Anda di halaman 1dari 7

JIPSI (JURNAL ILMIAH PARIWISATA IMELDA)

https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPSI
e-ISSN 2985-6760 (Media Elektronik)
Vol. 1 No. 2 (Juli 2023) 09-15
Received: 07 15, 2023 | Accepted: 07 17, 2023 | Published: 07 28, 2023

IKAN MAS ARSIK SEBAGAI MAKANAN UPACARA ADAT KHAS BATAK


TOBA SUMATRA UTARA
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
Program Studi Sarjana Pariwisata, Universitas Imelda Medan, Kota Medan, Indonesia1,2,
Email:irmamunthe600@gmail.com1, azmichairiza@gmail.com2

ABSTRAK
Berbagai keragaman dan keunikan yang dimiliki masyarakat indonesia menghasilkan perbedaan
di berbagai suku, ras, budaya, agama, dan antargolongan. Pengetahuan dan keunikan setiap suku
di indonesia berbeda-beda yang di peroleh secara turun temurun. Salah satu contoh yaitu suku
Batak Toba di Sumatra Utara. Etnis suku batak toba tentunya memiliki minum dan kuliner khas
yang berbeda dengan suku lain. Jenis minuman dan kuliner batak toba di antaranya tuak, cendol
panas atau biasanya di sebut seddor, ikan mas arsik, ikan naniura, manuk napinadar, mie
gomak, sak-sang, itak gur-gur, lomang, lappet dan banyak makan khas lainnya. Dalam
pengolahan makanan, suku batak termasuk suku yang sangat handal dalam memasak dan
mengolah makanan. Salah satu makanan atau kuliner khas batak toba sumatra utara yaitu ikan
mas arsik. Ikan mas arsik memiliki keunikan tersendiri. Salah satu keunikan wisata masakan
dan makanan yang populer dan sudah sangat melegenda di Suku batak Sumatera Utara yaitu
dimasak dengan beraneka bumbu dasar yang sebagian hanya tumbuh di Sumatera Utara. Ikan
mas arsik disajikan dari bahan dasar ikan mas segar, yang diberi bumbu rempah-rempah alami
yang bergizi, dan kemudian di masak di atas api hingga semua bumbu meresap sempurna.
Keunikan dan originalitas pengolahan kuliner ikan arsik ini dapat nilai tambah yang dapat
diperhitungkan menambah nilai pendapatan masyarakat suku batak toba. Sehingga pada saat ini
kuliner ikan arsik khas batak ini dijaga citra rasanya dan standard cara pemasakannya agar tidak
mengubah rasa dan ciri khas nya.
Kata Kunci: ikan mas arsik, batak toba, ciri khas.

ABSTRACT
The diversity and uniqueness of Indonesian society results in differences in ethnicity, race,
culture, religion and intergroup. The knowledge and uniqueness of each tribe in Indonesia is
different which is obtained from generation to generation. One example is the Toba Batak tribe
in North Sumatra. The ethnic Toba Batak tribe certainly has drinking and culinary specialties
that are different from other tribes. Types of drinks and culinary Batak Toba include tuak, hot
cendol or usually called seddor, arsik carp, naniura fish, manuk napinadar, gomak noodles,
sak-sang, itak gur-gur, lomang, lappet and many other typical foods. In food processing, the
Batak tribe is a tribe that is very reliable in cooking and processing food. One of the typical
foods or culinary delights of the Batak toba of North Sumatra is arsik carp. Arsik carp has its
own uniqueness. One of the uniqueness of cooking and food tourism that is popular and already
very legendary in the Batak tribe of North Sumatra is cooked with various basic spices, some of
which only grow in North Sumatra. Arsik carp is served from the basic ingredients of fresh
carp, which is seasoned with nutritious natural spices, and then cooked over the fire until all the
spices are perfectly absorbed. The uniqueness and originality of this culinary processing of
arsik fish can be an added value that can be calculated to increase the income value of the
Batak toba tribe. So that at this time this typical Batak arsik fish culinary is maintained by its
taste image and standard cooking methods so as not to change its taste and characteristics.
Keywords: Arsik, batak toba, Specialties.

9
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

A. PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini, bisnis ragam makanan asing sudah sangat banyak ditemukan
dan bebas masuk di perjual belikan bahkan mengepung negeri kita dari berbagai penjuru hingga
membuka tempat makan dan membuka cabang dimana-mana. Ini membuktikan bahwa
masyarakat indonesia memiliki indra perasa yang cukup cocok dengan semua berbagai olahan
makanan sehingga produk asing berkelana masuk ke indonesia hingga membuat semakin
kuatnya makanan asing dibading makanan khas indonesia yang sebenarnya tidak kalah enak
dengan produk luar.
Indonesai memliki banyak beragam makanan dan kuliner yang tentunya tidak kalah
lezatnya dengan makanan asing. Indonesia terkenal dengan masyarakat yang beragam dan
tentunya dari daerah dan suku yang berbeda-beda disetiap daerahnya tentunya memiliki
keunikan dan ciri kuliner khasnya masing masing walaupun berada di titik provisi yang sama.
Dari perbedaan suku tersebut tentunya memiliki makanan adat tertentu yang tidak sama dengan
suku lainnya. Salah satu suku yang di ambil ialah suku batak. Suku batak memiliki lima sub
etnis yaitu batak toba, batak simalungun, batak karo, dan batak pakpak. Setiap suku ini
memegang ketat adat istiadat nya hingga pada saat ini. Masing-masing suku juga memakai
bahasa yang berbeda-beda dan makanan khas masing masing. Namun hal inilah justru menjadi
pemersatu masyaraka batak. Pada suku simalungun misalnya memiliki makanan khas yaitu
Dayok Binatur/Dayok Naniatur. Di suku karo ada tarites. Begitu pula dengan suku batak toba
yang merupakan bagian dari suku batak toba. Mayoritas masyarakat dari sumatra utara
merupakan suku batak toba misalnya kabupaten toba, kabupaten samosir, kabupaten Humbang
hasundutan, kabupaten tapanuli utara, dan kabupaten tapanuli tengah.
Setiap suku-Suku ini memiliki beragam makanan yang tentunya menjadi khas daerah
masing-masing. Batak toba salah satunya yaitu ikan mas arsik. Dalam bahasa batak ikan mas
arsik ini disebut “dekke na niarsik” yang artinya “dekke” adalah ikan “na niarsik” adalah “di
marsik kan” atau di keringkan. Sesuai dengan makna nya ikan ini di masak dengan cara
dimasak terus menerus hingga kandungan air dan bumbu nya meresap ke danging ikan mas
tersebut.
Hidangan ini menjadi salah satu kuliner yang paling populer dari daerah batak, sebab
rasa nya yang nikmat dan gurih karena pemilihan ikan yang segar dan perpaduan bumbu-bumbu
yang mengikat cita rasa. Ikan mas arsik ini bukan hanya bisa di nikmati untuk sehari-hari saja.
Namun ikan mas arsik ini juga menjadi salah satu masakan yang terpilih untuk sebuah upacara
adat sakral. Biasanya suku batak toba menggunakan masakan ini pada upacara adat pernikahan,
acara lahiran, acara syukuran dan banyak upacara adat lainnya. Namun penyajian ikan mas arsik
ini tidak boleh asal dihidangkan jika berada di acara pernikahan dan lahiran. Dimana pada saat
acara pernikahan pada saat di tengah acara haruslah ganjil contohnya satu, tiga, lima karna dari
setiap angka ganjil tersebut memiliki makna yang berbeda-beda sebab memiliki arti yang sesuai
dengan ketentuan hukum adat suku batak toba.
Penggunakan ikan mas diberbagai adat khas batak sudah menjadi budaya turun
temurun. Hal itu dilakukan bukan tidak memiliki makna. Fungsi dan arti ikan mas arsik ini
memiliki arti atau simbul tersendiri bagi suku batak toba yaitu artinya “memberkati/pasu-pasu”
Dan biasanya pembawa acara adat batak (parhata) mengatakan “Dekke Ni Sabulan Tu Tonggina
Tu Tabona” yang artinya segi ikan mas yang di danau toba bertempat di danau sabulan artinya
memberkati”.
Dari uaraian diatas masalah yang terkaji dalam penelitian ini dapat surumuskan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut:(1) bagaimana ikan mas arsik menjadi identitas budaya etnis
batak toba? (2) apa fungsi yang terkandung dalam ikan mas arsik bagi masyarakat batak toba?

10
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan di kota sumbul kabupaten
dairi sumatra utara. Kota sumbul ini di pilih sebab salah satu kota yang memiliki masyarakat
dengan suku batak toba. Kota sumbul juga merupakan salah satu kota yang masih menjaga
kelestarian budaya dan kearifan lokal yang mereka miliki. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui cara observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori
fungsi makanan. Jenis makanan mempunyai arti simbolik, dalam arti mempunyai arti sosial,
agama, dan lainlain. Menurut Foster & Anderson (1986: 268-271) secara simbolis makanan
sedikitnya dapat berupa empat ungkapan, yakni: ikatan social, solidaritas kelompok, makanan
dan ketegangan jiwa, serta simbolisme makanan dalam bahasa. Selain teori fungsi makanan,
penelitian ini juga menggunakan teori identitas budaya. Lustig (2013: 133) mencatat bahwa
identitas budaya adalah pusat perasaan diri seseorang. Itu karena identitas budaya "adalah
komponen sentral, dinamis, dan beragam dari konsep diri seseorang". Analisis data dilakukan
dengan teknik deskriptif kualitatif.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ikan mas arsik sebagai identitas makanan khas batak toba
Suku batak toba adalah etnis yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan suku
lain, termasuk makanan khas yang dimiliki salah satunya yakni ikan mas arsik yang sudah turun
temurun menjadi kuliner yang dapat di nikmati sehati hari, namun juga disajikan untuk upacara
adat. Makanan ini sering dihidangkan di acara pernikahan, kelahiran, acara gereja dan acara
tertentu lainnya.Ikan mas arsik adalah makanan tradisonal batak toba yang bercita rasa bumbu
rempah tradisional.
Pengolahan makan ini sesuai dengan nama nya yaitu di arsik yang artinya di masak
dengan salah satu rempah menjadi pengikat yang kuat yaitu andaliman, rempah ini menjadi
salah satu bumbu yang memilki tahta yang tinggi dalam mengikat cita rasa dalam pembuatan
ikan mas arsik. Karena Jika tidak menggunakan rempah ini maka ikan mas arsik tidak terbilang
sempurna. Andaliman merupakan rempah khas batak toba yang memiliki cita rasa pedas dan
getir. Jika dilihat dari pengolahannya ikan mas arsik ini di masak seperti dengan bumbu kuning,
namun nyatanya ada penggunaan rempah andaliman di dalamnya yang menjadikan masakan ini
berbeda dengan masakan daerah lainnya.

Gambar 1. Proses memasak ikan mas arsik


Ikan mas adalah bahan utama dalam pembuatan makanan khas batak ini. Dipilih dari ikan yang
segar dan sehat. Kemudian di olah dengan bumbu-bumbu halus yang berasal dari rempah-
rempah alami yang berasal dari tanah batak. Ciri khas dari ikan mas arsik ini juga terlihat dari
uram-uramnya.

11
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

Uram-uram ini adalah jenis sayur-sayuran yang di masak bersamaan dengan ikan mas
arsik. Uram-uram ini ada yang di taruh di atas dan di bawah ikan mas. Uram-uram yang di taruh
di bagian bawah yaitu serai hal ini dilakukan agar mencegah kerusakan sisik ikan mas arsik
karena secara langsung bersentuhan dengan kuali yang panas akibat api. Sedangkan uram-uram
yang dibuat di atas ikan mas arsik ini yaitu sayur kacang panjang, bawang batak/bawang rambu,
batang rias atau sering di sebut batang bunga kecombrang. Berbeda dengan makanan lainnya,
setelah membersihkan bagian perut ikan mas ini uram-uram juga dimasukkan kedalam perut
ikan mas ini yang sudah di campur dengan bumbu yang sudah haluskan. Setelah itu di ikuti
dengan telur ikan mas dan diletakkan di atas kuali dan dimiring kan. Ikan mas ini tidak boleh
dipotong-potong menjadi beberapa bagian jika untuk sebuah upacara adat batak. Karena di
acara adat batak harus menggunakan ikan mas yang utuh. Hal ini melambangkan kehidupan
yang utuh dari manusia. Sebaliknya juga menggunakan ikan yang sudah dipotong-potong maka
orang-orang atau masyarakat berharap yang menerima ikan mas tersebut tidak akan
mendapatkan keturunan.

Gambar 2. Ikan mas arsik masakan Khas Batak Toba


Dalam sebuah upacara adat tertentu pemberian ikan mas arsik ini juga memiliki cara
tertentu untuk tidak menghilangkan nilai sakral nya. Pemberian ikan mas arsik ini sebagai
identitas budaya masih sangat melekat pada masyarakat batk toba saat melakukan berbagai
ritual upacara adat yaitu upacara adat pernikahan, kelahiran, syukuran, dan acara lainnya. Ikan
mas arsik ini dihidangkan dengan beralaskan nasi di atas piring yang sesuai dengan ukuran ikan
mas arsik yang utuh. Alasan ikan mas arsik ini harus beralaskan nasi yaitu agar saat
diberikannya ikan mas arsik ini harus dalam posisi seperti berenang itu sebabnya nasi di taruh
sebagai alas agar membantu ikan mas arsik tidak berubah posisi dan kemudian kepala ikan mas
arsik ini harus mengarah pada orang yang menerima ikan tersebut. Apabila ikan mas arsik
dihidangkan lebih dari satu maka ikan mas arsik tersebut harus sama posisi berbaris sejajar.
Disisi lain penggunaan jumlah ikan mas arsik ini juga tidak boleh sembarangan.
Sebagai salah satu masakan yang di pakai untuk upacara adat batak jumlah ikan mas arsik yang
di berikan kepada penerimanya haruslah ganjil misalnya satu, tiga, dan lima.
Ikan mas arsik yang di sajikan lebih dari satu harus disusun sejajar dengan kepala ikan
menghapap kepada sang penerima maknanya ialah harapan besar untuk kehidupan yang
dijalaninya semakin diberkati dan berjalan beriringan dengan arah kehidupan dan tujuan yang
sama. Hal seperti ini biasanya dinamakan di suku batak yaitu “dekke simuddur-uddur”. Sama
hal nya juga jika mengahapi sebuah permasalahan, tindakan pemberian ikan mas arsik ini juga
dilakukan masyarakat batak agar masyarakat yang mengalami permasalahan diberikan jalan
keluar dengan harapan besar dapat menyelesaikan masalah dengan anggota keluarganya.
Suku batak toba merupakan salah satu suku yang sangat percaya dengan adat
istiadatnya. Masyarakat disana menjadikan budaya mereka sebagai acuan hidup dan
menjungjung tinggi nilai adat istiadat mereka hingga keseharian masyarakatnya pun tidak luput
dari adat dan warisan leluhurnya. Hal ini merupakan sebuah kebanggan tersendiri karena tekah
berhasil menjaga dan melestarikan kebudayaan yang mereka miliki seperti yang di utarakan

12
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

oleh (Lustig 2013:132, identitas budaya mengacu pada rasa yang dimiliki seseorang terhadap
budaya nya. Namun tak hanya untuk hari hari suka cita saja, ikan mas arsik juga bisa di sajikan
kepada orang yang baru saja mengalami kecelakaan dengan harapan agar masyarakat yang
mengalami kemalangan segera mendapat kesembuhan.
Suku batak toba termasuk salah satu suku yang dapat mengadakan acara yang sangat
meriah yang dapat mengeluakan dana yang besar demi menunjukkan ekstensi adat dan
kebudayaan mereka. Di tambah dengan adanya makanan khas yang beragam termasuk ikan mas
arsik menjadi salah satu kebanggan setiap upacara batak yang tidak pernah nihil kehadiran
makanan satu ini. Karena masyarakat suku batak percaya bahwa ikan mas arsik ini
melambangkan pesan dan harapan baik bagi mereka. Pesan dan harapan tersebut dibuat dalam
bentuk ikan mas arsik. Para orangtua suku batak biasanya memberikan ikan mas arsik ini juga
biasanya bentuk syukur atas pencapaian yang telah di dapat anak atau keluarganya atau juga
agar terberkati kehidupannya di lingkungan sosial yang baru.
Di upacara adat batak toba pihak yang memberikan ikan mas arsik ini juga memiliki
aturan nya sendiri. Dimana jika di suatu adat pernikahan ikan mas arsik ini hanya bisa diberikan
oleh pihak perempuan. Contohnya “Hula-hula” atau kerabat pihak istri, orangtua kandung istri,
saudara laki-laki istri (Ito), atau bagian dari marga pihak keluarga istri. Sebagaimana suku batak
mengatakan “Dalihan Na Tolu” yang artinya bagian dari kerangka yang mengandung hubungan
darah dan hubungan pernikahan yang mengikat satu kelompok. Menurut sitanggang (2010),
penentuan “Dalihan Na Tolu” ini berdasarkan keberadaan tiga kedudukan fungsional yang
menjadi dasar yaitu:
(a) “Somba Namarhulahula” yang artinya hormat kepadad pihak istri.
(b) “Elek Namarboru” yang artinya sikap yang mengayomi dan membujuk wanita.
(c) “Manat Mardongan Tubu” artinya menghormati kepada teman yang semarga.

Filosofi Sebutan “Dalihan Na Tolu” disusun dalam makna keegaliteran berdasarkan tiga
tungku. “Dalihan Na tolu” ini berasal dari kebiasaan suku batak yang kerap membuat masakan
di atas tungku batu yang berfungsi sebagai penyangga alat masak.

2. Fungsi yang terkandung dalam ikan mas arsik bagi masyarakat Batak Toba.
ikan mas arsik khas batak toba merupakan suatu simbol karunia hidup dalam
masyarakat batak. Makanan khas ini tersaji pada beberapa acara khusus adat batak seperti pada
acara pernikahan dan kelahiran. Pada acara ini di tentunya makanan ikan mas arsik wajib ada di
hidangkan karena merupakan simbol dan wujud yang harus di sampaikan di berbagai macam
acara seperti acara pernikahan, kelahiran, syukuran, angkat sidi, hingga lulus kuliah. Pada acara
pernikahan Ikan mas arsik ini juga dianggap sebagai jalan doa, suatu media pihak hula hula
(pihak kerabat perempuan/istri) berdoa supaya mampu mengarungi dan menjalani rumah tangga
yang baru.
(a) Ikan mas arsik pada upacara pernikahan batak toba.
Fungsi dari adanya ikan mas arsik di sebuah pernikahan tentunya memiliki filosofi tertentu bagi
yang merayakannya. Pada proses adat yang diadakan ikan mas arsik ini sebagai simbol
kesuburan untuk memiliki keturuanan yang banyak, menjalani hidup baru agar selalu terberkati
dalam hidupnya. Simbol ini berikan oleh pihak perempuan kepada pihak laki laki dan kepada
pengantin. Ikan mas arsik ini juga menjadi lambang bentuk restu kedua orangtua pihak
perempuan sebagai tanda rassa cinta kasih kepada anaknya. Dalam pemilihan ikan untuk
pengantin pun berupa satu ekor ikan mas betina yang berukuran besar, warna yang cantik, segar
dan tentunya yang sedang bertelur, hal ini menandakan besar harapan orangtua pihak
perempuan agar anaknya cepat memiliki keturunan.

13
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

(b) Ikan mas arsik pada saat upacara tujuh bulanan


Fungsi dekke pada upacara tujuh bulanan ini ialah agar calon ibu senantiasa dengan dengan jiwa
yang tenang, mendapatkan kesehatan dan kelancaran hingga proses persalinan. Biasanya pihak
hula-hula akan bersigap saat dikabarkannya akan mengadakan acara tujung bulanan ini. Pada
saat pemberian ikan mas arsik ini makan orangtua perempuan akan memberikan nasehat sepatah
dua kata sebagai nasihat dan doa, dan harapan baik kepada borunya atau anak prempuannya.
Kemudian calon ibu akan di uap terlebih dahulu atau mencicipi ikan mas arsik ini terlebih
dahulu lalu baru bisa di nikmati oleh keluarga lainnya.

Gambar 3. Pemberikan ikan mas arsik pada saat upacara tujuh bulanan
(c) ikan mas arsik pada upacara adat kelahiran
Pada upacara adat ini pihak keluarga perempuan membawa tiga ekor ikan mas arsik yang
melambangkan bertambahnya satu anggota keluarga. Tiga ekor mas arsik ini dibagi untuk ayah,
ibu dan anakmyang baru saja lahir. Tradisi pemberian ikan mas arsik ini merupakan tradisi yang
wajib dilakukan di suku batak toba terutama untuk anak pertama yang lahir. Setelah ikan mas
arsik di santap maka bapak, ibu, dan sang anak akan diberikan ulos tandi dengan cara dililitkan
hal ini merupakan sebuah ungkapan kasih dan sayang pihak parboru kepada boru dan suami
anak perempuannya.
(d) Ikan mas arsik pada acara angkat sidi atau malua.
Naik sidi atau malua adalah bagian dari pengakuan iman di dalam agama kristen protestan yang
dilakukan secara individu yang telah dewasa dan di teguhkan oleh pendeta jemaat setempat
setelah melewati dan mengikuti pelajaran agam kristen. Setelah melakukan angkat sidi tersebut
biasanya masyarakat suku batak toba melakukan perayaan/syukuran dengan memberikan ikan
mas arsik kepada anak yang baru naik side dengan makna agar anak tersebut semakin taat dan
takut akan tuhan, dan juga melambangkan rasa hati yang senang, gembira serta takut akan
Tuhan.

D. KESIMPULAN
Ikan mas arsik merupakan identitas budaya masyarakat Batak Toba. Dalam sebutan
masyarakat batak yaitu dekke na niarsik. Dekke berarti ikan, na niarsik berarti dikeringkan
(marsik), sehingga dekke na niarsik ialah ikan yang dimasak hingga kering, dalam hal ini
menggunakan ikan mas yang dimasak dengan bumbu khas Batak hingga kering meresap ke
tubuh ikan. Fungsi dari kuliner ini adalah sebagai hidangan saat penyelenggaraan acara sukacita
oleh masyarakat Batak Toba. Acara tersebut berupa pernikahan, tujuh bulanan, pasca

14
Irma Yohana Munthe1, Chairiza Azmi2
JIPSI (Jurnal Ilmiah Pariwisata Imelda) Vol. 1 No. 2 (2023) 09 –15

melahirkan, angkat sidi, dan peringatan tamat kuliah. Ikan mas arsik ini tidak hanya diberikan
ketika orang memulai rumah tangga, ikan mas arsik merupakan suatu simbol yang sangat sakral
dan memiliki nilai yang tinggi menurut suku Batak Toba. Hidangan ini merupakan tanda jalan
doa, suatu media pihak hula-hula (kerabat dari pihak keluarga istri/perempuan) berdoa kepada
Tuhan supaya mampu mengarungi hari-hari yang akan dilalui di rumah tangga baru.

E. DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, V. (2016). “Makna Simbolik Komunikasi Budaya Dalam Upacara Adat Perkawinan
Masyarakat Batak Toba Di Pekanbaru”. Jom FISIP, 3(2), pp. 1-15.
Butarbutar, R.D., Milala, R., & Paunganan, D.D. (2020). “Dalihan Na Tolu Sebagai Sistem
Kekerabatan Batak Toba Dan Rekonstruksinya Berdasarkan Teologi Persahabatan
Kekristenan”. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan, 20(2), pp. 1-28.
https://doi.org/10.32795/ds.v20i2.1019
Frederica., Syafrial., & Sinaga., M. (2018). “Acara Martumpol Adat Batak Toba (Kajian
Semiotika)”. Jurnal Online Mahasiswa: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), pp.
1-9.
Lustig, M.W. (2013). Kompetensi Antarbudaya Komunikasi Interpersonal Lintas Budaya, Edisi
Ke-7. Pearson.
Ningsih, W. (2019). Antropologi Kuliner. FAM Publishing
Situmorang, R. (2017). “Mangupa Sebagai Bentuk Dukungan Sosial: Studi Indigenous
Terhadap Etnis Batak”. Skripsi Program Studi (S1) Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.

15

Anda mungkin juga menyukai