Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


HOTEL BINTANG 5
PENEKANAN PADA ARSITEKTUR HIJAU

Oleh
Aidil Fitriansyah
08.11.1001.7312.076

ABSTRAK

Hotel merupakan salah satu pengguna energi terbesar dibandingkan


dengan fungsi bangunan lainnya. Maka diperlukan perencanaan dan perancangan
dengan konsep arsitektur hijau yang yang terpenuhi aspek teknis dan ramah
terhadap alam sekitar dan lingkungannya. Dengan melakukan efisiensi energi,
bangunan tersebut dapat mengambil keuntungan tanpa harus mengurangi mutu
pelayanan bagi para tamunya. Bangunan Hotel yang didesain akan memiliki
sistem alamiah (Natural System) yang diharapkan akan mampu memberikan
kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya. Kenyamanan pada bangunan erat
hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya
pengkondisian atau pengaturan ruangan dalam bangunan.
Prinsip dari Arsitektur Ekologis yang mempelajari tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (Frick Heinz, Dasar-dasar
Ekoarsitektur, 1998). Prinsip-prinsip ekologi ini sering berpengaruh terhadap
arsitektur. Penerapan pola 3R, yakni Reduce (mengurangi pemborosan energi),
Reuse (menggunakan kembali material sisa), dan Recycle (konsep daur ulang
energi) mulai dari tahapan proses membangun sampai dengan perawatan pada
bangunan yang didesain.
Beberapa factor-faktor dasar arsitektur yang dirumuskan dalam
perancangan bangunan hotel ini dimulai dari mempertimbangkan pemilihan
lokasi, orientasi sinar matahari, arah angin, mereduksi kebisingan, arah hadap
bangunan, adanya pencahayaan dan penghawaan alami, pemanfaatan tenaga
surya, green roof, dan rainwatersystem. Dan pada hasil rancangan bangunan dapat
terpenuhi fungsi bangunan yang maksimal, sistem struktur yang diperhitungkan,
dan estetika desain bentuk bangunan yang beradaptasi dengan lingkungan alam
sekitarnya.

Kata kunci : Perencanaan, Hotel, Arsitektur Hijau

1
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang sistem pengudaraan alami,
Krisis energi dunia pencahayaan alami dan penyediaan
membutuhkan upaya penghematan air alami, maka biaya pemelihaan
energi. Sektor bangunan gedung dan perawatan (maintenance) akan
berperan besar dalam rendah dan pada prosesnya dapat
mengkonsumsi listrik untuk memanfaatkan jasa dari pihak
keperluan penerangan, pemeliharaan gedung sendiri,
pengkondisian ruang maupun sehingga biaya pemeliharaan dan
operasional peralatan. Hemat energi perawatannya akan semakin rendah.
dalam arsitektur adalah Hal ini tentu akan menjadi langkah
meminimalkan penggunaan energi strategis, terutama untuk bangunan
tanpa membatasi atau merubah hotel yang notabene memiliki visi
fungsi bangunan, kenyamanan, untuk terus meningkatkan
maupun produktivitas penghuninya. keuntungan (profit) perusahaan.
Dengan melakukan efisiensi Kenyamanan pada bangunan
energi, bangunan tersebut dapat erat hubungannya dengan kondisi
mengambil keuntungan tanpa harus alam atau lingkungan disekitarnya
mengurangi mutu pelayanan bagi dan upaya pengkondisian atau
para tamunya. Pada tahap pengaturan ruangan dalam bangunan.
perencanaannya, terdapat beberapa Permasalahan yang dihadapi dalam
permasalahan, seperti perencanaan aspek kenyamanan pada bangunan
Hotel yang kurang memperhatikan tergantung pada obyek bangunan
faktor alam, sehingga ekosistem yang dihadapi. Untuk bangunan yang
alami kawasan perencanaan ini menghendaki kualitas hunian yang
menjadi terganggu. Sehingga akan sempurna maka persyaratan tersebut
mempengaruhi tingkat kenyamanan mutlak harus diadopsi dan
alami bagi pengguna bangunan. diterapkan. Penerapan ini akan lebih
Bangunan Hotel cenderung efisien bila dikaitkan dengan masalah
mengaplikasi sistem pengudaraan, hemat energi dalam perancangan
penyediaan air bersih dan bangunan . Perancangan Bangunan
pencahayaan buatan, hal ini sebagai sistem terkait dengan
menyebabkan biaya untuk masalah yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perawatan perencanaan arsitektur, struktur,
(maintenance) menjadi tinggi, karena utilitas,dan yang berhubungan
untuk perawatannya harus membayar dengan beberapa aspek teknis seperti
jasa perawatan dari pihak luar dan aspek keamanan, keselamatan,
tidak dapat memaksimalkan tenaga kenyamanan, kemudahan, dan
kerja sendiri untuk perawatan sistem kesehatan.
tersebut. Namun jika menggunakan

2
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Rumusan Perancangan II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Bagaimana merencanakan suatu Pengertian Hotel
bangunan gedung yang terpenuhi Hotel adalah suatu perusahaan
aspek teknis dan ramah terhadap yang dikelola oleh pemiliknya
alam sekitar dan lingkungannya ? dengan menyediakan pelayanan
2. Bagaimana mewujudkan hasil makanan, minuman dan fasilitas
rancangan bangunan yang hemat kamar untuk tidur kepada orang-
energi dengan konsep arsitektur orang yang sedang melakukan
ekologis ? perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai
Maksud Dan Tujuan dengan pelayanan yang diterima
Maksud untuk menyajikan dan tanpa adanya perjanjian khusus.
menganalisis informasi dan data Sedangkan pengertian yang dimuat
mengenai perencanaan dan oleh Grolier Electronic Publishing
perancangan bangunan Hotel, yang Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa
berkaitan dengan arsitektur ekologis. : Hotel adalah usaha komersial yang
Tujuan adalah mencari, menggali, menyediakan tempat menginap,
mengelompokkan dan makanan, dan pelayanan-pelayanan
mengidentifikasi mekanisme kerja lain untuk umum.
Hotel sebagai sebuah bangunan Menurut SK. Menteri
ekologis yang ramah lingkungan dan perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/
hemat energi. Phb.77; Hotel merupakan salah satu
jenis akomodasi komersil, yaitu
Manfaat suatu bentuk akomodasi yang
Terciptanya bangunan yang dikelola secara komersial, disediakan
hemat energi dengan prinsip bagi setiap orang untuk memperoleh
bangunan ekologis, kenyamanan dan pelayanan dan penginapan berikut
kesehatan pengguna, keuntungan makan dan minum.
(profit) perusahaan, dan inspirasi Lebih lanjut, Abbott & Lewry
bagi perencanaan bangunan di (2002) mengklasifikasikan hotel
sekitarnya berdasarkan jumlah bintangnya
menjadi:
Batasan Perancangan 1. Hotel bintang satu
Membahas hal-hal yang Berukuran kecil dengan kamar
berkaitan dengan aspek perencanaan mandi yang memadai. Makanan
dan perancangan sebuah Hotel disediakan terbatas untuk tamu
dengan disiplin ilmu arsitektur yang menginap.
tentang fungsi dan system bangunan 2. Hotel bintang dua
tinggi yang berkonsep arsitektur Akomodasi dengan standar yang
ekologis. lebih tinggi, dilengkapi dengan

3
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

kamar mandi pribadi. antara makhluk hidup dan


3. Hotel bintang tiga lingkungannya.
Akomodasi yang lebih luas, Adapun prinsip-prinsip
semua kamar dilengkapi dengan ekologi tersebut antara
kamar mandi pribadi. Perabotan lain :Flutuation,Stratification,Interde
dan fasilitas di dalam kamar pendence (saling ketergantungan).
lebih baik dan lebih lengkap. Dasar-dasar pemikiran yang perlu
4. Hotel bintang empat diketahui, antara lain : Holistik,
Standar yang tinggi untuk memanfaatkan pengalaman manusia,
kenyamanan dan pelayanannya. pembangunan sebagai proses dan
Semua kamar dilengkapi dengan bukan sebagai kenyataan tertentu
kamar mandi pribadi. yang statis, kerja sama antara
5. Hotel bintang lima manusia dengan alam sekitarnya
Hotel dengan desain mewah yang demi keselamatan kedua belah pihak.
menawarkan standar internasional
tertinggi. Unsur-Unsur Pokok Eko-
Arsitektur
Tema Arsitektur Hijau Unsur-unsur alam yang
Tema Arsitektur Ekologis, dijadikan pedoman oleh masyrakat
yang dalam penerapannya tradisional antara lain udara, air, api,
diharapkan desain bangunan dapat tanah (bumi), merupakan unsur-
memberikan dampak yang positif unsur pokok yang sangat erat dengan
bagi pengguna bangunan dan kehidupan manusia di bumi. Dalam
lingkungan di sekitarnya. Dimana kehidupan masyarakat modern pun
bangunan Hotel yang didesain akan juga harus tetap memperhatikan
memiliki sistem alamiah (Natural unsur-unsur tersebut karena sedikit
System) yang diharapkan akan saja penyalahgunaan unsur alam
mampu memberikan kenyamanan, tersebut besar akibatnya terhadap
dan kesehatan bagi penggunanya, keseimbangan ekologis.
serta dapat ikut berperan dalam Terdapat beberapa faktor yang
memperbaiki ekosistem pada perlu diperhatikan dalam rancangan
kawasan perencanaan secara luas. bangunan untuk dapat mencapai
Untuk memahami makna, maksud tujuan penghematan dalam
serta prinsip dari Arsitektur penggunaan energi, antara lain:
Ekologis, penulis akan pengaruh iklim tropis, pengaruh
menjabarkannya pada pemahaman kualitas lingkungan, pengaruh arah
pada paragraf ini. Hal yang perlu hadap bangunan, pengaruh denah
dipahami pertama adalah makna dari bangunan, pengaruh bahan bangunan
Ekologi, ekologi adalah ilmu yang Dengan diketahuinya faktor-faktor
mempelajari hubungan timbal balik yang mempengaruhi penggunaan

4
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

energi dalam bangunan, maka menghasilkan bangunan berbahan


konsep rancangan bangunan yang lokal menjadi lebih menarik,
dapat meminimalkan penggunaan keunikan khas lokal, dan mudah
energi adalah sebagai berikut: Arah diganti dan diperoleh dari tempat
hadap bangunan, denah bangunan sekitar.
dan volume ruangan, jendela dan
ventilasi, bahan selubung bangunan, III. METODOLOGI
konfigurasi massa bangunan PERANCANGAN
Prinsip-Prinsip Green Architecture : Proses Perancangan
1. Hemat energi / Conserving Metode perancangan yang
energy. digunakan dalam kemampuan
2. Memperhatikan kondisi iklim / merancang secara glass-box, yaitu
Working with climate. hasil ciptaan dapat ditelusuri
3. Minimizing new resources. bagaimana proses terjadi maupun
4. Penggunaan material bangunan proses kreatifnya, untuk
yang tidak berbahaya bagi menghasilkan perancangan yang
ekosistem dan sumber daya alam. inovatif baik dari segi ide, konsep,
5. Tidak berdampak negative bagi serta hasil akhir berupa rancangan.
kesehatan dan kenyamanan Berdasarkan metode inilah nantinya
penghuni bangunan tersebut / akan ditelusuri data-data apa saja
Respect for site : yang diperlukan dalam perencanaan
6. Merespon keadaan tapak dari dan perancangan Hotel ini. Data
bangunan / Respect for user. yang terkumpul kemudian akan
7. Menetapkan seluruh prinsip – dianalisa dan dari hasil
prinsip green architecture secara penganalisaan inilah nantinya akan
keseluruhan / Holism. didapat suatu kesimpulan, batasan,
dan anggapan secara keseluruhan
Pemanfaatan energi alternatif nantinya menjadi konsep yang
Penghuni diharapkan digunakan dalam perencanaan dan
memanfaatkan energi alternatif perancangan Hotel, sebagai landasan
dalam memenuhi kebutuhan listrik dalam Desain Grafis Arsitektur.
yang murah dan praktis, serta Metode Pengumpulan Data Primer
ditunjang pengembangan teknologi Dan Sekunder
energi tenaga surya, angin, atau Sumber utama dari studi
biogas untuk bangunan rumah/ literature / pustaka melalui buku dan
gedung. sumber-sumber tertulis lainnya,
Penggunaan material lokal browsing internet, serta peraturan-
akan lebih menghemat biaya (biaya peraturan yang berkaitan dengan
produksi, angkutan). Kreativitas perencanaan dan perancangan Hotel.
desain sangat dibutuhkan untuk Metode tambahan dengan

5
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

wawancara, observasi, mencari - Kondisi Eksisting : Lahan Usaha


dokumentasi objek desain, survey Material
langsung ke bangunan-bangunan - Elevasi Tapak : Rata Jalan
dengan fungsi sejenis.
Analisa Tapak
IV. ANALISA DAN KONSEP Kondisi yang mendukung
PERANCANGAN perancangan tapak telah memenuhi
Pemilihan Lokasi syarat-syarat sebagai berikut :
Pemilihan lokasi beberapa hal 1. Kedekatan dengan fasilitas
sebagai berikut : lainnya.
- Kesesuaian dengan Rencana Tata 2. Kedekatan dengan fasilitas-
Ruang Wilayah (RTRW) Kota. fasilitas penunjang lainnya.
- Terhubung langsung dengan akses 3. Kemudahan potensi memunculkan
jalan utama kota, sebagai karakter bangunan.
penunjang bangunan komersial.
- Terdapat beberapa jenis fasilitas Potensi Tapak
umum dalam jarak pencapaian Kondisi lingkungan alam yang
yang relative dekat dan mudah dari dipunyai tapak mempunyai beberapa
lokasi perancangan bangunan. kondisi yang bisa dimaksimalkan
- Lokasi terhubungan dengan Sungai diolah dalam perancangan tersebut
Mahakam, yang mana air sungai antara lain :
dapat mendukung kualitas 1. Kontur tanah yang rata.
lingkungan yang baik. 2. Satu sisi tapak termasuk daerah
pesisir sungai kota. Sungai
Data Tapak sebagai sumber energy dan juga
- Pemanfaatan Lahan: Perdagangan tempat menampung air lebih dari
(Barang / Jasa) daratan. Air sungai dapat
- KDB : 30 % mengurangi panas siang hari,
- RTH : 70% pencemaran udara dan bebas
- GSB : 25 M penyilauan.
- Lokasi : Jl. Untung Suropati 3. Kedekatan dengan akses
Samarinda pencapaian. Berhubungan
- Luas Lahan : ± 20.000 m2 langsung dengan jalan utama kota.
- Batas-Batas Lahan : 4. Secara umum daerah iklim tropis,
- Utara : Pertokoan suhu, kelembaban udara , curah
- Selatan : Pusat hujan, dan penyinaran matahari
Perbelanjaan (Big yang merata.
Mall)
- Barat : Jalan Utama Kota
- Timur : Sungai Mahakam

6
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Pola Pergerakan Matahari


Arah sinar matahari dari
Timur ke Barat pada siang hari akan
memanaskan seluruh bidang
bangunan yang menghadap ke
arahnya. Untuk ini perlu diperhatikan
arah hadap bangunan untuk
mengatasi hal tersebut.
Menghadapkan muka bangunan ke
arah Utara dan Selatan akan
memberikan kenyamanan yang lebih,
dengan tetap memperhatikan kondisi Arah Angin
dan potensi tapak. Sumber : Analisis, 2013
Potensi Kebisingan
Kebisingan akan diterima
oleh bangunan Hotel yang terletak di
tepi jalan, terutama disebabkan oleh
kebisingan dari jalan, namun tidak
tertutup kemungkinan kebisingan
berasal dari titik lain di sekitar
bangunan, antara lain dari : bangunan
sebelah, dalam lahan sendiri : area
parkir, peralatan; pompa, mesin
generator, ruangan dalam bangunan
sendiri: Lobby, Bar, Ballroom
Arah Pergerakan Matahari
Sumber : Analisis, 2013

Arah Angin
Iklim tropis menjadikan arah
angin menyesuaikan kondisi musim.
Di daerah Khatulistiwa pada musim
kemarau (bulan Mei-Oktober) arah
angin Muson Timur mengarah ke
bagian Utara, sedangkan musim
hujan (bulan Nov-April) arah angin
Muson Barat mengarah ke bagian Potensi Kebisingan
Selatan. Sumber : Analisis, 2013

7
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

View Bangunan aktivitas tersebut memberikan


Pemandangan berkualitas dari gambaran kebutuhan ruang pada
dalam ruangan bangunan terhadap rancangan ini. Selain itu karakter
suasana lingkungan sekitarnya yaitu aktivitas perlu pula diketahui untuk
dengan mempertimbangkan orientasi mewarnai rancangan ruangannya.
arah potensi pandangan di sekitar
Tapak. Dengan arah pandangan yang Analisa Kebutuhan Ruang Dan
baik maka bukaan-bukaan kea arah Luasan
luar bangunan dapat dibuat Kebutuhan luas lantai bruto
semaksimal mungkin untuk fungsi bangunan Hotel dapat
ditentukan berdasarkan unit
okupansinya. Hotel ini dibuat
termasuk dalam kategori Bintang 5,
yang mana dengan beberapa kondisi
sebagai berikut : Jumlah kamar s/d
minimal 500 unit., minimum 4 kamar
Suite dengan luasan 52 m2 / kamar
Restoran yang dibagi menjadi : Main
Diningroom, Coffe Shop, Room
Service. Ruang fungsional :
Ballroom, Conference Hall, Meeting
room, Business Center , pre function
room. Mempunyai Lobby minimal
luasan 100 m2. Sarana rektreasi dan
olahraga (children
playground,fitness,sauna). Kolam
View Bangunan renang dewasa dan anak-anak yang
Sumber : Analisis, 2013 terpisah.
Dasar satuan luas lantai bruto
untuk jenis Hotel tersebut dengan
Program Ruang membutuhkan ruang konferensi yang
Analisa Kebutuhan Pengguna besar adalah 65 m2/kamar (NDA).
Secara umum kegiatan utama Perhitungan kebutuhan luas lantai
yang akan terjadi pada sebuah Hotel bruto :
adalah kegiatan bermukim dengan 500 kamar X 65 m2 = 32.500 m2.
tuntutan ruang-ruang seperti tempat
tinggal, sehingga penjabarannya Luas lantai keseluruhan (bruto) :
akrivitasnya adalah aktivitas- Luas Front of the house
aktivitas yang terjadi dalam = 26.562 m2
permukiman sehari-hari. Identifikasi

8
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Luas Back of the house Analisa Pola Hubungan Dan


= 3.660 m2 Organisasi Ruang
Jumlah = 30.222 m2 Menyusun pola dan
Core (shaft, utility, Lift) 10% organisasi ruang mengutamakan
= 2.430 m2 ruangan didalamnya adalah
(jumlah luas netto X 10%) hubungan dengan ruang luar untuk
Total Luas = 32.652 m2 perancangan yang memaksimalkan
Luas lantai pada dasar bangunan system pencahayaan dan
diperhitungkan 30% dari luas lahan : penghawaan alami. Nantinya selain
30 % X 20.000 m2 = 6.000 m2 memiliki hubungan fungsional yang
Luas lantai Basement 1 lapis sama baik, juga memiliki hubungan yang
dengan lantai dasar bangunan : 6.000 sinergi dengan lingkungannya.
m2
Rencana 2 lantai pertama dengan
fungsi pelayanan umum,
administrasi, functionroom, dan
fungsi pelengkap yang membentuk
podium sebagai stabilitas system
bangunan tinggi yaitu dengan luasan
: 6.000 m2 X 2 lantai = 12.000 m2.
Luas lantai untuk di atasnya : 32.652
m2 – 12.000 m2 = 20.652 m2.
Typikal per lantai bangunan untuk
fungsi Guestroom dan Zona Private
diperhitungkan dengan pola Pola dan Organisasi Ruang
guestroom yang efektif. Jarak Sumber : Analisis, 2013
tempuh ke sirkulasi vertical dan
Analisa Kebutuhan Parkir
darurat min 35 m, apabila ada dua
arah sirkulasi panjang bangunan Tempat parkir kendaraan
mencapai 70 m. Diperhitungkan merupakan fasilitas yang perlu
hanya 60 m dibagi modul kamar disediakan oleh bangunan.
bentang 4 - 5 m didapatkan ruang Berdasarkan jenis moda angkutan
kamar berjumlah ± 12 unit X 2 sisi parkir Kendaraan Bermotor yang
dibulatkan menjadi 25 unit. 25 unit X akan memenuhi area parkir hotel
40 m2 (luas Guestroom+Core 10%) terdiri dari : Kendaraan roda 2,
= 1.000 m2. Kendaraan roda 4 (mobil
Jadi ketinggian lantai diatas lt. 1 & 2 penumpang), Bus/ Truk
: 20.652 m2 / 1000 m2 = 21 lantai (Temporary), Parkir Kendaraan
Total keselurahan lantai : 23 lantai + Tidak Bermotor (Sepeda)
2 lantai Basement

9
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Analisa Sistem Struktur Analisa Utilitas


Pada struktur beton bertulang Tranportasi Vertikal
ada komponen (subsistem) yang Elevator sering disebut Lift
dapat dikelompokkan dalam system adalah kereta alat angkut untuk
yang digunakan untuk menahan mengangkut orang atau barang dalam
gravitasi dan system untuk menahan suatu bangunan yang tinggi.
gaya lateral. Elemen (Subsistem) Daya Listrik
Struktur Horizontal yaitu : Plat Kebutuhan daya listrik untuk
lantai, Balok Induk, Balok Anak. penerangan bangunan Hotel secara
Elemen (Subsistem) Struktur umum intensitas daya antara 15-30
Vertikal yaitu : Kolom, Dinding watt/m2 dengan kuat penerangan
Geser. (lux) 150-300 lux. Perkiraan
Rancangan struktur system kebutuhan daya untuk penerangan
rangka yang ekonomis dengan yaitu : 30 watt X 32.500 m2 =
bentangan tipikal balok per lantai 975.000 watt = 975 Kw. Untuk
antara 6,00 – 8,00 mtr, untuk kondisi darurat berupa Generator Set
memaksimalkan ruangan Guestroom (Genset) dengan kapasitas untuk
(20 ft -25 ft). Hall / Conference Hotel sekitar 40-60% kebutuhan
dimensi bentangan antara kolom bisa daya keseluruhan
lebih lebar (> 8,00 mtr) atau didesain Sistem Tata Udara
di atas ruangan tersebut sudah Salah satu system tata udara
menjadi bagian atap sehingga tidak adalah system tata udara terpusat
memerlukan kolom di tengah (Central Air Conditioning System).
ruangannya yang luas. Ruangan dengan lebih dri 500 m2
dengan system tersebut akan lebih
menguntungkan.

Sistem Tata Udara Central


Sumber : Google, 2013
Sistem Struktur
Sumber : Analisis

10
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Kebutuhan Air Bersih Pencahayaan Dan Penghawaan


Kebutuhan air panas dan air Alami
dingin pada bangunan Hotel ini
termasuk core dari lantai 1 sampai 23
diperhitungkan dengan standart
bangunan gedung.
Air Limbah Dan Sampah
Air limbah / buangan ini
ditampung ke dalam unit pengolahan
limbah (Septicktank). Perkiraan
volume saluran air limbah yang
diperlukan diperhitungkan dengan
standar bangunan gedung.

Konsep Penerapan Arsitektur


Hijau Pencahayaan & Penghawaan Alami
Sumber : Analisis, 2013
Pemanfaatan Tenaga Surya
Tenaga matahari menggunakan panel
surya dengan beberpa keunggulan :
 Ramah lingkungan
 Mudah dipasang dan
memiliki biaya pemeliharaan
yang sangat rendah.
 Tidak akan ada polusi suara.
 Masa pakai panel surya bisa
mencapai 20 tahun lebih.
Konsep Transformasi Bentuk  Masa pakai yang panjang,
Sumber : Analisis, 2013 yang mencapai 25-30 tahun.

Reduksi Kebisingan Alamiah

Sistem Pemanfaatan Panel Surya


Sumber : Google, 2013

Reduksi Kebisingan Alami


Sumber : Analisis, 2013 11
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Green Roof V. HASIL PERANCANGAN


Secara umum, manfaat dari
taman atap (roof garden) adalah
mengurangi tingkat polusi udara,
menurunkan suhu, mengurangi
polusi suara / kebisingan,
menampilkan keindahan aspek
bangunan (estetika).

Typikal Denah Dan Zona


Sumber : Analisis

Roof Green & Detail


Sumber : Google, 2013

Konsep Air Hujan

Sketsa Makro dari Konsep Arsitektur


Hijau
Sumber : Analisis

Rainwater System Situasi Bangunan Terhadap Site


Sumber : Google, 2013 Sumber : Analisis

12
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Penghematan energi pada
bangunan hotel perlu dilakukan
dengan cara melakukan
perencanaan dan perancangan
arsitektur bangunan hijau pada
desain hotel.
2. Elemen alam sebagai unsur
Estetika Bentuk dari Konsep Bangunan pokok dalam perancangan
(Façade Design – from Eye Bird & West View )
bangunan hotel.
Sumber : Analisis
3. Energi alternatif juga perlu
dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi pemanfaatan energi
yang berkelanjutan pada
bangunan hotel.
Saran
Konsep Arsitektur Hijau ini
bisa diterapkan dalam setiap desain
Estetika Bentuk dari Konsep Bangunan pada fungsi bangunan apapun.
(from North & East/Back View)
Sumber : Analisis Sekiranya ada data yang
kurang dan tidak lengkap yang
dibahas dalam tulisan ini, diharapkan
pada peneliti lainnya dengan tema
sejenis bisa menambah , melengkapi
dan menyempurnakannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ernst Neufert, Data Arsitek,
Erlangga Edisi 33 Jilid 1, Jakarta,
1996
Ernst Neufert, Data Arsitek,
Erlangga Edisi 33 Jilid 2, Jakarta,
2002
Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE,

Estetika Bentuk dari Konsep Bangunan Panduan Sistem Bangunan


(Main Entrance & Facility View)
Sumber : Analisis

13
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Tinggi, Erlangga, Jakarta, Pencahayaan, Erlangga Edisi


2005 Kedua, Jakarta, 2007
Heinz Frick FX. Bambang Dwi Tangoro, Utilitas Bangunan,
Suskiyatno, Dasar Dasar Universitas Indonesia,
Arsitektur Ekologis, Kanisius, Jakarta, 2006
Yogyakarta, 2007 Arief Adityawan, Tinjauan Desain,
Endy Marlina, Panduan Universitas Tarumanegara,
Perancangan Bangunan Jakarta, 1999
Komersial, Andi, Dwi Tangoro, Kuntjoro Sukardi, dan
Yogyakarta, 2008 A. Sadili Somaatmadja,
Parmonangan Manurung, Struktur Bangunan Tinggi
Pencahayaan Alami Dalam dan Bentang Lebar,
Arsitektur, Andi, Yogyakarta, Universitas Indonesia,
2012 Jakarta, 2006
H. K. Ishar, Pedoman Umum Sudiarto Mangkuwerdoyo,
Merancang Bangunan, PT. Pengantar Industri
Gramedia Pustaka Utama, Akomodasi dan Restoran,
Jakarta, 1992 Fakultas Ekonomi
Ir. Cut Nuraini, Metode Perancangan Universitas Indonesia,
Arsitektur, Karya Putra Jakarta,
Darwati, Bandung, 2010 Hestin Mulyandari, Arsitektur Kota,
Francis D. K. Ching, Arsitektur : Andi, Yogyakarta, 2010
Bentuk Ruang Dan Drs. H. Oka. A. Yoeti, MBA, Hotel
Susunannya, Erlangga, Engineering, PT. Perca,
Jakarta, 1991 Jakarta, 2003
Mark Karlen, Dasar-Dasar Bagyono, Manajemen House
Perencanaan Ruang, Keeping, Alfabeta, Bandung,
Erlangga Edisi Kedua, 2009
Jakarta, 2007 Uniek Praptiningrum Wardhono,
Mark Karlen dan James Benya, Glosari Arsitektur, Andi,
Dasar-Dasar Desain Yogyakarta, 2009

14
Jurnal Skripsi 2013, Jurusan Teknik Arsitektur UNTAG Samarinda

Drs. Suharto dan Drs. Tata Iryanto, Penerapan: Guidelines :


Kamus Bahasa Indonesia Perangkat Penilaian
Terbaru, Indah, Surabaya, Bangunan Hijau Di
2004 Indonesia Untuk Gedung
Kimberly Adams dan A.A. Waskito, Baru, Jakarta, 2010
Kamus Inggris-Indonesia- http://www.konservasienergiindonesi
Inggris, Wahyu Media, a.info
Jakarta, 2010 http://www.google.co.id
Dwi Tangoro, A. Sadili
Somaatmadja dan Kuntjoro
Sukardi, Teknologi
Bangunan, Universitas
Indonesia, Jakarta, 2005
Wulfram I. Ervianto, Manajemen
Proyek Konstruksi, Andi,
Yogyakarta, 2002
Priyo Pratikno, Etika dan Estetika
Cara-Cara Berarsitektur
dengan Bijak, Andi,
Yogyakarta, 2011
Asmadi, ST, M.Si dan Suharno,
SKM, M.Kes, Dasar-Dasar
Teknologi Pengolahan Air
Limbah, Gosyen Publishing,
Yogyakarta, 2012
Christina E. Mediastika, Hemat
Energi & Lestari Lingkungan
Melalui Bangunan, Andi,
Yogyakarta, 2012
Green Building Council Indonesia,
Greenship Panduan

15

Anda mungkin juga menyukai