Dalam rumah tradisional Sunda, contohnya bangunan adat kampung naga ada
beberapa bagian yang menjadi struktur utama bangunan. Tiga bagian ini dikenal
dengan nama hareup, tengah imah, dan tukang.
1. Hareup
Bagian Hareup adalah ruang bagian depan yang memiliki fungsi sebagai teras
dan tempat untuk menerima tamu laki-laki. Pada rumah yang masih sangat
tradisional, bagian teras biasanya tidak dilengkapi dengan meja kursi dan hanya
menggelar tikar ketika ada tamu yang datang.
2. Tengah Imah
Bagian Tengah Imah atau bagian tengah rumah dibatasi dengan dinding atau
sekat dengan beberapa bilik atau pangkeng di dalamnya. Ruang tengah ini berfungsi
sebagai tempat untuk beristirahat dan juga sebagai ruang berkumpulnya keluarga.
3. Tukang
Bagian Tukang atau belakang rumah berfungsi sebagai dapur untuk memasak
makanan. Bagian ini identik digunakan oleh kaum wanita sehingga lelaki dianggap
tabu untuk memasukinya kecuali dalam keadaan darurat. Ruangan ini juga menjadi
tempat untuk menerima tamu wanita. Kondisi ini kerap dianggap seolah menyiratkan
bagaimana posisi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat Sunda.
Badan rumah merupakan anyaman bambu dan diberi warna menggunakan kapur
putih melambangkan hati yang bersih dan suci. Bagian kaki rumah atau fondasi
menggunakan batu kali dan tanah liat yang menciptakan makna dasar yang kokoh
mampu menopang seisi rumah.
Semua rumah di kampung ini dibangun dengan ketinggian, warna dan bentuk yang
sama melambangkan adanya kesetaraan antar masyarakat sehingga tidak ada
kesenjangan sosial yang terjadi.
Selain persawahan, terdapat juga aliran sungai di sekitar desa yang menjadi sumber
air bagi kehidupan masyarakat. Di ujung sungai dibangun bendungan air yang
difungsikan sebagai tempat penyimpanan air dan berguna sebagai sumber saluran
imigrasi persawahan masyarakat.
Setiap kegiatan upacara adat memiliki makna tertentu dan mengandung unsur
kebersamaan serta pelestarian budaya di dalamnya.