Anda di halaman 1dari 7

KERAJINAN KHAS BANTEN

(RUMAH ADAT SULAH NYALA BANTEN)


 Tujuan : supaya masyarakat banten yang sudah tahu menjadi tahu dan supaya masyarakat luar
banten yang belum tahu menjadi tahu dengan mengenalkan rumah adat baduy lewat
miniature, sehingga jika mereka memiliki miniature tersebut mereka akan mendaptkan
pengetahuan tentang banten dn miniatur tersebut bisa di jadikan hiasan.

 Alat dan bahan :

A. Stik ice crem


B. Lem lilin
C. Lilin
D. Tembakan lem lilin
E. Sabut kelapa
F. Piloxs

 Teori :

Kriya atau hasta karya atau kerajinan tangan adalah kegiatan seni yang menitikberatkan pada
keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering di temukan di lingkungan
menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.

Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Banten

Rumah adat merupakan bangunan tempat berjalannya kebiasaan adat istiadat


yang diturunkan sejak zaman tertentu yang disesuaikan dengan suku yang
mendiaminya. Rumah adat bukan hanya perihal mengenai sebuah rumah yang
ditinggali serta yang memiliki unsur adat dan budaya yang kental saja, namun
juga menggambarkan identitas masyarakat dari suku tersebut.

Karena keunikannya sekaligus menjadi warisan dari leluhur sebelumnya,


rumah adat ini masih lestari dan dapat Anda jumpai di hampir seluruh provinsi
di Indonesia, terutama Banten.

Bangunan adat mengandung banyak unsur penting lainnya seperti sejarah,


warisan, dan bukti perubahan zaman serta kemajuan sebuah peradaban.
Setiap bentuk dan ukiran yang dibuat pada bangunan adat, memiliki filosofi
tersendiri yang unik. Begitu juga pada rumah tradisional asli Banten yang
bernama sulah nyada.

Sulah nyada sengaja dibangun seakan menyatu dengan alam, sepeti halnya
dengan bagaimana suku Baduy hidup menyatu dengan alam hingga saat ini.
Peradaban masyarakat asli suku ini memang sudah jauh lebih dulu ada,
bahkan sebelum Provinsi Banten terbentuk.

Sebagian masyarakat suku ini juga ada yang masih terus melestarikan
kebudayaannya dengan cara menjalani kehidupan yang sama seperti
kehidupan masyarakat suku ini pada ratusan tahun lalu.

Pakaian adat yang mereka gunakan pun masih menggunakan desain yang
sejak dulu mereka sudah gunakan yaitu pakaian sangsang, baik suku Baduy
Dalam maupun Luar. Perbedaannya hanya terletak pada proses pembuatan
sangsangnya.

Pembagian Rumah Adat Sulah Nyada Banten


Rumah adat sulah nyada terbagi menjadi empat ruangan, di mana masing-
masing ruangan memiliki fungsi khususnya sendiri. Berikut pembagian
ruangan pada rumah adat sulah nyada.

 Seroso

Seperti yang telah disebutkan, bagian rumah sulah nyada terbagi menjadi
empat bagian. Seroso adalah sebutan untuk bagian depan rumah. Fungsinya
sendiri yaitu sebagai area untuk menerima tamu, beristirahat dengan santai,
dan area para wanita untuk beraktivitas selagi matahari belum terbenam,
misalnya menenun.

 Tepas

Bagian berikutnya bernama tepas. Bagian rumah ini berada di bagian tengah.
Fungsinya sebagai area bersantai dan tempat berkumpul anggota keluarga
untuk menghabiskan waktu bersama. Selain itu juga digunakan untuk area
beristirahat atau tidur di malam hari.

 Ipah

Ipah adalah bagian belakang dari rumah adat. Fungsinya sama seperti dapur,
yakni untuk tempat menyimpan persediaan makanan bagi keluarga atau
penghuni rumah dan aktivitas memasak.

 Leuit

Sebenarnya bagian rumah yang satu ini letaknya tidak di benar-benar pada
bagian dalam rumah. Leuit merupakan tempat masyarakat Baduy menyimpan
hasil bumi seperti padi. Area ini juga dianggap masyarakat sebagai ketahanan
pangan yang mereka miliki.

Leuit atau nama umumnya lumbung padi ini sengaja diletakkan jauh dari
rumah dengan tujuan yakni bila terjadi musibah atau bencana alam, tempat
persediaan tersebut tidak terganggu atau tidak ikut rusak.

Keberadaan leuit sendiri tidak bisa sembarangan, pembangunannya


menyesuaikan aturan adat yang berlaku.

Leuit dilindungi oleh Pu’un, ketua adat, dengan mantra-mantra khusus yang
fungsinya sebagai mantra pelindung. Pembangunannya juga harus mengikuti
hitungan bulan yang ditetapkan oleh Pu’un.

Bila pembangunannya atau perawatannya tidak sesuai aturan, masyarakat


memiliki kepercayaan bahwa akan ada hal buruk yang segera mendatangi
mereka.

Seperti halnya membangun rumah sulah nyada, saat membangun bagian


ruangannya pun terdapat aturan khusus yang tidak boleh dilanggar ataupun
dilewati oleh suku setempat.

Ciri Khas Rumah Adat Sulah Nyada


Sebelum membahas lebih jauh mengenai rumah adat sulah nyada Banten,
perlu diketahui bahwa suku asli Banten ini dibagi menjadi dua yaitu suku
Dalam dan Luar. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sih perbedaannya?

Masyarakat kelompok Dalam benar-benar tertutup dari kehidupan luar, tidak


mau berkomunikasi dan berhubungan dengan masyarakat luar, tidak mau
menerima teknologi, serta masih memegang teguh kemurnian adat istiadat
dan budaya suku mereka.

Sementara masyarakat Luar adalah kelompok yang sebaliknya. Namun dari


segi penggunaan rumah sulah nyadanya, di antara kedua kelompok
masyarakat tersebut tidak ada perbedaan yang sangat mencolok.

Bila Anda memperhatikan gambar bentuk bangunan sulah nyada, akan terlihat
ciri khas rumah ini yang berupa penggunaan bahan-bahan bangunan yang
masih sangat alami.

Terdapat tiga bahan bangunan pokok yang digunakan untuk membuat rumah
unik ini, yaitu berupa bambu, kayu, dan ijuk/jerami.

Arsitektur Rumah Sulah Nyada

Bentuk rumah sulah nyada termasuk ke dalam rumah alam yang ramah
lingkungan. Dari segi arsitekturnya pun terlihat sederhana. Seperti halnya
dengan kehidupan dan budaya yang mereka jalani, yakni penuh dengan
kesederhanaan. Bangunan sulah nyada dibagi menjadi empat bagian yang
terdiri dari sosoro, tepas, ipah, dan leuit.

Konsep arsitektur dasar bangunan ini terlihat jelas yakni pada ketidakmauan
mereka merusak struktur tanah atau bisa dikatakan sangat menjaga alam.

Jadi pada bagian pondasi utama, pondasi dipasang mengikuti bentuk struktur
tanah. Contoh bila strukturnya miring, makan pondasinya pun akan dipasang
miring menyesuaikan bentuk tanah.

Oleh karenanya, tiang rumah yang terbuat dari kayu pun memiliki tinggi yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jenis kayu yang digunakan berupa
kayu yang sangat kuat karena berfungsi ganda yaitu menopang rangka lantai
dan atap.
Pada bagian dinding, jenis rumah sulah nyada menggunakan dinding anyaman
bambu yang membuat proses sirkulasi udara menjadi cukup baik.

Karena tidak ada jendela dari kaca untuk melengkapinya, masyarakat


membuat bolongan pada bagian lantai dan ada juga yang terdapat di bagian
dinding.

Itulah mengapa bila melihat bentuk bangunan rumah adat tersebut terlihat
begitu tertutup.

Filosofi Rumah Sulah Nyada

lelungan.net
Point utamanya, filosofi bangunan sulah nyada kembali pada bagaimana
masyarakat suku Baduy mempertahankan budaya asli mereka dan menjalani
adat istiadat dengan menghargai serta menghormati alam semesta. Sehingga
bentuk dan pembangunan rumah ini benar-benar berhubungan dengan
kelestarian alam serta usaha untuk tetap menjaganya.

Lebih rinci lagi, setiap bentuk dan konsep desain yang mereka gunakan
sebenarnya memiliki tujuan dan makna yang sangat baik.

Misalnya, ketidakadaan jendela ini dimaksudkan agar mereka yang ingin


melihat isi rumah benar-benar harus masuk dan berkunjung. Bukan mengintip
dari luar.

Begitu juga dengan bagaimana mereka membangunnya secara gotong-royong


yang mana menggambarkan tingginya tali persaudaraan antara masyarakat.

Serta rumah dibangun menghadap utara dan selatan yang bagi masyarakat
setempat dipercayai merupakan arah rumah yang baik.

Kehidupan masyarakat setempat yang tetap sederhana dan tidak mau


tersentuh teknologi apapun, membuat sulah nyada tetap abadi dan terus
berdiri kokoh.

Keberadaan bangunan tradisional unik seperti rumah tradisional Banten ini


memang harus diperhatikan dan dilestarikan karena akan menjadi warisan
tanah air untuk anak cucu kelak.
Biaya modal
Perhitungan biaya produksi Rp.

Biaya bahan baku Rp.

Biaya tenaga produksi Rp.

Biaya overhead Rp.

Biaya produksi Rp.

Anda mungkin juga menyukai