OLEH:
Nama : Nirma
Nih : A1G119104
Kelas : B
KENDARI
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhu tugas
dari dosen pada matakuliah BAHASA INDONESIA. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang topik matakuliah pada kali
ini yaitu unsur negara bagi para pembaca dan juga penulis.
selaku dosen pada matakuliah ini yang telah memberi tugas ini sehingga dapat
makalah ini. Saya menyadari makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
PENULIS
2
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
1. KESIMPULAN............................................................................16
2. SARAN......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sulawesi merupakan sebuah pulau dengan panjang garis pantai sekitar 3.500
mil, terdiri atas empat semenanjung utama yang terpisahkan oleh teluk dalam,
Kota Kendari, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara, dan Kolaka
bagian Tenggara.
kebudayaan ini sangatlah wajar karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor
Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang
tepatnya di Konawe. Mereka memiliki simbol adat yang yakni “Kalo.‘ Sedangkan
4
Mekongga dan Tolaki jika terjadi suatu masalah sosial yang memerlukan
3. TUJUAN
identitas dan kebudayaan suku Tolaki, Dan Untuk menyelesaikan tugas MID yang
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SUKU TOLAKI
Konawe Selatan, Konawe Utara. Kebanyakan dari mereka punya profesi sebagai
petani yang rajin dalam bekerja. Selain itu mereka juga punya semangat gotong
Nama suku Tolaki tidak begitu saja ada dan terjadi dibalik nama tersebut
tentu mengandung arti atau sejarahnya, nama suku Tolaki ini berasal dari kata
TOLAKI, TO=orang atau manusia, LAKI= Jenis kelamin laki-laki, jadi artinya
adalah manusia yang memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung
Sehingga dari hal tersebut akhirnya Suku Tolaki menjadi salah satu suku
terbesar yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan
Suku Muna yang tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka, yang berada di Kab.
Kolaka dan mendiami daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang
berada di Kab. Kendari mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan
antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo”
6
2. TARIAN SUKU TOLAKI
Mengenakan busana tradisional berwarna kuning menyala, dilengkapi
selendang biru, dan ikat kepala merah, serta aksesoris kalung etnik. Para penari
wanita muda dan cantik ini berlenggak-lenggok atraktif dan kadang gemulai
mengikuti irama musik. Tarian itu kerap disuguhkan di berbagai acara khusus
Soal seni budaya, Kota Kendari pun tak kalah dengan daerah lain. Kalau
Aceh identik dengan Tari Seudati, Jakarta tersohor dengan Tari Topeng Betawi,
maka Kota Kendari pun memiliki beberapa tarian tradisional yang khas dan pantas
Suku Tolaki yang kerap ditampilkan saat ada event berskala besar untuk
(Festek) yang kerap dihadiri beberapa tamu penting dari Jakarta dan daerahlain.
Sebagai catatan Suku Tolaki merupakan penduduk asli Kota Kendari sebagaimana
Tarian ini dilakoni oleh 12 penari perempuan muda dan 2 penari lelaki
atau hiasan, sarung tenun Tolaki, dan aksesoris seperti Ngaluh atau ikat kepala,
dan kalung. Dalam tarian berdurasi sekitar 5 sampai 10 menit ini, beberapa penari
perempuan membawa Bosara atau bokor dari rotan, sedangkan dua penari
7
Sementar Tari Lulo merupakan tari pergaulan khas Sulawesi Tenggara yang juga
populer di Kota Kendari. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kawula muda sebagai
ajang perkenalan. Kini Tari Lulo juga kerap disuguhkan saat ada tamu
Gerakan Tari Lulo tidaklah serumit tarian tradisonal lain. Para penarinya saling
berpegang tangan satu sama lain membetuk lingkaran yang saling menyambung.
Dalam sebuah acara besar yang dihadiri pengujung dari luar Kota Kendari, para
penari Lulo selalu mengajak tamu dengan ramah untuk ikut menari. Setiap tamu
yang tidak bisa menari akan dianjarkan cara melangkah atau menari ala Tari Lulo
Tari Lulo ini pun kerap ditampilkan pada Festek. Bahkan pada perayaan tersebut,
tari ini pernah ditampilkan secara kolosal dengan mengikutsertakan warga kota
ota Kendari terdiri dari beberapa suku bangsa, salah satunya adalah suku
bangsa Tolaki. Suku ini merupakan suku asli di daratan Sulawesi Tenggara selain
suku Muna dari Pulau Muna dan Suku Buton yang berasal dari pulau Buton.
Sekitar abad ke-10 daratan Sulawesi Tenggara memiliki dua kerajaan besar yaitu
(Wilayah Kabupaten Kolaka) secara umum kedua Kerajaan ini serumpun dan
8
dikenal sebagai suku Tolaki. Dalam artikel ini saya akan membahas secara singkat
3) Bharata I´Hana;
4) Bharata I´ Moeri
tercermin sebagai cipta rasa dan karsa akan melandasi ketentraman, kesejahteraan
maupun pelanggaran sosial yang timbul dalam masyarakat tolaki, misalnya dalam
9
masalah sengketa tanah, ataupun pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati
dan mematuhi setiap putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki merupakan
masyarakat yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai dalam
pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki yang setiap saat, dimanapun
berada dan bertindak selalu dijaga, dipelihara dan dipertahankan. Ini bisa
dibuktikan dengan sikap masyarakat Tolaki yang akan tersinggung dengan mudah
jika dikatakan , pemalas, penipu, pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas
pribadi masyarakat tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif, inovatif dan
merupakan budaya untuk selalu bersikap dan berperilaku yang sopan dan santun,
berikut:
Artinya :
Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti orang lain akan
Ø “Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie Pinekasara”
10
Artinya :
Barang siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti dilindungi dan dibela
oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh kepada hukum adat maka ia
Artinya :
Barang siapa yang baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan kebaikan
setiap permasalahan sosial dan pemerintahan baik itu berupa upacara adat,pesta
warga negara, selalu bersatu, bekerjasama, saling tolong menolong dan bantu-
membantu .
– Budaya “taa ehe tinua-tuay” (Budaya Bangga terhadap martabat dan jati diri
sebagai orang tolaki), budaya ini sebenarnya masuk kedalam “budaya kohanu”
(budaya malu) namun ada perbedaan mendasar karena pada budaya ini tersirat
sifat mandiri,kebanggaan, percaya diri dan rendah hati sebagai orang tolaki .
yang ada, apa yang saya berikan pada artikel ini bisa lebih membuka mata dan
Tenggara Umumnya bukan hanya dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur suku bangsa
Tolaki tetapi juga oleh masyarakat suku lainnya yang berada di “bumi anoa”,
11
kesemuanya menjadi daya perekat dalam kehidupan bemasyarakat di daerah ini
masing-masing.
Rumah adat Tolaki telah lenyap. Upaya rekonstruksi digalakkan, antara lain
Haluoleo, Maret 2004 . Dari studi intensif dan keterangan para nara sumber yang
ada, beberapa hal dapat disimpulkan (Faslih, 2004). Antara lain, bahwa rumah
adat Tolaki dapat berupa komali (rumah istana raja) atau laika (rumah tempat
orang tinggal). Namun antara rumah raja dan rumah rakyat, yang membedakan
adalah besar dan luasnya saja: rumah raja 40 depa rumah rakyat minimal 3 depa.
Rumah hanya salah satu dari beberapa jenis shelter dalam peradaban arsitektur
dangau (patande) dan lumbung (o ala). Pola tatanan permukiman pun tak lepas
dari konsep kalo: konsentrik dengan posisi rumah raja/kepala suku berada di
Menurut para nara sumber adat dalam hasil studi arsitektural dan etnografi,
yang menjadi core element dalam rumah adat Tolaki adalah 9 jajar tiang dengan
tiang ini terdapat satu tiang utama yang disebut dengan tiang petumbu yang
terletak ditengah baris dan lajur ke-9 tiang ini. Tiang petumbu adalah tiang yang
12
pertama kali ditanam dan pemasangannya dilakukan pada waktu subuh (sebelum
matahari terbit). Setelah petumbu didirikan, 4 hari atau lebih baru didirikan tiang-
tiang lainnya dengan maksud untuk melihat dalam jangka waktu tertentu apakah
akan terjadi sesuatu pada tiang petumbu. Jika tidak terjadi sesuatu maka dilakukan
Setelah ke-9 tiang berdiri yang pertama dipasang adalah balok powuatako
(A) pada sisi dalam tiang arah bagian belakang rumah, selanjutnya balok B dan C.
dimulai dari arah kanan rumah, kemudian menyusul nambea 2 dan nambea 3.
Semua Powuatako dan nambea, baik yang melintang maupun yang memanjang
yang menempel pada tiang dipinggir luar badan bangunan, harus ditempatkan di
belakang tiang. Agar setelah dinding dipasang tiang tak akan kelihatan dari luar,
bundar (tusa), tidak menggunakan pondasi seperti halnya rumah-rumah adat yang
lain. Tiang ditanam sedalam satu hasta, tiang yang akan ditanam ke dalam tanah
arang, selanjutnya tiang yang dibakar tadi dibungkus dengan ijuk dan diikat
persegmen dengan menggunakan rotan. Makna kedalaman satu hasta tidak ada,
tiang menjadi arang agar tiang tidak mudah dimakan rayap dan agar arang
13
Tinggi tiang dari permukaan tanah hingga ke permukaan lantai diperkirakan
kerbau bisa masuk dibawahnya, kurang lebih 2 m. Jumlah tiang untuk Komali
adalah 40 tiang di luar tiang dapur dan tiang teras. Makna dari jumlah 40 tiang ini
terkait dengan suatu jumlah yang disaratkan dalam meminang yaitu 40 pinang dan
penopang rumah. Jika dianalisis dari segi fungsi maka jumlah 40 tiang merupakan
jumlah tiang yang mewakili satu rumah besar, yang hanya dibangun oleh tokoh
rotan. Cara mengikat; pertama rotan pengikat diikatkan pada powuatako atau
nambea bukan pada tiang. Putaran pertama kali silang ke arah kanan sebanyak 4
putaran selanjutnya pada arah silang kiri sebanyak 3 kali putaran terakhir di tinohe
di antara tiang dan powuatako atau nambea. Setelah pemasangan kesembilan tiang
Kesembilan tiang yang merupakan core element dalam rumah adat Tolaki
merupakan symbol dari siwolembatohu yaitu delapan penjuru mata angin. Tiang
petumbu merupakan pusat dari siwolembatohu. Oleh karena itu, inilah yang
menjadi dasar pemikiran mengapa tiang petumbulah yang pertama kali dibangun
bahkan dalam pemasangannya diikuti oleh upacara ritual dan pada bagian
puncaknya diberi ramuan guna memohon kepada Tuhan agar seisi rumah yang
menempati rumah ini dapat terhindar dari berbagai bahaya yang datang dari
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
tersebut memiliki keunikan masing-masing dan antara satu daerah dengan daerah
terdapat pada suku Tolaki di Konawe. Disana ada ada sebuah simbol tradisi yang
menjadi pemersatu dan juga bisa dikenal sebagai sumber hukum didalam suku
tersebut yaitu Kalo. Jika dilihat kebudayaan itu sungguh sarat dengan pesan
dan makna yang baik misalnya saja untuk menyelesaikan masalah antar
masalah.
Bisa dibilang keunikan dari setiap kebudyaan tersebut perlu kita lestarikan
dan kita budayakan ataupun mungkin kita jadikan pedoman. Sewajarnya juga kita
sebagai generasi muda harus bisa mengenali karena hal tersebut adalah jati diri
bangsa.
2. SARAN
Selaku para Tolaki dan pemudi Tolaki kita hendaknya tetap melestarikan apa
yang menjadi bagian dari budaya kita salah satunya adalah bahasa. Jangan
sampai bahasa yang kita banggakan ini tergerus oleh masuknya budaya asing.
Jadi kita harus pintar-pintar menempatkan mana yang seharusnya ditempatkan
15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
ttp://arta-suharta.blogspot.com/2010/04/sejarah-kebudayaan-dan-adat-suku-
tolaki.html
http://lumanda.wordpress.com/2010/03/11/pengertian-tolaki/
http://anwarhapid.blogspot.com/2013/01/kalosara-sebagai-instrumen-utama-
dalam.html
http://lucykeroppi.wordpress.com/
16