Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA

PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE


ARSITEKTUR PADA PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

Oleh : Raushan Fikri Hafiduddi R

Kota Bandung merupakan salah satu destinasi wisata unggulan pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Keistimewaan ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan utama para wisatawan, baik
yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Maka dibutuhkan Hotel yang mewadahi
berbagai fasilitas yang lengkap, mulai dari kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pertemuan,
kebutuhan rekreasi dan kebutuhan kebugaran. Akibat semakin pesatnya perkembangan teknologi,
adanya tuntutan zaman (perubahan iklim) serta tuntutan pasar mengakibatkan aspek sustainability
menjadi aspek yang sangat penting untuk dipenuhi sekarang ini.
Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Green Architecture, pengertian dan persyaratan
mengenai Green Building, tinjauan Sustainability Achitecture, serta memahami EDGE (Excellence In
Design for Greater Efficiencies). Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan menerapkan
desain bangunan yang akan di hitung dengan aplikasi EDGE. Sehingga akan mendapatkan efesiensi
energi, efesiensi material dan water saving yang optimal.
Sebagai kesimpulan, perancangan bangunan business hotel bintang 4 Bandung ini akan dihitung
dan diperoleh nilai saving energi, water dan materials menggunakan edge. Hasil tersebut merupakan
data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Hotel di Bandung, EDGE, Efesiensi

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |1
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

terhadap pemakaian sumber daya. Hasil


1. LATAR BELAKANG pemeriksaan mengenai pencemaran lingkungan
Kota Bandung merupakan salah satu destinasi akibat air limbah bangunan adalah sebanyak 499
wisata unggulan pariwisata Provinsi Jawa Barat. kegiatan usaha termasuk hotel banyak yang
Keistimewaan ini menjadikan Bandung sebagai belum memenuhi standar. Pencemaran dan
salah satu kota tujuan utama para wisatawan, polusi yang ditimbulkan dari industri perhotelan
baik yang berasal dari dalam negeri maupun sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.
mancanegara. Maka dari itu pemerintah Kota Untuk mencegah semakin banyaknya paparan
Bandung menyusun Rencana Strategis pencemaran yang mempengaruhi tubuh, perlu
(RENSTRA) bertujuan untuk mencapai diciptakan lingkungan yang mendukung. Salah
pemerataan dan peningkatan kesejahteraan satunya menerapkan pendekatan rancangan
daerah dan masyarakat. Potensi ini juga mampu bangunan hotel berkonsep Bangunan Hijau
memacu percepatan pertumbuhan usaha (Green Building).
pariwisata seperti akomodasi perhotelan.
Maka dibutuhkan Hotel yang mewadahi berbagai 2. RUMUSAN MASALAH
fasilitas yang lengkap, mulai dari kebutuhan
makan dan minum, kebutuhan pertemuan, ▪ Perlu menciptakan bangunan yang nyaman,
kebutuhan rekreasi dan kebutuhan kebugaran. hemat energi, dan berkelanjutan
Kota Bandung memiliki berbagai macam hotel, ▪ Diperlukan bangunan yang ramah terhadap
tetapi hotel berbintang masih sangat minim penggunanya dan lingkungan sekitar
seperti hotel berbintang 4 (empat). Hotel bintang ▪ Diperlukan meningkatkan efesiensi enegi,
4 memiliki fasilitas dan pelayanan yang baik untuk water saving dan efesiensi material
para tamu yang akan berkunjung. Hotel yang ▪ Diperlukan pengukuran persentase saving
tanggap terhadap lingkungan sekitarnya, energy, saving water dan efesiensi material
terutama pada kawasan heritage salah satu pada bangunan hotel bintang 4 bandung
penerapan dari konsep perancangan. 3. METODOLOGI
Kajian diawali dengan mempelajari pengertian
Akibat semakin pesatnya perkembangan
tentang green architecture, pengertian dan
teknologi, adanya tuntutan zaman (perubahan
persyaratan mengenai bangunan hijau, arsitektur
iklim) serta tuntutan pasar mengakibatkan aspek
berkelanjutan serta memahami EDGE (Excellence
sustainability menjadi aspek yang sangat penting
In Design for Greater Efficiencies). Pendekatan
untuk dipenuhi sekarang ini. Nilai Intesitas
perancangan arsitektural dilakukan dengan
Konsumsi Energi (IKE) standar ASEAN-AUSAID
menerapkan desain bangunan yang akan di
tahun 1987 untuk bangunan perkantoran di
hitung dengan aplikasi EDGE. Sehingga akan
Indonesia adalah sebesar 240 KWh/m2 pertahun
mendapatkan efesiensi energi, efesiensi material
(Ikhsan dan Saputra, 2016).
dan water saving yang optimal.
Menurut Bohdanowicz, et.al (2005), dalam 4. KAJIAN PUSTAKA
merancang fasilitas perhotelan jika tidak 4.1. Green Architecture
diimbangi dengan fasilitas yang memperhatikan
Konsep ‘Green Architecture’ atau arsitektur hijau
dampak pada lingkungan sekitar dapat
menjadi topik yang menarik saat ini, salah
menimbulkan pencemaran dan polusi yang
satunya karena kebutuhan untuk
serius. Industri perhotelan mengonsumsi energi,
memberdayakan potensi site dan menghemat
air, dan produk tidak tahan lama dalam jumlah
sumber daya alam akibat menipisnya sumber
besar dan juga merupakan salah satu
energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran dan
penyumbang dampak negatif terbesar pada
interpretasi arsitek bermunculuan secara
lingkungan. Hal itu disebabkan oleh layanan hotel
berbeda-beda, yang masing-masing diakibatkan
yang disediakan untuk tamu sangat intensif

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |2
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang penyelenggaraannya (Anonymus, 2019).


mereka hadapi. Green Architecture ialah sebuah Arsitektur Hijau merupakan proses perancangan
konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan dimana membuat bangunan tersebut memiliki
pengaruh buruk terhadap lingkungan alam efesiensi energi yang optimal, pengolahan
maupun manusia dan menghasilkan tempat sampah dan pengolahan lahan yang efektif
hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang sehingga dapat mengurangi dampak buruk
dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak hanya
energi dan sumber daya alam secara efisien dan berdampak baik terhadap lingkungan sekitar
optimal. ‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai tetapi juga dapat berdampak terhadap
sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah penggunanya dengan memberikan kenyamanan.
lingkungan), dan high performance building Melihat dari deskripsi tersebut, saya
(bangunan dengan performa sangat baik). menyimpulkan bahwa Green Building adalah
konsep perencanaan bangunan dalam bentuk
Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor,
penilaian yang didasarkan pada pemakaian lahan,
dimana terdapat peringkat yang merujuk pada
penghematan energi, air, dan sumber daya yang
kesadaran untuk menjadi lebih hijau. Di negara-
dapat meningkatkan kenyamanan manusia
negara maju terdapat award, pengurangan pajak,
secara efisien dan ramah lingkungan.
insentif yang diberikan pada bangunan-bangunan
yang tergolong 'green'. Indikasi arsitektur disebut
sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek 4.2.2.Prinsip Green Architecture
arsitektur antara lain penggunaan renewable Vale dan Vale (1996) berpendapat bahwa , ada 6
resources (sumber-sumber yang dapat prinsip dasar dalam perencanaan Green
diperbaharui, passive-active solar photovoltaic Architecture:
(sel surya pembangkit listrik), teknik 1. Conserving energy
menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah
A building should be constructed so as to minimized
hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan
the need for fossil fuels to run it. (Sebuah bangunan
untuk area perkerasan, dan sebagainya. Konsep
seharusnya didesain / dibangun dengan
'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan
pertimbangan operasi bangunan yang
penggunaan energi (misalnya energi listrik), low
meminimalisir penggunaan bahan bakar dari fosil).
energy house dan zero energy building dengan
memaksimalkan penutup bangunan (building 2. Working with climate
envelope). Penggunaan energi terbarukan
seperti energi matahari, air, biomass, dan Building should be design to work with climate
pengolahan limbah menjadi energi juga patut and natural energy resources. (Bangunan
diperhitungkan. Dari pengertian diatas, Green seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik
Architecture sangat berpengaruh penting dengan iklim dan sumber daya energi alam).
terhadap kehidupan manusia, baik di masa 3. Minimizing new resources
lampau, sekarang terutama akan datang.
A building should be designed so as to
4.2. Green Building minimized the use of resources and at the end
4.2.1. Definisi Green Buillding
Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan
gedung yang memenuhi persyaratan bangunan
gedung dan memiliki kinerja terukur secara
signifikan dalam penghematan energi, air, dan
sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip
bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan
klasifikasi dalam setiap tahapan

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |3
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

of its useful life to form the resources for other mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu
architecture. masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan
ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan
(Bangunan seharusnya didesain untuk oleh masyarakat terkait.
meminimalisir penggunaan sumber daya dan
pada akhir penggunaannya bisa digunakan 4.4. Edge (Excellence In Design For Greater
untuk hal (arsitektur) lainnya). Efficiencies)
4. Respect for users
A green architecture recognizes the importance
of all people envolved with it.
(Green architecture mempertimbangkan
kepentingan manusia didalamnya).
5. Respect for site
A building will touch the earth lightly. EDGE (Excellence In Design For Greater
Efficiencies) adalah unsur pelengkap bagi
(Bangunan didesain dengan sertifikasi Greenship yang dikeluarkan oleh GBCI
sesedikit mungkin merusak alam). (Green Building Council Indonesia) yang
6. Holism berorientasi penghematan sumber daya secara
efisien untuk perumahan dan gedung komersil
All the green principles need to be (Pamungkas et. al, 2017).
embodied in a holistic approach to EDGE..adalah..sistem.sertifikasi..bangunan.hijau.
build environment. .untuk pasar.yang..sedang berkembang. Sistem
(Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh yang telah dikembangkan oleh IFC, anggota Grup
dijadikan sebagai pendekatan dalam membangun Bank Dunia. EDGE merupakan sistem yang terukur
sebuah lingkungan). bagi para pelaku konstruksi guna
mengoptimalkan rancangan menjadi lebih layak
Dari 6 prinsip tersebut, yang berkaitan erat dengan investasi dan layak dipasarkan. Dengan proses
substansi judul adalah prinsip nomor 1 dan 2, sertifikasi yang cepat dan murah, EDGE selaras
yakni pertimbangan minimalisasi penggunaan dengan kebutuhan para pengembang untuk tetap
energi dan juga merespon iklim setempat. berada di jajaran terdepan dalam era bangunan
4.3. Sustainability Architecture hijau.
Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah topik Piranti lunak EDGE akan menyajikan sejumlah
yang menarik. Akhir-akhir ini semakin banyak alternatif, bagaimana mendapatkan persentase
diberitakan dan dipromosikan dalam kalangan saving bangunan yang sesuai dengan standar. Hal
arsitek, karena arsitek memiliki peran penting tersebut akan memunculkan beberapa
dalam pengelolaan sumber daya alam dalam persentase dari saving enegy, saving water, dan
desain-desain bangunannya. Apresiasi yang besar saving material sehingga bisa membuat
bagi mereka yang turut mempromosikan pengguna didalamnya merasa nyaman tetapi
arsitektur berkelanjutan agar kita lebih bijaksana juga bisa hemat pada pengeluaran yang
dalam menggunakan sumber daya alam yang berdampak baik terhadap perekonomian
makin menipis. pengguna bangunan.

Steele, (1997) Suistainable Architecture, adalah EDGE memfokuskan proses sertifikasi pada aspek
”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, teknis dengan hasil terukur. Cara kerja EDGE
tanpa membahayakan kemampuan generasi adalah dengan memasukkan data bangunan
mendatang, dalam memenuhi kebutuhan sedetail mungkin, kemudian memilih sistem dan

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |4
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

solusinya diiringi pengamatan pada perubahan - Selatan : Perumahan


savingnya. EDGE menghitung penghematan Masyarakat
utilitas dan mengurangi jejak karbon bangunan - Timur : Alun-alun Bandung
terhadap kasus dasar. Capaian standar EDGE & Masjid Raya
adalah ketika suatu proyek mampu menghemat - Barat : Sungai
energi, air dan energi dalam material sebesar 20 Cikapundung &
persen. RCC KSM Bandung
5. Tinjauan Objek Perancangan
Tapak pada perancangan kali ini berbentuk
5.1. Business Hotel Bintang 4 Bandung memanjang. Dengan sisi panjang dibagian timur-
Business Hotel Bandung merupakan hotel barat daya dan sisi lebar dibagian utara-selatan.
bintang 4.Hotel ini berada di timur alun-alun
bandung yangmemiliki histori didalamnya.
Sehingga pada perancangan bangunan ini respon
terhadap lingkungan sekitar sangat diperhatikan.
Selainitu untuk menjawab tantangan zaman
hotel ini dirancang dengan pendekatan Green
Building. Sehingga bangunan yang dirancang bisa
ramah terhadap lingkungan dan penggunanya.
Bangunan ini diharapkandapat menjadi
bangunan yang berkelanjutan (sustainability).
5.2. Analisis Tapak

Gambar 4 : Penerapan KDB dan GSB


Sumber : Olahan Pribadi

Gambar 5 : Massa Bangunan ITDC Office


Lokasi Sumber : Olahan: Jl. Asia Afrika,
Pribadi
Balonggede, Kec. 5.3. Konsep Gubahan Massa
Regol, Kota Bandung,
Jawa Barat
Luas Tapak : 11.600 m²
GSB (Jl. Asia Afrika) :9m
KDB : 0.4
KDH : 0.2
Batas-Batas Tapak :

- Utara : Jalan Asia Afrika &


PT. PLN kantor
Depth yang tebal sehinggatidak efektif menerima
Distribus Jawa
cahaya matahari. Massa dibelah agar memiliki

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |5
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

dept yang kecil. Massa direnggangkan dan dibuat (Tower Bank Mandiri). Karena bangunan ini
tidak sejajar agar dapat menerima cahaya dan berusaha untuk dapat menselaraskan dengan
menciptakan space untuk kolam renang. Kawasan sekitarnya.
Bangunan Sendiri dibagi2 yaitu bangunan A dan
B. Alasannya untuk menselaraskan dengan 5.4. Penerapan Konsep 4 Elemen Pada
menara masjid, Supaya antara masjid dan Perancangan
bangunan hotel lebih padu. Sehingga bangunan a. Elemen Api
hotel dapat selaras dengan lingkungan sekitarnya
terutama dengan masjid Bandung. Core Pada
Bangunan ini diletakkan diluar bangunan karena
mempertim- bangkan efesiensi ruang hotel
Sehingga yang nantinya menjadi perkuatan
bangunan pada shaft pipa. Dan Penghubung
Bangunan A dan B terdapat area kolam renang
dan koridor penghubung sendiri. Penghubung Pengaturan debt sangat berpengaruh terhadap
antar masa didesain lengkung agar bangunan hal ini. Natural light dari cahaya matahari sangat
yang dirancang tidak terkesan monoton. diperlukan guna menghemat penggunaan energi
lampu pada ruangan. Oleh karena itu debt
didesain tidak terlalu lebar dengan bukaan yang
sesuai sehingga cahaya alami dapat mencapai
sudut ruangan. Jika hal ini dapat tercapai ruangan
akan terang oleh cahya matahari sehingga tidak
perlu menggunakan lampu pada siang hari.
b. Elemen Air

Massa bangunan pada perancangan ini diangkat


6 meter. Yang mana pada lantai ground floor
semua fungsi bangunan dihilangkan . Hal ini Air pada bawah bangunan selain berfungsi
dilakukan untuk merespon kawasan sekitar. Pada sebagai kolam ikan juga berfungsi sebagai
lantai satu tidak ada bangunan yang benar benar penghawaan alami. Udara yang datang akan
menutupi secara massif. Mempertahankan bercampur dengan air. Air berfungsi untuk
komunikasi antara Masjid, Alun-Alun, Tapak mendinginkan udara secara alami sehingga udara
Perancangan dan Sungai cikapundung. yang tersebar disekitar tapak bisamenjadi sejuk
Ketinggian Pada bangunan ini berbeda secara alami. Air hujan juga dimanfaatkan dengan
dikarenakan untuk menghilangkan kesan formal baik. Karena pada bangunan ini terdapat rain
karena bangunan ini merupakan bangunan hotel. water harvesting yang dapat dan pengolahan air
Ketinggian juga dibedakan karena merespon limbah yang mana dapat dikembalikan ke tanah
kawasan sekitar dan menselaraskan dengan atau dipakai kembali.
kawasan sekitar. Ketinggian berawal dari selatan
c. Elemen Udara
dan semakin tinggi ke utara hal ini menjadi
pelengkap dari perumahan warga menuju tower
Bank Mandiri. Sehingga membentuk ritme dari
sisi selatan (perumahan warga) menuju ke Utara

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |6
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

Terdapat beberapa area pada bangunan hotel ini


yang tidak menggunakan AC. Karena dirasa tidak
terlalu urgent sehingga menggunakan harus
menggunakan AC. Hal ini bisa mengurangi
penggunaan AC sehingga mengurangi juga
pemanasan akibat outdoor AC. Ruang ynag tidak
menggunakan AC yaitu koridor penghubung dan
area restaurant lantai 1 yang dibuat terbuka
memanfaatkan penhawaan alami. Dengan
adanya kolam dibawah bangunan dan
pepohonan yang rimbun pada tepak membuat
udara menjadi sejuk.
d. Elemen Tanah

Dengan mematihu KDH lebih dari 20 % telah


menjadi bukti bahwa bangunan ini sangat
Bukaan pada bangunan ini diberikan
merespon elemen tanah. Tidak hanya itu tanah Gambar 9 : Denah Tipikal ITDC Office
disisi panjang yang menghadap kearah
juga perlu dipelihara. Dalam hal memelihara Sumber : Olahan Pribadi
utara selatan. Dan pada sisi timur-barat
tanah, perlu adanya tindakan untuk
dinding dibuat lebih masif sedikit bukaan.
menhindarkan tanah terkontaminasi bahan yang
Hal ini guna menahan radiasi matahari
sulit terurai. Caranya dengan adanya pemisahan
lansung yang peling besar dari sisi Barat
sampah organik dan anorganik. Sampah organik
dan sisi timur.
berupa dedaunan hasil praktik siswa dapat
2. Natural Ventilation
langsung dibuang ke tanah karena dapat terurai
dan dapat menyuburkan tanah. Untuk sampah
anorganik yang sulit terurai akan didaur ulang
terlebih dahulu menjadi benda-benda yang
bermanfaat.
6. PENDEKATAN GREEN BUILDING DENGAN
TOOLS EDGE
6.1. Energy Efficiency Measures Pada koridor penghubung antara masa 1
1. Reduce Window to Wall Ratio ke masa 2 didesainterbuka dan

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |7
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

memanfaatkan penghawaan alami. Hal


ini bertujuanuntuk membantu
penghematan energi pada bangunan
hotel ini.
3. Low - E Coated Glass

Menggunakan system penghawaan VRV


yang memiliki efesiensi lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem
penghawaan lainnya.
5. Insulation Of Roof

Bangunan ini menggunakan jenis kaca


Low – E
double glass dengan konfigurasi :
•Panasap Green 6.0 Atap pada bangunan ini merupakan atap
•Gap Udara dengan kadar Argon 90% beton. Untuk mengurangi panas diberi
•Panible G 6.0mm insulasi peredam panas untuk lapisan
Dari konfigurasi di atas, didapatkan beton. Dengan pemakaian KOOLTHERM
U Factor Sebesar 1,525 W/m2k papan board insulasi peredam panas dari
SHGC sebesar 0,381 KINGSPAN ini akan menahan panas
4. Variable Refrigerant Volume (VRV) hinga 80-90 %
Cooling System sehingga suhu ruangan di dalam menjadi
lebih stabil dan berkurang efek
perambatan panas dari luar
melalui beton.
6. Energy Saving Light Bulbs

Beberapa jenis lampu yang dapat


membantu mengurangipenggunaan
energi adalah :

1. Compact Fluorescent Lamps (CFLs)


2. Light-Emitting Diodes (LEDs)

Kedua jenis lampu tersebut lebih hemat


sebanyak 40% dibandingkan

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |8
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

incandescent light bulbs yang hanya


memiliki efesiensi energi sebanyak 20%
7. Ligting Controls For Corridors

2. Low-Flow Faucets in Guest Room


Keran wastafel yang digunakan di dalam
seluruh toilet hotel adalah keran TOTO
Koridor sendiri memiliki bukaan dikedua TX115LP dengan keluaran
ujung sisinya. Guna menghemat energi air sebesar 5 L/menit.
lampu yang dekat dengan bukaan
menggunakan lampu sensor yang akan
mati apabila dirasa cukup cahaya.

Pada area coridor bagian tengah dapat


diberi lampu sensor otomatis. Yaitu lampu 3. Water-Efficient Urinals in All Bathroom
penerangan suatu ruangan akan menyala
Menggunakan TOTO TX501U dengan 3.3
sendiri apabila ada orang dalam ruangan L/flush.
tersebut, dan akan padam dengan sendirinya
bila orang tersebut keluar ruangan. Dengan
kata lain sensor kehadiran orang ini akan
diaplikasikan sebagai saklar otomatis.
Nilai Saving Energy = 32.08%

6.2. Water Efficiency Measures


1. Low-Flow Showerheads
Shower yang digunakan adalah shower
AMERICAN STANDARD TIS 2066-2552
dengan keluaran air sebesar 3.6 L/menit
(lebih rendah dari standard baseline = 9 4. Dual Flush for Water Closets in All Other
L/menit). Bathroom
Kloset dual flush di semua kamar hotel
adalah TOTO CW638J Closet Coupled
Toilet, 4.5/3 L Dual Flush dengan
keluaran air sebesar 3.3 L/menit.

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |9
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

7. Grey Water Treatment and Recycling


System
Terdapat IPAL/STP di lantai ground floor
hotel yang difungsikan untuk mengolah
grey dan black water.

5. Rain Water Harvesting System


Sekitar 60% dari luas atap bangunan
dapat dipergunakan untuk menjadi
tempat landasan air hujan (Rain Water
Harvesting System). Terdapat tanki rain 8. Diagram Air Bersih, Grey Water, RWH
water harvesting dan juga tanki dan Black Water
treatment untuk mengolah air hujan agar
dapat kembali digunakan.

6. Black Water Treatment and Recycling


System
Terdapat IPAL/STP di lantai ground floor
hotel yang difungsikan untuk mengolah
Nilai Saving Water = 50.68%
grey dan black
water. 6.3. Materials Efficiency Measures
1. Floor Slabs

Material yang digunakan adalah In-Situ


Concrate With >25 GGBS. Material ini
digunakan karena memiliki sifat
comentitious layaknya semen yang dapat

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |10
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

berfungsi sebagai bahan perekat


agregrat. Pada kehalusan yang baik,
GGBS menunjukan kualitas perekatan
yang sama dengan semen portland.
2. Roof Contruction

Material yang paling dominan digunakan


pada external wall yaitu curtain wall.
Material yang digunakan adalah In-Situ Kaca yang digunakan pada curtain wall
Concrate With >25 GGBS. Material ini sendiri adalah Low- E Coated Glass. Dan
digunakan karena memiliki berbagai sisanya menggunakan material Precast
keunggulan yaitu, ramah lingkungan, Concrate Panel.
kuat tekan akhir, Panas hidrasi rendah, 6. Window Frames
refesi matahari, Daya tahan dan tahan
panas.
3. Flooring

Window Frames pada bangunan ini


menggunakan aluminium clad timber.

Menggunakan 2 tipe lantai yaitu Ceramic


Tile (70%)dan Wooden Flooring (30%).
Lantai pada bangunan ini memadukan
keduanya disetiap ruang guna memberi
kesan menarik dan tidak monoton.
4. Internal Walls
Nilai Saving Material = 42.49 %
7. KESIMPULAN PERANCANGAN
Perancangan business hotel bintang 4 di Bandung
ini menggunakan pendekatan green building
untuk menghemat penggunaan energi pada
Pada dinding dalam bangunan ini
bangunan sehingga bangunan komersial tersebut
menggunakan material Cellular Light
mampu menekan biaya operasionalnya. Dalam
Weight Concrate Blocks.
perhitungan di sistem EDGE didapatkan
penghematan sebesar 32,08%, penghematan air
5. External Walls
sebesar 50,68%, dan penghematan material
sebesar 42,49%. Selain itu, untuk konsep dari
perancangan hotel bintang 4 di Bandung ini
menerapkan konsep 4 elemen yang mana dari

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |11
PENERAPAN GREEN BULDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARSITEKTUR PADA
PERANCANGAN BUSINESS HOTEL BINTANG 4 BANDUNG

kedua hal diatas sangat berperan penting 8.2. Referensi


terciptanya bangunan yang sustainable atau worldconstructiontoday.com, 2020
bangunan berkelanjutan. app.edgebuildings.com, 2020
googlemap.com, 2020
8. DAFTAR PUSTAKA & REFERENSI
8.1. Pustaka
Ikhsan, Muhammad dan Saputra, Maidi, 2016,
Audit energi Sebagai Upaya Proses Efesiensi
Pemakaian Energi Listrik Di Kampus Universitas
Teuku Umar (UTU) Meulaboh , Jurnal Mekanova,
Vol. 02, No. 03, Hal. 136-146.
Anonymus. 2019. Peraturan Wali Kota Semarang
No. 24 Tentang Bangunan Gedung Hijau.
Pemerintah Kota Semarang.
Vale, Brenda dan Vale, Robert, 1991, Green
Architecture: Design For A Sustainable Future,
Thames and Hudson Ltd, London.
Bohdanowicz P., Simanic B., Martinac I. (2005a),
Sustainable hotels - environmental reporting
according to Green Globe 21, Green Globes
Canada / GEM UK, IHEI benchmarkhotel and
Hilton Environmental Reporting, Proceedings of
Sustainable Building (SB05) Conference,
September 27-29, 2005, Tokyo, Japan, pp. 1642-
1649.
Pamungkas, A.R., Sucipto., T.L.A., Murtiono, E.S.,
Farkhan, Ahmad, 2017, Implemetasi Green
Building Konservasi Air Rumah Sakit UNS
Berdasarkan Sistem Sertifikasi Edge , Seminar
Nasional Pendidikan Vokasi Ke 2, FKIP-UNS, Hal.
512-522.
Steele, James, 1997, Sustainable Architecture,
MC Graw-Hill, New York.

P E R A N C A N G A N A R S I T E K T U R 4 |12

Anda mungkin juga menyukai