(Kelompok 7)
MAKALAH
Disusun Oleh :
Puteri Keumala Sari (220502067)
Putri Mauna Al-ghina (220502032)
Risma Wardani (220502035)
Syarah Ananda Effendi (220502027)
Syndy Lestari (220502063)
Mata Kuliah :
Pengantar Ilmu Budaya dan Humaniora
Dosen Pengampu :
Achmad Zaky, M.A
0
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sistem Keagamaan.......................................................................................3
B. Sistem Bahasa..............................................................................................3
C. Sistem Pengetahuan dan Pendidikan............................................................3
D. Sistem Kemasyrakatan.................................................................................8
E. Sistem Teknologi dan Peralatan...................................................................9
F. Sistem Kesenian.........................................................................................10
G. Sistem Mata Pencaharian...........................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. KESIMPULAN..........................................................................................15
B. SARAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari sisi kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan
beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-
budaya melayu, karena letak Aceh yang strategis dan merupakan jalur
perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya
yang ada sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur
Tengah dan Aceh sendiri.
Aceh merupakan salah satu wilayah Indonesia yang letaknya berada di
bagian paling ujung sendiri dari rangkaian kepulauan Nusantara. Aceh atau
yang juga dikenal dengan Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suku
pribumi yang memiliki akar sejarah istimewa bagi Indonesia. Aceh juga
mendapat julukan Serambi Mekkah, hal ini dikarenakan Aceh memiliki nilai
ideologis islam yang melekat dan begitu kental dalam kehidupan
masyarakatnya.
Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal menerima agama
Islam. Oleh sebab itu provinsi ini dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah",
maksudnya "Pintu Gerbang" yang paling dekat antara Indonesia dengan
tempat dari mana agama tersebut berasal. Agama islam lebih menonjol dalam
segala bentuk dan manivestasi di dalam masyarakat, biarpun pengaruh adat
tidak hilang sama sekali. Pengaruh agama terhadap kehidupan masyarakat
sangat berhubungan dengan kerohanian dan kepribadian seseorang yang
mempengaruhi sifat kekeluargaan seperti pernikahan, harta waris, dan
kematian. Dengan berlakunya syariah islam di Aceh, maka seluruh
pelanggaran antara orang-orang maupun golongan lebih banyak diputuskan
berdasarkan hukum islam.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
2. Untuk mengetahui teori terjadinya kebudayaan di Aceh.
3. Untuk mengetahui apa saja kebudayaan yang ada di Aceh.
4. Untuk mengetahui manfaat dari mengenal kebudayaan Aceh.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sistem Bahasa
Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan luas
wilayahnya pun tidak terlalu besar juga. Dengan demikian Provinsi Aceh
memiliki beragam bahasa kebudayaan. Untuk Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh
Pidie itu memakai Bahasa Aceh. Akan tetapi, ada logat dan beberapa
bahasanya yang sedikit berbeda arti dan cara bacanya.
3
Suku Aceh memiliki sistem pengetahuan yang mencangkup tentang
fauna, flora, bagian tubuh manusia, gejala alam, dan waktu. Mereka
mengetahui dan memiliki pengetahuan itu dari dukun dan orang tua adat.
Pendidikan agama di Aceh merupakan pendidikan yang universal bagi
setiap anak sejak umur 7 tahun. Pertama mengikuti pendidikan di meunasah
(Madrasah). Setelah di Madrasah mereka melanjutkan di pesantren sampai
berumur 15 tahun keatas.
Disamping pendidikan agama disediakan juga pendidikan umum, yang
dimaksudkan pendidikan yang berada dibawah pengawasan departemen
pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan umum sudah ada sejak zaman
Belanda dan lebih meningkat sejak Kemerdekaan Indonesia. Sejak itu di
Aceh setiap mukim didirikan sebuah sekolah dasar sedangkan di setiap
kecamatan didirikan sekolah menengah pertama, kemudian sejak tahun 1957
didirikan sekolah menengah atas di kabupaten-kabupaten. Sedangkan untuk
melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi) kebanyakan dari
mereka pergi ke Jawa. Sebagian yang lain melanjutkan di Unversitas Syiah
Kuala yang berdiri dari tahun 1959.
5. Upacara Peusijuek
Upacara adat yang ada di Aceh bukan hanya upacara yang digelar
dalam acara perkawinan saja, masih ada lagi seperti upacara peusijuek yang
merupakan tradisi memercikkan air yang dicampur dengan tepung tawar
kepada seseorang yang sedang mempunyai hajat tertentu.
6. Meugang
D. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kesatuan hidup setempat yang terkecil disebut Gampong
(Kampung atau Desa) yang dikepalai oleh seorang geucik atau kecik. Dalam
setiap gampong ada sebuah meunasah (Madrasah) yang dipimpin seorang
Imeum Meunasah. Kumpulan dari beberapa gampong disebut mukim yang
dipimpin oleh seorang Ulee Balang, yaitu para panglima yang berjasa kepada
sultan. Kehidupan sosial dan keagamaan disetiap gampong dipimpin oleh
pemuka-pemuka adat dan agama, seperti Imeum Meunasah, Teungku Khatib,
Tengku Bile, dan Tuha Peut (Penasehat Adat).
E. Sistem Teknologi dan Peralatan
Orang Aceh terkenal sebagai prajuri-prajurit tangguh penentang
penjajah, dengan bersenjatakan Rencong, Ruduh (Kelewang), Keumeurah
Paneuk (Bedil berlaras pendek), Peudang (Pedang), dan Tameung (Tameng).
Senjata-senjata tersebut umumnya dibuat sendiri.
Sampai sekarang modernisasi dalam bidang teknologi banyak kelihatan,
terutama pada masyarakat yang tinggal di pedalaman. Namun demikian, akhir
akhir ini telah mulai ada reaksi terhadap anjuran-anjuran pemerintah untuk
menggunakan teknologi modern dalam hal pertanian, seperti pupuk buatan,
penyemprotan hama dan lain sebagainya.
Mereka juga memiliki pabrik-pabrik perindustrian yang digunakan
untuk mengolah hasil-hasil perkebunan mereka seperti hasil perkebunan
kelapa sawit, tebu, tembakau, karet dan lain sebaginya sehingga dapat
dikatakan bahwa teknologi yang mereka miliki saat ini tidak kalah dengan
daerah-daerah yang lain bahkan juga bisa dikatakan lebih maju dari daerah-
daerah yang lain.
Dengan singkat, potensi untuk pembangunan daerah orang Aceh, yang
untuk sementara terletak dalam sektor pertanian, cukup ada. Sedangkan untuk
sector-sektor perumahan penduduk atau pembangunan itu perlu ditingkatkan.
10
besi yang bertulisan ayat-ayat Al-Quran. Selain rencong, terdapat pula
kesenian tradisional lainnya, yaitu Pedang Daun tebu (Digunakan oleh
Panglima Perang) dan Rendeuh (Digunakan Prajurit).
F. Sistm Kesenian
Wilayah Aceh kaya akan tradisi dan budaya. Lagu daerahnya yaitu
“Piso Suri” Bungong Jeumpa”. Tarian dari daerah ini antara lain Tari Seudati,
Tari Saman, Tari Meusekat, Tari Ular-Ular, Tari Guel Randai. Tari Seudati
merupakan tari yang paling terkenal, bahkan ke mancanegara. Tari ini
dimainkan oleh beberapa orang. Keunikan tarian ini yaitu ketangkasan,
kecepatan, dan kekompakan para penarinya.
Seni hias khas Aceh yaitu bentuk pilin berganda. Seni hias ini biasa
digunakan pada ukiran kain tenun. Bentuk pilin berganda terdiri atas susunan
lima huruf.
Rumah adat daerah aceh adalah Rumoh Aceh. Rumoh Aceh ini
berbentuk Rumah Panggung yang terbuat dari kayu meranti. Rumoh aceh
terdiri atas tiga serambi yaitu Seuramoe Keu (Serambi Deoan), Rumah Inong
(Serambi Tengah), dan Seuramoe Likot (Serambi Belakang). Selain itu,
terdapat pula rumah adat untuk menyimpan padi (Lumbung Padi), yaitu
Krong Pade atau Berandang. Selain itu, ada juga makanan khas. Makanan
khas tersebut antara lain gulai, timpan, daging masak pedas, dan masak udang
cumi.
11
1. Rumah Adat Aceh Krong Bade
Rumah adat Aceh sendiri dikenal dengan nama Rumoh Aceh atau
Krong Bade. Ada beberapa hal yang unik dan menjadi ciri khas dari rumah
adat Aceh ini. Salah satunya bentuk rumah yang seperti panggung dengan
berjarak sekitar 2,5 sampai 3 meter dari atas tanah.
Keseluruhan bangunan rumah adat ini juga dibangun dengan
menggunakan kayu. Sedangkan atapnya berasal dari anyaman Daun Enau
atau Daun Rubia. Hal yang menjadikan rumah adat ini semakin unik adalah
dari segi penggunaannya, seperti bagian kolong rumah yang digunakan
sebagai tempat menyimpan bahan-bahan makanan sedangkan bagian atas
atau panggungnya digunakan sebagai tempat istirahat atau penerima tamu.
Masih ada satu lagi yang menjadi keunikan mendalam dari Aceh ini
yaitu terletak pada jumlah anak tangga yang mengantarkan pada ruang
utama atau panggung. Anak tangga tersebut sengaja dibuat ganjil yang
dimaksudkan sebagai simbol nilai religius Suku Aceh. Selain itu rumah
adat yang merupakan 10 kebudayaan Aceh ternama ini juga mempunyai
kesan yang khas nama-nama setiap bagian rumah dengan fungsinya masing-
masing.
Seperti Seuramoe Teungoh yang merupakan bagian ruangan depan
sebagai ruangan khusus keluarga, Seuramoe Keue yang difungsikan sebagai
tempat menerima tamu, serta Seurameo Likot yang difungsikan sebagai
dapur.
12
2. Tarian Adat Nanggroe Aceh Darussalam
1. Bercocok Tanam
Kebanyakan orang-orang Aceh umumnya hidup sebagai petani.
Sektor perkebunan memberi hasil yang melimpah. Hasil perkebunan
tersebut diantaranya tembakau, kelapa sawit, kopi, karet, kapuk, lada, tebu,
tembakau, nilam, kacang mede dan pinang. Daerah perkebunan utamanya
terdapat di daerah kebupaten Aceh Timur. Di kabupaten ini pula
dikembangkan industri-indutri perkebunan.
3. Berdagang.
Perdagangan merupakan aktivitas terpenting masyarakat Aceh. Yang
menjadi objek perdagangan adalah hasil sawah yang berupa padi dan
binatang ternak seperti sapi dan kerbau. Dari penjualan padi itu mereka
belikan bermacam-macam kebutuhan lain. Bagi yang mempunyai hasil
ladang, hasilnya itu mereka jadikan sebagai alat untuk menambah
penghasilan. Mata uang boleh dikatakan telah mereka kenal sejak dulu. Pada
saat ini mereka telah dapat mempergunakan bank sebagai tempat
penyimpanan uang dan telah mengenal sistem pembayaran dengan
menggunakan cek.
14
4. Perindustri
Perindustrian juga sudah sejak lama dibangun di Aceh. Industri
pupuk juga telah lama berkembang dan sekarang menjadi salah satu industri
terbesar di Aceh. Pupuk yang dihasilkan itu seperti pupuk AAF dan PIM.
Selain itu, terdapat pula ribuan industri rumah tangga. Dikabupaten Aceh
Timur terdapat beberapa kawasa industri. Industri yang dikembangkan
antara lain industri kayu lapis, pabrik lem, pabrik kertas, pabrik minyak
kelapa sawit dan pengolahan hasil bumi lainya.
5. Nelayan
Di provinsi ini juga ada kawasan perairan yang kaya akan sumber
daya ikan. Sepanjang pantai timur, pantai utara dan pantai barat merupakan
perairan potensial untuk wilayah perikanan. Hasil-hasil perikanannya
berupa ikan air laut, ikan air tawar dan udang. Sehingga sebagian dari
mereka juga bermata pencaharian sebagi nelayan.
Kekayaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam tidak terlepas dari
kandungan bahan mineral yang terdapat di provinsi ini. Minyak mentah, gas
alam cair, emas dan perak merupakan kekayaan bumi Nanggroe Aceh
Darusalam. Gas alam cair ditemukan di kabupaten Aceh Utara tepatnya di
Arun Lhokseumawe. Gas alam cair ini telah diolah oleh PT Arun LNG.
Industri pengolahan gas alam cair ini telah berlangsung sejak 1974.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya adalah sebuah kesenian, tradisi, kebiasaan/adat dari zaman ke
zaman. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya
melayu, karena letak Aceh yang strategis dan merupakan jalur perdagangan
maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada
sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur Tengah
dan Aceh sendiri.
Dari segi keagamaan, bahasa, pengetahuan/pendidikan, kesenian,
teknologi, kemasyarakatan, dan mata pencaharian yang ada di Aceh terdapat
banyak perbedaan dari provinsi-provinsi lainnya. Oleh karena itu, manfaat
dari mengenal kebudayaan adalah untuk memperluas wawasan yang kita
miliki, dan memudahkan kita dalam beradaptasi di kota orang.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan
dan banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan dan pembahasan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi memperbaiki makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahpendidika.blogspot.com/2013/06/makalah-kebudayaan-aceh.html
https://msoecahyo.blogspot.com/2015/02/unsur-kebudayaan-aceh.html
https://perpustakaan.id/budaya-aceh/
https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6619656/meugang-tradisi-makan-daging-
orang-aceh-untuk-sambut-ramadhan.