DISUSUN OLEH:
EVITA DEWI
NIM: 15.A1.0029
PEMBIMBING:
Evita Dewi
Universitas Katolik Soegijapranata
vietadewi@gmail.com
Abstract – Perkembangan bangunan hijau besar, sebagai bentuk gerakan kepedulian dalam
mulai dapat dirasakan di Indonesia terutama di bidang arsitektur terhadap kondisi lingkungan
kota-kota besar, sebagai bentuk gerakan yang kian memprihatinkan. Krisis energi juga
kepedulian dalam bidang arsitektur terhadap menjadi perhatian bagi Indonesia karena jumlah
kondisi lingkungan yang kian memprihatinkan. populasi penduduk yang terus meningkat. Hal ini
Peraturan mengenai Bangunan Gedung Hijau menjadi pendorong pemerintah Indonesia untuk
yaitu Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan mulai melakukan gerakan penghematan energi
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No pada segala sektor.
02/PRT/M/2015 telah ditetapkan demi
Peraturan mengenai Bangunan Gedung Hijau
mendukung penerapan konsep bangunan ramah
yaitu Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan
lingkungan di Indonesia. Peraturan tersebut
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No
menekankan bahwa bangunan hijau, selain
02/PRT/M/2015 telah ditetapkan demi
menjalankan fungsinya sebagai wadah yang
mendukung penerapan konsep bangunan ramah
menampung kegiatan pemakainya juga harus
lingkungan di Indonesia. Peraturan tersebut
mampu menyelenggarakan penghematan energi,
menekankan bahwa bangunan hijau, selain
air dan sumber daya secara terukur dan terpantau.
menjalankan fungsinya sebagai wadah yang
Indonesia memiliki kondisi alam, menampung kegiatan pemakainya juga harus
karakter alam, serta peraturan dan standart mampu menyelenggarakan penghematan energi,
bangunan yang berbeda dengan negara lain, air dan sumber daya secara terukur dan terpantau.
sehingga penerapan konsep green building pada
Salah satu bangunan yang menerapkan
bangunan di Indonesia berbeda dengan bangunan
konsep bangunan hijau dan telah beroperasi yang
di luar negeri. Dalam penelitian ini, salah satu
kemudian menarik minat peneliti untuk
bangunan komersil berkonsep green building
menganalisis lebih dalam adalah Greenhost
yang berada di Jawa Tengah yaitu Greenhost
Boutique Hotel, salah satu Eco-Hotel di Jawa
Boutique Hotel akan menjadi fokus pengamatan
Tengah tepatnya kota Yogyakarta. Bangunan
dengan mengukur sejauh mana implementasi
Greenhost Boutique Hotel merupakan salah satu
Green Building yang diterapkan.
bangunan dengan fungsi komersial yang berani
Kata kunci : Greenship, Green Building, Hotel, dalam mengambil langkah untuk berinvestasi
implementasi konsep pada biaya pembangunan teknologi bangunan
hijau yang tidak murah. Selain itu hotel ini
I. PENDAHULUAN1
berupaya mengurangi dampak negatif terhadap
Perkembangan bangunan hijau mulai lingkungan mulai dari proses desain hingga
bermunculan di Indonesia terutama di kota-kota pembangunannya. Hal ini kemudian menjadi
dasar keingintahuan peneliti terhadap ke-
efektifan penerapan konsep bangunan hijau dan 2. Memperhatikan kesehatan penghuni dan
apa saja upaya yang dilakukan Greenhost mengupayakan produktivitas karyawan.
Boutique Hotel dalam menerapkan konsep
3. Mengurangi sampah, polusi, dan
bangunan hijau untuk menciptakan bangunan
penurunan kualitas lingkungan.
yang ramah lingkungan dan sehat demi
peningkatan kualitas hidup manusia. 4. Berusaha memanfaatkan bahan-bahan
alami yang tersedia di sekitar lingkungan proyek.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menambah wawasan mengenai konsep green Tujuan utama dari green building adalah
building yang ideal diterapkan pada bangunan di menciptakan eco-design, arsitektur ramah
Indonesia, mengetahui seberapa dalam penerapan lingkungan, arsitektur alami, pembangunan
green building pada Greenhost Boutique Hotel berkelanjutan, dan efisiensi pemakaian energi.
dan menganalisa dampak penerapan green Perancangan bangunan hijau meliputi tata letak,
building terhadap bangunan Greenhost Boutique konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan.
Hotel maupun lingkungan sekitarnya. Metode Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah perancangan green building yaitu (BEA,2013):
ini yaitu metode deskriptif kualitatif yaitu
melakukan pengumpulan data-data teori yang 1. Material
relevan melalui studi pustaka yang kemudian Material yang digunakan harus diperoleh dari
dikaji dan dibandingkan dengan studi kasus yang alam, dapat dikelola berkelanjutan, atau bahan
diteliti. bangunan yang bisa diperoleh disekitar tapak
II. KAJIAN TEORI untuk mengurangi biaya dan energi transportasi
dan dampak negatif dari sisa pembakaran
Judul “KAJIAN TEORI” dapat diganti dengan kendaraan transportasi tersebut. Daya tahan
judul yang lain sesuai dengan topik, contoh “ material bangunan harus layak dan teruji,
PENDIDIKAN PERDAMAIAN” memungkinkan untuk di daur ulang, dan
mengurangi produksi sampah.
2.1 Green Building
2. Energi
Green building adalah suatu konsep dalam
mendesain, membangun, mengelola dan Upaya mengurangi penggunaan energi
memelihara bangunan dengan menciptakan ruang dengan energi alternatif seperti panel surya dapat
hidup dan kerja yang sehat dan nyaman sehingga mengurangi biaya operasional bangunan dan
mampu meningkatkan produktivitas penghuni, meminimalkan kemungkinan kebakaran akibat
menggunakan material yang ekologis, sekaligus hubungan pendek. Selain itu juga bukaan-bukaan
menghemat energi (Batuwangala, 2013). Green yang tepat sehingga dapat memaksimalkan
building juga dapat diartikan sebagai bangunan pencahayaan alami dan penghawaan alami untuk
berkelanjutan yang mempunyai prinsip hemat mengurangi penggunaan lampu dan AC. Lampu
energi dan berdampak positif bagi lingkungan, dan peralatan listrik lain yang digunakan juga
ekonomi dan sosial. Secara garis besar, green harus hemat energi.
building dirancang dengan memperhatikan
lingkungan dan berupaya mengurangi dampak 3. Air
negatif pada keseluruhan lingkungan binaan Dalam usaha mengefisiensi penggunaan air
dengan cara (Sukma dan Handoko, 2017) : pada bangunan ramah lingkungan dapat
1. Penggunaan energi, air, dan sumber daya dilakukan dengan mengembangkan sistem
lainnya secara efisien. pengurangan pemakaian air (reduce),
penggunaan kembali air untuk keperluan yang
berbeda (reuse), dan mendaur ulang buangan air
bersih (revycle). Salah satu bentuk reduce adalah a. Pengelolaan lahan dengan kriteria
dengan memanfaatan air hujan untuk keperluan manajemen tapak yang ramah lingkungan, dan
utilitas kebakaran, menyirami tanaman dan flush luas area lansekap.
toilet secara signifikan terbukti mampu
b. Efisiensi energi dengan penghematan
menghemat biaya. Selain itu air dapat dihemat
energi listrik, kampanye penghematan energi,
dengan menggunakan peralatan hemat air seperti
intensitas konsumsi energi, pemantauan energi,
pancuran air beraliran rendah.
implementasi penghematan energi melalui
4. Kesehatan selubung bangunan.
Kesehatan pengguna bangunan juga menjadi c. Efisiensi air dengan pengendalian air
pokok penting dalam bangunan green building. limpasan hujan, penghematan air (reduce),
Salah satu upaya memberikan kualitas kesehatan pemasangan sub-meter untuk pemanauan
penghuni yang baik adalah dengan menggunakan penggunaan air dan pemeriksaan fasilitas
bahan-bahan bangunan dan furnitur yang tidak pemipaan
beracun serta bahan emisi rendah, tahan air untuk
d. Penggunaan material dan produk lokal
mencegah pertumbuhan jamur. Selain itu kualitas
ramah lingkungan yang meliputi renewable,
udara didalam bangunan juga harus diperhatikan
reuse, reduce, recycle
dengan sistem ventilasi yang baik.
e. Upaya menjaga kualitas udara di dalam
2.2 Eco Hotel
ruang dengan kampanye bebas rokok, sistem
Menurut Green Hotels Association, eco hotel ventilasi, pemantauan sumber polutan dan CO2
atau juga biasa disebut sebagai green hotel
f. Organisasi green team dengan
merupakan sebuah hotel yang menghemat dan
membentuk tim manajemen peduli lingkungan
menjalankan efisiensi penggunaan air dan energi,
sekitar
dan mengurangi imbah. Eco hotel bertujuan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap g. Pengelolaan limbah baik padatan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan maupun cairan
operasional hotel dan menghemat penggunaan
energi demi melestarikan lingkungan hidup. h. Pengendalian polusi suara atau
Konsep eco hotel merupakan investasi jangka kebisingan
panjang yang mampu meningkatkan loyalitas i. Pengelolaan penyimpanan bahan kimia
wisatawan, menciptakan reputasi manajemen dan bahan berbahaya
yang sehat, mengefisiensi biaya operasional, dan
mendorong terjalinnya hubungan baik dan j. Kerjasama antara hotel dengan
inteaksi dengan komunitas lokal. komunitas dan organisasi lokal, serta
pengembangan sumber daya manusia.
Menurut Panduan Direktorat Standardisasi
Pariwisata Kementrian Kebudayaan dan III. PEMBAHASAN
Pariwisata (2011) mengenai Penilaian National
3.1 Aspek Material
Green Hotel Award kepada industri perhotelan
tanah air yang telah menerapkan standar dan Material Pada bangunan Hotel Greenhost
kriteria berwawasan lingkungan dengan tujuan Boutique Hotel didominasi dengan penggunaan
melindungi dan membina lingkungan hidup serta kayu, beton ekspos, dan baja. Kayu merupakan
mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan, material yang ramah lingkungan dengan cara
kriteria green hotel yaitu: pengolahannya yang tidak memerlukan banyak
energi dan zat kimia yang berbahaya, juga
pelepasan Karbon yang jauh lebih sedikit
dibandingkan baja, beton, dan aluminium yaitu
sekitar 15 kg/m3. Namun dari segi keberlanjutan,
kayu merupakan material yang lambat
regenerasinya. Greenhost Boutique Hotel juga
mengurangi penggunaan cat dinding dan
membiarkan kolom beserta dindingnya terekspos
yang diberi lapisan coating agar lebih awet.
Selain melakukan ekspos terhadap dindingnya,
Hotel Greenhost Boutique juga mengekspos
lantai dan langit-langitnya. Sebagian besar lantai
merupakan beton yang diekspos baik dipoles
maupun tidak, namun ada juga bagian lantai yang
ditutup dengan parket kayu. Sedangkan pada
bagian langit-langit diekspos tanpa ditutup
menggunakan plafond dan hanya diberi rangka Gambar 3: Interior Kamar dan Furniture
Sumber:
untuk menggantung berbagai instalasi dan lampu. https://pix6.agoda.net/hotelImages/746/746720/746720
Dengan mengekspos beton tersebut, bangunan ini
jauh lebih menghemat biaya pengerjaan karena
tidak melakukan pekerjaan finishing baik cat
dinding maupun penutup langit-langit dan lantai.
Keseluruhan pemilihan dan pengaplikasian
material pada bangunan saling berintegrasi dalam
mewujudkan tema unfinished.
1. Pada aspek material, Greenhost Boutique Penerapan Green Building sebagai suatu
Hotel menggunakan material bangunan yang konsep arsitektur merupakan bentuk
didominasi dengan penggunaan kayu, beton kepedulian terhadap keberlangsungan
ekspos, dan baja. Kayu merupakan material yang lingkungan. Dalam mewujudkan konsep
ramah lingkungan dengan cara pengolahannya tersebut, dukungan dan keikutsertaan
yang tidak memerlukan banyak energi dan zat penghuni atau masyarakat sangatlah penting.
kimia yang berbahaya, juga pelepasan Karbon Suatu bangunan dapat dikatakan green bukan
yang jauh lebih sedikit dibandingkan baja, beton, hanya semata karena menggunakan material
dan aluminium yaitu sekitar 15 kg/m3. Namun yang ramah lingkungan, menghemat energi
dan air, dan memperhatikan kesehatan juga Judy, L., Holcomb, Randall, S., Upchurch &
kenyamanan pengguna; tetapi juga mengajak Fevzi Okumus. (2007). Corporate social
pengguna itu sendiri untuk mewujudkan responsibility: what are top hotel companies
lingkungan yang berkelanjutan dengan reporting? International Journal of
mengurangi polusi, menggunakan sumber Conteporary Hospitality Management, 461-
daya secukupnya atau sesuai kebutuhan. 475.