Anda di halaman 1dari 24

UNSUR KEBUDAYAAN BANDA ACEH

(Kelompok 7)

MAKALAH

Disusun Oleh :
Puteri Keumala Sari (220502067)
Putri Mauna Al-ghina (220502032)
Risma Wardani (220502035)
Syarah Ananda Effendi (220502027)
Syndy Lestari (220502063)

Mata Kuliah :
Pengantar Ilmu Budaya dan Humaniora
Dosen Pengampu :
Achmad Zaky, M.A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
TAHUN 2023

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ilmu
Budaya dan Humaniora dengan judul “Unsur Kebudayaan Banda Aceh”.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Zaky, M.A
selaku dosen pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Budaya dan Humaniora yang
telah memberikan kami tugas kelompok membuat makalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan dari berbagai
pihak. Kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Banda Aceh, 19 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sistem Keagamaan.......................................................................................3
B. Sistem Bahasa..............................................................................................3
C. Sistem Pengetahuan dan Pendidikan............................................................3
D. Sistem Kemasyrakatan.................................................................................8
E. Sistem Teknologi dan Peralatan...................................................................9
F. Sistem Kesenian.........................................................................................10
G. Sistem Mata Pencaharian...........................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. KESIMPULAN..........................................................................................15
B. SARAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilihat dari sisi kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan
beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-
budaya melayu, karena letak Aceh yang strategis dan merupakan jalur
perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya
yang ada sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur
Tengah dan Aceh sendiri.
Aceh merupakan salah satu wilayah Indonesia yang letaknya berada di
bagian paling ujung sendiri dari rangkaian kepulauan Nusantara. Aceh atau
yang juga dikenal dengan Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suku
pribumi yang memiliki akar sejarah istimewa bagi Indonesia. Aceh juga
mendapat julukan Serambi Mekkah, hal ini dikarenakan Aceh memiliki nilai
ideologis islam yang melekat dan begitu kental dalam kehidupan
masyarakatnya.
Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal menerima agama
Islam. Oleh sebab itu provinsi ini dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah",
maksudnya "Pintu Gerbang" yang paling dekat antara Indonesia dengan
tempat dari mana agama tersebut berasal. Agama islam lebih menonjol dalam
segala bentuk dan manivestasi di dalam masyarakat, biarpun pengaruh adat
tidak hilang sama sekali. Pengaruh agama terhadap kehidupan masyarakat
sangat berhubungan dengan kerohanian dan kepribadian seseorang yang
mempengaruhi sifat kekeluargaan seperti pernikahan, harta waris, dan
kematian. Dengan berlakunya syariah islam di Aceh, maka seluruh
pelanggaran antara orang-orang maupun golongan lebih banyak diputuskan
berdasarkan hukum islam.

1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu kebudayaan?


2. Bagaimana teori terjadinya kebudayaan di Aceh?
3. Apa saja kebudayaan di Aceh?
4. Apa manfaat dari mengenal kebudayaan Aceh?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
2. Untuk mengetahui teori terjadinya kebudayaan di Aceh.
3. Untuk mengetahui apa saja kebudayaan yang ada di Aceh.
4. Untuk mengetahui manfaat dari mengenal kebudayaan Aceh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Keagamaan Aceh


Menurut sejarahnya, Aceh adalah daerah di Indonesia yang pertama kali
masuk agama Islam yang dapat berkembang subur, sehingga berhasil
membentuk masyarakat Islam yang kuat dan patuh menjalankan ajaran-ajaran
Islam hingga sekarang. Karena itu, segala tingkah laku masyarakat harus
disesuaikan dengan unsur-unsur agama/syariah Islam.
Agama Islam lebih menonjol dalam segala bentuk dan manifestasinya
di dalam masyarakat, biarpun pengaruh adat tidak hilang sama sekali.
Pengaruh agama Islam terhadap kehidupan masyarakat sangat erat
hubungannya dengan kerohanian dan kepribadian seseorang, sehingga agama
itu telah mempengaruhi sifat kekeluargaan seperti perkawinan, harta waris,
kematian dan lain-lain.
Dengan berlakunya syariah Islam di Aceh, maka seluruh pelanggaran
orang-perorangan maupun golongan lebih banyak diputuskan berdasarkan
hukum Islam. Lembaga yang mengadili perkara-perkara itu adalah Peradilan
Agama Islam. Maka tiada berlebihan kiranya jika daerah Aceh mendapat
sebutan ”Serambi Mekah”. Namun, di Aceh terdapat juga beberapa gereja.

B. Sistem Bahasa
Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan luas
wilayahnya pun tidak terlalu besar juga. Dengan demikian Provinsi Aceh
memiliki beragam bahasa kebudayaan. Untuk Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh
Pidie itu memakai Bahasa Aceh. Akan tetapi, ada logat dan beberapa
bahasanya yang sedikit berbeda arti dan cara bacanya.

C. Sistem Pengetahuan dan Pendidikan

3
Suku Aceh memiliki sistem pengetahuan yang mencangkup tentang
fauna, flora, bagian tubuh manusia, gejala alam, dan waktu. Mereka
mengetahui dan memiliki pengetahuan itu dari dukun dan orang tua adat.
Pendidikan agama di Aceh merupakan pendidikan yang universal bagi
setiap anak sejak umur 7 tahun. Pertama mengikuti pendidikan di meunasah
(Madrasah). Setelah di Madrasah mereka melanjutkan di pesantren sampai
berumur 15 tahun keatas.
Disamping pendidikan agama disediakan juga pendidikan umum, yang
dimaksudkan pendidikan yang berada dibawah pengawasan departemen
pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan umum sudah ada sejak zaman
Belanda dan lebih meningkat sejak Kemerdekaan Indonesia. Sejak itu di
Aceh setiap mukim didirikan sebuah sekolah dasar sedangkan di setiap
kecamatan didirikan sekolah menengah pertama, kemudian sejak tahun 1957
didirikan sekolah menengah atas di kabupaten-kabupaten. Sedangkan untuk
melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi) kebanyakan dari
mereka pergi ke Jawa. Sebagian yang lain melanjutkan di Unversitas Syiah
Kuala yang berdiri dari tahun 1959.

1. Suku Adat Aceh


Aceh terdiri dari berbagai suku dan marga yang mendiami tempat
ini. Seperti Suku Aceh, Suku Alas, Suku Tamiang, Suku Gayo, Suku Ulu,
Suku Singkil, Suku Simelu, Suku Jamee, Suku Ulet dan lain sebagainya.
Berbagai suku yang mendiami Aceh ini hidup secara berdampingan dan
mewarnai keindahan corak budaya yang ada di Aceh tersebut.
2. Makanan Adat NAD

Makanan adat yang biasa disajikan masyarakat Aceh memiliki corak


yang mirip dengan masakan India. Di antaranya seperti roti canai dan gulai
atau kerambi kering. Ada juga makanan yang berbahan dasar ikan atau yang
dikenal dengan nama eungkot paya.

Makanan Khas Aceh:


 Manisan pala
 Sanger
 Pisang Sale
 Kembang loyang
 Lepat
 Rujak Aceh
 Keumamah
 Kue Bhoi
 Bohromrom
 Meuseukat
3. Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Aceh merupakan peninggalan dari sejarah Kerajaan


Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai. Untuk pakaian adat pria dikenal
dengan nama baju Linto Baro, sedangkan untuk pakaian adat wanitanya
dikenal dengan nama Daro Baro.
Pakaian adat Aceh ini biasanya digunakan pada saat-saat istimewa
saja, seperti upacara adat atau acara-acara pemerintahan lainnya. Pakaian
adat pria sendiri merupakan perpaduan dari beberapa bagian. Mulai dari
bagian atas yang disebut Meukasah dan celana atau bagian bawahannya
disebut cekak musang atau ada juga yang menyebutnya dengan nama celana
sileuweu.
Sedangkan untuk pakaian adat wanitanya merupakan perpaduan dari
baju atasan yang berbentuk baju kurung berlengan panjang dengan kerah
baju yang bergaya seperti kerah baju pakaian China. Sedangkan bagian
bawahnya juga mengenakan celana cekak musang.
Pakaian adat Aceh yang merupakan salah satu dari kebudayaan Aceh
ini biasa dikenakan dalam pertunjukan panggung di acara bergengsi dengan
jajaran pakaian adat lainnya untuk memperkenalkan keanekaragaman
budaya bangsa yang wajib dilestarikan.
4. Upacara Adat Perkawinan Aceh

Ada beberapa upacara adat yang merupakan tradisi masyarakat Aceh


seperti upacara perkawinan. Upacara perkawinan di Aceh diselenggarakan
dengan berbagai tahapan, mulai dari tahapan melamar calon pengantin
wanita, tunangan, pesta pelaminan, penjemputan mempelai wanita, hingga
penjemputan mempelai pria.

5. Upacara Peusijuek

Upacara adat yang ada di Aceh bukan hanya upacara yang digelar
dalam acara perkawinan saja, masih ada lagi seperti upacara peusijuek yang
merupakan tradisi memercikkan air yang dicampur dengan tepung tawar
kepada seseorang yang sedang mempunyai hajat tertentu.
6. Meugang

Tradisi 'Meugang' atau juga dikenal dengan sebutan Makmeugang,


Haghi Mamagang, Uroe Meugang, atau Uroe Keuneukoh. Meugang dalam
bahasa Aceh memiliki arti 'gang'. Yang dimaksud gang di sini adalah pasar
yang tidak ramai dikunjungi kecuali saat mendekati bulan Ramadhan, Idul
Fitri, dan Idul Adha. Alhasil, muncullah istilah "Makmu that gang nyan"
(makmur sekali pasar itu) atau Makmeugang.
Tradisi Meugang Dalam Masyarakat Aceh:Sebuah Tafsir Agama
dalam Budaya oleh Marzuki (2014), tradisi meugang adalah sebuah tradisi
makan daging bersama sebelum memulai puasa Ramadhan serta lebaran
Idul Fitri dan Idul Adha.

D. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kesatuan hidup setempat yang terkecil disebut Gampong
(Kampung atau Desa) yang dikepalai oleh seorang geucik atau kecik. Dalam
setiap gampong ada sebuah meunasah (Madrasah) yang dipimpin seorang
Imeum Meunasah. Kumpulan dari beberapa gampong disebut mukim yang
dipimpin oleh seorang Ulee Balang, yaitu para panglima yang berjasa kepada
sultan. Kehidupan sosial dan keagamaan disetiap gampong dipimpin oleh
pemuka-pemuka adat dan agama, seperti Imeum Meunasah, Teungku Khatib,
Tengku Bile, dan Tuha Peut (Penasehat Adat).
E. Sistem Teknologi dan Peralatan
Orang Aceh terkenal sebagai prajuri-prajurit tangguh penentang
penjajah, dengan bersenjatakan Rencong, Ruduh (Kelewang), Keumeurah
Paneuk (Bedil berlaras pendek), Peudang (Pedang), dan Tameung (Tameng).
Senjata-senjata tersebut umumnya dibuat sendiri.
Sampai sekarang modernisasi dalam bidang teknologi banyak kelihatan,
terutama pada masyarakat yang tinggal di pedalaman. Namun demikian, akhir
akhir ini telah mulai ada reaksi terhadap anjuran-anjuran pemerintah untuk
menggunakan teknologi modern dalam hal pertanian, seperti pupuk buatan,
penyemprotan hama dan lain sebagainya.
Mereka juga memiliki pabrik-pabrik perindustrian yang digunakan
untuk mengolah hasil-hasil perkebunan mereka seperti hasil perkebunan
kelapa sawit, tebu, tembakau, karet dan lain sebaginya sehingga dapat
dikatakan bahwa teknologi yang mereka miliki saat ini tidak kalah dengan
daerah-daerah yang lain bahkan juga bisa dikatakan lebih maju dari daerah-
daerah yang lain.
Dengan singkat, potensi untuk pembangunan daerah orang Aceh, yang
untuk sementara terletak dalam sektor pertanian, cukup ada. Sedangkan untuk
sector-sektor perumahan penduduk atau pembangunan itu perlu ditingkatkan.

1. Senjata Tradisional Aceh

Senjata tradisional Suku Aceh dikenal dengan nama Rencong.


Rencong sendiri merupakan senjata yang memiliki ukuran relatif kecil
berbentuk sejenis keris yang mulai dipakai oleh Suku Aceh sejak zaman
kesultanan Aceh. Selain Rancong, ada juga Siwah dan Peudeung yang juga
merupakan  senjata adat Suku Aceh. Pegangan rencong biasanya terbuat
dari

10
besi yang bertulisan ayat-ayat Al-Quran. Selain rencong, terdapat pula
kesenian tradisional lainnya, yaitu Pedang Daun tebu (Digunakan oleh
Panglima Perang) dan Rendeuh (Digunakan Prajurit).

Senjata Tradisional Aceh:


 Rencong Meupucok
 Rencong Meucugek
 Rencong Meukuree
 Rencong Pudoi
 Siwah
 Peudeung

F. Sistm Kesenian
Wilayah Aceh kaya akan tradisi dan budaya. Lagu daerahnya yaitu
“Piso Suri” Bungong Jeumpa”. Tarian dari daerah ini antara lain Tari Seudati,
Tari Saman, Tari Meusekat, Tari Ular-Ular, Tari Guel Randai. Tari Seudati
merupakan tari yang paling terkenal, bahkan ke mancanegara. Tari ini
dimainkan oleh beberapa orang. Keunikan tarian ini yaitu ketangkasan,
kecepatan, dan kekompakan para penarinya.
Seni hias khas Aceh yaitu bentuk pilin berganda. Seni hias ini biasa
digunakan pada ukiran kain tenun. Bentuk pilin berganda terdiri atas susunan
lima huruf.
Rumah adat daerah aceh adalah Rumoh Aceh. Rumoh Aceh ini
berbentuk Rumah Panggung yang terbuat dari kayu meranti. Rumoh aceh
terdiri atas tiga serambi yaitu Seuramoe Keu (Serambi Deoan), Rumah Inong
(Serambi Tengah), dan Seuramoe Likot (Serambi Belakang). Selain itu,
terdapat pula rumah adat untuk menyimpan padi (Lumbung Padi), yaitu
Krong Pade atau Berandang. Selain itu, ada juga makanan khas. Makanan
khas tersebut antara lain gulai, timpan, daging masak pedas, dan masak udang
cumi.
11
1. Rumah Adat Aceh Krong Bade

Rumah adat Aceh sendiri dikenal dengan nama Rumoh Aceh atau
Krong Bade. Ada beberapa hal yang unik dan menjadi ciri khas dari rumah
adat Aceh ini. Salah satunya bentuk rumah yang seperti panggung dengan
berjarak sekitar 2,5 sampai 3 meter dari atas tanah.
Keseluruhan bangunan rumah adat ini juga dibangun dengan
menggunakan kayu. Sedangkan atapnya berasal dari anyaman Daun Enau
atau Daun Rubia. Hal yang menjadikan rumah adat ini semakin unik adalah
dari segi penggunaannya, seperti bagian kolong rumah yang digunakan
sebagai tempat menyimpan bahan-bahan makanan sedangkan bagian atas
atau panggungnya digunakan sebagai tempat istirahat atau penerima tamu.
Masih ada satu lagi yang menjadi keunikan mendalam dari Aceh ini
yaitu terletak pada jumlah anak tangga yang mengantarkan pada ruang
utama atau panggung. Anak tangga tersebut sengaja dibuat ganjil yang
dimaksudkan sebagai simbol nilai religius Suku Aceh. Selain itu rumah
adat yang merupakan 10 kebudayaan Aceh ternama ini juga mempunyai
kesan yang khas nama-nama setiap bagian rumah dengan fungsinya masing-
masing.
Seperti Seuramoe Teungoh yang merupakan bagian ruangan depan
sebagai ruangan khusus keluarga, Seuramoe Keue yang difungsikan sebagai
tempat menerima tamu, serta Seurameo Likot yang difungsikan sebagai
dapur.

12
2. Tarian Adat Nanggroe Aceh Darussalam

Tarian Tradisional yang Berasal Dari Aceh:


 Tari Laweut Aceh.
 Tari Tarek Pukat.
 Tari Bines.
 Rapai Geleng.
 Tari Ula-ula Lembing.
 Tari Ratoh Duek Aceh.
 Tari Ranup Lampuan

3. Lagu Daerah Aceh


Aceh mempunyai beberapa lagu daerah yang nyaman didengarkan
sebagai teman bersantai seperti Bungong Jeumpo dan Piso Surit.

Macam macam lagu daerah Aceh:


 Bungong Jeumpa.
 Aceh Lon Sayang.
 Aneuk Yatim.
 Sepakat Segenap.
 Lembah Alas.

Adanya berbagai kebudayaan yang dimiliki, membuat Aceh menjadi


salah satu wilayah bagian Indonesia yang cukup terkenal dengan nilai
kereligiusannya.
G. Sistem Mata Pencaharian
Sejak zaman dahulu provinsi Nanggroe Aceh Darusalam merupakan
salah satu provinsi terkaya di Indonesia. Kesuburan tanahnya telah
menghasilkan berbagai komunitas pertanian unggulan. Misalnya, padi sayur
sayuran dan buah buahan.

1. Bercocok Tanam
Kebanyakan orang-orang Aceh umumnya hidup sebagai petani.
Sektor perkebunan memberi hasil yang melimpah. Hasil perkebunan
tersebut diantaranya tembakau, kelapa sawit, kopi, karet, kapuk, lada, tebu,
tembakau, nilam, kacang mede dan pinang. Daerah perkebunan utamanya
terdapat di daerah kebupaten Aceh Timur. Di kabupaten ini pula
dikembangkan industri-indutri perkebunan.

2. Peternakan Sapi dan Kerbau


Peternakan sapi dan kerbau banyak dilakukan penduduk di Aceh.
Hampir setiap rumah penduduk kelihatanya memiliki sapi maupun kerbau.
Kebanyakan dari peternak-peternak itu mempunyai tugas khusus untuk
menarik bajak, sedangkan fungsi lainya adalah sekedar untuk disembelih
maupun dijual.

3. Berdagang.
Perdagangan merupakan aktivitas terpenting masyarakat Aceh. Yang
menjadi objek perdagangan adalah hasil sawah yang berupa padi dan
binatang ternak seperti sapi dan kerbau. Dari penjualan padi itu mereka
belikan bermacam-macam kebutuhan lain. Bagi yang mempunyai hasil
ladang, hasilnya itu mereka jadikan sebagai alat untuk menambah
penghasilan. Mata uang boleh dikatakan telah mereka kenal sejak dulu. Pada
saat ini mereka telah dapat mempergunakan bank sebagai tempat
penyimpanan uang dan telah mengenal sistem pembayaran dengan
menggunakan cek.
14
4. Perindustri
Perindustrian juga sudah sejak lama dibangun di Aceh. Industri
pupuk juga telah lama berkembang dan sekarang menjadi salah satu industri
terbesar di Aceh. Pupuk yang dihasilkan itu seperti pupuk AAF dan PIM.
Selain itu, terdapat pula ribuan industri rumah tangga. Dikabupaten Aceh
Timur terdapat beberapa kawasa industri. Industri yang dikembangkan
antara lain industri kayu lapis, pabrik lem, pabrik kertas, pabrik minyak
kelapa sawit dan pengolahan hasil bumi lainya.

5. Nelayan
Di provinsi ini juga ada kawasan perairan yang kaya akan sumber
daya ikan. Sepanjang pantai timur, pantai utara dan pantai barat merupakan
perairan potensial untuk wilayah perikanan. Hasil-hasil perikanannya
berupa ikan air laut, ikan air tawar dan udang. Sehingga sebagian dari
mereka juga bermata pencaharian sebagi nelayan.
Kekayaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam tidak terlepas dari
kandungan bahan mineral yang terdapat di provinsi ini. Minyak mentah, gas
alam cair, emas dan perak merupakan kekayaan bumi Nanggroe Aceh
Darusalam. Gas alam cair ditemukan di kabupaten Aceh Utara tepatnya di
Arun Lhokseumawe. Gas alam cair ini telah diolah oleh PT Arun LNG.
Industri pengolahan gas alam cair ini telah berlangsung sejak 1974.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Budaya adalah sebuah kesenian, tradisi, kebiasaan/adat dari zaman ke
zaman. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya
melayu, karena letak Aceh yang strategis dan merupakan jalur perdagangan
maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada
sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur Tengah
dan Aceh sendiri.
Dari segi keagamaan, bahasa, pengetahuan/pendidikan, kesenian,
teknologi, kemasyarakatan, dan mata pencaharian yang ada di Aceh terdapat
banyak perbedaan dari provinsi-provinsi lainnya. Oleh karena itu, manfaat
dari mengenal kebudayaan adalah untuk memperluas wawasan yang kita
miliki, dan memudahkan kita dalam beradaptasi di kota orang.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan
dan banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan dan pembahasan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi memperbaiki makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahpendidika.blogspot.com/2013/06/makalah-kebudayaan-aceh.html
https://msoecahyo.blogspot.com/2015/02/unsur-kebudayaan-aceh.html
https://perpustakaan.id/budaya-aceh/
https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6619656/meugang-tradisi-makan-daging-
orang-aceh-untuk-sambut-ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai