Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUKU MANTE

Oleh :
NAM : SHENNY MELANI
KELAS : X IPS 2
NO. ABSEN : 33

PEMERINTAH KOTA BANJAR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 BANJAR


Terakreditasi “A” (Amat Baik) SK Nomor : 02.00/535/BAP-SM/XI.2010
JL. KH. Mustofa No.1 Kota Banjar, 46314, Telp.(0265) 741192 email:www.sman1banjar.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah tentang “SUKU
MANTE” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada.
Materi -materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa
dalam belajar keanekaragaman sejarah budaya dunia. Serta pembaca juga dapat
memahami nilai - nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Mudah - mudahan dengan pembuatan makalah ini dapat menambah, dapat
memberikan manfaatnya kepada pembaca dan kepada saya sendiri selaku penulis
karena penulisan makalah ini saya ajukan sebagai tugas penunjang.

Banjar, Juni 2022

Penyusn

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Sejarah Suku Mante........................................................................ 3
B. Keberadaan Suku Mante................................................................. 4
C. Karakteristik dari Suku Mante........................................................ 4
D. Kesaksian Warga Aceh yang Pernah Bertemu dengan
Suku Mante
........................................................................................................
........................................................................................................
5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain terkenal dengan ribuan pulau yang tersusun dari Sabang sampai
Merauke, Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri atas banyak
suku. Banyaknya suku yang ada di Indonesia menciptakan keberagaman
budaya yang menjadi ciri khas dari setiap daerah.
Dari ribuan suku yang ada, Suku Mante menjadi satu dari sekian
banyak suku yang menambah kekayaan budaya di Indonesia. Nah, pernahkah
Anda mendengar nama suku yang satu ini? Jika biasanya yang lebih familiar
di telinga Anda adalah beberapa suku besar seperti Suku Jawa, Sunda, Batak,
dan lain sebagainya, namun Suku Mante yang satu ini juga tidak boleh
dilewatkan begitu saja.
Suku Mante adalah sebuah suku yang berada di provinsi paling utara
Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam. Tak hanya Suku Mante, namun
masih ada banyak suku lainnya yang terdapat di berbagai daerah terpencil di
Indonesia.
Akan tetapi, nama suku tersebut akhir-akhir ini sedang banyak
dibicarakan. Suku Mante di gadang-gadang sebagai etnik terawal pembentuk
berbagai macam suku yang ada di Aceh saat ini. Namun sayangnya, informasi
tentang suku tersebut masih sangat terbatas.
Mungkin masih segar di ingatan Anda tentang viralnya video di dunia
maya yang menampilkan sesosok manusia kerdil di hutan Aceh. Terlihat,
seorang manusia kerdil tanpa busana sedang membawa kayu dan berlari
sangat cepat. Kuat dugaan bahwa orang tersebut merupakan salah satu bagian
dari Suku Mante.
Akan tetapi hingga saat ini belum ada data scientific yang menjelaskan
keberadaan dari suku tersebut. Nah, bagi Anda yang masih penasaran dengan
suku satu ini, berikut akan dijelaskan mengenai sejarah hingga karakteristik
yang dimiliki oleh suku tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Sejarah Suku Mante?
2. Bagaimanakah Keberadaan Suku Mante?
3. Bagaimanakah Karakteristik dari Suku Mante?
4. Bagaimanakah Kesaksian Warga Aceh yang Pernah Bertemu dengan
Suku Mante?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Suku Mante.
2. Untuk mengetahui Keberadaan Suku Mante.
3. Untuk mengetahui Karakteristik dari Suku Mante.
4. Untuk mengetahui Kesaksian Warga Aceh yang Pernah Bertemu dengan
Suku Mante.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Suku Mante

Seperti yang diungkapkan oleh sejarawan dari Universitas Syiah


Kuala, yakni Teuku Abdillah, bahwa kata ‘Mante’ diperkenalkan oleh Dr.
Snouck Hurgronje di dalam bukunya yang berjudul ‘The Atjehers’.
Di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Suku Mante tinggal di
perbukitan. Hal mengejutkan terjadi pada pertengahan abad ke-17. Sepasang
Mante laki-laki dan juga perempuan ditemukan dan ditangkap kemudian
ditemukan kepada Sultan Aceh waktu itu.
Namun, mereka tidak mau bicara dan bahkan makan, sehingga kedua
pasangan Mante tersebut pun mati kelaparan. Sementara itu, menurut seorang
sejarawan Aceh, yakni Husaini Ibrahim menjelaskan bahwa Suku Mante
sendiri masuk ke dalam golongan Suku Melayu Tua.
Diperkirakan suku tersebut sudah berada di Aceh sejak 3000 SM. Baru
pada sekitar 1500 SM hadirlah Suku Melayu Muda ke Aceh. Sebelum
akhirnya mereka berlabuh di Aceh besar, mereka terlebih dahulu menyusuri
Thailand.

3
B. Keberadaan Suku Mante

Menurut penuturan dari Husain Ibrahim, Suku Mante ini menghuni


kawasan Aceh besar yakni di perbatasan jantho sampai ke kawasan Tangse
yang berada di Kabupaten Pidie.
Bahkan, diyakini pula bahwa suku tersebut masih ada hubungannya
dengan masyarakat yang tinggal di kawasan pedalaman Aceh Besar atau yang
lebih dikenal dengan Rumoh Duobelah.
Sedangkan, menurut laporan dari Dinas Sosial Provinsi Aceh,
keberadaan dari Suku Mante tersebar di 14 lokasi berbeda di Aceh. Lokasi-
lokasi tersebut diantaranya adalah Samarkilang Bener Meriah, Hutan Kopi
Kayu Lues, Hutan Pamue Aceh, Kaki Gumun Halimuen Pidie dan yang
lainnya.

C. Karakteristik dari Suku Mante

4
Setiap suku yang ada di Indonesia pastinya memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakannya dengan suku lainnya. Entah itu dalam hal
budaya, adat istiadat atau bahkan penampilannya secara fisik.
Nah, Suku Mante ini juga memiliki ciri khas yang membuatnya terlihat
sangat berbeda dengan beberapa suku pada umumnya. Untuk memahami lebih
dalam tentang karakteristik dari suku tersebut, berikut penjelasannya.
1. Terlihat Pada Waktu Subuh
Ada yang unik dari suku satu ini, dimana rata-rata warga melihat
mereka saat subuh, meski ada yang terlihat saat siang hari. Pada waktu
tersebut, Suku Mante akan keluar dari gua tempat tinggal mereka untuk
menyusuri sungai dan mengambil air sungai. Tak hanya itu, mereka juga
sekaligus mencari makanan.
Kemudian, saat petang tiba mereka akan kembali lagi ke gua-gua
atau celah gunung tempat mereka tinggal. Karena tempat tinggalnya itulah
yang membuat Suku Mante sulit untuk ditemukan.
2. Memiliki Kebiasaan yang Unik
Kebiasaan yang dimiliki oleh suku yang satu ini ternyata cukup
unik jika dibandingkan dengan beberapa orang pada umumnya. Jika
umumnya orang biasa akan benci tanah becek justru suku tersebut sangat
menyukai tanah yang becek.
Ternyata, kebiasaan unik yang dimiliki oleh suku tersebut tidak
cukup sampai disitu saja. Suku yang satu ini juga tidak menggunakan api
untuk menjalani berbagai macam kegiatan sehari-hari. Sangat unik bukan?
Padahal api menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia
seperti untuk memasak, menghangatkan tubuh dan lain sebagainya.
3. Sangat Sulit untuk Terdeteksi Keberadaannya
Cukup berbeda dengan beberapa suku lainnya yang ada di
Indonesia, justru Suku Mante sendiri sangat sulit untuk ditemukan. Hal
tersebut karena Suku Mante memiliki koridor tersendiri dengan koridor
satwa. 
Itulah mengapa suku dari pedalaman Aceh yang satu ini tidak bisa
terekam dengan kamera jebakan yang dipasang untuk mengamati aktivitas

5
lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal itu juga yang menjadi alasan
mengapa Suku Mante tidak dapat terdeteksi secara detail dan juga
menyeluruh dimana ia tinggal dan melakukan aktivitasnya sehari-hari.
4. Menghindar Dari Manusia
Sulitnya untuk mendeteksi suku yang satu ini juga sebagai salah
satu upaya untuk menghindar dari manusia. Padahal, suku tersebut
memiliki perawakan yang hampir mirip dengan manusia.
Mereka juga akan selalu terancam jika bertemu dengan orang
asing. Oleh karena itu, suku yang satu ini lebih sering ditemukan sendirian
dari para bergerombol. Meski suku tersebut sangat menghindar dari
manusia, akan tetapi Suku Mante sering mengintai kehidupan manusia.
Akan tetapi, hal tersebut dilakukan semata-mata untuk menjaga
kelestarian sukunya sendiri. Dimana, ada beberapa oknum yang justru
memburu suku ini untuk kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri.
5. Suku Pemakan Segala (Omnivora)
Tak hanya memiliki perawakan yang hampir mirip dengan
manusia, namun suku tersebut juga pemakan segala atau yang juga disebut
dengan omnivora. Saat keluar dari tempat tinggal dan mencari makanan,
mereka akan makan apa saja yang ditemukan. Seperti ayam hutan, ikan,
salak hutan, dedaunan bahkan juga lumut.
6. Mempunyai Bahasanya Sendiri
Sama halnya dengan beberapa suku yang ada di Indonesia, Suku
Mante yang satu ini juga memiliki bahasanya sendiri yang hanya bisa
dipahami oleh sesamanya. Akan tetapi, untuk aksen dan logat yang
dimiliki oleh suku tersebut belum jelas dan belum diketahui secara ini.
Ini karena belum banyak orang yang berinteraksi secara langsung
dengan suku tersebut. Namun, pernah ada warga lokal yang tersesat di
dalam hutan dan hanya ditunjukkan oleh suku ini dengan menggunakan
bahasa isyarat. 
Bahasa isyarat yang dilakukannya dengan menggoreskan kuku di
tanah, kemudian menunjukkan arah mana yang harus dilalui, ke kiri, kanan
atau bahkan lurus.

6
7. Memiliki Kemampuan untuk Bisa Berlari dengan Cepat
Karakteristik unik lainnya yang dimiliki oleh suku tersebut ialah
bisa berlari dengan sangat cepat. Hal tersebut dapat diketahui dari viralnya
rekaman video di media sosial. Di dalam video tersebut, terlihat seorang
dari Suku Mante dengan bentuk fisik yang kerdil berlari dengan kecepatan
yang cukup tinggi dan masuk ke dalam hutan.
Nah, selain bentuk fisiknya yang unik, kecepatannya dalam berlari
juga menjadi karakteristik yang cukup unik yang dimiliki oleh suku
tersebut.
8. Memiliki Bentuk Fisik yang Unik
Cukup berbeda dengan beberapa suku lainnya yang ada di Aceh.
Suku Mante memiliki bentuk fisik yang lebih unik sehingga hal tersebut
membuatnya dapat dibedakan dengan mudah dari suku lainnya.
Dimana, suku yang satu ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil
dan postur tubuh yang lebih membungkuk. Meski memiliki postur tubuh
yang demikian, suku tersebut ternyata sangat lincah. Hal ini diketahui
dalam kemampuannya untuk berlari dengan kecepatan yang tinggi.
Tinggi rata-rata yang dimiliki oleh suku tersebut adalah 60 cm
hingga 70 cm dan tinggi maksimal yang dimilikinya adalah 1
meter. Sementara itu, warna kulit dari Suku Mante ialah warna kulit khas
Suku Melayu, yakni sawo matang dengan bentuk rambut yang lurus.
Tak hanya itu, suku yang satu ini juga memiliki bentuk wajah yang
bulat dengan telinga agak runcing ke atas dan berotot. Suku tersebut
memiliki bentuk telapak kaki seperti manusia pada umumnya. Akan tetapi,
pada bagian ujung jari lebih lebar.
Nah, yang unik dari suku ini adalah ada perbedaan mencolok
antara laki-laki dan perempuan. Dimana perempuan memiliki bulu yang
halus di sekujur tubuhnya sementara laki-laki tidak memilikinya. Bahkan
yang lebih unik lagi, mereka akan membiarkan rambutnya tumbuh panjang
hingga menutupi pantat.

7
9. Hidup Nomaden
Kehidupan yang nomaden (berpindah-pindah tempat) merupakan
salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh orang zaman dulu. Biasanya, hal
tersebut mereka lakukan untuk bisa mencari sumber makanan
terdekat. Pola hidup yang seperti ini nampaknya masih digunakan oleh
Suku Mante.
Meskipun mereka banyak ditemukan di kawasan Aceh Besar, akan
tetapi pola hidup nomaden yang dilakukannya membuat suku tersebut juga
ditemukan di beberapa daerah lainnya. Akan tetapi, saat agama Hindu
mulai masuk ke Indonesia, suku tersebut kemudian pindah ke kawasan
hutan belantara Aceh.
Bahkan, ada juga yang menetap di daerah Aceh Tamiang dan
Gayo. Lalu, saat islam masuk ke Indonesia, Suku Mante pun kembali
pindah ke tempat lain karena suku tersebut tidak mau di islamkan.
10. Menjadi Suku yang Terasingkan
Sangat berbeda dengan beberapa suku Aceh lainnya yang hidupnya
memilih di laut dan menjadi manusia perahu. Suku Mante ini lebih
memilih untuk tinggal di gunung ataupun hutan yang sulit untuk dijamah
oleh manusia.
Hal tersebutlah yang menjadikannya sebagai suku terasing karena
sangat jarang berinteraksi dengan masyarakat Aceh pada umumnya.
Bahkan, karena sifatnya yang sangat tertutup, hal tersebut membuat
aktivitas yang mereka lakukan tidak bisa diketahui secara luas.
11. Masih Ada Hingga Saat Ini
Walaupun suku tersebut tidak sepopuler dengan beberapa suku
lainnya, akan tetapi Suku Mante masih ada hingga saat ini dan berada
sangat jauh di dalam hutan.  Karena mereka sangat jarang berinteraksi
dengan manusia, membuat sebagian besar kalangan dari warga asli Aceh
mengaku belum pernah bertemu dengan suku tersebut.

D. Kesaksian Warga Aceh yang Pernah Bertemu dengan Suku Mante

8
Beberapa waktu lalu, masyarakat Aceh dikejutkan dengan viralnya
sesosok yang diduga kuat adalah Suku Mante. Padahal, suku tersebut
merupakan suku yang terasingkan dan sangat jarang berinteraksi dengan
manusia.
Di dalam video yang viral tersebut terlihat sesosok kecil yang
telanjang dan berlari dengan cepat. Akan tetapi, selain viralnya video tersebut,
ada pula seorang warga Aceh yang pernah bertemu dengan Suku Mante ini
secara langsung. Namanya adalah Fauzan Adhim yang mengaku pernah
berinteraksi dengan suku pedalaman ini pada tahun 2014.
Pada waktu itu, ia tersesat di hutan dan ditolong dengan ditunjukkan
arah. Bahkan, cara suku tersebut menunjukkan jalan keluar dari hutan pun
tidak berbicara secara langsung melainkan dengan menggunakan isyarat. Suku
tersebut menggunakan kukunya untuk menggoreskan garis di atas tanah dan
menunjukkan jalan mana yang harus dilalui. Apakah harus ke kanan, kiri atau
bahkan lurus.
Bahkan, Fauzan juga pernah mengaku bahwa ia pernah menemukan
seorang warga dari Suku Mante dengan jenis kelamin perempuan namun telah
meninggal dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Fauzan bahwa alasan
meninggalnya warga suku ini karena tangannya tertusuk jebakan untuk badak.
Fauzan juga memberikan penjelasan bahwa suku tersebut memiliki
ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 90 sentimeter dengan telapak kaki yang
sama seperti manusia namun bagian ujung jarinya lebih lebar. Suku ini juga
memiliki bentuk telinga yang runcing ke atas, berotot dan memiliki bentuk
wajah yang bulat.
Fauzan juga menjelaskan bahwa Suku Mante yang berjenis kelamin
perempuan memiliki bulu di seluruh tubuhnya sementara pria tidak.

9
“Makanan mereka ikan, ayam hutan, lumut di bebatuan, kumer (salak
hutan), dan dedaunan.” Ungkap Fauzan seperti yang diungkap oleh siaran pers
dan disebarkan oleh Kementerian Sosial, Sabtu (8/4/2014).
Fauzan pun melanjutkan bahwa Suku Mante memiliki kecenderungan
dengan manusia, akan tetapi lebih memilih untuk menghindar dari manusia
karena merasa terganggu. Suku yang satu ini pun lebih sering ditemukan
sendiri.
Meski demikian, ada fakta unik lainnya yang dimiliki oleh Suku
Mante. Dimana, mereka suka mengintai kehidupan manusia, tidak
menggunakan api dalam berbagai macam aktivitas kesehariannya dan juga
lebih suka dengan tanah yang becek. Sangat sulit untuk menangkap mereka
dengan menggunakan kamera trap.
Hal tersebut karena Suku Mante tidak hidup dalam koridor
satwa. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Fauzan pada saat berdiskusi
dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam Pertemuan Forum
Koordinasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Tahun 2017 dengan
tema bahasan Suku Mante.
Di dalam pertemuan tersebut juga hadir Kepala Dinas Sosial Provinsi
Aceh yaitu Al Hudri, Antropolog Universitas Gadjah Mada yakni Prof. Dr.
Sjafri Sairin, Antropolog Universitas Indonesia Prof. Budhisantoso sebagai
pembicara. Adanya Suku Mante tentu menambah keberagaman suku dan
budaya yang ada di Indonesia.
Keunikan yang dimiliki oleh suku tersebut membuatnya memiliki ciri
khas dan karakteristik tersendiri. Hingga saat ini, informasi tentang
keberadaan Suku Mante, bagaimana kebudayaan dan adat istiadat yang
dimilikinya pun masih menjadi misteri.
Namun, tidak sedikit orang yang mengakui bahwa keberadaan suku
yang satu ini memang benar-benar ada. Hanya saja, kehidupannya yang sangat
jauh dengan peradaban manusia pada umumnya membuat Suku Mante
terisolir dan menjadi suku yang terasing.

10
BAB III
PENUTUP

Demikianlah penjelasan tentang Suku Mante dimana istilah Mante ini


sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Dr Snouck Hurgronje, dalam bukunya
yang berjudul De Atjehers. Mante sebenarnya berarti “tingkah kekanak-kanakan
dan kebodoh-bodohan”. Dr Snouck Hurgronje sendiri sebenarnya belum pernah
bertemu dengan sosok Suku Mante yang dimaksud. Semoga bisa menambah
wawasan dan bermaanfaat bagi kita. Terima kasih atas kunjungannya. Salam
manis dari penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Usman, Abdul Rani (2003), Sejarah peradaban Aceh: suatu analisis


interaksionis, integrasi, dan konflik, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-
979-461-428-0, hlm. 14. Diakses 6 Juni 2014.

Lompat ke:a b Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah


(1977), Geografi budaya Daerah Istimewa Aceh, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, hlm. 57. Diakses 6 Juni 2014.

Lompat ke:a b Meuraxa, Dada (1974), Sejarah kebudayaan Sumatra: Aceh,


Sumatra Utara, Melayu Riau, Melayu Jambi, Sumatra Barat, Bengkulu,
Palembang, Lampong, D.l.l., Hasmar, hlm. 12. Diakses 6 Juni 2014.

Usman, Abdul Rani (2003), hlm. 1.

Usman, Abdul Rani (2003), hlm. 12.

Hurgronje, Christiaan Snouck, Soekarno, Soedarso, Indonesian-Netherlands


Cooperation in Islamic Studies (1999), Kumpulan karangan Snouck
Hurgronje, INIS, ISBN 978-979-8116-17-9, hlm. 198. Diakses 6 Juni
2014.

Memperjuangkan masyarakat madani: falsafah dasar perjuangan dan platform


kebijakan pembangunan PK Sejahtera (2008), Majelis Pertimbangan
Pusat PKS, hlm. 161. Diakses 6 Juni 2014.

O'Callaghan, Lauren (2017-03-28). "WATCH: Mysterious figure thought to be a


member of Indonesia's LOST pygmy tribe
spotted". Express.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30
September  2020.

Sutriyanto, Eko, ed. (28 Maret 2017). "Pemerintah Aceh Telusuri Keberadaan


Suku Mante".  Tribunnews.com. Diakses tanggal 30 September 2020.

Yulika, Nila Chrisna (8 April 2017).  "Untuk Apa Kementerian Sosial Mencari
Suku Mante?".  liputan6.com. Diakses tanggal  30 September 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai