Anda di halaman 1dari 10

R U M A H A D AT B A D U Y

Evita Dewi 15.A1.0029


SUKU BADUY
Suku baduy atau urang kanekes adalah sekelompok adat Sunda yang berada di wilayah
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Secara umum suku baduy terbagi menjadi 3 kelompol: Tangtu,
Panamping dan Dangka. Kelompok Tangtu atau baduy dalam adalah kelompok yang adatnya paling
ketat dan dilarang bertemu orang asing, ciri khas pakaiannya berwarna putih dan biru tua
dengan ikat kepala putih. Kelompok Panamping atau baduy luar adalah kelompok yang telah
meninggalkan aturan baduy dalam, mereka tinggal di kampung sekitar wilayah baduy dalam,
ciri khas pakaiannya mengenakan dab dan ikat kepala hitam. Sedangkan kelompok Dagka tinggal
di luar wilayah Baduy.
Dalam membangun rumah, Suku Baduy
masih menerapkan sistem gotong
royong. Mereka sangat
menghormati dan mencintai alam
dan memiliki prinsip tegas bahwa
mereka-lah yang harus
membiasakan diri dengan alam,
bukan sebaliknya. Bentuk dan gaya
bangunan rumahnya-pun sangat
sederhana berdasarkan naluri
berlindung dari gangguan alam dan

ADAT BADUY binatang buas.


RUMAH ADAT BADUY
Berdasarkan adat, rumah suku Baduy tidak
diperkenankan untuk mengubah alam, termasuk
tanah, maka kontur tanah dibiarkan asli dan
rumah adat Baduy menggunakan sistem panggung
berumpak-umpak yang mengikuti keadaan tanah.

Semua rumah adat menghadap ke Selatan atau


Utara dan saling berhadapan, berdasarkan adat
rumah tidak boleh menghadap ke Timur atau
Barat.

Rumah adat Baduy terbuat dari material yang


ada di alam. Rumah tinggal suku Baduy Dalam
termasuk jenis bangunan knock down dan siap
pakai, yang terdiri dari beberapa rangkaian
komponen. Komponen tersebut dirakit atau
dirangkai dengan cara diikat menggunakan tali
awi temen ataupun dengan cara dipaseuk. alat
paku dilarang digunakan.
STRUKTUR RUMAH ADAT BADUY
Bangunan disangga menggunakan tumpukan Konstruksi utama yang berfungsi untuk
batu kali yang datar dan besar atau menahan beban disebut tihang-tihang,
biasa disebut umpak. Pondasi ini juga panglari, pananggeuy, dan lincar yang
berfungsi sebagai pencegah agar tanah terbuat dari kayu yang dipaseuk.
tidak longsor dan untuk mencegah Tihang-tihang berasal dari balok kayu
kelapukan tiang rumah .Caranya dengan besar yang tahan lama seperti kayu
ditumpuk membentuk benteng, atau jati, mahoni, akasia atau kayu ulin.
dipakai untuk membuat anak tangga, Tihang harus kuat karena menopang
selokan, ataupun jalan setapak. rangka atap & rangka lantai.
ATAP
RUMAH ADAT BADUY
Atap rumah Baduy disebut sulah nyanda yg berarti
sikap bersandar wanita hamil yg merebah ke
belakang. Atap ini mirip dg atap julang ngapak
yg memiliki 2 sisi atap tambahan, namun pada
sulah nyanda hanya pada 1 sisi dg kemiringan
rendah yg disebut curugan. Penutup atap
menggunakan ijuk atau ilalang.
Dinding rumah adat baduy biasanya menggunakan
material anyaman bambu atau bilik. Pemakaian bilik
sebagai dinding memberi kesejukan karena sirkulasi
udara bisa keluar masuk melewati celah anyaman, maka
pada rumah Badui tidak terdapat jendela.
Bagi Suku Baduy jendela hanya untuk
melihat ke luar rumah dan untuk
melakukan itu Suku Baduy bisa
langsung keluar dari rumah.

DINDING
RUMAH ADAT BADUY
LANTAI
RUMAH ADAT BADUY

Bagian lantai rumah adat baduy


terbuat dari susunan papan kayu
atau bambu yang telah dibaut
menjadi datar atau palupuh.
Papuluh ini juga mendukung
sirkulasi udara yang baik di
dalam rumah selain bilik pada
dinding.

Dinding, atap, dan lantai hanya


diikat pada kayu atau bambu
sehingga rumah adat Suku Baduy
menjadi rumah yang tahan
terhadap gempa.
Bagian dari rumah adat Suku Baduy terbagi
menjadi tiga ruang yaitu sosoran, tepas,
PEMBAGIAN RUANG dan imah.
RUMAH ADAT BADUY
SOSORAN TEPAS IMAH

Sosoran adalah Tepas Ipah adalah


teras, ruang merupakan ruang belakang
pertama ruang tengah untuk kamar
dibagian depan yang berfungsi kepala
rumah untuk sebagai tempat keluarga,
menerima tamu, pertemuan menyimpan
bersantai dan keluarga, persediaan
menenun bagi ruang makan, makanan dan
kaum wanita. bersantai dan memasak.
tempat tidur Lantai dapur
anak. ditimbun
dengan tanah.

Tamu yg tidak dikenal hanya bisa masuk rumah


sampai pada sosoran, masyarakat Baduy
percaya bahwa orang yg tidak dikenal membawa
pengaruh buruk dan dilarang keras masuk
kebagian tengah (tepas) yg dianggap sebagai
bagian rumah yg netral.
ENTRANCE
RUMAH ADAT BADUY

Rumah tinggal suku Baduy hanya memiliki satu pintu


masuk yang ditutup dengan panto, yaitu sejenis daun
pintu yang dibuat dari anyaman bilah-bilah bambu
berukuran sebesar ibu jari dan dianyam secara vertikal
dengan teknik sarigsig.

Dalam menentukan ukuran lebar pintu masuk, suku Baduy


menyebutnya dengan istilah sanyiru asup. Lebar pintu diukur
selebar ukuran alat untuk menampi beras.

Sebagian besar pintu tidak dikunci ketika ditinggalkan


penghuninya. Akan tetapi, beberapa orang membuat tulak
untuk mengunci pintu dengan cara memalangkan dua kayu
yang didorong atau ditarik dari samping luar bangunan.

Anda mungkin juga menyukai