Anda di halaman 1dari 7

Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata Dan Budaya

Volume 13 Nomor 1, Maret 2022


ISSN : 2087-0086 (print), 2655-5433 (online)
DOI 10.31294/khi.v13i1.12427

Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang


Jawa Tengah

Erlangga Brahmanto 1)
Program Studi D3 Perhotelan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika
Jalan Ringroad Barat Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta
Email : Erlangga.egb@bsi.ac.id 1)

Abstrak

Wisata gastronomi memang terdengar asing di Indonesia. Istilah wisata gastronomi memang lebih
bergaung di luar negeri dibanding dalam negeri. Perbedaan wisata gastronomi dibandingkan dengan
wisata yang lain adalah lebih menekankan pada budaya lokal dan makanannya. Wisatawan lebih
mempelajari sejarah dan budaya dari makanan itu sendiri. Penyedia wisata gastronomi mengaitkan
antara budaya lokal setempat serta makanan yang disajikan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, teknik pengambilan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara,
dokumentasi, studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui bahwa lawang sewu dan lumpia
adalah icon dari kota semarang. Selain itu adanya perkawinan budaya antara budaya tionghoa dengan
budaya jawa dari asal usul lumpia. Dari sini kita bisa mempelajari bagaimana kentalnya budaya
tionghoa pada jaman dahulu di kota semarang. Peran penting Dinas pariwisata Jawa tengah sangat
diperlukan agar lawang sewu dan lumpia semakin terkenal dan bagi penjual Lumpia diharapkan untuk
menciptakan kreasi rasa ataupun bahan isian yang lebih bervariatif lagi agar lumpia banyak rasa pilihan
nya.
Kata Kunci : Wisata Gastronomi, Icon, Perkawinan budaya

Gastronomy Of Lawang Sewu And Lumpia As Semarang City Icons, Central Java

Abstract

Gastronomic tourism does sound foreign in Indonesia. The term gastronomic tourism is indeed more
resonant abroad than in Indonesia.The difference between gastronomic tourism compared to other
tours is that it places more emphasis on local culture and food. Tourists learn more about the history
and culture of the food itself. Gastronomic tourism providers link the local culture and the food served.
This research uses a qualitative descriptive method, the data collection techniques used are
observation, interviews, documentation, literature studies. The result of this research is knowing that
Lawang Sewu and Spring Rolls are icons of Semarang City. In addition, there is a cultural marriage
between Chinese culture and Javanese culture from the origin of spring rolls. From here we can learn
how thick Chinese culture was in the ancient city of Semarang. The important role of the Central Java
tourism office is very much needed so that lawing sewu and spring rolls are more popular and for Lumpia
sellers it is expected to create more varied flavor creations or stuffing ingredients so that the spring rolls
have a lot of flavors to choose from.
Keywords : Gastronomy Tourism, Icon,Cultural marriage

PENDAHULUAN hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi


merupakan sebuah pengalaman.
Pengalaman berwisata di tempat tujuan
wisata, tidak lepas dari konsumsi makanan Di daerah tujuan wisata, belanja wisatawan
selama wisatawan tinggal. Makanan untuk makanan mencapai sepertiga dari total
merupakan bagian penting dari liburan, pengeluarannya (Hall,
sehingga kunjungan ke restoran cenderung Sharples,Mitchell,Macionis, & Cambourne,
menjadi pengalaman puncak bagi para 2003). Dengan menjelajahi akan mendapatkan
wisatawan (Blichfeldt, Chor, Ballegaard, pengalaman tentang makanan dan minuman di
2010). Hal itu karena makan merupakan salah tempat tujuan(Wolf, 2002 dalam Kivela &
satu kebutuhan primer manusia, meskipun Crotts, 2005), wisatawan sebenarnya
pada perkembangannya, tujuan makan tidak mengkonsumsi budaya tujuan itu sendiri (Beer,

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
74
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

2008). Jenis wisatawanini sangat berarti dan yang luas tercermin dalam pengaruh
bisa menjadi segmen pasar yang sangat loyal multi budaya kuliner Indonesia, masyarakat
(Kivela & Crotts, 2005).Demikian juga Bessiere setempat tidak melihatnya sebagaisesuatu
(1998) yang dikutip oleh Green & yang istimewa. Hal itu ditambah lagi bahwa
Dougherty(2009) mengatakan bahwa promosi makanan tradisional di situs pariwisata
wisatawan cenderung memiliki pengalaman pemerintah masih kurang diperhatikan.
otentik yang membawa mereka kembali ke Padahal apabiladicermati, warisan budaya dan
alam. Molz (2007) juga menekankan bahwa sumber daya alam merupakan daya tarik
wisata kuliner bukan hanya untuk mengetahui wisata paling popular yang ditawarkan oleh
dan mengalami suatu budaya lain, tapi juga pemerintah.
untuk melakukan rasa petualangan,
kemampuan beradaptasi, dan keterbukaan. Makanan tradisional Indonesia sangat
Disamping mencari makanan untuk memenuhi beragam, seiring dengan beragamnya etnik
kebutuhan primernya, wisatawan akan dan wilayah multikulturalnya. Makanan
mencari makanan khas daerah setempat. tradisional Indonesia mengandung beragam
Makanan khas pada umumnya berupa rempah-rempah, memiliki aneka teknik
makanan tradisional yang keberadaannya memasak dan berbahan-bahan lokal yang
hanya ada di daerah tujuan wisata. Menurut sebagian terpengaruh dari India, China,Timur
keputusan lokakarya revitalisasi Pusat Kajian Tengah, dan Eropa (Kedutaan Besar
Makanan Tradisional di Yogyakarta tahun 2003 Indonesia). Keberagaman makanan tradisional
batasan makanan tradisional adalah makanan juga dipengaruhi oleh beragamnya bahan baku
yang dibuat dari bahan yang dihasilkan di lokal yang tersedia ditiap-tiap daerah. Makanan
daerah setempat kemudian diolah dengan cara tradisinonal memiliki peluang besar untuk
dan teknologi yang dikuasai oleh masyarakat ditawarkan seiring meningkatnya jumlah
setempat. wisatawan yang peduli terhadap budaya dan
warisan lokal,makanant radisional bisa menjadi
Produk makanan tradisional mempunyai salah satu cara terbaik untuk mengetahui
ketampakan, citra rasa, dan aroma yang sangat tentang budaya dan warisan lokal(Sims,2009).
dikenal dan disukai bahkan dirindukan oleh
masyarakat setempat. Bahkan, makanan Beras merupakan makanan pokok bagi
tradisional menjadi identitas kelompok sebagian besar penduduk Indonesia. Selain itu
masyarakat asal makanan dan dapat jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar juga
digunakan sebagai sarana pemersatu bangsa merupakan makanan pokok lainnya terutama di
dan membangun rasa cinta tanah air. wilayah bagian timur Indonesia. Laut Indonesia
yang luasnya tercatat sepertiga wilayah juga
Menurut Xiaomin (2017) kriteria atau menyediakan bahan makanan dengan gizi
karakteristik makanan tradisional adalah sangat tinggi berupa ikan dan bahan makanan
adanya penggunaan bahan endogen yang laut lainnya. Secara khusus,Indonesia memiliki
digunakan dalam masakan yaitu adanya bahan tahu dan tempe untuk lauk-pauk dan makanan
baku lokal yang unik dan khas setempat. ringan di hampir semua wilayah. Tempe
karena bahan dan bumbu masakan unik, maka dianggap sebagai salah satu keunikan
citarasa dan aroma yang dihasilkannya menjadi makanan Indonesia. Makanan khas Indonesia
unik pula. Esensi lokal dan tradisional adalah lainnya adalah bumbu yang disebut sambal,
praktek kuliner berdasarkan metode, dan yang salah satu jenis sambal terbuat dari cabai,
ketrampilan tertentu agar dapat bertahan bawang merah, bawang putih, dan pasta
(survive) dan terlindung dari gempuran industri udang. Biasanya sambal disajikan untuk
maju atau perkembangan teknologi. Wisata pelengkap lauk di samping hidangan utama.
kuliner makanan tradisional berfungsi Buah-buahan dan sayur- sayuran tropis juga
meningkatkan pendapatan masyarakat dan merupakan bagian penting dari masakan
menyeraptenaga kerja sehingga diperlukan Indonesia, terutama sebagai makanan
pelestariandengan cara memelihara, penutup. Buah-buahan ini biasanya disajikan
memanfaatkan,dan mengembangkannya. dalam bentuk buah segar atau sesekali
Terlepas dari peran utamanya, makanan dicampur dengan saus gula aren. Namun
tradisional terkesan diremehkan oleh demikian, setiap etnis dan wilayah di Indonesia
masyarakat. Sebaliknya, penduduk setempat setiap etnis dan wilayah di Indonesia memiliki
memilih masakan dari produk makanan kekhasan makanan masing-masing dan
internasional yang dipasarkan secara massal, menjadikannya sebagai hidangan tradisional
seperti McDonalds dan makanan berantai populer di daerahnya.
global lainnya (Wilk, 1999 ; Blakey, 2012).
Indonesia yang terdiri dari keragamanetnis Indonesia sebagai salah satu negara
yang berupaya menjadi salah satu destinasi
Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
75
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

wisata dunia terus berupaya meningkatkan diri Buwono I, Raja Mataram (Purwanto, 2005),
agar mampu bersaing dengan negara lain. mulailah dibangun permukiman-permukiman
Undang-Undang Republik Indonesia dan perkantoran yang saat ini lebih dikenal
No.10Tahun 2009 tentang kepariwisataan sebagai kota lama Semarang. Belanda mulai
menyebutkan bahwa pariwisata adalah membangun vila-vila di daerah yang lebih tinggi
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung di selatan kota Semarang mulai tahun 1942 dan
berbagai fasilitas serta layanan yang dilanjutkan hingga jaman kemerdekaan tahun
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, 1972. Kota Semarang secara adminitrasi terdiri
pemerintah dan pemerintah daerah yang salah atas 16 kecamatan yang meliputi 177
satunya adalah wisata kuliner. Wisata kuliner kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan
adalah pengalaman perjalanan ke daerah 373,7 km2. Jumlah penduduk tahun 2010
gastronomi untuk rekreasi atau tujuanhiburan, adalah 1.527.433 jiwa, dengan tingkat
yang mencakup kunjungan ke produsen pertumbuhan penduduk 2,09% pertahun
makanan primer dan sekunder, festival, dengan kepadatan penduduk rata-rata 4.087
pameran makanan, peristiwa, petani pasar, jiwa/km2 (Bappeda dan BPS Kota Semarang,
acara memasak dan demonstrasi, mencicipi 2011)
produk makanan berkualitas, atau kegiatan
pariwisata yang berhubungan denganmakanan Semarang memiliki destinasi destinasi
(Global Report on Food Tourism,2012:6). wisata yang menarik dan karakteristik dari
Istilah kuliner (culinary) merupakan destinasi wisata nya didominasi oleh bangunan
bagian/subesensi gastronomi. Kuliner adalah banguna peninggalan belanda.
masakan dan mempunyai arti yang bersinonim
dengan istilah cuisine. Beragam pilihan cita Destinasi wisata di semarang sebagai contoh
rasa menu khas, baik yang tradisional maupun lawang sewu. Mengapa disebut lawang sewu?
yang sudah termodernisasi, tersaji dari penjaja Karena bangunan ini mempunyai banyak pintu.
makanan kaki lima hingga restoran dan kafe Makanan khas nya pun ada bermacam macam
bernuansa eksklusif. Wisata kulinermerupakan yang bisa kita temui. Sebagai contoh makanan
bagian dari jenis pariwisata yanglebih luas, khas Lumpia. Berdasarkan atas pendahuluan
yaitu wisata gastronomi. (gastronomy tourism). diatas, maka peneliti ingin menjabarkan asal
Wisata gastronomi merupakan suatu tren baru usul lumpia, lawang sewu sebagai icon kota
dalam dunia kepariwisataan. Gastronomi semarang.
adalah seni atau usaha pencarian dari kualitas
makanan yang baik, termasuk dalam KAJIAN PUSTAKA
pemilihan, persiapan, pelayanan, dan
menikmati dari makanan, serta variasi budaya Pengertian Gastronomi menurut Rao,
atau gaya masakan. Wisata kuliner ialah Monin & Durand (2003) Gastronomi
perjalanan yang memanfaatkan masakan dan menggambarkan pengaruh dari lingkungan
suasana lingkungannya sebagaiobjek tujuan (geografi dan iklim) dan budaya ( sejarah
wisata. Wisata kuliner sebagai industri dan etnis) terhadap komponen aroma, tekstur
pariwisata yang berkaitan dengan penyediaan serta rasa dalam makanan dan minuman.
makanan dan minuman mengalami Identitas gastronomi merupakan kepentingan
perkembangan pesat. Hal inidikarenakan suatu daerah (Negara) dalam menentukan
trenwisatawan sekarang adalah berkunjung ke keragaman budaya dan retorik kuliner.
suatu daerah wisata untuk mencari atau Menurut Gilleisole (2001:235)
berburu makanan khas daerah tersebut. gastronomi atau tata boga adalah seni, atau
ilmu makanan yang baik (good eating).
Semarang merupakan ibukota provinsi Penjelasan yang lebih singkat menyebutkan
Jawa Tengah yang perkembangannya dimulai gastronomi sebagai segala sesuatu yang
abad ke- 8 Masehi dengan nama Pragota. berhubungan dengan kenikmatan dari makan
Semarang berkembang dengan pesat sejak dan minuman.
kedatangan armada Laksamana Cheng Ho Koridor kajian gastronomi umumnya
bersandar di pelabuhan Simongan pada tahun menekankan kepada 4 (empat) elemen,
1405 dan mendirikan kelenteng yang saat ini yaitu:(Ketaren,2017)
disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung 1. Sejarah : yakni mengenai asal usul bahan
Batu). Dalam kurun waktu 606 tahun, baku, bagaimana dan dimana dibudidayakan.
pelabuhan Simongan telah berubah menjadi 2. Budaya : yakni mengenai factor yang
daratan yang saat ini letaknya berada 5 km di mempengaruhi masyarakat setempat
sebelah selatan dari pelabuhan Tanjung mengkonsumsi makanan tersebut.
Perak. Sejak Semarang di serahkan ke 3. Lansekap Geografis : mengenai factor
Belanda tahun 1705 oleh Paku lingkungan (alam & etnis yang

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
76
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

mempengaruhi masyarakat memasak HASIL DAN PEMBAHASAN


makanan tersebut. Lawang sewu adalah salah satu destinasi
4. Metode memasak : yakni mengenai proses pariwisata di Semarang jawa tengah. Asal
memasak secara umum. Bukan muasal lawang sewu berawal dari kata
mengenai teknis memasak karena seorang “Lawang Sewu” bila diartikan ke dalam Bahasa
gastronom tidak harus bisa memasak. Indonesia memiliki arti “seribu pintu”. Sebutan
sewu (seribu dalam bahasa Jawa), merupakan
Keempat elemen itu dinamakan penggambaran masyarakat Semarang tentang
dengan tangible (nyata, jelas dan terwujud) banyaknya jumlah pintu yang dimiliki Lawang
yang selalu dipakai sebagai tolak ukur Sewu, meski dalam kenyataannya jumlah pintu
masyarakat barat jika bicara gastronomi. yang ada tidak mencapai seribu, namun lebih
tepatnya 429 buah lubang pintu. Namun
Berdasarkan motivasinya, Hall, C.M, Lawang Sewu memiliki banyak jendela yang
Sharples, L., et al (2003) membagi food tourism tinggi dan lebar yang membuat jendela tersebut
atas tingkat ketertarikan wisatawan untuk nampak seperti pintu.
berkunjung ke suatu destinasi wisata menjadi 3 Gedung utama Lawang Sewu memiliki
tingkatan, yaitu: tiga lantai lengkap dengan dua sayap
1. Gastronomic Tourism. Wisata jenis ini bangunan yang melebar ke bagian kanan dan
dilakukan oleh wisatawan dengan motivasi
kiri. Kalau kita memasuki gedung utama, kita
sangat tinggi terhadap makanan atau
minuman tertentu di wilayah tertentu. akan menemui tangga besar membentang di
Keingian berkunjung tersebuat biasanya hadapan kita yang menuju ke lantai dua. Di
dihubungkan dengan harga makanan yang antara tangga terdapat kaca gelas berukuran
tinggi, kategori restoran bintang lima, besar dengan gambar dua wanita muda
perkebunan anggur, atau festival. Belanda. Semua bentuk bangunan, pintu,
2. Culinary Tourism. Keinginan untuk hingga jendela mengambil ciri khas arsitektur
mengunjungi festival lokal, pasar, atau
Belanda.
perkebunan karena merupakan bagian dari
destinasi wisata yang diikutinya. Selain pintu dan jendela berukuran besar,
3. Rural/Urban Tourism. Jenis wisata yang masing-masing pintu memiliki daun pintu
memandang makanan sebagai bagian dari masing-masing dengan jumlah total sebanyak
kebutuhan hidup. Ketertarikan wisatawan 1200 daun pintu. Sebagian pintu memiliki dua
buka pada makanannya, tetapi jika mereka daun pintu dan ada juga yang memiliki 4 daun
merasakan cita rasa yang tidak enak, pintu yang terdiri dari 2 daun pintu ayun
mereka masih tertarik untuk mencoba.
ditambah 2 daun pintu geser.
Di Indonesia, tren wisata kuliner mulai
berkembang pesat sejak Bondan Winarno
memandu sebuah acara tentang wisata Lawang Sewu mulai dibangun oleh
kuliner yang tayang di salah satu stasiun Belanda pada 27 Februari 1904 dan rampung
tivi swasta. Tak dipungkiri, sejak itu pada tahun 1907. Pada awalnya gedung ini
makanan kerap menjadi objek yang berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan
sengaja dicari dan dikejar wisatawan saat
kereta api swasta milik Belanda dengan nama
berkunjung ke sebuah daerah.
Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj
METODE PENELITIAN atau disingkat NIS. Perusahaan inilah yang
pertama kali membangun jalur kereta api di
Dalam penelitian ini, metode penelitian Indonesia menghubungkan Semarang,
yang digunakan penulis adalah metode Surakarta dan Yogyakarta. Jalur pertama yang
penelitian kualitatif. Menurut Moleong dalam dibangun adalah Semarang Temanggung pada
Utama (2019) menyatakan bahwa metode tahun 1867. Direksi NIS memercayakan
penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang menghasilkan data deskriptif perancangan gedung kepada Prof. Jacob F.
berupa kata- kata atau lisan dari orang-orang Klinkhamer dan B.J. Quendag. Keduanya
dan bukan berupa angka, serta perilaku yang berdomisili di Amsterdam.Semua proses
dapat diamati. Dengan metode penelitian ini, perancangan bangunan dilakukan di Belanda.
penulis mengumpulkan data yang berkaitan Setelah rancangan selesai, gambar-gambar
dengan wisata gastronomi di daerah Semarang rancangan tersebut kemudian dibawa ke Kota
jawa tengah
Semarang.

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
77
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

Kantor pusat NIS tersebut adalah sebuah terasa lebih sempit dan menyiksa. Tak sedikit
bangunan besar dua lantai dengan bentuk dari para tahanan ini meninggal di ruangan ini
menyerupai huruf “L”. Pembangunan kantor karena kelelahan atau kekurangan oksigen.
pusat NIS di Semarang karena adanya Penjara Jongkok lebih parah lagi. Berbeda
kebutuhan yang cukup besar untuk mendirikan dengan ruangan Penjara Berdiri, tahanan yang
banyak bangunan untuk publik dan perumahan dimasukkan ke ruang Penjara Jongkok dipaksa
akibat perluasan daerah jajahan, desentralisasi untuk berdesak-desakan dalam keadaan
administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha berjongkok karena tinggi ruangan tak sampai
swasta. Pada awalnya kegiatan perkantoran satu setengah meter. Bisa dibayangkan seperti
perusahaan kereta api milik Belanda berpusat apa penderitaan para tahanan yang
di sini. Namun karena berkembangnya dimasukkan ke dalam ruangan ini.
jaringan perkeretaapian yang demikian pesat Setelah Proklamasi Kemerdekaan,
pada saat itu menuntut terus ditambahnya Lawang Sewu menjadi saksi mata ketika
personil teknis dan tenaga administrasi untuk berlangsungnya peristiwa Pertempuran Lima
mengikuti bisa mengikuti perkembangan. Hari di Semarang (14 Oktober – 19 Oktober
Hal ini membuat kantor NIS di Semarang 1945) antara pemuda AMKA atau Angkatan
tidak lagi memadai untuk menampung semua Muda Kereta Api melawan Kempetai dan
staf NIS. Berbagai jalan sudah ditempuh seperti Kidobutai dari tentara Jepang.
misalnya menyewa sejumlah bangunan milik Tak heran bila melihat sejarah kelam yang
perseorangan untuk solusi sementara justru dimiliki Lawang Sewu membuat bangunan ini
membuat pekerjaan makin tidak efisien. Belum memiliki seribu cerita dengan unsur mistis.
lagi letak Stasiun Semarang NIS dekat dengan Mulai dari penggunaan Lawang Sewu sebagai
rawa membuat hal-hal seperti kebersihan dan penjara dan ruang penyiksaan tahanan, hingga
kesehatan menjadi pertimbangan penting. pertempuran antara pejuang dan penjajah
Maka diusulkanlah pilihan lain, yakni Jepang yang menewaskan banyak korban jiwa
membangun kantor administrasi untuk pegawai membuat warga Semarang banyak menemui
NIS di lokasi yang baru. Pilihan jatuh pada kejadian-kejadian mistis ketika mengunjungi
sebidang tanah yang berada di pinggir kota Lawang Sewu di siang atau malam hari. Selain
dekat dengan kediaman Residen Hindia itu tak terurusnya bangunan Lawang Sewu kala
Belanda. Lokasi tepatnya berada di ujung itu makin menambah suramnya suasana
Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Lawang Sewu. Lantai yang kotor, cat dinding
Pemuda), di sudut pertemuan Jalan Pemuda yang terkelupas serta kurangnya penerangan
dan jalan raya menuju Kendal. membuat bulu kuduk orang yang mengunjungi
gedung ini berdiri.
Lawang Sewu menjadi saksi bisu dari Sekian lama tak terurus, PT. KAI selaku
kelamnya masa penjajahan Belanda. Setelah pemilik bangunan Lawang Sewu melihat
ditinggal oleh NIS, bangunan ini sering perlunya pemugaran bangunan. Hal ini dirasa
difungsikan oleh penjajah Belanda dan Jepang penting karena nilai sejarah Lawang Sewu
sebagai penjara. Beberapa ruangan di sangatlah tinggi maka dari itu bangunan ini
bangunan ini bahkan disulap menjadi ruang perlu dilestarikan agar tak usang digerus
tahanan yang menyiksa. Namanya saja sudah jaman.
bisa membuat bulu kuduk berdiri, yakni Penjara Setelah memakan waktu cukup lama,
Jongkok, Penjara Berdiri dan Ruang proses pemugaran selesai pada bulan Juni
Penyiksaan. Berikut fungsi dari masing-masing 2011 dan kembali dibuka untuk masyarakat
ruangan: umum pada tanggal 5 Juli 2011. Pembukaan
Ruang Penjara Berdiri pada awalnya Lawang Sewu ini diresmikan oleh Ibu Ani
digunakan sebagai lokasi penampungan Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan
tahanan. Tahanan yang tertangkap acara Pameran Kriya Unggulan Nusantara
dimasukkan ke dalam ruangan tersebut dalam yang menampilkan produk tradisional dari
kondisi yang berdesak-desakan. Hal ini seluruh Nusantara.
memaksa mereka untuk selalu berdiri karena Lawang Sewu kini tampil cantik seperti
apabila mereka duduk, ruangan penjara akan saat digunakan oleh NIS dulu. Tidak ada lagi

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
78
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

lantai yang kotor dan cat yang terkelupas. Yang budaya asli Tiong Hoa-Jawa yang serasi dalam
kita temui hanyalah bangunan megah dengan cita rasa.
arsitektur unik bergaya Belanda dilengkapi Semua bermula saat Tjoa Thay Joe yang
dengan taman-taman yang indah. Hal inilah lahir di Fujian, memutuskan untuk hijrah dan
yang membuat Lawang Sewu kini ramai tinggal di Semarang dengan membuka bisnis
dikunjungi oleh warga, bahkan banyak makanan khas Tiong Hoa berupa makanan
pasangan muda-mudi yang berfoto di sini atau pelengkap berisi daging babi dan rebung. Tjoa
menjadikannya lokasi foto pre-wedding. Thay Joe kemudian bertemu dengan Mbak
Bila anda ingin mengunjungi Lawang Wasih, orang asli Jawa yang juga berjualan
Sewu, anda bisa langsung datang ke Kota makanan yang hampir sama, hanya saja
Semarang di Propinsi Jawa Tengah. Lokasi rasanya lebih manis dan berisi kentang juga
Lawang Sewu terdapat di sebelah timur Tugu udang. Seiring waktu bejalan, mereka ternyata
Muda Semarang. Lokasi tepatnya adalah di saling jatuh cinta dan kemudian menikah.
pertemuan antara Jalan Pandanaran dan Jalan Bisnis yang dijalankan pun akhirnya dilebur
Pemuda. Rute untuk menuju lokasi Lawang menjadi satu dengan sentuhan perubahan
Sewu sangatlah gampang. Bila menaiki yang malah makin melengkapi kesempurnaan
kendaraan pribadi atau kendaraan umum, rasa makanan lintas budaya ini. Isi dari kulit
carilah arah atau angkot menuju Simpang Lima lumpia diubah menjadi ayam atau udang yang
dan anda akan menemui gedung Lawang dicampur dengan rebung, serta dibungkus
Sewu. dengan kulit lumpia khas Tiong Hoa.
Lawang Sewu kini menjadi lokasi wisata Keunggulannya adalah udang dan telurnya
umum. Wisatawan diperbolehkan masuk dari yang tidak amis, rebungnya manis, serta kulit
jam 07:00 WIB hingga jam 21:00 WIB. Untuk lumpia yang renyah jika digoreng.
biaya masuk, orang dewasa dikenakan ongkos Jajanan ini biasanya dipasarkan di
Rp. 10.000, anak-anak/pelajar sebesar Rp. Olympia Park, pasar malam Belanda tempat
5.000. Sedangkan untuk masuk ke ruang biasa mereka berjualan kala itu. Oleh karena itu
bawah tanah, anda membutuhkan tour guide makanan ini dikenal dengan nama lumpia.
dan diwajibkan membayar biaya tambahan Usahanya makin besar, hingga dapat
sebesar Rp. 30.000. diteruskan oleh anak-anaknya, Siem Gwan
Jika ke Semarang tidak afdol rasanya jika Sing, Siem Hwa Noi yang membuka cabang di
tidak merasakan makanan khas kota semarang Mataram, dan Siem Swie Kiem yang
ini. Makanan khas kota semarang tak lain dan meneruskan usaha warisan ayahnya di Gang
tak bukan adalah Lumpia. Rasanya khas Lombok no 11.
karena ada rebung dan isian nya juga Tanpa disangka, lumpia buatan mereka
bermacam macam sesuai selera. Ada yang menjadi primadona di kalangan keturunan
berisi ayam ada yang berisi telur. Asal muasal Tionghoa maupun masyarakat pribumi.
lumpia ini juga unuk dan bersejarah karena ada Hingga saat ini, lumpia Semarang dikenal
penetrasi budaya antara budaya tionghoa luas hingga seluruh Indonesia. Sajian ini
dengan budaya jawa. Adapun asal muasal terkenal dengan rasa manis dan gurih yang
lumpia adalah sebagai berikut : disajikan dengan saus manis nan kental
Penamaan lumpia atau lunpia berasal dengan acar dan lokio. Dalam
dari dialek Hokkian, “lun” atau “lum” berarti perkembangannya kini, penyajian lumpia ada
lunak dan “pia” artinya kue. Pada awalnya dua pilihan, lumpia goreng dan lumpia basah.
lumpia Semarang tidak digoreng, sehingga Karena sejarahnya yang Panjang maka
sesuai dengan makna lumpia, kue yang lunak. Lumpia ditetapkan sebagai warisan budaya
Modifikasi ini terjadi ketika kuliner Nusantara oleh UNESCO pada tahun 2014.
Tiongkok dan Jawa berpadu. Citarasa lumpia
yang manis juga bagian dari penyesuaian lidah
PENUTUP
masyarakat setempat. Dirangkum dari banyak
Berdasar pada pembahasan di atas,
sumber, makanan khas kota Semarang ini maka dapat disimpulkan bahwa lawang sewu
hadir pertama kali pada abad ke 19 dan dan Lumpia adalah icon dari kota semarang, ini
merupakan salah satu contoh perpaduan dibuktikan dengan diangkatnya lawang sewu

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
79
Gastronomi Lawang Sewu Dan Lumpia Sebagai Icon Kota Semarang Jawa Tengah

sebagai cagar budaya. Sedangkan lumpia Gunardi, Gugun. 2010. Identifikasi Potensi
sudah diakui dunia merupakan kuliner warisan Kawasan Wisata Kali Pasir Kota
budaya karena ada perpaduan budaya Tangerang.
tiongkok dengan budaya local. Dengan Jurnal PLANESA Vol. 1 No. 1, Jurusan
mengunjungi lawang sewu serta mencicipi Teknik Planologi, Universitas Esa
lumpia maka kita sudah termasuk berwisata Unggul, Jakarta.
Gastronomi karena selain kita mengerti sejarah
lumpia yang lahir dari percampuran budaya
tionghoa dengan budaya jawa serta asal usul Hall, C.M., Sharples, L, et al. 2003. Food
lawang sewu jelas itu bisa dikategorikan wisata Tourism Around The World. Oxford:
Gastronomi sesuai dengan pengertian wisata Butterworth-Heinemann.
Gastronomi itu sendiri bahwa selain kita Ketaren, Indra. 2017. Gastronomi Upaboga
menikmati kuliner khas kota Semarang, kita Indonesia. IGA Press. Jakarta.
juga mempelajari tentang budaya asli yang
melatari asal usul kuliner itu tercipta. Moleong Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya.
Al Akbar, Wiwin. 2014. Studi Potensi Wisata
Kuliner di Kabupaten Indramayu Provinsi Permana, T.S. 2011. Makanan Tradisional
Jawa Barat. Fakultas Teknik, Universitas sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Kota Medan. Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara,
Clinten, Bill. 2018. 10 Kota Tujuan Wisata
Medan.
Terpopuler Menurut Google. Melalui:
<https://tekno.kompas.com/read/2018/1 Purbasari, Mita. 2010. Indahnya Betawi.
0/09/17320017/10-kota-tujuan-wisata- Humaniora Vol. 1 No. 1. Jurusan Desain
terpopuler-di-indonesia- Komunikasi Visual,
menurut-google>[10/2/22] Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Baiquni, M. Forum Geografi, Vol 23 No 1: Xiaomin, C. (2017) “City of Gastronomy” of
Belajar Dari Pasang Surut Peradaban UNESCO Creative Cities Newtwork:
Borobudur Dan Konsep Pengembangan From Internasional Criteria to Local
Pariwisata Borobudur. 2009 Practice. Retrieved from
http://www.ritsumei.ac.jp/acd/re/ssrc/res
Gilleisole. 2001.Psikologi Umum. Bandung:
ulp/memoir/tokusyuuugou201707/tokus
Bumi Aksara.
yuugou201707-08.pdf.

Naskah diterima: 2022-02-14, direvisi: 2022-03-08, disetujui: 2022-03-09


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah
80

Anda mungkin juga menyukai