Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RUMAH ADAT SELASO JATUH KEMBAR

Oleh :
Nama : Ade Indah Rupaidah
Nim : 2205113761

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha penyayang, penulis


panjatkan puja dan puji syukur Kehadirat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan sukses.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-


nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan Makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang baik. Kemudian apabila banyak
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf sebesar-
besarnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
2.1 Sejarah Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar.......................................2
2.2 Karakteristik Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar..............................2
2.3 Keunikan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar....................................4
2.4 Filosofi Bagian Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar..........................4
2.5 Proses Pembuatan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar......................7
BAB III KESIMPULAN................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti wilayah Indonesia lainnya, provinsi Riau juga memiliki warisan
hunian dari leluhur yang disebut dengan rumah adat Selaso Jatuh Kembar.
Salah satu rumah adat yang terdapat di Pulau Sumatera ini juga disebut
sebagai Balai Salaso Jatuh atau balirung sari, balai penobatan, balai karpatan
dan masih banyak lagi.
Rumah adat satu ini bukanlah sembarang tempat karena sebenarnya rumah
tersebut difungsikan sebagai tempat atau balai yang digunakan untuk
berkumpul bersama. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar menganggap bahwa
bangunan rumah adat ini sangat sakral.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah rumah adat selaso jatuh kembar?
2. Bagaimana karakteristik rumah adat selaso jatuh kembar?
3. Apa saja keunikan rumah adat selaso jatuh kembar?
4. Apa filosofi bagian rumah adat selaso jatuh kembar?
5. Bagaimana proses pembuatan rumah adat selaso jatuh kembar?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah rumah adat selaso jatuh kembar.
2. Mengetahui karakteristik rumah adat selaso jatuh kembar.
3. Mengetahui keunikan rumah adat selaso jatuh kembar.
4. Mengetahui filosofi bagian rumah adat selaso jatuh kembar.
5. Mengetahui proses pembuatan rumah adat selaso jatuh kembar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
Rumah adat adalah salah satu peninggalan dan bukti kekayaan yang
dimiliki oleh suatu daerah serta menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut,
yang telah menjadi warisan budaya (Andrini, 2021). Rumah adat Selaso Jatuh
Kembar ialah rumah adat Riau yang dijadikan anjungan di Taman Mini
Indonesia Indah.
Pada tahun 1971 Gubernur Riau Arifin Ahmad membentuk tim Sembilan
yang terdiri dari kumpulan para budayawan dan pemikir melayu. Tim
Sembilan memiliki tugas membuat dan mendesain rumah adat Riau untuk
dijadikan anjungan di Taman Mini Indonesia Indah. Untuk itu, tim ini
melakukan riset secara mendalam terhadap budaya Riau kala itu hingga
akhirnya lahirlah rumah adat Riau dengan nama Selaso Jatuh Kembar (Pur,
2021).
Asal mula nama Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar karena bangunan ini
memiliki selaso atau selasar yang jatuh atau lebih rendah dibandingkan
dengan rumah induknya dan dikatakan kembar karena rumah adat ini
memiliki dua selasar yang bentuknya sama (Redaksi PI., 2020).
Rumah adat ini biasa digunakan sebagai tempat pertemuan atau balai
pertemuan sehingga rumah ini tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal
pribadi (Faisal, 2017).
Ada tiga bagian utama pada bangunan ini, yakni selasar, rumah induk, dan
dapur. Selasar ialah bagian paling depan dari rumah yang mana lantainya
lebih rendah dari rumah induk dan dindingnya setengah terbuka; dan
dibedakan menjadi 3 yakni selasar luar, dalam, dan jatuh. Rumah induk
sendiri terbagi menjadi ruang depan, ruang depan dan ruang dalam. Untuk
dapur terdiri dari kilik anak (ruang telo) dan dapur (Zaini, 2017).
2.2 Karakteristik Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
1. Rumah yang Cukup Luas

2
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar merupakan rumah yang cukup
luas dengan beberapa bagian yang dialih fungsikan ruangan tertentu. Pada
rumah tersebut terdapat selaso atau selasar yang cukup luas serta
posisinya menjorok ke dalam dibanding area lainnya.
Rumah ini mempunyai tangga di bagian depan dan belakang yang
letaknya tepat di depan pintu dapur. Selain ruangan dan rumah yang luas,
umumnya setiap rumah adat tersebut memiliki halaman yang cukup lebar
pula. Ruangan yang cukup luas tersebut diberikan sekat yang juga
berguna sebagai pemisah antara ruangan yang satu dengan yang lainnya.
2. Rumah Berbentuk Panggung
Selaso Jatuh Kembar adalah rumah adat yang berbentuk panggung
cukup tinggi. Rumah adat tersebut tidak jauh berbeda pada rumah pada
umumnya namun dari segi fungsi sangatlah berbeda. Terdapat tangga
pada bagian depan rumah yang berguna untuk menghubungkan area luar
untuk masuk ke dalam rumah.
Namun tidak hanya itu, terdapat tangga yang terletak persis di
depan area dapur. Adapun tangga tersebut juga berfungsi sebagai
cerobong asap dan ventilasi udara dapur. Ventilasi tersebut terbuat dari
papan Merbau yang bentuknya jauh lebih tipis dibanding biasanya namun
memiliki kekuatan yang sama.
3. Berfungsi Sebagai Tempat Pertemuan
Pada umumnya rumah adat digunakan sebagai tempat tinggal
masyarakat setempat namun berbeda dengan Selaso Jatuh Kembar. Pada
jaman dahulu rumah tradisional tersebut tidak digunakan sebagai tempat
tinggal melainkan sebagai tempat pertemuan misalnya upacara adat,
musyawarah, rapat desa, penobatan kepala adat, atau acara adat warga
lokal lainnya.
Banyak yang belum tahu bahwa selain sebagai tempat sakral untuk
acara adat, keagamaan serta masyarakat lokal ternyata rumah adat
tersebut juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang. Namun saat

3
ini, warga lokal sudah beralih ke masjid untuk melaksanakan acara-acara
penting baik adat maupun keagamaan.
2.3 Keunikan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
1. Dibangun Dengan Material dari Alam
Yang unik dari rumah adat Selaso Jatuh Kembar adalah material
yang digunakan untuk mendirikan rumah tersebut karena berasal dari
bahan yang sudah tersedia di alam. Untuk atap mereka memanfaatkan
daun rumbia serta daun pinah yang disusun dengan rapi.
Selain itu, untuk mengikat antar daun dan tiang menggunakan tali
rotan. Kemudian papan untuk dinding dan lantai memanfaatkan kayu kuat
dan berkualitas seperti kayu medang, meranti, punak dan merbau.
2. Memiliki Banyak Hiasan
Berikutnya yang unik dari rumah adat ini adalah mempunyai
beragam ukiran yang cantik. Adapun ukuran tersebut menghiasi seluruh
bagian rumah seperti tangga, tiang, jendela, pintu, serta hiasan dinding
lainnya.
2.4 Filosofi Bagian Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
1. Atap
Atap rumah adat Selaso Jatuh Kembar berbentuk kerucut dengan
bahan dasar dedaunan yaitu daun pinah dan rumbai. Daun tersebut
disusun dengan menggunakan alas rotan lalu diikat dengan tali rotan.
Masyarakat dahulu menggunakan bahan alam karena belum akrab dengan
genteng, cara tersebut juga menjadi cara mereka bersyukur atas
pemberian tuhan.
Penggunaan daun rumbia dan pinah bukan hanya untuk kebutuhan
semata melainkan untuk mendapatkan manfaatnya yang dapat
memberikan kesejukan pada ruangan di bawahnya, hingga saat ini, di
beberapa daerah provinsi Riau masih mempertahankan penggunaan daun
pinah dan rumbia sebagai pengganti genteng.
2. Tiang

4
Tiang rumah rumah adat ini memiliki beragam bentuk sesuai
dengan kisah dan kegunaannya masing-masing. Setidaknya terdapat
empat macam tiang yang umum digunakan pada rumah tersebut seperti
segi empat, enam, tujuh, delapan dan sembilan terbuat dari bahan dasar
kayu punak, resak, tembesu dan kulim.
Adapun filosofi pada tiang rumah berbentuk segi empat adalah
gambaran mata angin timur, barat, utara dan selatan. Sedangkan tiang
rumah berbentuk segi enam bermakna rukun iman dalam islam, sementara
segi tujuh melambangkan tujuh tingkatan surga serta neraka.
Lalu segi delapan memiliki arti agar rejeki datang dari berbagai
penjuru rumah dan tiang berbentuk segi sembilan adalah lambang strata
perekonomian seseorang. Terdapat tiang utama dari rumah tersebut yakni
tiang penghulu dan tiang seri. Pada umumnya tiang utama berdiri dalam
jumlah genap dengan tinggi sekitar 1 hingga 2,5m serta jarak antar tiang
sekitar 3m.
3. Tangga
Terdapat tangga di bagian luar rumah adat ini yang dihiasi dengan
ukiran-ukiran indah penuh dengan kenangan. Salah satu ukiran yang
sering ditemui di bagian tangga yaitu ukiran berombak-ombak karena jika
dilihat dari kejauhan bentuknya menyerupai ombak.
4. Ruangan Dalam Rumah
Selanjutnya beralih ke bagian ruang tengah yang dibatasi dengan
sekat sehingga bisa memisahkan antara ruangan yang satu dengan
lainnya. Beberapa ruangan yang tercipta dari adanya sekat tersebut adalah
ruangan untuk berkumpul para tetua, ruangan para laki-laki dan
perempuan.
Lalu ada pula ruangan yang disebut dengan anjungan dan berfungsi
sebagai tempat tidur para tokoh atau golongan tertentu. Selain sebagai
tempat berkumpul dan kegiatan adat, nyatanya rumah tersebut juga
dimanfaatkan sebagai ruang penyimpanan. Beberapa benda akan

5
disimpan merupakan perlengkapan untuk acara adat seperti alat tari juga
peralatan musik.
Selain ruangan yang telah disebutkan di atas, bagian rumah yang
tidak kalah penting yaitu dapur. Ruangan untuk memasak ini letaknya
berada di bagian belakang untuk memasak yang menggunakan ventilasi
udara dari kayu Merbau. Bagian tersebut dikenal dengan Singap atau
Bidai yang dibuat berdasarkan arah mata angin.
5. Makna Ukiran
Ukiran yang terdapat pada rumah adat Selaso Jatuh Kembar
dilengkapi dengan berbagai macam lukisan indah. Masyarakat setempat
menyebut ukiran pada rumah adat ini dengan itik sekawan. Adapun
makna ukiran tersebut yaitu menggambarkan keselarasan dalam hidup,
kompak, damai, hidup secara berdampingan serta selalu bersama hingga
akhir.
Ukiran dengan corak itik sekawan ini umumnya terdapat di bagian
dinding serta bentuk yang cukup unik yakni menyerupai itik yang sedang
berjalan serta berbaris rapi. Corak itik sekawan ini juga sering disebut
sebagai itik pulang.
Selanjutnya terdapat ukiran yang diberi nama pucuk rebung karena
menyerupai tunas. Pucuk rebung terbagi menjadi empat dengan makna
berbeda-beda, yang pertama yaitu pucuk rebung kaluk paku yang
bermakna gotong royong dan saling membantu antar masyarakat, lalu
pucuk rebung bertunas yang maknanya menghilangkan dahaga dan lapar
atau masalah setiap harinya.
Kemudian ada ukiran pucuk rebung sekuntum yang memiliki arti
musyawarah hingga mencapai mufakat untuk hajat orang banyak.
Sedangkan pucuk rebung yang terakhir yaitu Sirih Tunggal yang
menggambarkan pengusiran barang negatif, celaka, penghalang serta
kesialan yang dapat terjadi dimana dan kapan saja.
Berikutnya corak berombak atau lebah gantung yang letaknya
berada di bawah tangga yang bermakna manusia harus bermanfaat untuk

6
sesama seperti halnya lebah. Lalu ukiran bentuk semut beriring yang
selalu rukun, rajin, teguh pendiriannya serta saling tolong menolong. Dan
terakhir corak awan larak sebagai simbol kelancaran rejeki.
2.5 Proses Pembuatan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
1. Menentukan dan Pengukuran Lahan
Bagian paling penting ketika membangun rumah yaitu mencari dan
menghitung lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal.
Sebaiknya pilih lahan yang luas mengingat rumah adat satu ini cukup
luas.
2. Menyiapkan Material Bangunan
Rumah adat Selaso Jatuh Bentar menggunakan material bangunan
yang berasal dari alam. Adapun bahan-bahan yang harus disiapkan yaitu
kayu-kayu, rotan, tali rotan serta dedaunan untuk atap.
3. Membuat Pondasi, Memasang Kerangka Dinding, Lantai dan Atap
Berikutnya yaitu pemasangan pondasi dengan menggunakan kayu
kuat da n berkualitas agar bertahan lebih lama. Setelah pondasi berdiri
berikutnya yaitu memasang kerangka rumah dengan menghubungkan
satu-persatu kayu lainnya. Usai memasang kerangka yaitu membuat
lapisan lantai.
Atap menjadi bagian paling akhir dipasang karena letaknya tinggi
sehingga membutuhkan bantuan atau tumpuan untuk mengambilnya.
Seperti yang telah disebutkan bahwa atap rumah adat ini menggunakan
daun yang juga tahan lama.

7
BAB III
KESIMPULAN
Asal mula nama Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar karena bangunan ini
memiliki selaso atau selasar yang jatuh atau lebih rendah dibandingkan
dengan rumah induknya dan dikatakan kembar karena rumah adat ini
memiliki dua selasar yang bentuknya sama (Redaksi PI., 2020).
Rumah adat ini biasa digunakan sebagai tempat pertemuan atau balai
pertemuan sehingga rumah ini tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal
pribadi (Faisal, 2017).
Ada tiga bagian utama pada bangunan ini, yakni selasar, rumah induk, dan
dapur. Selasar ialah bagian paling depan dari rumah yang mana lantainya
lebih rendah dari rumah induk dan dindingnya setengah terbuka; dan
dibedakan menjadi 3 yakni selasar luar, dalam, dan jatuh. Rumah induk
sendiri terbagi menjadi ruang depan, ruang depan dan ruang dalam. Untuk
dapur terdiri dari kilik anak (ruang telo) dan dapur (Zaini, 2017).

8
DAFTAR PUSTAKA
Andrini, N. (2021). Mengenal lebih dekat Riau. Indonesia Traveller.
https://indonesiatraveler.id/mengenal-lebih-dekat-rumah-adat-riau/
Budaya Nusantara. (2018). Artikel Rumah adat Riau : Rumah Selaso Jatuh Kembar
beserta Gambarnya. Budaya Nusantara.
Faisal, F. Al. (2017). Mengenal Rancangan Bangun Rumah Adat Di Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kemendikbud. (2017). Rumah Adat Nusantara (Badan Peng, Issue November
2018).
Kompas.com. (2021). Rumah Salaso jatuh Kembar, Rumah Adat Khas Provinsi
Riau. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/14/160000669/rumah-salaso-
jatuh-kembar-rumahadat-khas-provinsi-riau
Zaini, M. (2017). Mengenal Rumah Melayu Riau (M. Jaruki (Ed.)). Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Anda mungkin juga menyukai