Anda di halaman 1dari 9

Kebudayaan Batak

Disusun oleh:
Nama: Yolanda Wilhelmina Maureen R
Kelas: XII IPS 3
AGAMA KRISTEN
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat waktunya adapun tujuan makalah
ini adalah untuk memnuhi tugas keterampilan Agama Kristen, pada semester ganjil di tahun
2022, dengan judul Kebudayaan Batak.

Tugas ini pun dapat membantu para pembaca agar semakin menambah wawasan pengetahuan
dan mengerti akan hal-hal yang akan di bahas dalam Kebudayaan Batak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada guru selaku guru agama Kristen, karena berkat dan
pengarahan dari beliau sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis berharap bahwa
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan sesuai dengan kata bijak, tidak yang sempurna
dalam hidup. Oleh karena itu, kritik dan saran dari segala pihak kami terima dengan senang hati.

Jakarta, 21 Oktober 2022

Yolanda Wilhelmina Maureen Rajagukguk


Sejarah Batak

Suku Batak merupakan salah satu kelompok etnik terbesar di Indonesia, berdasarkan sensus dari


Badan Pusat Satistik pada tahun 2010. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk
mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan
Pantai Timur di provinsi Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak
adalah Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak/Dairi, Simalungun, dan Toba. Batak adalah rumpun
suku-suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatera Utara.

Saat ini pada umumnya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik,


dan Islam. Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tradisional, yakni ugamo Malim dan juga
kepercayaan animisme

(contoh kebudayaan batak )

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia, tetapi tidak diketahui kapan nenek moyang
orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatra Timur. Bahasa dan bukti-bukti
arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah
ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda
(Neolitikum).[2] Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda)
yang ditemukan di wilayah Batak, maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru
bermigrasi ke Sumatra Utara pada zaman logam.

Adat Batak

Suku Batak memiliki Tradisi Mangulosi, yakni acara pemberian kain tenun khas Batak yang
diberi nama ulos. Oleh masyarakat Batak, kain ulos mempunyai makna pemberian perlindungan
dari segala cuaca dan keadaan. Biasanya, orang yang mangulosi adalah sosok yang dituakan
dalam adat Batak atau disebut hula-hula. Selain Tradisi Mangulosi, Suku Batak dikenal memiliki
tari tor-tor, yang dipertunjukkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, ritual keagamaan, dan
menyambut tamu. Dalam berbagai macam acara tersebut, biasanya dimainkan alat musik Suku
Batak sejenis gamelan yang disebut dengan lima taganing.
(mangulosi) (tor-tor)

Dalam hal mangulosi, ada aturan yang harus ditaati, yakni hanya yang dituakan yang bisa
memberikan ulos, misal orangtua memberikan ulos buat anaknya, tapi anak tidak bisa (tidak
boleh memberikan) mangulosi orangtuanya.

Upacara tradisi Batak ini kelihatan rumit tetapi sarat makna dan menimbulkan rasa keakraban
yang muncul dari setiap ritualnya. Sehingga tak heran jika orang-orang Batak yang masih
memegang adat akan selalu mengenal keluarga dan saling menghormati dan menyayangi satu
dengan yang lainnya.
Makanan Khas Batak

1. Saksang

Saksang merupakan makanan khas batak dengan bahan dasar daging babi atau daging anjing.
Menu ini dimasak dengan bumbu khusus yang hampir mirip dengan bumbu napinadar dan proses
memasaknya pun bisa dicampur dengan darah daging itu sendiri.

Jika dibandingkan dengan babi panggang, biasanya saksang lebih banyak mengandung


daging daripada lemak. Ciri khas makanan ini menggunakan andaliman yang menciptakan rasa
panas pedas menggetarkan lidah.

2. Mie Gomak

Mie gomak menjadi salah satu kuliner khas Batak yang wajib kamu coba. Mi gomak memiliki
bentuk yang sangat mirip dengan spaghetti dan sangat mudah bisa kamu temukan di daerah Toba
dan sekitarnya.

Tak jarang mi gomak menjadi salah satu oleh-oleh yang dibawa para perantau karena memang
mudah dimasak dan memiliki cita rasa sendiri tidak seperti mi lainnya.

Mie gomak biasanya digoreng atau dibuat berkuah. Aroma bumbu dan campuran irisan bawang
goreng, santan dan andaliman (salah satu rempah yang banyak ditemukan di daerah dataran
tinggi Toba). Kalau aku lebih suka masak mi gomak dengan kuah dicampur daging b2, akan
semakin mantap rasanya.
3. Babi Panggang Karo

Suku batak kebanyakan memiliki agama non Islam, sehingga memiliki makanan khas dengan
bahan dasar babi. Salah satu menu andalan dari Tanah Karo adalah babi panggang Karo.

Makanan khas batak ini sudah menjadi ikon Sumatera Utara dan hampir semua restoran Karo
terbesar di Indonesia. Babi panggang karo biasanya disajikan dengan makanan pelengkap seperti
sup daging babi, daun ubi tumbuk yang dicampur dengan parutan kelapa, darah babi yang sudah
diolah, sambal, kidu-kidu dan nasi putih hangat.

4. Naniura

Makanan ini sering disebaut sebagai sushinya orang batak karena pengolahannya tidak digoreng
atau direbus sama seperti sushi.

Makanan khas batak ini bisa dibuat dengan ikan mas, ikan nila atau pun ikan mujaer. Uniknya,
ikan ini akan diberikan bumbu lengkap sehingga enak untuk disantap dalam keadaan mentah.
Rasa naniura sedikit lebih asam karena memang untuk proses pematangannya menggunakan
asam.
Tarian

1. Tari tor-tor

Salah satu tarian daerah Suku Batak yang paling sering dikenal ialah Tari Tor-tor.Tarian Tor-tor
merupakan berasal dari hentakan kaki penarinya di atas alas papan rumah adat Suku Batak.Di era
kolonial Belanda, tarian Tor-tor merupakan bentuk hiburan kepada raja-raja sekaligus
menyiratkan patriotisme perlawanan terhadap penjajah. Tari Tor-tor biasa dimainkan di berbagai
acara atau upacara adat masyarakat Suku Batak, salah satunya adalah pernikahan.Yang unik,
dalam tari Tor-tor, tidak ada penari khusus. Semua orang bisa bergabung dan menjadi penortor
(penari).Tujuannya adalah agar melibatkan partisipasi siapa saja yang datang dan memeriahkan
suasana.

2.  Tarian Tor Tor Naposo Nauli Bulung

Tarian Tor Tor Naposo Nauli Bulung berasal dari Suku Batak Mandailing.Tarian ini dilakukan
secara berpasangan muda-mudi dengan membuat susunan barisan penari seuai kedudukan marga
masing-masing.Biasanya 3 pasang muda-mudi sudah cukup mewakili tarian ini.

Anda mungkin juga menyukai