformasi pasar serta diseminasi kepada masyarakat dan pelaku
bangunan untuk menerapkan prinsip-prinsip bangunan hijau, khususnya di sektor industri
bangunan gedung di Indonesia.
Dalam mencapai tujuannya, GBC Indonesia bekerjasama dengan para pelaku di sektor bangunan
gedung, yang meliputi para profesional di bidang jasa konstruksi, kalangan industri sektor
bangunan dan properti, pemerintah melalui sektor BUMN, institusi pendidikan & penelitian,
asosiasi profesi, dan masyarakat peduli lingkungan.
GBC Indonesia memiliki 4 kegiatan utama, yaitu : Transformasi pasar, Pelatihan, Sertifikasi
Bangunan Hijau berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP,
serta program kerjasama dengan stakeholder kami.
GBC Indonesia merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WorldGBC)
yang berpusat di Toronto, Kanada.

Rating Tools
Sistem rating atau perangkat tolok ukur adalah suatu alat berisi butir-butir dari aspek penilaian
yang disebut rating. Setiap rating mempunyai kategori yang masing-masing memiliki nilai
(credit point).
Perangkat tolok ukur dalam kaitannya dengan gedung ramah lingkungan adalah perangkat
penilaian untuk menilai peringkat bangunan terhadap pencapaian konsep bangunan ramah
lingkungan. Untuk perangkat tolok ukur bangunan hijau di Indonesia, GBC Indonesia
mengeluarkan sistem rating yang dinamakan GREENSHIP. GREENSHIP dipersiapkan dan
disusun oleh Green Building Council Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi, karakter
alam serta peraturan dan standart yang berlaku di Indonesia. GREENSHIP disusun dengan
melibatkan para pelaku sektor bangunan yang ahli di bidangnya seperti arsitek, industri
bangunan, teknisi mekanikal elektrikal, desainer interior, arsitek lansekap, dan lainnya.

Negara-negara lain yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau juga memiliki sistem
ratingnya sendiri. Seperti misalnya Amerika Serikat memiliki LEED, Singapura memiliki Green
Mark, dan Australia memiliki Green Star.
GBC Indonesia saat ini sudah mengeluarkan 4 jenis GREENSHIP, yaitu :
a. GREENSHIP Bangunan Baru / New Building (NB) Perangkat tolok ukur untuk
bangunan baru
b. GREENSHIP Bangunan Terbangun / Existing Building (EB) Perangkat tolok ukur
untuk bangunan terbangun
c. GREENSHIP Interior Space Perangkat tolok ukur untuk ruang dalam
d. GREENSHIP Rumah Tinggal / Homes Perangkat tolok ukur untuk rumah tinggal
e. GREENSHIP Kawasan / Neighborhood (NH) Perangkat tolok ukur untuk kawasan
Resume dari masing-masing GREENSHIP dapat dilihat pada link ini
GREENSHIP terbagi atas enam kategori yang terdiri dari :
1. Tepat Guna Lahan - Appropriate Site Development (ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi - Energy Efficiency & Conservation (EEC)
3. Konservasi Air - Water Conservation (WAC)
4. Sumber & Siklus Material - Material Resources & Cycle (MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam Ruang - Indoor Air Health & Comfort
(IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan - Building & Enviroment Management (BEM)
Masing-masing kategori terdiri atas beberapa kriteria yang mengandung point nilai (credit point)
dengan muatan tertentu dan akan diolah untuk menentukan penilaian.
RUMAH RAMAH LINGKUNGAN/GREEN HOMES
Rumah merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Konsep rumah ramah lingkungan sudah sepatutnya memenuhi dasar layak
huni dengan memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas
bangunan serta kesehatan penghuninya. Rumah ramah lingkungan merupakan rumah yang bijak
dalam menggunakan lahan, efisien dan efektif dalam penggunaan energi maupun dalam

menggunakan air, memperhatikan konservasi material sumber daya alam serta sehat dan aman
bagi penghuni rumah. Perawatan rumah yang ramah lingkungan dan aman juga merupakan
faktor penting, karena keberlanjutan dari rumah ramah lingkungan harus disertai dengan perilaku
ramah lingkungan oleh penghuninya.
GREENSHIP
GREENSHIP merupakan sistem penilaian yang digunakan sebagai alat bantu dalam rangka
menerapkan praktik-praktik terbaik dan berupaya untuk mencapai standar yang terukur serta
dapat dipahami oleh masyarakat umum beserta para pengguna bangunan. Standar yang ingin
dicapai dalam penerapan GREENSHIP adalah upaya untuk mewujudkan suatu konsep green
building (bangunan hijau) yang ramah lingkungan sejak dicanangkannya tahapan perencanaan
sampai dengan operasional. Adapun sistem penilaiannya dibagi berdasarkan enam kategori,
yaitu:
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD),
2. Konservasi dan Efisiensi Energi (Energy Efficiency and Conservation/EEC),
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC),
4. Siklus dan Sumber Material (Material Resources and Cycle/MRC),
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC),
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management/BEM).
MEKANISME PENILAIAN
Implementasi dari GREENSHIP untuk rumah hunian tunggal ini mempunyai konsep self
assessment yang dengan mudah dapat diakses secara on-line, dengan harapan menjangkau
masyarakat Indonesia secara luas. Konsep tersebut juga untuk meningkatkan kesadaran kepada
penghuni rumah bahwa untuk menciptakan rumah yang sehat dan ramah lingkungan adalah hal
yang tidak sulit namun dapat memberikan manfaat yang maksimal. Lebih luas lagi, diharapkan
perangkat penilaian ini dapat mendorong motivasi dan meningkatkan edukasi kepada para
arsitek, developer, kontraktor, industri bahan bangunan, Pemerintah serta media massa.
Untuk proses sertifikasi pada hunian rumah tinggal, akan bersifat voluntary, dimana pengguna
rumah dapat memutuskan akan disertifikasi secara sah oleh GBC Indonesia dengan cara
mendaftar secara administratif, atau hanya dengan melakukan self assessment tanpa proses
sertifikasi. Proses penilaian dilakukan secara on-line yang dapat diunduh secara gratis dan tidak
harus diisi langsung oleh penghuni rumah yang bersangkutan, namun juga dapat diisi oleh arsitek
terkait maupun pihak lain yang terlibat di dalam pembangunan rumah tersebut.
JENIS RUMAH

Jenis rumah yang dapat dilakukan penilaian adalah rumah tinggal single landed, yaitu rumah
hunian tunggal yang terbangun melekat di atas tanah, baik itu berbentuk desain rumah baru
maupun rumah terbangun.
Tolok ukur merupakan parameter yang menjadi penentu keberhasilan implementasi praktik
ramah lingkungan. Setiap kriteria terdiri atas beberapa tolok ukur dan setiap tolok ukur memiliki
nilai yang berbedabeda sesuai dengan tingkat kesulitannya. Setiap kategori memiliki kriteria
prasayarat dan kriteria kredit. Jumlah kriteria setiap kategori dapat dilihat pada Tabel 1. Adapun
persentase per kategori dalam GREENSHIP Homes dapat dilihat pada Gambar 1.
Kategori

Jumlah Kriteria

Jumlah Nilai

Prasyarat Kredit Bonus Kredit Bonus

ASD

13

EEC

15

WAC

13

MRC

11

IHC

13

BEM

11

Jumlah
Kriteria dan
Tolak Ukur

38

77

Tabel 1. Jumlah Kriteria dan Tolok Ukur yang ada dalam setiap Kategori

WAC

BEM

ASD

IHC

MRC

EEC

Gambar 1. Persentase Kategori GREENSHIP Homes

PERINGKAT DALAM GREENSHIP HOMES


Pencapaian 100% berdasarkan perangkat penilaian GREENSHIP adalah 77 nilai. Angka tersebut
merupakan dasar menentukan persentase pencapaian. Peringkat yang dapat dicapai dapat dilihat
pada Tabel 2.
Persentase

Nilai
Minimum

Platinum

73 %

56

Gold

57 %

43

Silver

46 %

35

Bronze

35 %

26

Peringkat

Tabel 2. Persentase dan Nilai Minimum Peringkat

KELAYAKAN/ELIGIBILITY

Kelayakan merupakan standar minimum yang harus dipenuhi oleh pemilik rumah untuk
mengikuti proses sertifikasi GREENSHIP. GREENSHIP Homes memiliki kriteria kelayakan
yang terdiri atas:
I

Area Minimum (Minimum Area)

Tolok Ukur
Luas bangunan 4 lantai (tidak termasuk basement/semi basement).
Minimum 70% dari luas lantai bangunan rumah berfungsi sebagai hunian.

II

Okupansi Minimum (Minimum Occupancy)

Tolok Ukur
Minimum dihuni oleh 1 orang secara kontinu sebagai penghuni tetap.

III

Kesesuaian Izin Mendirikan Bangunan


(Comply with Designated Building Permit)

Tolok Ukur
Memiliki dokumen IMB.

IV

Fungsi (Function)

Tolok Ukur
Tidak akan mengalami perubahan fungsi selama 3 tahun masa sertifikasi.

Pemenuhan Persyaratan (Prerequisites Fulfillment)

Tolok Ukur
Memenuhi seluruh Prerequisites / Prasyarat yang ada dalam GREENSHIP Homes.

VI

Transparansi Data Bangunan Hijau dengan GBC Indonesia

(Green Building Data Transparancy with GBC Indonesia)

Tolok Ukur
Persetujuan untuk memperbolehkan seluruh data rumah yang berhubungan dengan sertifikasi
GREENSHIP Homes dipergunakan untuk dipelajari untuk keperluan studi kasus yang
diselenggarakan oleh GBC Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai