Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan bimbingan-Nya makalah yang bertema “Keragaman Budaya Medan” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill).
Penulis menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan pembuatan makalah ini di hari yang akan
datang. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah berjasa
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan membalas kebaikannya dengan berkat yang
lebih besar. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i


Kata Pengantar....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat dan Budaya ........................................................... 5
2.2 Bahasa ...................................................................................... 5
2.3 Tarian ....................................................................................... 5
2.4 Seni dan Budaya ...................................................................... 6
2.5 Kerajinan .................................................................................. 6
2.6 Kuliner ..................................................................................... 6
2.7 Pariwisata ................................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................ 8

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai ibukota dari provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia,
Medan merupakan campuran yang sempurna dari beberapa suku dan budaya, karena di kota
ini terdapat beberapa suku seperti Aceh, suku Padang, suku Melayu dan suku Batak.
Demikian pula keturunan cina banyak berdiam di kota ini sejak zaman Belanda,
menyebabkan kota ini semakin kaya dengan budayanya.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah,
jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing.
Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Medan, Sumatera Utara.
Walaupun begitu banyak etnis budaya disana, tetapi itu tidak membuat perbedaan antar etnis
dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kekayaan budaya yang dimiliki
Sumatra utara baik dari segi Bahasa, Seni dan Budaya, Tarian, Kerajinan, Makanan khas dan
lain sebagainya. Juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill).

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masyarakat dan Budaya


Medan memiliki penduduk yang padat dan merupakan tempat yang eksotis untuk
dikunjungi khususnya jika anda menyukai alam flora dan fauna. Pada zaman Belanda,
Medan masih merupakan daerah kekuasaan Sultan Deli. Suku Melayu yang ada di Indonesia
berasal dari kota Medan dan daerah sekitarnya. Suku ini banyak memiliki kesamaan budaya
dengan bangsa Melayu di tanah Malaysia sekarang , karena berasal dari rumpun yang sama.
Di Medan juga banyak suku etnis dari seluruh Indonesia yang datan untuk berbisnis.
Kota ini juga rumah bagi warga keturunan Cina dan India yang cukup mendominasi. Daerah
yang sangat indah di Sumatera Utara adalah sekitar Danau Toba, di sini hidup masyarakat
Batak yang dibagi menjadi enam budaya, masing-masing memiliki bahasa, upacara, dan
tradisi yang berbeda. Meskipun terisolasi secara geografis tetapi orang Batak memiliki
riwayat hubungan dengan dunia luar. Hubungan perdagangan antara dataran tinggi dan
daerah lain pun berjalan baik yaitu pertukaran barang seperti garam, kain, dan besi, lalu yang
diimpor ke wilayah ini seperti emas, beras dan cassia (jenis kayu manis).
Orang-orang Eropa yang pertama berdagang ke wilayah Batak adalah misionaris,
mereka menjelajahi daerah pedalaman terpencil pada akhir abad ke-18. Misionaris tersebut
mengabarkan bahwa masyarakat lokal wilayah ini kanibalisme. Sebelumnya awal abad ke-
9, sebuah teks Arab menyebutkan bahwa penduduk Sumatera itu memakan daging manusia.
Namun, saat ini para antropologi percaya bahwa hal ini adalah bentuk hukuman yang langka
dan mungkin nampak biasa saja bagi orang Batak. Banyak orang Batak yang menyimpan
tulang nenek moyang mereka yang disalah artikan oleh orang luar sebagai kanibalisme
mengerikan.

2.2 Bahasa
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku
Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu
dengan bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek,
Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu juga di
Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan
bahasa Melayu Dialek "E" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak
keturunan Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa
Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas 4 logat
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba).

2.3 Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis,
berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping
tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-
datu. Yang termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya
sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta
gembira.
Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin
termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah,
parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor

5
nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh
kekhusukan. Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
Tari Tor-Tor

2.4 Seni dan Budaya


2.4.1 Musik
Musik yang biasa dimainkan cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang
diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat
serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
2.4.2 Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang
merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan.
Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen. Pada umumnya bentuk
bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak".
Rumah adat suku bangsa Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan
masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat
lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih
kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap
menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah
tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa
Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur,
pantangan balai butuh dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang"
(rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat). Rumah adat
Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat
lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.

2.5 Kerajinan
Tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini
adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam
upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos
terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah
yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi
kehidupan.
Kain Ulos

2.6 Kuliner
Makanan Sumatra terkenal dengan rasanya yang pedas begitu juga Medan, Sumatra
Utara. Bila Anda berada di kota ini, cobalah masakan lokal seperti Nasi Ayam, Kweetiaow
medan, dan lain-lain. Sebagian besar hidangan di sini dipengaruhi oleh budaya Melayu,
Cina, dan India.
Masakan khas masyarakat Batak yang patut anda cicipi adalah, Arsik, ikau rata (daun
singkong muda dimasak dengan campuran santan dan ikan teri) dan naniura (ikan mas
mentah dengan campuran bumbu khusus dan perasan jeruk nipis). Sedangkan di Berastagi,
pastikan Anda mengunjungi pasar tradisional dan tersedia buah-buah eksotis. Segelas sirup
markisa khas daerah ini akan melepaskan dahaga Anda dan dapat dikonsumsi panas atau
dingin. Ini juga dapat menjadi oleh-oleh yang sempurna untuk orang yang Anda cintai.

6
Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas juga
panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat
akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan kehidupan mereka.

2.7 Pariwisata
Sumatera Utara, sebuah provinsi yang ramai dikunjungi orang bukan hanya karena
ibukotanya, Medan, adalah salah satu dari lima kota terbesar di Indonesia, namun juga
karena kekentalan adat dan budaya penduduk aslinya. Provinsi yang dihuni oleh berbagai
etnis ini tentu saja menarik minat khalayak ramai untuk mengenal adat, budaya, sejarah serta
panorama yang terbentang di sana. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata yang layak
untuk dikunjungi.
1. Istana Maimun
Ikon kota Medan ini dibangun oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa
Alamsyah pada tahun 1888. Didesain oleh arsitek berkebangsaan Italia, Istana Maimun
memiliki desain interior yang unik dan mencerminkan perpaduan warisan budaya khas
Melayu, Eropa dan Islam. Dengan luas sekitar 2.772 m2, istana bernuansa serba kuning
ini memiliki 30 ruangan di dalamnya. Di dalam balairung seluas 412m2 terdapat
singgasana yang juga didominasi warna kuning. Dahulu ruangan ini kerap digunakan
untuk upacara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya.
2. Brastagi
Kurang lebih 60 kilometer dari kota Medan terdapat Brastagi, sebuah obyek wisata
di dataran tinggi Karo. Berada di sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut serta diapit oleh
gunung Sibayak dan gunung Sinabung, Brastagi menyuguhkan panorama indah berupa
lahan pertanian nan luas dan hijau. Brastagi merupakan penghasil sayur mayur dan buah-
buahan terbesar di provinsi Sumatera Utara, selain juga menghasilkan berbagai jenis
bunga.
Tidak jauh dari gunung Sibayak terdapat pemandian air panas. Sementara di kaki
gunung Sinabung terdapat danau Lau Kawar. Kota berudara sejuk ini juga dikenal
dengan julukan kota “Markisa dan Jeruk Manis”
3. Danau Toba
Danau Toba adalah danau terbesar di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 1.700 m2
dan kedalaman sekitar 450 meter. Sejarah mencatat bahwa danau ini merupakan hasil
dari letusan gunung berapi kurang lebih 75.000 tahun yang lalu. Di tengahnya terdapat
pulau Samosir, yang juga memiliki danau di dalamnya.
Bukit-bukit hijau yang mengelilingi danau yang mirip lautan ini, suasana damai,
serta udara nan sejuk sudah tentu membuat Danau Toba menarik banyak wisatawan
domestik mau pun manca negara setiap tahunnya. Danau Toba dapat dicapai dalam
waktu sekitar 4 jam dari kota Medan.
4. Desa Tomok
Di pesisir Timur pulau Samosir terdapat sebuah desa kecil bernama desa Tomok.
Penduduk aslinya mencari nafkah dengan bertani, berdagang dan juga memanfaatkan
obyek-obyek wisata di sana. Selain rumah adat Batak, di sana juga terdapat kompleks
makam Raja Sidabutar dan benda-benda peninggalan jaman megatilik. Museum, gereja-
gereja sederhana, berbagai patung dan sebuah resor juga menambah pesona Desa
Tomok. Tidak mengherankan bila banyak wisatawan tertarik untuk mengunjungi situs
ini untuk memperkaya pengetahuan, khususnya mengenai sejarah budaya Batak.
Tidaklah sulit untuk mencapai desa ini karena lokasinya yang sangat dekat dengan
dermaga penghubung ke Parapat, yaitu hanya sekitar 1 jam menggunakan feri.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk
adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku,
seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli
Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk
pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya
sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik
wisata alam, budaya, maupun sejarah.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah,
jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing.
Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara.
Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar
etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara
yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat
memiliki nilai positif terhadap daerah Sumatera Utara.

3.2 Saran
Dilihat dari suku yang ada di Sumatra saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya
bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi
halangan untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi
suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan
kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat
nasionalisme.

DAFTAR PUSTAKA

http://ahmad-bloggue.blogspot.com/2010/04/makalh-kebudayaan-sumatra-utara.html
http://indonesia-liek.blogspot.com/2010/12/budaya-sumatera-utara-seni-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara
http://rezadwiramadhan.wordpress.com/2010/10/02/budaya-sumatera-utara/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13764
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Anda mungkin juga menyukai