Anda di halaman 1dari 9

BUDAYA SUKU BUGIS SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

DI PANTAI BUNG JABE KARIMUNJAWA

Oleh
Citra Unik Mayasari Yulianto
Dosen AKPAR BSI Yogyakarta Dosen AKPAR BSI Yogyakarta
NIDN : 0511039201 NIDN: 0517077602
Email: citra.cyu@bsi.ac.id Email: yulianto.ylt@bsi.ac.id

ABSTRACT

Indonesia is consist of several islands and have various ethnic, tribal and cultural, so it
has great potential in the world of tourism especially cultural tourism. Almost all islands or
regions of Indonesia have a culture that can be used as a tourist attraction. One of them is the
culture of bugis tribe used as a tourist attraction in Bunga Jabe Karimunjawa. The manager
of Bunga Jabe Karimunjawa is currently do development of tourist attraction by carrying the
theme of bugis tribal culture as a tourist attraction and also as the way to preserve the culture
of bugis tribe on Bunga Jabe Karimunjawa. In this research, researchers used qualitative
naturalistic methods because in this study conducted on natural conditions and researchers
as the key instrument. Data collection techniques use observation, interview and
documentation techniques. Some cultures of bugis tribe used as a tourist attraction at Bunga
Jabe Karimunjawa beach are local language or bugis language, bugis traditional art of
Pecak Silat Baruga and Paduppa Dance, custom homes of bugis tribe or stlit house, dwarf
house as an accommodation and bugis typical food.

Keywords: Tourism, Bugis Tribe, Tourist Attraction, Culture

PENDAHULUAN bidang wisata budaya, karena Indonesia


Kepariwisataan di Indonesia di arahkan memiliki banyak kekayaan etnis dan budaya
sebagai sektor andalan dalam mendorong yang masing-masing memiliki ciri khas
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan tersendiri. Hampir semua kepulauan atau
pendapatan daerah ataupun untuk meningkat- daerah yang berada di Indonesia memiliki
kan perekonomian masyarakat dan me- budaya yang bisa dijadikan sebagai potensi
nambah lapangan pekerjaan. Pariwisata di daya tarik wisata di daerah tersebut. Salah
Indonesia kini sangat berkembang dengan satunya adalah budaya suku bugis yang
pesat, beberapa diantaranya adalah wisata dijadikan sebagai daya tarik wisata di Pantai
alam dan wisata budaya. Pariwisata di Bunga Jabe yang terletak di Pulau
Indonesia terkenal dengan pariwisata yang Karimunjawa.
memiliki banyak keanekaragaman dan Karimunjawa adalah kepulauan di laut
keunikan budaya. jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara
Indonesia terdiri dari beberapa Provinsi Jawa Tengah. Karimunjawa kini
kepulauan dan memiliki banyak suku di dikembangkan menjadi pesona wisata taman
dalamnya, sehingga Indonesia berpotensi laut atau wisata bahari yang mulai banyak
besar dalam dunia pariwisata khususnya di digemari wisatawan lokal maupun wisatawan

568 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


mancanegara. Karimunjawa terdiri dari 27 dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
pulau namun 22 pulau diantaranya tidak macam kegiatan wisata dan didukung
berpenghuni. Pulau Kemujan adalah salah berbagai fasilitas serta layanan yang
satu pulau yang berpenghuni. Pulau kemujan disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
juga banyak memiliki potensi wisata, salah Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
satunya adalah Pantai Bunga Jabe. Sementara Spillane (2001) menyatakan
Pantai Bunga Jabe terletak di desa pariwisata adalah kegiatan melakukan
Kemujan di sebelah timur bandara perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan
Dewadaru. Pantai Bunga Jabe ini masih kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui
cukup asing untuk beberapa wisatawan. sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
Masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai olahraga atau istirahat, menunaikan tugas,
Bunga Jabe ini terdiri dari 3 suku yaitu Suku dan berziarah.
Bugis, Suku Jawa dan Suku Madura, tetapi Jenis pariwisata
konsep Pantai Bunga Jabe ini lebih Dalam pariwisata terdapat beberapa
mengusung tema tentang Suku Bugis. Pantai jenis pariwisata, salah satunya adalah wisata
Bunga Jabe ini memiliki daya tarik wisata maritime (marina) atau bahari. Menurut
yang berbeda dengan pantai yang lain. Pendit (2006), wisata bahari adalah jenis
Konsep pantai dengan perpaduan budaya wisata yang banyak dikaitkan dengan
suku bugis, seni dan keindahan alamnya kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau,
sangat melekat kuat, sehingga menciptakan bengawan, pantai, teluk atau laut lepas
kesan dan pengalaman tersendiri bagi para seperti memancing, menyelam, berselancar.
wisatawan yang berkunjung di pantai ini. Daya tarik wisata
Pengelola pantai Bunga Jabe saat ini sedang Daya Tarik Wisata Menurut Yoeti (2006) di
melakukan pengembangan atau perbaikan bagi menjadi empat bagian;
fasilitas dengan mengusung tema budaya 1. Daya tarik wisata alam, yang meliputi
suku bugis sebagai daya tarik wisata dan juga pemandangan alam, laut, pantai dan
sebagai upaya pelestarian budaya suku bugis pemandangan alam lainnya.
di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa. Dari 2. Daya tarik wisata dalam bentuk
latar belakang diatas penulis ingin meneliti bangunan, yang meliputi bersejarah
tentang Budaya Suku Bugis Sebagai Daya dan modern, monument, peninggalan
Tarik Wisata Di Pantai Bunga Jabe arkeologi, lapangan golf, took dan
Karimunjawa. tempat perbelanjaan lainnya.
3. Daya tarik wisata budaya yang meliputi
LITERATURE REVIEW sejarah, faktor, agama, seni, teater,
Pengertian Pariwisata hiburan dan museum.
Goelder dalam Hadiwijoyo (2012) 4. Daya tarik wisata sosial, yang meliputi
mengatakan bahwa pariwisata adalah cara hidup masyarakat setempat,
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain bahasa, kegiatan sosial masyarakat,
dan bersifat sementara, dilakukan perorangan fasilitas dan pelayanan masyarakat.
ataupun kelompok sebagai usaha mencari Menurut Yoeti (2002) Terdapat (tiga) unsur
keseimbangan, keserasian dalam dimensi penting suatu daya tarik wisata, yaitu:
sosial budaya dan ilmu. 1. Something to do (sesuatu untuk
Menurut Undang-undang nomor 10 dilakukan). Artinya selain banyak yang
tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 569


dapat dilihat dan disaksikan di tempat ataupengunjung untuk datang ke kesuatu
tersebut, harus pula disediakan fasilitas daerah/tempat tertentu.
rekreasi dan hiburan yang dapat Kebudayaan dan pariwisata
membuat mereka betah tinggal lebih Dua hal yang akan di bicarakan dalam
lama ditempat itu. bagian ini, yaitu (a) wisata budaya sebagai
2. Something to see(sesuatu untuk suatu jenis wisata; dan (b) pengaruh
dilihat). Artinya ditempat tersebut pariwisata terhadap kebudayaan. Wisata
harus ada daya tarik wisata dan atraksi budaya diartikan sebagai jenis kegiatan
wisata yang berbeda dengan apa yang pariwisata yang objeknya adalah
dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata kebudayaan. Daya tarik wisata budaya dapat
lain daerah itu harus mempunyai daya berkisar beberapa hal seperti kesenian, tata
tarik yang khusus, disamping itu juga busana, boga, upacara adat. Objek – objek
mempunyai atraksi wisata yang dapat tersebut di kemas khusus agar lebih menarik
disajikan “entertainments” atau untuk wisatawan (Yoeti, 2006).
hiburan. Mengenai pengaruh pariwisata terha-
3. Something to buy (sesuatu untuk dap kebudayaan pada masyarakat tuan rumah
dibeli). Artinya ditempat tersebut harus dapat di bedakan dua perkara, yaitu; (a)
tersedia fasilitas untuk berbelanja, pengaruh dalam kehidupan ekonomi apabila
terutama barang-barang souvenir/ kegiatan pariwisata itu dapat meningkatkan
cinderamata dan untuk kuliner kesempatan kerja dan tingkat kemakmuran;
sebagainya. dan (b) pengaruh kehadiran wisatawan
mancanegara dengan kebiasaan dan
Menurut Damanik dan Weber (2006),
busananya yang sebenarnya asing bagi
daya tarik wisata yang baik sangat terkait
masyarakat tuan rumah (Yoeti, 2006).
dengan empat hal, yakni memiliki keunikan,
orijinalitas, otentisitas dan keragaman.
Keunikan di artikan sebagai kombinasi METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kelangkaan dan kekhasan yang melekat pada
suatu daya tarik wisata. Orijinalitas kualitatif naturalistik karena pada penelitian
ini dilakukan pada kondisi yang alamiah dan
(keaslian) mencerminkan keaslian atau
peneliti sebagai instrumen kuncinya. Metode
kemurnian, yakni seberapa jauh produk tidak
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
terkontaminasi atau tidak mengadopsi nilai
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
yang berbeda dengan nilai aslinya.
kata tertulis atau lisan (Moeleong, 2006).
Otentisitas mengacu pada keaslian,
Penelitian ini dilakukan di Pantai Bunga Jabe
otentisitas biasanya di kaitkan dengan
yang beralamatkan di Jl. Karimun Adil
eksotisme budaya sebagai daya tarik wisata
Telaga RT/RW: 03/03 Kemujan
dan merupakan kategori nilai yang
Karimunjawa.
memadukan sifat alamiah, eksotisme dan
Sejumlah metode pengumpulan data
bersahaja.
yang digunakan dalam penelitian adalah : (1)
Menurut Marpaung (2002) pengertian
Observasi, menurut Nasution dalam
daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan
Sugiyono (2011), observasi adalah dasar
atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan,
semua ilmu pengetahuan. Peneliti melakukan
yang dapat menarik minat wisatawan
observasi langsung di sekitar pantai bunga
jabe. Dalam penelitian ini menggunakan

570 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


tehnik observasi terus terang atau tersamar untuk sekedar main saja, yang nantinya akan
yaitu mereka orang yang akan di teliti menjadi contoh untuk para masyarakat
mengetahui sejak awal hingga akhir tentang sekitar bahwa tanpa menjual tanah kita bisa
aktivitas peneliti. (2) Wawancara, menurut mendapatkan pendapatan atau income. Nama
Esterberg dalam Sugiyono (2011), wawan- “Bunga Jabe” sendiri di ambil dari bahasa
cara adalah merupakan pertemuan dua orang Bugis yang artinya “Putri Malu”, tetapi kata
untuk bertukar informasi dan ide melalui “Jabe” sendiri berarti manja dalam bahasa
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan Bugis. Yang harapannya adalah siapaun yang
makna dalam suatu topik tertentu. Dalam datang bisa memanjakan mata, pikiran, dan
penelitian ini peneliti menggunakan metode apa saja yang mau dimanjakan. Selain itu
wawancara semiterstruktur tujuannya untuk dulu juga banyak tumbuh bunga jabe (bunga
menemukan permasalahan lebih terbuka, putri malu) di sekitar pantai, dan bunga ini
dimana pihak yang di wawancara di minta juga sangat atraktif sudah jarang di temukan
pendapat dan ide-idenya. Peneliti melakukan di tempat lain.
langsung tanya jawab dengan pengelola Sejarah Singkat Suku Bugis di
pantai bunga jabe, wisatawan dan masyarakat Karimunjawa
sekitar. Wawancara ini dilakukan bertujuan Pada tahun 1948 itu H.M. Amin
untuk mendapatkan informasi tentang apa beserta saudaranya berjumlah 7 orang
saja yang menjadi daya tarik wisata di Pantai berlayar dari perairan kepulauan Masalembu
Buga Jabe dan apa saja upaya yang sudah menuju Karimunjawa. Latok H.M. Amin
dilakukan untuk pelestarian budaya dan menjadi pemimpin dalam perjalanan tersebut,
lingkungan, dan (3) Dokumentasi, pada 7 orang tersebut merupakan keluarga besar
penelitian ini peneliti menggunakan metode dari H.M. Amin yaitu adek dan
pengumpulan data dengan dokumen. keponakannya. Setelah sampai di karimun
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang kapal memutari pulau-pulau besar di karimun
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk hingga 2 kali, dan akhirnya latok Amin
gambar, tulisan, atau karya-karya monumen- memberikan aba-aba untuk berhenti. Ketika
tal seseorang. Studi dokumen merupakan latok amin memberikan aba-aba untuk
pelengkap dari penggunaan metode observasi berhenti, posisi kapal tepat berada di daerah
dan wawancara dalam penelitian kualitatif Telaga sebelah barat. Latok amin bukanlah
(Sugiyono, 2011). Peneliti mengumpulkan orang pertama yang mencoba untuk bertahan
data dari beberapa literature, jurnal, serta di sini. Sebelum latok Amin ada 2 generasi
mengumpulkan data- data yang ada di Pantai yang pernah mencoba bertahan hidup di
Bunga Jabe seperti foto. Telaga ini dengan bercocok tanam. Generasi
pertama mencoba bercocok tanam tetapi
HASIL PENELITIAN DAN gagal bertahan karena serangan hama.
PEMBAHASAN Kemudian generasi kedua juga gagal
Sejarah Pantai Bunga Jabe bertahan karena hal yang sama yaitu
Pantai Bunga jabe mulai di bangun serangan hama seperti menjangan, monyet,
pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 02 landak dan hama yang lain. Pada akhirnya
November 2012. Berangkat dari sebuah generasi ke dua pindah ke daerah lain seperti
kekhawatiran akan maraknya penjualan tanah Cikmas, Nyamplungan. Sampai akhirnya
ketika itu. Pada akhirnya rencana membuat Latok Amin sebagai generasi ketiga yang
sebuah tempat untuk bersantai atau hanya mencoba bertahan hidup di telaga ini berhasil

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 571


bertahan dengan bercocok tanam dan Latok satu upaya pelestarian budaya suku bugis.
Amin kembali ke Masalembu untuk Mereka bangga menggunakan bahasa daerah
mengambil pasukan sejumlah 40 orang untuk karena bagi mereka bahasa daerah adalah
membantu bercocok tanam disini hingga saat identitas suku mereka.
ini. Ketika H.M. Amin meninggal di
2. Kesenian Suku Bugis
makamkan di sekitar Masjid Telaga, hingga a. Pencak Silat Baruga
sekarang makam tersebut masih terawat. Pencak Silat Baruga adalah salah
Budaya Suku Bugis Sebagai Daya Tarik satu kesenian suku bugis yang ada di
Wisata Di Pantai Bunga Jabe Pantai Bunga Jabe. Pencak silat baruga
Karimunjawa sejatinya bukan pencak silat untuk
Pantai bunga jabe ini menawarkan bertarung, tetapi pencak silat baruga ini
wisata alam yang berbeda dengan pantai lebih menekankan pada keindahan
yang lain. Pantai bunga jabe adalah salah tarian dengan perpaduan musik dan
satu wisata pantai yang menawarkan
seni bela diri. Pencak silat baruga ini
keindahan alam berserta suku dan budayanya adalah pencak silat untuk penjemputan
yang kental. Wisatawan yang berkunjung atau penyambutan tamu. Biasanya
akan di manjakan dengan keindahan alam digunakan dalam penyambutan pada
dan kekayaan budaya suku bugis di pantai acara adat suku bugis seperti prosesi
ini, sehingga para wisatawan yang berkun- lamaran ataupun pesta pernikahan.
jung di pantai ini akan merasakan sensasi b. Tari Paduppa
yang berbeda ketika berkunjung. Beberapa Tari Paduppa adalah salah satu
budaya suku bugis yang menjadi daya tarik kesenian tarian suku bugis yang ada di
wisata di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa Pantai Bunga Jabe. Tari paduppa
adalah: adalah sebuah jenis tarian yang di
1. Bahasa Daerah (Bahasa Bugis) lakukan suku bugis untuk menyambut
Salah satu daya tarik wisata yang ada tamu. Tari paduppa ini dapat di katakan
di Pantai Bunga Jabe ini yang sangat menarik sebagai tari selamat datang dari suku
adalah bahasa daerahnya yaitu bahasa bugis. bugis bagi para tamu sebagai bentuk
Banyak para wisatawan yang tertarik dan penghormatan. Gerakan pada tarian
ingin belajar bahasa bugis ketika sedang paduppa ini sangat lembut dan luwes
berwisata di pantai ini. Di era modernisasi ini dengan perpaduan musik yang indah
bahasa daerah semakin tenggelam di telan sehingga sangat menarik perhatian
waktu. Pada kenyataannya pamor bahasa wisatawan.
daerah sekarang sudah kalah jauh di
3. Rumah Adat Suku Bugis
bandingkan dengan bahasa Indonesia yang Pantai Bunga Jabe ini memiliki daya
menjadi bahasa nasional kita dan bahasa tarik wisata yang berbeda dengan pantai yang
Inggris yang di juluki sebagai bahasa lain. Konsep pantai dengan nuansa seni suku
internasional. Tetapi masyarakat sekitar bugis di padukan dengan keindahan alam
Pantai Bunga Jabe dalam kehidupan sehari- sangat terasa sekali di pantai ini. Di pantai
hari mereka selalu menggunakan bahasa
bunga jabe ini terdapat bangunan rumah
bugis, selain di jadikan sebagai sebuah daya panggung yaitu rumah khas suku bugis yang
tarik wisata bahasa bugis ini di gunakan di sewakan sebagai home stay. Tarif mengi-
setiap hari oleh masyarakat sebagai salah nap di rumah panggung ini relatif murah satu

572 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


malam Rp 300.000,00 sudah termasuk Karakteristik fisik rumah panggung
morning cake (kue dan teh) untuk 2 orang. suku bugis ini biasanya di buat tidak
permanen sehingga mudah di bongkar dan di
pindah. Rumah panggung terdiri dari kayu
dengan atap berlereng dua dan kerangkanya
berbentuk huruf “H” yang terdiri dari tiang
dan balok, rumah panggung ini di rakit tanpa
menggunakan paku. Rumah bugis atau
rumah panggung di pantai Bunga Jabe ini
memiliki daya tarik atau keunikan tersendiri
bagi para wisatawan yang berkunjung.
4. Penginapan Rumah Kurcaci
Selain rumah panggung di pantai ini
juga terdapat penginapan kecil yang biasa di
sebut dengan rumah kurcaci. Rumah kurcaci
ini berada pinggir pantai jumlahnya ada 5
Gambar 1. Pencak Silat Baruga
buah rumah, luas kamar ini tidak lebih dari 2
meter persegi dengan beratap anyaman daun
kelapa kering dan dinding dari bambu.
Walaupun sederhana rumah kurcaci ini
sangat menarik wisatawan lokal ataupun
mancanegara untuk menginap ataupun
sekedar hanya untuk berfoto di sekitarnya.
Tarif menginap di rumah kurcaci ini satu
malam Rp 150.000,00 termasuk morning
cake (kue dan teh) untuk 2 orang.

Gambar 2. Tari Paduppa

Gambar 3. Rumah Panggung


Gambar 4. Penginapan Rumah Kurcaci

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 573


5. Makanan Khas Suku Bugis Upaya Melestarikan Budaya Suku Bugis
Menu atau makanan yang di sediakan Dan Lingkungan
di Pantai Bunga Jabe ini sangat menarik dan Pengelola menyadari bahwa sumber
khas yaitu makanan tradisional khas Bugis. daya alam, budaya dan potensi yang ada
Selain makanannya yang khas dalam merupakan daya tarik wisata yang harus di
penyajian makanannya juga sangat menarik. jaga kelestariannya, karena daya tarik wisata
Mulai dari tempat penyajiannya yang tersebut menjadi sumber utama untuk
biasanya menggunakan piring rotan dengan mendatangkan wisatawan. Sehingga bebera-
daun pisang, dan cara penyajiannya biasanya pa upaya yang di lakukan pihak pengelola
dalam satu nampan besar terdapat beberapa untuk melestarikan budaya dan lingkungan
jenis makanan dalam piring-piring kecil. antara lain:
Makanan khas bugis ini menjadi salah satu 1. Menanamkan rasa cinta budaya
daya tarik wisata bagi wisatawan lokal terhadap anak-anak sejak dini dengan
maupun mancanegara, selain itu juga cara membiasakan komunikasi setiap
menjadi salah satu upaya pelestarian budaya hari dengan menggunakan bahasa
suku bugis yang di lakukan oleh pengelola bugis, memberikan pelatihan tentang
Pantai Buga Jabe agar adat istiadat, suku dan kesenian budaya suku bugis seperti tari
budayanya tidak tergerus di era perkem- paduppa dan pecak silat baruga.
bangan jaman yang modern ini. Makanan 2. Dalam setiap acara adat pernikahan,
tradisional khas Bugis ini sangat bervariasi memperingati hari orang meninggal,
dan untuk harga sangat terjangkau. Mulai khataman Al Quran ataupun acara yang
dari olahan ikan, ayam, sayuran dan beberapa lain masyarakat sekitar selalu menghi-
jenis kue atau kudapan semua tersedia disini. dangkan makanan khas suku bugis
Beberapa menu makanan khas bugis yang tanpa menghilangkan pakem-
tersedia di pantai Bunga Jabe adalah Buras, pakemnya.
Gogos, Tumbuk, Lepek-lepek, Jejabuk, 3. Menyediakan akomodasi, makanan dan
Gagapek, Bale nasu, Nasu santang, Ikan minuman khas bugis kepada
bakar, Pepes, Tapa ombang, Sayur asam, wisatawan.
Lawak lato, Lawak cappak otti, Bingkak, 4. Memanfaatkan sampah laut menjadi
Surabeng, Darlok, Putri sellek, Burongko, karya seni yang indah.Salah satu
Buroncong, Cucur telok, Pisang ijo. contoh sampah laut yang di jadikan
sebagai karya seni yang indah sehingga
cukup menarik perhatian wisatawan
adalah kelapa kering yang di pahat atau
di bentuk seperti topeng.
5. Menanamkan kepada masyarakat untuk
perduli terhadap lingkungan mulai dari
hal kecil tidak membuang sampah
sembarangan.
6. Sebelum wisatawan melakukan snor-
keling di laut pemandu selalu mengi-
ngatkan kepada wisatawan ketika
Gambar 5. Makanan Khas Bugis breafing untuk tidak membuang

574 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017


sampah di laut dan tidak menginjak f. Menanamkan kepada wisatawan untuk
atau menyentuh karang. perduli terhadap lingkungan dengan
tidak merusaknya.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Rekomendasi
Kesimpulan Dalam penelitian inipeneliti mempe-
Dalam pembahasan penelitian tentang roleh hasil temuan tentang budaya suku bugis
Budaya Suku Bugis Sebagai Daya Tarik yang bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata
Wisata Di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa dan upaya yang sudah di lakukan pengelola
dapat di tarik kesimpulan bahwa di Pantai dalam melestarikan budaya serta lingkungan
Bunga Jabe terdapat beberapa Budaya Suku di sekitar Pantai Bunga Jabe Karimunjawa.
Bugis yang di jadikan sebagi daya tarik 0leh karena itu peneliti mengajukan beberapa
wisata: rekomendasi kepada pihak pengelola untuk
1. Bahasa daerah (bahasa bugis). meningkatkan daya tarik wisata, keberlan-
2. Kesenian suku bugis yaitu pencak silat
jutan sumber daya alam, budaya dan
baruga dan tari paduppa. lingkungan sekitar Pantai Bunga Jabe
3. Rumah adat suku bugis (rumah Karimunjawa. Rekomendasi yang dapat di
panggung). aplikasikan berdasarkan temuan peneliti:
4. Rumah kurcaci sebagai penginapan. 1. Membuat papan dinding untuk di
5. Makanan khas suku bugis. tuliskan tentang sejarah Pantai Bunga
Tujuan pengelola mengusung atau Jabe agar wisatawan bisa mengetahui
mengemas konsep budaya suku bugis sebagai tentang sejarah awal mula berdirinya
daya tarik wisata di Pantai Bunga Jabe Pantai Bunga Jabe hingga saat ini.
Karimunjawa adalah untuk mengenalkan Karena sejarah atau (history)bisa
budaya suku bugis terhadap masyarakat luas, menjadi sebuah daya tarik wisata yang
selain itu juga sebagai upaya suku bugis sangat menarik bagi wisatawan.
untuk melestarikan budayanya agar tidak 2. Pembuatan penunjuk arah ke Pantai
punah seiring berkembangnya jaman. Bunga Jabe yang menarik dan jelas.
Selain itu pengelola juga melakukan 3. Penambahan fasilitas seperti mushola.
upaya agar budaya dan lingkungan tetap 4. Memberdayakan masyarakat lokal
terus terjaga kelestariannya dengan cara: untuk pengelolaan Pantai Bunga Jabe.
a. Menanamkan rasa cinta budaya 5. Selalu memperhatikan keberlangsu-
terhadap anak-anak sejak dini. ngan atau kelestarian lingkungan, alam
b. Melestarikan makanan khas suku dan budaya ketika melakukan
bugis. pengembangan pariwisata di Pantai
c. Menyediakan akomodasi, makanan dan Bunga Jabe Karimunjawa ini.
minuman khas bugis kepada
wisatawan. DAFTAR PUSTAKA
d. Memanfaatkan limbah menjadi karya Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber.
seni yang indah. 2006. Perencanaan Ekowisata.
e. Menanamkan kepada masyarakat untuk Yogyakarta: Andi Offset.
perduli terhadap lingkungan. Hadiwijoyo, Suryo. 2012. Perencanaan
Pariwisata Perdesaan Berbasis

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 575


Masyarakat (Sebuah Pendekatan
Konsep). Yogyakarta. Graha Ilmu.
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan
Pariwisata. Bandung. Alfabeta.
Moeleong, Lexy J.2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosda Karya.
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata.
Jakarta. Pradnya Paramita.
Spillane, James J. 2001. Ekonomi Pariwisata,
Sejarah, dan Prospeknya. Yogyakarta.
Kanisius.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung. Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan.
Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya.
Jakarta. Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka A.2002. Perencanaan Strategis
Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta. Pradnya Paramita.

576 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Anda mungkin juga menyukai