Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH REMEDIAL GEOGRAFI "KEBERAGAMAN BUDAYA"

DISUSUN OLEH :
ALVIN FAJAR NUGRAHA Xl-IPS4
GURU PENGAJAR :
Kurniawati S.Pd
SMA BPS&K 1 Jakarta
Daftar ISI Judul.....................................................................................
Daftar Isi..................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1.1 B
B. . Rumusan Masalah............................................................. 1.2
C. . Tujuan Pembahasan.......................................................... 1.3
BAB II PEMBAHASAN
A. Keberagaman Provinsi Aceh.............................................. 2.1
B. Keberagaman Provinsi Bali................................................ 2.2
C. Keberagaman Provinsi Papua........................................... 2.3
D. Keberagaman Provinsi Maluku.......................................... 2.4
E. Keberagaman Provinsi Sumatera Barat............................. 2.5
F. Keberagaman Provinsi Riau............................................... 2.6
G. Keberagaman Provinsi DKI Jakarta................................... 2.7
H.. Keberagaman Provinsi Banten.......................................... 2.8
I. Keberagaman Provinsi DI Yogyakarta................................ 2.9
J. Keberagaman Provinsi NTT............................................. 2.10
K. Keberagaman Provinsi Bengkulu..................................... 2.11
L. Keberagaman Provinsi Gorontalo.................................... 2.12
BAB III PENUTUP Kesimpulan............................................................................. 3.1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga makalah
yang berjudul ”Keanekaragaman Bangsa Indonesia” ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui dan memahami Keanekaragaman Bangsa Indonesia.
Meski penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini agar bisa
mendapatkan yang terbaik. Namun penulis sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga pihak-pihak yang telah membantu penulis dibalas Allah dengan balasan yang
setimpal. Amiin.
Demikianlah semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Amin
.BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman dari budaya, suku
bangsa, agama, hingga aliran-aliran kepercayaan. Semua keragaman tersebut tumbuh di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang akhirnya membentuk masyarakat Indonesia sebagai
masyarakat yang plural. Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai budaya, karena
adanya kegiatan dan pranata khusus. Perbedaan ini justru berfungsi mempertahankan dasar
identitas diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial,
agama dan suku bangsa telah ada sejak nenek moyang. Kebhinekaan budaya yang dapat hidup
berdampingan merupakan kekayaan dalam khasanah budaya Nasional. Keanekaragaman
kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara
lainnya, Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Tidak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah
dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Keragaman budaya adalah
keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Konteks pemahaman masyarakat majemuk, 2 selain kebudayaan
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada
di daerah tersebut. Jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang di mana mereka tinggal tersebar di
pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi,
mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Mengenai hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan
masyarakat di Indonesia yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1.Seperti apa keberagaman budaya di Indonesia?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi keberagaman Kebudayaan Indonesia ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Seperti apa keberagaman budaya di Indonesia?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman Kebudayaan Indonesia ?

2.1 Keberagaman Provinsi Aceh A. Bahasa daerah Aceh


BAB II PEMBAHASAN
memiliki bahasa daerah lebih kurang 12 buah. Masyarakat Aceh sehari-harinya menggunakan
bahasa tersendiri di tiap-tiap daerah, kecuali dalam kegiatan formal menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa daerah Aceh seperti, Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Bahasa Alas, Bahasa Tamieng, atau Bahasa
Aneuk Jame.
B. Rumah Adat Aceh
Krong Bade Aceh memiliki rumah adat bernama Krong Bade. Keseluruhan bangunan rumah
adat dibangun menggunakan kayu. Bagian atap berasal dari anyaman daun enau atau daun rubia.
Bentuk rumah adat seperti panggung. Ada hal yang unik pada rumah adat Aceh tersebut. Di mana
bagian kolong rumah dipakai untuk tempat penyimpanan makanan. Sementara dibagian atas atau
panggungnya untuk tempat tinggal.
C. Pakaian Adat Aceh Pakaian adat Aceh sangat unik dan memiliki kekhasan. Pakaian adat Aceh
merupakan peninggalan dari Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai. Pakaian adat pria dikenal dengan
nama baju Linto Biro, sedangkan pakaian adat wanita dikenal nama Daro Buro. Biasanya penggunaan
pakaian adat saat ada kegiatan-kegiatan istimewa, seperti upacara adat atau acara pemerintahan.
D. Upacara adat Aceh
memiliki berbagai upacara adat yang diselenggarakan dengan tujuan dan fungsinya. Seperti
upacara perkawinan. Di mana dilakukan dengan berbagai tahapan mulai dari melamar, tunangan,
pesta pelaminan, penjemputan mempelai wanita, hingga penjemputan mempelai pria.
E. Tarian adat Aceh
Tarian adat dari Aceh yang terkena adalah Tari Saman. Tari Saman memiliki unsur-unsur keindahan
seni yang unik dan khas.
F. Senjata tradisional Aceh Aceh memiliki senjata tradisional dengan nama Rancong. Rancong
merupakan senjata yang memiliki ukuran relatif kecil dengan berbentuk keris. Rancong sudah
dipakai sejak zaman Kesultanan Aceh.
G. Lagu daerah Aceh Aceh memiliki beberapa lagu daerah yang enak didengar, seperti Bungong
Jeumpa, Tawar Sedenge, Aceh Lon Sayang atau Aneuk Yatim.

2.2 Keberagaman Provinsi Bali


A. Bahasa Daerah Bali
Bahasa Bali termasuk dalam keluarga bahasa daerah di Indonesia. Peninggalan prasasti zaman kuno
menunjukkan adanya bahasa Bali kuno yang berbeda dengan bahas Bali sekarang. Bahasa Bali kuno
tersebut banyak mengandung bahasa Sanskerta, juga terpengaruh oleh bahasa Jawa kuno dari
zaman Majapahit.
B. Rumah Adat Bali
Arsitektur Bali memiliki ciri-ciri struktur bangunan bali yang lazim disebut triangga. Konsep arsitek ini
terdiri atas hulu, badan, dan kaki. Dalam perannya sebagai wadah, arsitektur dipandang sebagai
miniatur jagad raya yang menjadi wadah semua kegiatan manusia. Bentuk dan fungsi bangunan
perlambang kekuatan yang menjiwai dari arah delapan penjuru angina dalam tata waktu yang
disebut astawara “Sri-Indra-Guru-Yama-Rudra-Brahma-Kala-Uma”. Dalam menentukan arah untuk
membangun sebuah rumah, masyarakat bali lebih mengutamakan menghadap ke arah gunung yang
dianggap sebagai arah ke alam maya (kaja) dan kelod yang menghadap ke laut yang dianggap ke
arah alam neraka, arah barat adalah arah kematian atau kejahatan yang disebut kauh, dan arah
timur merupakan arah kelahiran dan kebaikan yang disebut kangin.
C. Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali memiliki beragam jenis, dari pakaian sehari-hari sampai pakaian upacara. Dalam
pergaulan sehari-hari anak laki-laki Bali diwajibkan memakai penutup kepala yang disebut Destar
atau Udeng, sedangkan anak perempuan mengenakan tengkuluk atau kancrik yaitu sehelai
selendang yang berfungsi menutup tubuh yang terkadang digunakan untuk mengangkat beban
sekaligus sebagai penutup wajah.
Seorang pendeta berkewajiban memakai pakaian yang disebut Wastra atau Kapuh yang berwarna
putih atau kuning, serta berikat pinggang warna putih yang disebut Kawaca. Sementara itu, pakaian
pendeta wanita menggunakan kain Plekat warna cokelat dan berselendang putih atau kuning.
Sebagian orang Bali menghias diri dengan bunga yang disisipkan pada rambut bagi kaum perempuan
dan disisipkan pada daun telinga bagi laki-laki yang disebut Sumpang.
Dalam upacara perkawinan, masyarakat bali mengenal adanya tiga jenis busana dan tata rias
pengantin, yaitu nista, madya, dan utama atau payes agung.
D. Kesenian Tradisional Daerah Bali
Seni budaya Bali merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat
Bali. Upacara keagamaan menggunakan berbagai unsur seni seperti seni rupa, seni musik, seni tari,
dan seni sastra sebagai seni sakral.

1. Tarian Tradisional Bali


Pada upacara keagamaan di pura dan tempat yang ada hubungannya dengan agama, tarian yang
terkenal adalah tari Rejang. Tari rejang ini oleh masyarakat Bali dibagi ke dalam beberapa jenis
berdasarkan status sosial penarinya. Di desa Tenganan , dalam upacara “Aci Kasa” ditarikan tari
Rejang Palak, Rejang Mombongin, Rejang Dewa dan Rejang Makitut yang diiringi gamelan selonding.
Selain tarian tersebut, masih banyak tarian yang cukup terkenal di Bali
2. Alat Musik Tradisional Bali
Di Provinsi Bali terdapat alat musik tradisional yaitu rindik, kendang, cengceng, suling, dan gender.
Kendang merupakan alat musik penting dalam gamelan Bali. Di Bali ada dua jenis kendang, yaitu
kendang wadon dan kendang lanang. Gender adalah alat musik yang paling tradisional di Bali yang
biasanya dimainkan paling banyak empat orang dalam mengiringi wayang kulit. Selain itu ada pula
alat musik dari bambu yang disebut suling dan cengceng yang merupakan pelengkap gemelan Bali.
3. Lagu Daerah Bali
Lagu-lagu daerah Bali antara lain, yaitu Mejangeran, Macep-cepetan, Ngusak Asik, Putri Ayu,
Meyong-Meyong, dan Ratu Anom.
4. Seni Kerajinan Rakyat Bali
Provinsi Bali adalah provinsi yang kaya akan budaya. Salah satunya adalah beragam kerajinan yang
dihasilkan oleh setiap kabupaten di provinsi Bali. Berbagai macam jenis kerajinan yang dihasilkan
setiap daerah di kabupaten dan kota di Bali
E. Upacara Adat Bali
Hampir seluruh bagian kehidupan masyarakat Bali diwarnai dengan berbagai upacara adat, sehingga
dapat dikatakan kehidupan spiritual masyarakat Bali tidak terpisahkan dengan berbagai upacara
ritual ada upacara kelahiran, upacara turun tanah, upacara potong gigi, upacara penyucian, ngaben
dan masih banyak lagi
F. Senjata Tradisional Daerah Bali
Keris merupakan senjata tradisional masyarakat Bali. Selain untuk membela diri keris dapat mewakili
seseorang dalam undangan perkawinan. Menurut kepercayaan sebagian penduduk Bali, keris dapat
menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa bila meminum air putih yang direndam
keris.
G. Makanan Khas Bali
Makanan khas Bali adalah Gecok. Masakan ini terbuat dari daun pakis, daging serta santan.
Menggunakan bumbu bawang merah, bawang putih, merica, gula, kemiri, kunyit, terasi, daun jeruk,
dan sedikit garam. Masakan yang lain yang dapat ditemukan di Bali, antara lain Babi guling, Lawar,
Sate penyu, Ayam betutu, Bebek betutu, Sate pentul, Kacang rahayu.

2.3 Keberagaman Provinsi Papua


A. Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada di Papua. Aneka
Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik
dengan kelompok etnik lainnya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh
masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak
mengerti bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di Papua.
B, Pakaian Tradisional
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat itu memakai
hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat
pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga
masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya.
C. Rumah Adat
Rumah adat Papua memiliki nama Rumah Honai, dimana bahan yang diguanakan untuk membuat
rumah Honai yaitu dari kayu dengan dan atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau
ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah
Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua
digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.
D. Tari Tradisional
Papua memiliki berbagai macam tarian yang unik dan menarik, seperti tari selamat datang yang
merupakan tarian khas papua yang menggambarkan kegembiraan hati para penduduk dalam
menyambut para tamu terhormat yang datang ke wilayah mereka. Tari ini memiliki gerakan yang
menarik, dinamik dan dilakukan dengan semangat
E. Makanan Khas
Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang dikenal dengan nama papeda.
Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol
atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis.
F.Alat Musik
Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa. Tifa merupakan salah satu alat
musik pukul yang bentuknya hampir mirip dengan gendang. Alat musik Tifa terbuat dari kayu yang
mana pada bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah
satu kayu tersebut ditutup dengan mengunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi
agar alat musik Tifa ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus.
G. Kerajinan Tangan
Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan yang tersedia
dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di
anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah- buahan.
Noken ini biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala

2.4 Keberagaman Provinsi Maluku


A. Bahasa
Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku adalah Bahasa Ambon, yang merupakan salah satu dari
rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang
dipakai di Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing,
bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi, bahkan menduduki dan
menjajah negeri/tanah Maluku pada masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa Spanyol,
Portugis, Arab, dan Belanda.
B. Tari Tradisional
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya
diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai)
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang
dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi
irama musik yang sangat menarik.
C. Rumah Adat
Baileo itu sebutan atau nama dari rumah adat orang Maluku, dengan bentuk bangunan yang besar,
material bangunan sebagian besar berbahan dasar kayu, kokoh dengan cukup banyak ornamen,
ukiran yang menghiasi seluruh bagian dari rumah tersebut.
D. Pakaian Tradisional
Baju Cele bermotif garis-garis geometris atau berkotak-kotak kecil. Biasanya, baju Cele
dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, yang penting harus
seimbang dan serasi.
E. Senjata Tradisional
Parang berarti pisau besar, biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pisau, namun lebih
pendek jika dibandingkan dengan pedang. Sawalaku sendiri memiliki arti perisai. Perisai adalah alat
yang dipergunakan untuk melindungi diri dan untuk menangkis serangan senjata lawan.

2.5 Keberagaman Provinsi Sumatera Barat


A. Rumah Adat Sumatera Barat
Rumah Gadang merupakan Rumah adat yang berasal dari Sumatera Barat, berasal dari suku
Minangkabau. Rumah adat ini biasanya didirikan diatas tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum
tersebut secara turun temurun.
Bentuk Rumah Gadang ini empat persegi panjang dan terbagi atas dua bagian yaitu muka dan
belakang, Rumah Gadang terbuat dari bahan kayu, dan kalu di lihat sekilas hampir menyerupai
rumah panggung. Salah satu kekhasan dari rumah adat ini dalam proses pembuatannya adalah tidak
memakai paku besi tapi hanya menggunakan pasak yang terbuat dari bahan kayu.
B. Seni Tari Sumatera Barat
Seni tari tradisional yang berasal dari Sumatera Barat biasanya berasal dari adat budaya suku
Minangkabau serta etnis Mentawai. Seni tari dari Minangkabau umumnya sangat dipengaruhi oleh
agama Islam. Terdapat beberapa tarian daerah seperti Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung dan
Tari Indang.
C. Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau yang
memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialekPariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek
Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara,
dituturkan juga Bahasa Batak dan Bahasa Melayu dialek Mandailing. Sementara itu di daerah
kepulauan Mentawai digunakan Bahasa Mentawai suntin.
2.6 Keberagaman Provinsi Riau
A. Rumah adat
Rumah adat daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini merupakan tempat tinggal para
datuk, pemangku adat. Ruangan rumah terdiri dari: ruangan besar yang dipergunakan untuk tempat
tidur, ruang bersila, anjungan dan dapur. Tiang-tiang rumah, sirip atap, loteng, tangga dan
alasnyasemua berhiasan ukiran. Ukirannya mempunyai corak yang berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Ruang adat ini dilengkapi pula dengan
Balai Adat yang dipergunakan untuk untuk pertemuan dan musyawarah adat
B. Pakaian adat
Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari Riau adalah tutup kepala atau destar, baju model teluk
belanga dengan kain yang melingkar di tengah badan dan bercelana panjang yang disuji.
Pakaian adat yang dikenakan wanitanya adalah baju kurung yang disuji (dibordir),
berselempang kain bersuji serta berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting- anting,
gelang dan cincin
C.Tari Tradisional
a. Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat digemari di daerah Riau.
b. Tari Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi yang sangat populer dan disenangi. c. Tari
Tandak Sebati, merupakan jenis tari pergaulan yang digarap dengan memanfaatkan perbendaharaan
unsur-unsur gerak tari Melayu kepulauan.
d. Tari Makan Sirih, biasanya disebut tari persembahan yang biasanya digunakan untuk menyambut
tamu atau pembukaan acara-acara tertentu.
e. Tari Zapin, merupakan makna adab sopan santuan, sikap hormat dan memuliakan orang lain.
D. Senjata Tradisional
Senjata Tradisional yang terkenal dinamakan Pedang Jenawi.
Pedang ini biasanya dipergunakan oleh panglima perang, sedangkan para prajuritnya memakai
klewang. Selain klewang para prajurit yang dipersenjatai pula dengan tombak. Ada pula senjata yang
dinamakan Badik Tumbuk Lada. Badik ini mempunyai wilahan yang sama dengan keris, namun agak
pendek. Badik digunakan untuk keperluan sehari-hari dan untuk berperang. Maka badik sering pula
diberi zat yang mengandung racun. Telah pula diadatkan, bila badik telah ditarik dari sarungnya,
maka haruslah ditikamkan. Bila sasarannya tidak ada, maka badik ditikamkan pada suatu benda atau
binatang Barulah kemudian badik dimasukkan kembali pada sarungnya.

2.7 Keberagaman Provinsi DKI Jakarta


1. Rumah Adat
Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya. Atapnya berbentuk joglo suatu pertanda
ada pengaruh bentuk rumah tradisonal Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya. Ada serambi
depan yang disebut paseban. Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya. Pintu itu
diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya.
Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.
2. Pakaian Adat
Pakaian adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher
(jas tutup). Ia juga memakai celana panjang, kain batik yang melingkar pada pinggang dan sebilah
belati terselip di depan perut.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, selendang panjang serta kain yang dibatik.
3. Tarian-tarian Tradisional
Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisoanl
Tari Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu-tamu negara.
Tari Serondeng, merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang Betawi.
Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh Musik Ajeng Betawi yang
mengiri tarian ini.
Tari Sembah adalah suatu tarian untuk menyambut tamu dengan adat Betawi
4. Senjata Tradisional
Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang atau golok
banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak,
toya, cabang dan parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada keanekaragaman bentuk senjata tradisional
daerah Jakarta (Betawi). Senjata badik merupakan salah satu senjata tradisioal penduduk Jakarta
yang mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang berujung tiga),
merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih dikenal dengan golok. Golok mempunyai
ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada yang bentuknya pendek atau panjang dan ada pula
yang tipis disamping yang tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di depan perut dan
umumnya banyak dipakai oleh para pendekar.
5. Alat Musik
Gambang kromong adalah sebuah orkes Betawi yang menggunakan dua alat musik berupa perkusi
yang dinamakan gambang dan kromong. Gambang memiliki 18 bilahan yang terbuat dari kayu.
Sedangkan kromong terbuat dari besi atau perunggu yang memiliki bilahan berjumlah 10.
Alat musik lainya adalah gendang, gender, gong, kecrek, kemong, kempul, kromong, ningnong,
rebab.

2.8 Keberagaman Provinsi Banten


A. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh penduduk asli Banten adalah dialek yang merupakan turunan Bahasa
Sunda kuno. Dalam bahasa Sunda moderen, dialek ini dikelompokkan sebagai bahasa kasar. Namun
sejumlah wilayah di Banten menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Wilayah Banten Selatan,
seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan bahasa Sunda campuran, Sunda Kuno, Sunda moderen
dan bahasa Indonesia. Wilayah Serang dan Cilegon menggunakan bahasa Jawa Banten, terutama
untuk suku Jawa. Wilayah Kota Tanggerang menggunakan bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa
ini juga digunakan oleh pendatang dari suku Betawi. Sementara, bahasa Indonesia digunakan oleh
pendatang dari wilayah lain di Indonesia.
B. Pakaian Adat Banten
Pakaian adat Banten untuk pria berupa dengan model baju koko dengan leher tertutup. Pada bagian
bawah menggunakan celana panjang dan diikat dengan kain batik. Sebilah parang diselipkan di ikat
pinggang di bagian depan, sedangkan kain diselempangkan di bagian bahu. Pakaian untuk wanita
berupa baju adat kebaya dan kain batin untuk bawahannya. Sepertihalnya pada pakaian pria,
pakaian wanita juga menggunakan kain yang diselempangkan di bahu. Aksesoris berupa bros yang
digunakan di bagian depan kancing kebaya dan kembang goyang dipasang di sanggul.
C. Tarian Banten
Tari Dzikir Saman, berupa tarian yang dimainkan penari laki-laki dengan membentuk lingkaran.
Mereka berputar sambil menyebut shalawat Nabi Muhammad SAW. Tarian ini tidak diiringi dengan
alat musik. Tari Cokek adalah tarian yang mulai diperkenalkan pada abad ke-19 ini. Saat ini, tari
Cokek dimainkan lima sampai tujuh penari wanita dan beberapa penari pria. Tari Cokek merupakan
pertunjukkan hiburan saat warga cina Benteng menyelenggarakan pesta pernikahan.
D. Senjata Tradisional
Banten Ada sejumlah senjata tradisional di Banten, yaitu: Golok adalah pisau besar dan berat yang
biasa digunakan untuk berkebun. Pisau ini juga banyak di temukan di kawasan Asia Tenggara. Golok
juga merupakan simbol peradaban pada masa kerajaan Banten. Bedog merupakan senjata
tradisional yang bilahnya lebih lebar dengan ujung sedikit melengkung. Congkarang atau arit Banten,
merupakan senjata tradisional yang berbentuk bilah lengkung. Parang merupakan senjata tradisional
yang bilahnya lebih panjang.
E. Alat Musik Banten
Angklung Buhun, alat musik yang bisa digunakan dalam upacara seren taun dalam tradisi Sunda
Banten. Rampak Beduk, alat musik perkusi khas Banten yang dimainkan secara bersama-sama.
Dogdog Lonjor, merupakan alat musik dari bahan kayu yang berbentuk silinder memanjang dengan
rongga di bagian tengahnya. Penamaan Dogdog berasal dari suara yang dihasilkan, sedangkan lonjor
artinya panjang.

2.9 Keberagaman Provinsi DI Yogyakarta


A. Rumah Adat
Rumah adat DIY dinamakan Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan
pendopo. Halamannya sangat luas, ditumbuhi tanaman dan dilengkapi beberapa sangkar burung. Di
depan Bangsal Kencono terdapat dua patung dari Gupolo, sang raksasa yang memegang gada(sejenis
alat pemukul).
B. Pakaian Adat
Pria Yogyakarta menggunakan pakaian adat berupa tutup kepala (destar), baju jas dengan leher
tertutup dan keris yang terselip di pinggang bagian belakang. Mengenakan kain batik yang bercorak
sama dengan sang wanita. Sedangkan wanitanya memakai kebaya dan kain batik. Perhiasannya
berupa anting-anting, kalung dan cincin. Dan pada wanita menggunakan sanggul kepala.
C. Tarian-Tarian Daerah Istimewa Yogyakarta
a. Tari Serimpi Sangupati: tarian keraton pada masa lalu disertai suara gamelan dengan gerak tari
yang lebut dan menawan hati.
b. Tari Bedaya: merupakan tarian keraton yang ditarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah
gemulai dan lembut.
c. Tari Merak: suatu tari yang mengisahkan keindahan dan kebebasan alam bebas yang dialami
burung merak.

2.10 Keberagaman Provinsi Nusa Tenggara Timur A. Rumah Adat


Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut Saoata Musalakitana. Rumah Saoata
Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT, untukk tempat tinggal lurah, camat atau pembesar
lainnya. Rumah ini berbentuk panggung dan dibawahnya terdapat balai panjang tempat menerima
tamu yang tiangnya berdiri dari landasan batu besar, sehingga tidak perlu ditanam dalam tanah
B. Pakaian adat
Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas tutup,
selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip didepan perut. Perhiasan
yang dipakai berupa kalung dan pending. Sedangkan wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk
bulan sabit, kain tenun yang menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada
hingga kaki.perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan. Pakaian ini
berdasarkan pakaian adat Rote.
C. Tari Tradisional
a. Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan
senjata. Senjata yag dipakai berupa cambuk dan perisai.
b. Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara Khinatan. Tari ini berupa upacan selamat
serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhinat sehat lahir dan batin dan suksesdalam
hidupnya.
c. Tari Lendo Nusa Malole, berarti tarian ini dari negeri yang indah. Tari garapan yang menggunakan
irirngan musik sasando ini merupakan tari penyambut tamu yang memanfaatkan gerak gerak tari
tertentu agar massa ikut dalam kegembiraan
D. Senjata Tradisional
Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya adalah Saweo,
Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.
2.11 Keberagaman Provinsi Bengkulu
A. Pakaian adat
Pakaian Adat Pria Bengkulu terdiri dari Jas, Sarung, Celana Panjang, Alas kaki yang dilengkapi dengan
penutup kepala dan sebuah keris. Jas tersebut terbuar dari kain bermutu seperti wol dan sejenis nya,
dan biasanya berwarna gelap seperti hitam atau biru tua, begitu juga celana nya terbbuat dari bahan
dan warna yang sama. Pakaian Adat Wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang,
bertabur corak-corak, sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam.
Bahan baju kurung umumnya beludru dalam warna-warna merah tua, lembayung atau hitam.
Sarung Songket benang emas atau perak dalam warna serasi dan sutra merupakan perangkat busana
yang di gunakan dari pinggang sampai mata kaki.
B. Rumah adat
Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah tradisional
Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi
penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk
menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga
berfungsi sebagai kandang hewan ternak.
C. Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu : Tari Tombak Kerbau
Tari Putri Gading Cempaka
Tari Pukek
Tari Andun
Tari Kejei
Tari Penyambutan
Tari Bidadari Meminang Anak Tari Topeng
D. Seni Musik Tradisional Provisni Bengkulu :
Geritan yaitu cerita sambil berlagu
Serambeak yang berupa Petatah-Petitih
Andi-andi yaitu Seni sastra yang berupa nasihat
Sambei yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan

2.12 Keberagaman Provinsi Gorontalo


A. Rumah Adat Gorontalo
Rumah adat Gorontalo disebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Bandayo Poboide memiliki arti
rumah musyawarah adat. Bangunan yang menggunakan bentuk rumah adat ini terdapat di kantor
bupati Gorontalo di Limboto. Sedangkan Doluhupa merupakan rumah adat Gorontalo berbentuk
rumah panggung dari papan kayu, dengan bentuk atap khas Gorontalo. Bangunan rumah adat ini
terdapat di Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Pada zaman kerajaan, rumah adat ini
digunakan sebagai ruang pengadilan kerajaan.
B. Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian khas daerah untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan
tamu, maupun yang lainnya berbeda. Untuk upacara perkawinan disebut Bili’u atau Paluawala.
Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
C. Alat Musik Tradisional Gorontalo
Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau yang lebih dikenal dengan sebutan alat
musik tradisional. Alat musik tradisional Provinsi Gorontalo terdapat beberapa macam. Alat musik ini
biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian daerah yang ada di Gorontalo. Alat musik
tradisional yang terdapat di Gorontalo diantaranya adalah marwas, gambus, dan ganda.
D. Lagu Daerah Gorontalo
Provinsi Gorontalo juga terdapat beberapa macam lagu daerah yang dikenal masyarakatnya. Lagu-
lagu daerah tersebut antara lain seperti "Hulandalo Lipuu” (Gorontalo Tempat Kelahiranku), ”
Mayiledungga” (Telah Tiba), ”Ambikoko”, ”Tobulalo Lo Limuto” (Di Danau Limboto), ”Mokarawo”
(Membuat Kerawang), dan ”Binde Biluhuta” (Sup jagung).
E. Upacara Tradisional Gorontalo
Upacara adat atau upacara tradisional adalah upacara yang diselenggarakan menurut adat-istiadat
yang berlaku di daerah setempat. Upacara tradisional Gerontalo tidak dapat dipisahkan dari agama
dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Provinsi Gorontalo. Upacara adat ini dibedakan
menjadi dua, yaitu upacara adat yang berhubungan dengan daur hidup (misalnya perkawinan,
kematian) dan upacara adat yang berhubungan dengan aktivitas hidup masyarakat serta lingkungan.
beberapa upacara adat yang terdapat di Provinsi ini yaitu:
Upacara Adat Perkawinan, Upacara Molonthalo, Tumbilotohe
F. Senjata Tradisional Gorontalo
Orang Gorontalo mengenal berbagai macam senjata yang biasa digunakan untuk berperang pada
zaman dahulu, atau untuk kegiatan sehari-hari. Salah satu senjata tradisional masyarakat Gorontalo
adalah parang.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang
merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri
memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam,
namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki karakteristik
tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa melakukan
banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar- seminar yang bernafaskan kebudayaan
nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan
budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti
kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada ideology
pancasila. Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan
berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling
pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan
sikap toleransi dan empati.

Anda mungkin juga menyukai