Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TENTANG PROVINSI NAGROE ACEH DARUSALAM

TEMA KEBUDAYAAN ACEH TIDAK TERGOYAHKAN

DENGAN ADANYA MODERNISASI.

MATA KULIAH: GEOGRAFI PARIWISATA

DOSEN: PAK JOKO KUNTORO

DISUSUN OLEH:

NAMA: ARIEL ARDI TIPAU

NIM:2192300691

JURUSAN: BINA WISATA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan nafas kehidupan,
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya dengan judul”Makalah Provinsi Nagroe Aceh
Darusalam Dan Kebudayaan Aceh Tidak Tergoyahkan dengan Modernisasi ”.Saya secara pribadi
berharap semoga makalah ini bermanfaat dan khususnya bagi pembaca pada umumnya. Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis berharap bagi pembaca dapat
memberi kritik atau saran yang membagun untuk kesempurnaan makalah ini. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................... i

Daftar isi............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

C. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................iii

A. Aceh ........................................................................................................ 5

B. Ragam adat di aceh.................................................................................7

a. Adat tullah.......................................................................................... 7

b. Adat mahkamah.................................................................................. 7

c. Adat tunah.......................................................................................... 8

C. Budaya di aceh........................................................................................ 9

D. Seni dalam budaya aceh.......................................................................... 10

a. Seudati................................................................................................ 10

b. Laweut................................................................................................ 10

Rumah adat Aceh...................................................................................10

Pakaian adat aceh.................................................................................11

c. Seni rupa dalam budaya aceh.............................................................. 11

d. Seni arsitektur dalam budaya aceh...................................................... 11


E. Upacara perkawinan adat aceh................................................................ 12

f. Daftar nama tempat tujuan wisata aceh..................................................13

a.wisata museum......................................................................................15

b.wisata pantai..........................................................................................17

c.wisata alam.............................................................................................19

d.wisata

g. Gambar Peta provinsi Nagroe Aceh Darusalam......................................23

BAB III PENUTUP........................................................................................ 24

A. Kesimpulan............................................................................................ 25

B. Saran...................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki suku dan budaya yang beraneka ragam.
Masing-masing budaya daerah saling memperngaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan daerah lain
maupun kebudayaan yang berasal dari luar Indonesia. Salah satu kebudayaan tersebut adalah
kebudayaan Aceh. Dilihat dari kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam.
Karena letaknya yang strategis dan juga Aceh merupakan jalur perdagangan, maka kebudayaan Aceh ini
banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya melayu, dan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada
sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budayamelayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri.

Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang melayu dan Timur Tengah, hal ini
menyebabkan wajah-wajah orang Aceh berbeda dengan orang Indonesia yang berada di wilayah lain.
Sistem kemasyarakatan suku bangsa Aceh, mata pencaharian sebagian besar masyarakat Aceh adalah
bertani, tetapi tidak sedikit juga yang berdagang. sistem kekerabatan masyarakat Aceh mengenal Wali,
Karong dan Kaom. Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu Aceh
mendapat julukan Serambi Mekah. Dari struktur masyarakat Aceh dikenal gampong, mukim, nanggroe
dsb.
A. Rumusan masalah

1. Mengetahui suku-suku di aceh?

2. Apa saja ragam adat di aceh?

3. Apa saja ragam budaya di aceh?

4. Apa saja seni dalam budaya aceh?

5. Apa saja tempat destinasi yang ada di aceh?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui suku suku di aceh

2. Untuk mengetahui ragam adat di aceh

3. Untuk mengetahui ragam budaya di aceh

4. Untuk mengetahui seni dalam budaya aceh

5.Untuk mengetahui Tempat wisata yang ada di Aceh


BAB II

PEMBAHASAN

A. ACEH

Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya yang menarik
khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan. Di Provinsi Aceh terdapat delapan suku yaitu:

Suku Aceh

Suku Gayo

Suku Alas

Suku Tamiang

Suku Kluet

Suku Singkil

Suku Aneuk Jamee

Suku Simeulue

Suku Aceh merupakan kelompok mayoritas yang mendiami kawasan pesisir Aceh. Orang Aceh yang
mendiami kawasan Aceh Barat dan Aceh Selatan terdapat sedikit perbedaan kultural yang nampak nya
banyak dipengaruhi oleh gaya kebudayaan Minangkabau. Hal ini mungkin karena nenek moyang mereka
yang pernah bertugas diwilayah itu ketika berada di bawah protektorat kerajaan Aceh tempo dulu dan
mereka berasimilasi dengan penduduk disana. Suku Aceh merupakan suku yang memiliki sejarah
panjang di masa lalu. Sebutan Suku Aceh ditujukan kepada penduduk asli Aceh yang berada di wilayah
Nangroe Aceh Darussalam, suatu provinsi yang berada di paling ujung Pulau Sumatera sebelah utara.

Mayoritas penduduk Suku Aceh adalah beragama Islam dan memiliki kekayaan budaya yang
beragam. Kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki sarat dengan nilai-nilai Islam dan adat-istiadat
setempat. Suku Aceh memiliki rentetan sejarah yang sangat panjang. Nenek moyang Suku Aceh berasal
dari berbagai wilayah di luar Indonesia.Yakni Arab, Melayu, Semenanjung Malaysia, dan India. Tiap-tiap
periode tertentu memiliki ciri khas budaya dari Nenek Moyang yang berbeda. Hal ini terjadi karena
wilayah Aceh menjadi salah satu tempat singgah paling sering dikunjungi bagi para pedagang di seluruh
dunia.Dulu sebelum Islam datang, masyarakat Aceh mayoritas memeluk Agama Hindu. Hal ini dapat
dibuktikan dari beberapa budaya Aceh yang masih memiliki unsur-unsur Hindu dan budaya India.
Namun setelah Agama Islam datang, kebudayaan Aceh mengalami perubahan dan menyesuaikan
dengan kebudyaan Islam.

Suku Gayo dan Alas merupakan suku minoritas yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh Tengah
dan Aceh Tenggara. Kedua suku ini juga bersifat patriakhat dan pemeluk agama Islam yang kuat.

Suku tamiang mendiami enam kecamatan di kabupaten aceh timur, yaitu kecamatan karang baru,
kecamatan kejuruan muda, kota kuala simpang, kecamatan seruay, tamiang hulu dan kecamatan
bendahara.

Suku kluet mendiami dua kecamatan di kabupaten aceh selatan yaitu kecamatan kluet utara dan kluet
selatan. Bahasa sehari hari yang di gunakan adalah bahasa kluet, dan mata pencaharian orang kluet
adalah pada umumnya adalah sebagai petani, berkebun dan berladang.

Suku singkil adalah salah satu suku asal yang terdapat di NAD. Orang singkil mendiami 4 kecamatn, yaitu
kecamatan singkil, simpang kanan, simpan kiri dan kecamatan pulau banyak. Adat istiadat berkembang
dari hasil asimilasi kalangan orang singkil dengan adat aceh, minangkabau, mandailing, dan nias.

Suku aneuk jamee menurut beberapa sumber berasal dari minangkabau, diantaranya daerah riau,
pariaman, lubuk sikaping, dan pasaman. Suku minangkabau ini bermigrasi ke pantai barat aceh di mulai
sejak abad ke 17. Orang orang minangkabau yang datang berdomisili di pesisir barat aceh di anggap
sebagai tamu yang berasimilasi dengan penduduk ssetempat (tamu daam bahasa aceh di sebut jamee).

Suku simeulue pada umumnya mendiami pulau simeulue dan pulau simeulue dan pulau pulau kecil di
sekitarnya. Pulau simeulue terletak di lepas pantai barat NAD di sumatra indonesia. Pulau simeulue
terkenal dengan penghasilan cengkeh, kelapa, kerbau, kayu, sagu dan lain lain. Bahasa simulue terdiri
atas dua bahasa daerah yaitu di sebut bahasa pulau (Ulau).[1]

B. RAGAM ADAT DI ACEH

Adat aceh sebenarnya sangat tinggi nilainya, karena adat tersebut di masa pemerintahan kerajaan Aceh
Darussalam sebagi dasar atau pedoman bagi pemeritahan untuk di jadikan landasan tegakny
pemerintahan serta pelaksananya, karena daat di buat untuk untuk di laksanakan dan menjadi benteng
agama yaitu Agama Islam. Adat aceh lebih dekat dengan unsur syari’at islam maka adat tersebut lebih
bernuansa islami. Adat di Aceh di bagi atas bebrapa bagian (kelompok) yaitu:
· ADAT TULLAH

· ADAT MAHKAMAH

· ADAT TUNAH

a) Adat Tullah

Adat Tullah adalah suatu ketentuan atau suatu persyaratan\ aturan yang berdasarkan\bersumber dari
kitabullah(Al-Quran) dan hadis. Aturan tersebut tidak boleh di rubah-rubah, haus di sosialisasikan |
disyiarkan dalam masyarakat, pada hakikatnya adat tulah ini merupakan unsur dari syariat islam.

b) Adat Mahkamah

Yang termasuk dalam adat mahkamah( adat meukuta alam) anatra lain:

1. Adat/ struktur pemerintahan

2. Adat pemberian gelar

3. Adat berpakaian

4. Adat di bidaang etika/tata krama bermasyarakat.

5. Adat hareukat/penghasilan seperti sungai, hutan, bercocok tanam, besawah dan lain-lainya.

c) Adat tunah

Adat Tunah asal katanya “Tunas” dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Aceh tunah
yang dimaksud dalam ungkapan ini adalah kiasan suatu yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat, umpamanya tunas kayu pada pohon yang akan tumbuh cabang dan pada cabang tumbuh
ranting, begitu juga pada rumpun bambu dan rumpun pisang bahwa pada pangkal pohonnya dalam
rumpun tersebut tumbuh tunas anak bambu atau tunas anak pisang dan berkembang menjadi besar.

Tunas itu berarti suatu adat yang mengalami perubahan atau mengalami pertumbuhan dengan
munculnya adat-adat atau diadakan oleh seseorang secara pribadi untuk menggembirakan kelompok
keluarga kemudian diikuti oleh keluarga lain, yang mengalami kemajuan pesat, acara tersebut menjadi
keharusan/kebiasaan bagi masyarakat setempat. Oleh karena pertumbuhannya itu maka sudah muncul
adat (kebiasaan) baru, kebiasaan baru itulah yang dinamakan Adat Tunah.[2]

A. RUMAH ADAT ACEH

Rumah adat yang dimiliki Suku Aceh dinamakan Krong Bade. Ciri khas dari rumah ini adalah
bentknya yang panggung dengan jarak lantai 2,5 – 3 meter dari atas tanah.Bangunan ini dibangun
menggunakan bahan kayu secara keseluruhan, mulai dari atap, lantai hingga beberapa ornamen-
ornamen yang dihias pada dinding-dinding. Sementara atapnya terbuat dari anyaman daun
enau.Keunikan dari rumah adat aceh ini adalah dari segi fungsinya. Bagian kolong rumah (ruang luas di
sela-sela panggung) difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan persediaan makanan.Sementara
pada bagian atas, atau ruangan rumah difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu,
bermusyawarah, dan digunakan untuk beristirahat dengan pembagian-pembagian ruangan tertentu:

B. Pakaian Adat

Aceh juga memiliki jenis pakaian adat yang dikenakan pada acara-acara tertentu. Pakaian adat aceh
dibedakan menjadi 2 jenis, yakni pakaian adat laki-laki dan pakaian adat perempuan. Masing-masing
pakaian adat tersebut memiliki nama dan ciri khas yang berbeda. Pakaian-pakaian adat ini dipakai pada
acara-acara tertentu saja, seperti acara pernikahan, upacara adat, dll.Untuk pakaian laki-laki, mereka
mengenakan perpaduan pakaian antara baju Meukasah dengan celana Cekak Musang. Baju Meukasah
merupakan pakaian berwarna hitam lengkap dengan pernik-pernik berwarna kuning keemasan.
Sementara Cekak Musang merupakan jenis celana yang longgar dan panjang yang erat sekali dengan
nilai-nilai melayu dan Islam.

Sementara untuk pakaian perempuan, mereka juga mengenakan perpaduan pakaian, yakni baju
Kurung Lengan Panjang dengan celana Cekak Musang. Baju Kurung Lengan Panjang berciri khas longgar
dan tertutup. Sama seperti celana Cekak Musang, baju Kurung Lengan Panjang juga sangat erat dengan
nilai-nilai melayu dan Islam. Baju ini biasa dikombinasikan dengan jilbab atau kerudung.

2.KEBUDAYAAN DI ACEH

Di daerah Aceh terdapat beberapa kebudayaan daerah yang menjadi ciri khas dari daerah Aceh. Salah
satu dari budaya Aceh adalah seni tarian saman dan rapai geleng. tarian saman dan rapai geleng sangat
terkenal di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu karenakan ada gerakan yang unik dan khas dari tarian
itu sendiri. Sehingga jikalau ada yang menyaksikan tarian saman atau rapai geleng, pasti orang tersebut
akan langsung teringat kepada daerah asal tarian itu berkembang yaitu daerah Aceh. [3]

3. SENI DALAM BUDAYA ACEH

Kesenian Aceh pada dasarnya mempunyai ciri yang amat nyata, yaitu Islam didalamnya. Hal ini
disebabkan karena pengaruh Islam yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat Aceh, terutama
dalam kehidupan masyarakat Aceh masa lampau. Dalam masyarakat Aceh masa kini ajaran Islam itu
tetap dipandang sebagai nilai yang esensial dan masih sangat besar pengaruhnya sekalipun disamping
itu pengaruh dari budaya modern mulai besar pula. Dengan kata lain telah terjadi pergeseran. Malah
dalam beberapa nilai konflik nilai-nilai dalam masyarakat Aceh sekalipun nilai-nilai Islam masih tetap
dominan.[4]

beberapa budaya dan seni Aceh diantara sekian banyak budaya dan seni kebanggaan masyarakat Aceh.
1. Seudati

Seudati merupakan perpaduan antara seni tari, seni suara, seni sastra, karena selain dari menari,
para pelaku juga sekaligus meyakinkan kisah-kisah yang tersusun secara bersajak dan dilagukan dengan
berbagai lagu, pada permulaan sejarahnya, seudati itu berfungsi sebagai tari pahlawan yang
dilaksanakan untuk melepaskan pasukan tentara yang akan berangkat ke medan juang dalam
peperangan melawan musuh,- menyambut pasukan tentara yang pulang dari medan perang, lebih kalau
pasukan itu pulang dengan membawa kemenangan, media dakwah, karena dalam kisah yang diucapkan
bersajak itu, dapat diselipkan berbagai ajaran yang perlu didakwahkan.

Akan tetapi kemudian oleh karena kesenian tersebut sangat digemari oleh rakyat, maka diadakan juga
pada waktu-waktu yang lain, bahkan dikampung-kampung. Akhirnya fungsi berubah menjadi hiburan
rakyat dan dipertandingkan dengan pemungutan bayaran.

Para pelaku seudati terdiri dari delapan orang penari ditambah satu atau anak seudati yang bagus
suaranya, oleh karena para seudati terdiri dari delapan orang maka dinamakan saman berasal dari
bahasa Arab yang berarti delapan, dan oleh karena dalam permainan itu diceritakan bermacam-macam
terutama sewaktu pertandingan, maka dinamakan ratooh.

2. Laweut

Perkataan laweut berasal dari perkataan “seulaweut” (seulaweut dalam bahasa Indonesia) ini juga
merupakan antara seni tari, seni suara dan seni sastra. Tari ini lebih mirip dengan tari seudati, hanya
pelakunya terdiri dari gadis-gadis, oleh karena itu juga dinamakan dengan nama “seudati inong”
(Seudati Perempuan) tarin seudati ini berasal dari Aceh Pidie.

3. Seni Rupa Dalam Budaya Aceh

Seni rupa juga berkembang di Aceh, akan tetapi perkembangannya sekarang tidak menonjol
sebagaimana keadaan pada masa lampau, seni rupa yang berkembang di Aceh adalah seni arsitektur,
seni ukir, dan seni dalam membuat sulaman, anyaman, keramik, kopiah meukutop dan rencong, seni
pahat dan seni lukis tidak berkembang pada masa lampau, dari keduanya hanya seni lukis yang mulai
berkembang sekarang, sebab tidak berkembangnya seni pahat dan seni lukis pada masa lampau di Aceh
juga karena ajaran Islam.

4. Seni Arsitektur Dalam Budaya Aceh

Seni Arsitektur Tercermin dari rumoh Aceh yang sekarang masih ada sisa-sisanya, bentuk dari
rumah tradisional Aceh ini memanjang dari arah timur ke barat yang maksudnya dibuat demikian adalah
untuk memudahkan menentukan arah kiblat. Dibagian sebelah barat maupun sebelah timur sejajar
dengan kuda-kuda dan letaknya agak keluar, terdapat tolak angin (tulak angen) yang sepenuhnya berisi
ukiran-ukiran yang merupakan kaligrafi yang berasal dari ayat-ayat al-Quran.Demikian pula pada pintu
rumah yang disebut juga Pinto Aceh serta pada kisi-kisi dan bingkai jendela terdapat juga ukiran-ukiran
yang bermotif alam (misalnya bunga) dan kaligrafi huruf Arab.
C. UPACARA ADAT ACEH

Upacara adat juga menjadi tradisi masyarakat Aceh. Biasanya, upacara adat yang sering
diselenggarakan adalah upacara perkawinan. Upacara ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan,
seperti melamar calon pengantin, acara tunangan, pesta, penjemputan mempelai perempuan, sampai
pada penjemputan mempelai laki-laki. Selain upacara perkawinan, ada juga upacara peusijuek, yang
upacara yang dilaksanakan dengan memercikkan benih-benih air yang telah dicampur tepung tawar
pada seseorang yang memiliki hajat tertentu.

D. UPACARA PERKAWINAN ADAT ACEH

A . Tahapan Melamar (Ba Ranub)

Pada hari yang telah di sepakati datanglah rombongan orang2 yang dituakan dari pihak pria ke rumah
orang tua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya seperti gambe, pineung
reuk, gapu, cengkih, pisang raja, kain atau baju serta penganan khas Aceh. Setelah acara lamaran iini
selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk
bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.

B. Tahapan Pertunangan (Jakba Tanda)

Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu
membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang
mahar (disebut jeunamee) yang diminta dan beberapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada
acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda).

C. Persiapan Menjelang Perkawinan

Seminggu menjelang akad nikah, masyarakat aceh secara bergotong royong akan mempersiapkan
acara pesta perkawinan. Mereka memulainya dengan membuat tenda serta membawa berbagai
perlengkapan atau peralatan yang nantinya dipakai pada saat upacara perkawinan. Adapun calon
pengantin wanita sebelumnya akan menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah serta melakukan tradisi
pingitan. Selam masa persiapan ini pula, sang gadis akan dibimbing mengenai cara hidup berumah
tangga serta diingatkan agar tekun mengaji.

Selain itu akan dialksanakan tradisi potong gigi (disebut gohgigu) yang bertujuan untuk meratakan
gigi dengan cara dikikir Agar gigi sang calon pengantin terlihat kuat, Setelah itu calon pengantin
melanjutkan dengan perawatan luluran dan mandi uapSelain tradisi merawat tubuh, calon pengantin
wanita akan melakukan upacara kruet andam yaitu mengerit anak rambut atau bulu-bulu halus yang
tumbuh agar tampak lebih bersih lalu dilanjutkan dengan pemakaian daun pacar (disebut bohgaca) yang
akan menghiasi kedua tangan calon pengantin. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai
menghasilkan warna merah yang terlihat alami.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengadakan pengajian dan khataman AlQuran oleh calon
pengantin wanita yang selanjutnya disebut calon dara baro.Sesudahnya, dengan pakaian khusus, calon
dara baro mempersiapkan dirinya untuk melakukan acara siraman (disebut seumano pucok) dan
didudukan pada sebuah tikaduk meukasap.

E. Upacara Akad Nikah Dan Antar Linto/Antar Dara Baroe

Pada hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan secara antar linto (mengantar pengantin pria).
Saat akad nikah berlangsung, ibu dari pengantin pria tidak diperkenankan hadir tetapi dengan
berubahnya waktu kebiasaan ini dihilangkan sehingga ibu pengantin pria bisa hadir saat ijab kabul.
Keberadaan sang ibu juga diharapkan saat menghadiri acara jamuan besan yang akan diadakan oleh
pihak keluarga wanita.

Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga Calon Linto Baroe akan menyerahkan jeunamee
yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain adat dan paun yakni uang emas kuno seberat
100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleunbu linto/dara baro yakin acara suap-
suapan di antara kedua pengantin. Makna dari acara ini adalah agar keduanya dapat seiring sejalan
ketika menjalani biduk rumah tangga.[5]

. Upacara Peusijeuk

Yaitu dengan melakukan upacara tepung tawar, memberi dan menerima restu dengan cara
memerciki pengantin dengan air yang keluar dari daun seunikeuk, akar naleung sambo, maneekmano,
onseukee pulut, ongaca dan lain sebagainya minimal harus ada tiga yang pakai. Acara ini dilakukan oleh
beberapa orang yang dituakan(sesepuh) sekurangnya lima orang.[6]

4. Tarian Adat

Aceh juga kaya akan tarian adatnya. Salah satu tarian adat yang cukup terkenal adalah Tari Seudati.
Tarian ini berupa gerakan yang enerjik, khas, serta lugas dengan mengandalkan gerakan tangan dan
kaki. Tangan dan kaki yang dilakukan dengan sangat lincah dan cepat, sehingga menghasilkan gerakan-
gerakan yang berirama dan harmonis.

Selain Tari Seudati, ada juga tarian yang terkenal, yakni Tari Saman. Tarian ini dilakukan dengan
gerakan tepukan pada bagian tangan, dada, dengan tanpa diiringi alat musik. Namun, walaupun tanpa
disertai alat musik, tari ini tetap meriah karena gerakan-gerakan penari yang bersemarak, sehingga
menarik dan indah untuk dilihat. Selain Tari Saman, terdapat tarian-tarian lain seperti Tari Laweut Aceh,
Tari Tarek Pukat, Tari Didong, Tari Ratok Duek Aceh, dan tarian-tarian lainnya.

5.Senjata Tradisonal
Aceh juga memiliki senjata tradisional yang terkenal, yakni Rencong. Senjata ini mirip dengan keris
yang dulu dipakai oleh Suku Aceh pada masa Kesultanan Aceh. Terdapat berbagai jenis senjata
Rencong, seperti Renconng Meupucok, Rencong Meukuree, Rencong Meucugek, dan Rencong Pudoi.
Selain Rencong, Aceh juga memiliki senjata tradisional lainnya seperti Siwah dan juga Peudeung.

6. Makanan Adat

Makanan adat khas Aceh memiliki ciri khas yang mirip dengan makanan khas India, salah satunya gulai
atau kerambi kering. Ada juga makanan khas Aceh yang menggunakan bahan dasar ikan, yang
dinamakan eungkot paya.Selain makanan adat tersebut, terdapat makanan-makanan adat lainnya
seperti manisan pala, sanger, pisang sale, kembang loyang, keumamah, dan lain-lain. Anda dapat
mencobanya suatu saat ketika berkunjung ke wilayah Nangroe Aceh Darussalam.

7. Lagu Daerah

Lagu daerah juga merupakan salah satu jenis kebudayaan Aceh. Dengan dilengkapi lagu daerah, seni-
seni yang terlukis dalam kebudayaan Aceh menjadi lebih lengkap dan kompleks.Lagu daerah yang cukup
terkenal dan sering dinyanyikan Suku Aceh adalah Bungong Jeumpa dan Piso Surit. Selain itu, terdapat
jenis-jenis lagu daerah lainnya, seperti Tawar Sedenge, Aceh Lon Sayang, Sepakat Segenap, Aneuk Yatim,
dan Lembah Alas.Itulah beberapa jenis kebudayaan Suku Aceh yang begitu menarik untuk dipelajari.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Islam dan adat-adat
kemelayuan.Ciri khas budaya yang dimiliki sangat dipengaruhi oleh sejarah Suku Aceh di masa lalu.
Berbagai macam kebudayaan tersebut menjadikan Suku Aceh sebagai suku yang bermartabat dan
memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi.

F. DAFTAR DAERAH TEMPAT TUJUAN WISATA di ACEH

A .Masjid Raya Baiturrahman


Masjid ini berdiri pada tahun 1606-1636, tepatnya pada saat pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Masjid ini awalnya dibangun dengan tujuan untuk dijadikan sebagai pusat pengajaran ilmu agama yang
ada di Nusantara.Tempat wisata Aceh, berupa Masjid besar ini memiliki interior dan eksterior yang
memiliki gaya Kesultanan Turki Ustamani yang sangat khas. Bangunan masjid ini didominasi dengan
warna putih dengan kubah hitam yang berukuran besar dan terdapat 7 menara yang mengelilinginya.

Masjid ini mampu menampung hingga 1900 jamaah di dalamnya. Bagian luar dari masjid ini dihiasi
dengan kolam serta air mancur yang ada di halaman masjid Baiturrahman ini. Tamannya yang dipenuhi
rumput rumput berwarna hijau segar, membuat pemandangan masjid ini tampak begitu sejuk dan
asri.Karena keindahan yangmenawan ini, tak salah jika masjid tempat wisata Aceh ini masuk ke dalam
100 masjid yang terindah di dunia.

Masjid ini sudah mengalami renovasi hingga 5 kali serta beberapa perluasan area. Bahkan masjid ini
sempat menjadi tempat perlindungan masyarakat Aceh saat bencana tsunami menyerang di tahun
2004.Alamat: Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh.Tiket: Gratis Jam
Buka: 24 Jam.

B. Museum Tsunami
Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen
simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Sekaligus pusat pendidikan
bencana dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.Museum ini merupakan sebuah
struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di
dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi,
untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.

Dinding museum tempat wisata Aceh ini dihiasi gambar orang-orang menari Saman. sebuah
makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya
membentuk gelombang laut.Di tempat wisata Aceh ini, ada sebuah ruang khusus untuk mengenang para
korban yang tewas saat bencana tsunami tahun 2004 silam terjadi. Di ruang ini semua nama korban
tewas diukir di dinding dan di bagian ujung atas dituliskan lafadz Allah. Ruang ini diberi nama Space of
Sorrow atau Sumur Doa.Alamat: Jl. Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda
Aceh, AcehTiket: 10.000 Jam Buka: 09.00-16.00.
C. Sabang Pulau We

Tempat wisata Aceh Sabang merupakan kota dengan destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Pulau
paling ujung Indonesia ini juga merupakan kota dengan keindahan pantai yang masih bersih dan alami.
Pantainya pun tak kalah unik.Sabang sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Pantai-pantai di
Sabang memang terkenal masih sangat alami, dengan air laut yang sangat jernih.Pantai Iboih merupakan
salah satu destinasi wisata populer di Sabang yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun
mancanegara. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memikat, ditambah air laut yang jernih
dengan gradasi kebiruan yang cantik.

Pantai Anoi Itam dalam bahasa Aceh berarti pasir hitam. Asal pasir berwarna hitam di pantai ini
kemungkinan berasal dari gunung berapi yang masih aktif di Pulau Weh. Dengan pasirnya yang hitam,
pantai ini terlihat sangat eksotis. Keindahan bawah laut pantai ini juga menjadi daya tarik sendiri bagi
pengunjung.Selain dapat menikmati indahnya pasir pantai putih dan hitam, di kota tempat wisata Aceh
ini, juga terdapat tugu yang sangat terkenal. Tugu Kilometer Nol. Tugu ini dibangun untuk menandai titik
mula wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Alamat: Pulau we, Aceh Tiket: Gratis Jam Buka: 24
Jam.
D. Air Terjun Blang Kolam

Tempat wisata Aceh, Air Tejun Blang Kolam cukup tinggi. Memiliki ketinggian sekitar 75 meter. Air
terjun yang indah ini, tampak asri dan alami karena di sekelilingnya di bawah rimbunnya pepohonan dan
memiliki suasana hutan cukup lebat.Hutan di sisi kanan dan kiri anak tangga yang menuju Air Terjun
Blang Kolam masih sangat lebat. Hawa sejuk membuat pengunjung tempat wisata Aceh ini merasa
segar. Apalagi kalau terbiasa dengan hiruk pikuk kota yang penuh asap polusi.Di sekitar Air Tejun Blang
Kolam , Anda juga bisa menemukan penjual makanan dan minuman di lokasi, sehingga Anda tak perlu
khawatir jika rasa lapar menggangu liburan Anda di tempat ini.Alamat: Sido Muliyo, Nisam Antara, Aceh
Utara, Aceh Tiket: 10.000 Jam Buka: 08.00-18.00.

E.Air Terjun Suhom


Lokasi dari tempat wisata Aceh Air Terjun Suhom memang tersembunyi dibalik pegunungan.
Pengunjung bisa bertanya kepada masyarakat setempat atau memanfaatkan bantuan gps. jalan menuju
ke air terjun cukup sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu mobil saja.Dari jarak 100 meter, pengunjung
sudah bisa mendengar sayup-sayup suara gemericik air terjun yang jatuh mengenai bebatuan. Rasa lelah
dari perjalanan panjang, seketika akan terasa sirna kala melihat air terjun dengan ketinggian kurang
lebih 50 meter di depan mata.

Pada air terjun ini terdapat sebuah kolam yang berada di bawah air terjun.Kolam tersebut memiliki
kedalaman sekitar 2 meter dan lebar 5 meter sehingga tak disarankan untuk anak kecil berenang di
kolam ini.Kebanyakan hanya orang dewasa yang berenang dikolam tersebut atau menikmati air yang
jatuh membahasi seluruh tubuh. Sensasinya sungguh luar biasa, wisatawan akan merasakan
pengalaman refleksi alami ketika berada di bawah air terjun ini.Alamat: Tunong Krueng Kala, Lhoong,
Kabupaten Aceh Besar, AcehTiket: 5.000 Jam Buka: 24 Jam.

F.Pantan Terong
Terletak di ketinggian 1.360 meter di atas permukaan laut membuat kawasan tempat wisata Aceh,
Pantan Terong sangat sejuk dan cenderung dingin. Jika sore hari, sebaiknya mengenakan jaket.Kawasan
ini cocok untuk lokasi berswafoto. Dengan latar belakang Danau Laut Tawar dan Kota Takengon terlihat
dari ketinggian, kawasan itu paling cocok untuk berfoto sendiri. Sangat instagramable. Selain itu,
terdapat ayunan yang dijadikan lokasi paling pas untuk berswafoto.Di Pantan Terong juga bisa membeli
bubuk kopi yang telah dikemas rapi. Harganya mulai Rp 10.000 hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung
ukuran bungkus kopi tersebut. Rasa kopi gayo yang tersohor itu sungguh nikmat. Kopi ini juga diekspor
ke sejumlah negara di dunia.

Di kawasan tempat wisata Aceh ini juga tersedia satu kafe yang bersih. Bertingkat dua. Jika ingin
menyaksikan Kota Takengon dari ketinggian, silakan duduk di lantai dua kafe itu. Umumnya, lantai dua
ini diisi oleh remaja yang berkunjung. Sedangkan lantai satu mayoritas pengunjung yang membawa
keluarga.Satu hal lagi yang wajib dilakukan dilakukan yaitu berfoto dengan latar belakang tulisan Pantan
Terong dicat senada dengan warna bendera pusaka yaitu Merah dan Putih. Rasanya, belum sah jika
berkunjung ke Pantan Terong namun belum berfoto dengan spot latar belakang tulisan obyek wisata
itu.Alamat: Takengon, Ulu Nuih, Bebesen, Ulu Nuih, Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, AcehTiket: 5.000
Jam Buka: Sabtu-Kamis. 08.25-18.00

G.Pantai Lampuuk
Pantai Lampuuk menjadi salah satu tempat wisata Aceh andalan, khususnya Banda Aceh. Di
kawasan pantai ini terdapat garis pantai yang memiliki panjang sekitar 5 kilometer dan membentuk
sebuah teluk kecil yang cukup indah serta unik.Pantai ini dibalut dengan keindahan pasir putih yang
bersih dan lembut, air laut yang memiliki warna biru kehijauan serta ombak besar yang gulung-gulung
menambah panorama keindahan yang sangat sempurna.

Deretan pohon pinus yang begitu rimbun membuat suasana sejuk tempat wisata Aceh ini. Juga
deretan pegunungan yang menghijau menjadi background pemandangan alam yang dapat memukau
mata. Pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat menyalurkan
hobi berselancar.Di Pantai tempat wisata Aceh ini juga tersedia Banana boat dan olah raga air lainnya
yang memang sajikan untuk para pengunjung sembari menikmati keindahan alam. Tersedia pula padang
golf Seulah yang menampilkan latar belakang gulungan ombak yang saling bergulung.Tempat
penginapan ini berada di ujung pantai dan cukup unik. kawasan penginapan yang berada di atas tebing
ini menjadikan pemandangan terlihat sangat indah.Alamat: l. Raya Lampuuk, Meunasah Lambaro, Kec.
Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tiket: 5.000 Jam Buka: 24 Jam.

H.Pantai Lhoknga
Pantai Lhoknga memiliki ombak yang cukup besar, sehingga sering kali dimanfaatkan untuk
berselancar. Bahkan ombak di pantai tempat wisata Aceh ini sudah terkenal di kalangan para peselancar
lokal hingga mancanegara.Bagi mereka yang ingin berselancar, di sana telah banyak tempat penyewaan
papan selancar dan peralatan pendukung lainnya. Di sekitar pantai juga telah disediakan beberapa
warung yang menjual makanan atau kuliner khas Aceh.Selain berselancar dan bermalam di pantai
Lhoknga, masih banyak aktivitas lainnya yang bisa lakukan di tempat wisata Aceh ini. Meskipun memiliki
ombak yang cukup besar, pengunjung masih bisa memanfaatkan bibir Pantai Lhoknga untuk berenang.
Jika ingin menikmati keindahan Pantai Lhoknga dengan cara yang lebih santai, pengunjung bisa juga
memancing.

Pasir Pantai Lhoknga yang lembut juga memungkinkanmu untuk bermain pasir ria di sana. Jika tak
ingin bermain pasir, pengunjung bisa memanfaatkan ayunan yang ada di tepi pantai untuk sekedar
melepas penat.Bagi yang ingin menikmati keindahan Pantai Lhoknga lebih lama, di sana juga telah
disediakan tempat penginapan. Pengunjung akan dihadapkan dengan beberapa jenis penginapan, yang
tentunya bisa disesuaikan dengan budget yang ada.Alamat: Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar,
Aceh Tiket: 3.000 Jam Buka: 24 Jam.

I.Danau Laut Tawar


Danau Laut Tawar, itulah nama yang diberikan oleh suku asli Gayo buat danau seluas 5472 hektar ini.
Tempat wisata Aceh berupa danau ini ibarat hamparan permadani berwarna. Mirip seperti sisa-sisa air
laut yang terjebak di daratan saat terjadi badai besar ribuan tahun silam.Selain duduk-duduk santai di
tepi Danau Laut Tawar sambil menikmati secangkir Kopi Gayo yang legendaris, pengunjung bisa
mengelilingi Danau Laut Tawar dengan naik perahu motor, atau memancing. Juga ada rental sepeda di
sekitar danau.Sambil menikmati gemericik suara air yang mendamaikan, pengunjung tempat wisata
aceh ini bisa menikmati pemandangan sekitar Danau berupa barisan pegunungan.

Pegunungan yang berdiri kokoh itu ditumbuhi hutan yang cukup terpelihara dan belum dijamah oleh
tangan manusia.Danau Laut Tawar kini menjadi salah satu spot foto yang diincar banyak petualang,
terutama petualang millennial. Spot foto yang fotogenik ini menjadi salah satu alasan kuat kenapa
mereka banyak yang datang ke sini.Salah satu sudut yang cukup indah dan sepertinya cocok untuk lini
masa media sosial lo adalah dermaga kayu yang berwarna hitam di Danau Laut Tawar ini. Dermaga ini
mempunyai beberapa ujung yang bisa lo pilih, jika ada perahu di ujungnya itu, lo bisa pinjam atau sewa
kepada empunya.Alamat: Takengon, Aceh Tengah, AcehTiket: 5.000 jam Buka: 07.00-18.00

G. Cara Masyarakat Aceh Menyikapi Dengan Adanya Modernisasi Sehingga Kebudayaan Yang Sudah
Ada Tetap Dilestarikan Supaya Tidak Punah Dengan Era zaman Modernisasi Seperti Saat Ini Yaitu
Adalah Sebagai Berikut:
Kebudayaan Aceh terhadap Westernisasi. Sejak dekade Olden, masyarakat Aceh dikenal sebagai
orang-orang yang menjadikan islam sebagai nilai-nilai, norma dan standar etika dalam kehidupan sehari-
hari. Di zaman sekarang, arus globalisasi kian marak sehingga selalu membawa produk kebanggaan
globalisasi yaitu westernisasi. Westernisasi merupakan keadaan meniru orang Barat atau dalam hal lain
adalah menjadikan kita sebagai orang Barat yang berkebudayaan Barat. Di era ini, apakah masyarakat
Aceh masih menggunakan Adat-Istiadat daerahnya, masih kental dengan local-culture mereka atau
masih melestarikan kebudayaan dan kesenian mereka dengan secara halus menolak masuknya
Westernisasi ke dalam masyarakat Aceh. Atau malah sebaliknya, masyarakat Aceh sepenuhnya
menerima Westernisasi masuk secara tidak langsung dan perlahan mengikuti arus perkembangan zaman
sesuai dengan gaya orang Barat. Untuk mengatasi itu semua, masyarakat Aceh harus berpikir terbuka
dengan arus perkembangan zaman sekarang dan bisa menerima hal itu. Namun, tidak sepenuhnya harus
meninggalkan kebudayaan dan kesenian lokal di daerah Aceh. Dengan cara itulah, eksistensi
kebudayaan dan kesenian Aceh tetap ada walaupun Westernisasi tidak akan ada akhirnya. Kata kunci—
Westernisasi, Kebudayaan, Kesenian, Masyarakat, Aceh.

G. Gambar Peta Provinsi Nagroe Aceh Darusalam


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama ini banyak daripada generasi Aceh yang tidak mengenal akan budaya nenek moyang mereka,
mereka lebih mengenal akan budaya-budaya asing (budaya barat) yang sama sekali tidak cocok dengan
kultur kita masyarakat Aceh ini merupaka sebuah dilema bagi kelestarian budaya yang sangat kita cintai
ini, padahal seharusnya kita harus bangga dengan budaya kita itu yang berbeda dengan budaya-budaya
lain yang ada di dunia ini.

Semua pihak harus bangkit dan bersatu menyelamatkan budaya kita, semua kita harus mempunyai
rasa memiliki dan rasa mencintai terhadapa budaya yang kita miliki, setiap bangsa yang lupa akan
budayanya maka bangsa tersebut akan kehilangan jati diri. Mari kita bangkitkan kembali rasa cinta
terhadap budaya kita kepada segenap generasi kita sejak dini sebelum semuanya terlambat.

B. Saran

Kebudayaan juga merupakan warisan sosial yang yang hanya dapat dimiliki oleh masyarakat yang
mendukungnya. Oleh karena itu sebagai masyarakatnya, kebudayaan yang ada mesti dijaga dengan baik,
agar tidak berpengaruh dengan budaya-budaya moderen yang berkembang dimasa ini. Dengan
ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang “Ragam Adat Dan Budaya Aceh” kami berharap makalah
dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Umar,Peradaban Aceh,CV. Boebon Jaya, Banda Aceh,2008

Saifudin,Bunga Rampai Temu Budaya Nusantara, Syiah Kuala University Press, Banda.

Aceh,1998

Anton widyanto, menyorot nanggroe, pena, banda aceh, 2007

www.Acehdestinationtravel.com

www.Tempatwisataseru.com

www.nativeindonesia.com

www.Anekatempatwisata.com

www.tripizilla.co.id

www.blogkulo.com

Anda mungkin juga menyukai