Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 043415712
Fakultas : FHISIP
UPBJJ-UT : Samarinda
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
b. Dalam mempelajari Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara terdapat hubungan yang saling
menjelaskan dan mempengaruhi. Berikan analisis Anda, perbedaan pokok di antara
keduanya!
Jawab :
Hukum Tata Negara memiliki muatan aspirasi politik dan cita hukum yang tumbuh
dalam masyarakat, kemudian dikemas dan dibentuk hukum sehingga menjadi Hukum Tata
Negara. Memunculkan unsur-unsur muatan tersebut tidaklah mudah. Oleh karena itu,
pemunculan dan pengembangannya memerlukan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya.
Dengan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya itu memudahkan menemukan unsur muatan
untuk membangun kaidah hukum positif. Berikut hubungan antara Hukum Tata Negara
dengan ilmu-ilmu lainnya:
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara adalah
Hubungan HTN dengan ilmu negara dilihat dari :
Kedudukannya :
1) Ilmu negara merupakan pengantar bagi HTN dan HAN.
2) Ilmu negara, ilmu teoritis-ilmiah yang akan dipraktekan dalam HTN.
Manfaatnya (Rengers Hora Sicama):
Dilihat tugas ahli hukum: Ilmu negara sebagai penyelidik yang hendak mendapatkan
kebenaran-kebenaran secara obyektif. Ilmu negara tidak melaksanakan hukum, sedangkan
HTN sebagai pelaksana hukum.
Dilihat dari objek kajian: Ilmu negara obyek penyelidikannya adalah asas-asas pokok dan
pengertian-pengertian pokok tentang negara pada umumnya sein wissenschaft. Sedangkan
HTN objeknya adalah hukum positif normativen wissenschaft
c. Berikan analisis Anda terhadap objek dalam Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara pada
sistematika Georg Jellinek!
Jawab :
Georg Jellinek dalam allgemeine staatslehre membagi konsepsi ilmu negara menjadi
sistematis, lengkap, dan teratur untuk menjelaskan ilmu tentang negara dengan
menggunakan metode van systematesering (metode sistematika) dengan cara
mengumpulkan semua bahan tentang ilmu negara yang ada mulai zaman kebudayaan
Yunani sampai pada masanya sendiri. Dalam bukunya tersebut, Jellinek membagi ilmu
RANGKUMAN 1.20 Ilmu Negara kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu:
(1) Ilmu negara dalam arti sempit (staatswissenschaften);
(2) Ilmu Pengetahuan Hukum (rechtwissenschaften).
Merujuk dari klasifikasi yang dibuat oleh Jellinek, terlihat bahwa ilmu negara merupakan
bagian tidak terpisahkan dari ilmu kenegaraan (staatswissenchaft) yang kesemuanya
berpangkal pada ilmu-ilmu sosial yang memiliki karakter empiris umum berdasarkan
pemahaman makna jiwa dari ilmu (geisteswissenschaft).
Secara sederhana tersirat bahwa ilmu negara berpangkal dari filsafat sebagai sumber dari
segala ilmu. Kemudian staatswissenschaft (dalam pengertian yang sempit) ini dibagi lagi ke
dalam tiga bagian, yaitu beschreibende staatswissenschaft (ilmu pengetahuan yang
melukiskan atau menceritakan tentang negara); Theoritische staatswissenschaft (ilmu
kenegaraan ini dapat dikatakan melanjutkan kajian terhadap bahan-bahan yang dikumpulkan
dan diidentifikasi oleh beschrebende staatswissenschaft dengan mengadakan analisis dan
memilah mana yang mempunyai ciri-ciri khusus); Angewandee staatswissenschaft (ilmu
kenegaraan ini dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang menerapkan teori-teori
kenegaraan).
Dalam allgeimeine staatslehre timbul dua ilmu, yaitu allgemeine staatsrechtlehre dan
allgemeine soziale staatslehre. Sementara itu, besondere staatslehre, mengenai negara
sebagai pengertian khusus (spesies) dibagi dalam: individuelle staatslehre dan spezielle
staatslehre. Sistematika ilmu negara selain sistematika Georg Jellinek antara lain terdiri dari
mazhab Wina dan mazhab Politik Berlin. Mazhab Wina (Austria) yang dipimpin oleh Hans
Kelsen. Hans Kelsen tidak sepaham dengan pembagian Jelllinek mengenai peninjauan
negara dari dua sudut, yang dianggap tidak sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki
oleh ilmu pengetahuan dan yang benar adalah metode moniseus. Kelsen menyatakan negara
sama dengan hukum. Karena itu harus diadakan pula tingkatan hukum, yang disebut
stufenbouw des recht.
2. Supremasi hukum atau kedaulatan hukum telah dipertegas di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
1945 bahwa “negara Indonesia adalah negara hukum.” Hal ini menunjukkan bahwa segala
sesuatu harus diatur berdasarkan hukum yang berlaku. Hukum dijadikan kekuasaan tertinggi
untuk memutuskan segala sesuatu. Substansi hukum adalah aturan norma, dan pola perilaku
manusia yang berada dalam sistem itu, tidak hanya sebatas pada persoalan hukum tertulis,
law books saja, tetapi juga termasuk living law atau hukum yang berlaku dan hidup dalam
masyarakat. Contoh nyata dari hal ini adalah ketika terjadi pertikaian di antara golongan
yang berbeda, tentunya hukum digunakan untuk menyelesaikannya. Demikian pula dengan
mekanisme memilih kepemimpinan pemerintahan harus melalui pemilihan umum di negara
kita yang memang menganut prinsip rule of law serta tentunya juga memperhatikan nilai-
nilai yang ada di masyarakat.
Pertanyaan:
a. Coba analisislah pernyataan parameter Teori Kedaulatan Hukum oleh Duguit dan Krabbe
bahwa kedaulatan hukum timbulnya hukum ditentukan nomokrasi sebagai konsep
kekuasaan oleh nilai atau norma (nomoi)!
Jawab :
Teori ini menilai kekuasaan tertinggi adalah hokum, dimana pemerintah
mendapatkan kekuasaan dari hokum yang ada baik tertulis maupun tidak tertulis dan
bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum. Hukum bertindak sebagai panglima
dalam kehidupan bernegara, sehingga hukum harus ditegakan serta penyelenggaraan negara
harus dibatasi oleh hukum yang berlaku.Hukum merupakan kekuasaan yang derajatnya lebih
tinggi. Maka negara, pemerintah, pengadilan dan rakyat seluruhnya harus tunduk pada
hukum. Hukum di atas segalanya. Hukum dipandang sebagai sumber dari segala sumber
kekuasaan dalam negara. Negara hanya sebagai organisasi sosial yang tunduk kepada
hukum. Kekuasaan negara harus berpijak dan berlandaskan hukum. Maksudnya kekuasaan
yang dimiliki oleh pemerintah itu didapat atau diatur oleh hukum yang berlaku di negara itu.
Sehingga kekuasaan itu sah berdasarkan hukum yang berlaku. Hukum harus dijunjung tinggi
oleh segenap warga negara dan pemerintah, maka semuanya harus menghormati dan
mematuhi hukum yang berlaku. Pelanggar hukum harus dikenakan sanksi, tanpa
kecuali.Pendukung teori ini seperti Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant dan Leon
Duguit. Negara yang menganut teori kedaulatan ini adalah Indonesia dan Swiss.
b. Coba analisislah pendapat Krabbe dalam Teori Kedaulatan Hukum yang menganggap
bahwa berlakunya hukum di luar kehendak negara!
Jawab :
Hukum Internasional itu tidak lain daripada hukum tata negara yang mengatur
hubungan Luar Negeri suatu negara (auszeres staatsrecht), teori ini pada dasarnya
memandang Hukum Internasional sebagai hukum perjanjian antara negara-negara, disini
teori kehendak negara mempunyai titik pertemuan dengan teori alam tentang perjanjian.
Pada dasarnya negara adalah sumber segala hukum & Hukum Internasional mengikat karena
negara atas kemauannya sendiri mau tunduk padanya.
c. Coba analisislah pendapat Savigny bahwa hukum itu tumbuh dari sanubari masyarakat
dan pembuat undang-undang sebenarnya bukan pencipta undang-undang!
Jawab :
Friedrich Karl von Savigny (1779–1861), seorang ahli hukum Jerman mengatakan
bahwa hukum tidak perlu dibuat karena hukum tumbuh bersama masyarakat. Artinya,
hukum bukanlah suatu produk by-design. Ia tumbuh mengikuti proses yang berjalan secara
diakronik. Hukum di mata Savigny tidak mengenal kata berhenti (cessation). Proses itu terus
berjalan, sehingga hukum adalah produk budaya yang menyejarah. Sebab jika proses ini
terhenti dan hukum menjadi momentary, maka hukum berpotensi untuk tercerabut dari akar
sejarahnya. Ia menjadi produk politik, yakni produk yang by-design, sebagaimana layaknya
pandangan kaum positivisme hukum.Volksgeist ini menurut Savigny sangat berperan dalam
tahap awal pembentukan hukum, yaitu ketika masyarakat masih hidup dalam
kesederhanaan. Namun, ketika masyarakat sudah mulai kompleks, maka hukum juga ikut
berubah kian artifisial dan kompleks, sehingga apa yang dipredikati sebagai Volksgeist itu
juga makin mematangkan diri. Jadi, hukum dalam perspektif Savigny tumbuh dari dua
sumber ekstrem sekaligus. Pada satu sisi ada proses historis yang terus memproduksi hukum
yang hidup (living law) sebagaimana secara kasat mata terlihat dari perilaku kehidupan
bermasyarakat keseharian. Pada sisi lain ada juga falsafah berhukum yang ikut terbentuk
sebagai hasil kristalisasi hukum yang hidup dan kemudian dipelihara menjadi “idealisme”
kehidupan bermasyarakat. Sekali lagi, harus dicatat bahwa keduanya tidak lahir sebagai
produk by-design. Keduanya tumbuh dengan sendirinya, tanpa rekayasa. Savigny juga
percaya bahwa setiap rakyat (bangsa) tumbuh dalam ruang dan waktu yang membingkai
kehidupan mereka secara berbeda-beda. Jadi, seharusnya tiap bangsa punya sejarah
hukumnya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pandangan Savigny sangat kontras dengan
anggapan aliran hukum kodrat mengenai adanya hukum yang universal.
3. Sentralisasi dan desentralisasi adalah dua istilah yang tidak lagi asing dalam praktik
kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena tidak ada sebuah negara yang secara penuh
hanya menggunakan asas sentralisasi saja dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
Sebaliknya juga tidak mungkin penyelenggaraan pemerintahan hanya didasarkan pada asas
desentralisasi saja. Desentralisasi di Indonesia merupakan reformasi pelaksanaannya belum
maksimal. Inti dari desentralisasi adalah ‘internalising cost and benefit’ untuk people serta
bagaimana mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya, namun bahayanya desentralisasi
yang hanya menguntungkan elit dan penguasa lokal. Pertanyaan:
a. Coba analisislah dalam sistem negara kesatuan, apakah mungkin dilakukan desentralisasi
menurut van der Pot!
Jawab :
Kelompok yang memaknai desentralisasi sebagai devolusi dan dekonsentrasi
menyatakan bahwa bentuk konkret dari dianutnya asas ini adalah daerah otonom. Ciri utama
dari daerah otonom adalah adanya lembaga perwakilan daerah dan eksekutif daerah yang
berfungsi sebagai lembaga politik lokal. Mereka yang bergelut dengan keseharian politik di
tingkt lokal, karenanya memahami betul dinamika sosial yang terjadi. Adalah logis apabila
kepada mereka diberi hak untuk menentukan kebijakan pemerintahan sendiri, sesuai dengan
harapan dan kondisi masyarakat senyatanya. Disini devolusi merupakan jawaban yang
paling tepat. Konsekuensinya pada tataran pemerintahan lokal, lembaga perwakilan rakyat
daerah (untuk kasus Indonesia: DPRD) menjadi aktor utama penentu kebijakan Di kalangan
ahli hukum Indonesia, desentralisasi didefenisikan secara beragam. Menurut RDH
Koesoemahatmadja, secara harfiah kata desentralisasi berasal dari dua penggalan kata
bahasa latin. Yakni: de yang berarti lepas, dan centrum yang berarti pusat. Makna harfiah
dari desentralisasi adalah melepaskan diri dari pusat. Dalam makna ketatanegaraan,
desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan pemerintahan dari pusat kepada daerah-daerah.
desentralisasi merupakan staatkundige decentralisatie (desentralisasi ketatanegaraan atau
lebih sering disebut dengan desentralisasi politik), bukan ambtelijke decentralisatie,seperti
halnya dekonsentrasi.
b. Jika iya, apakah batasan dalam pemberian desentralisasi agar tidak menimbulkan
kesewenang-wenangan pemerintah daerah?
Jawab :
Semua pajak utama yang paling produktif, baik pajak langsung maupun tidak
langsung ditarik oleh pemerintah pusat. Perusahaan-perusahaan banyak tersebar di daerah-
daerah di Indonesia, transaksi-transaksi penjualan banyak terjadi di daerah-daerah di
Indonesia, namun setiap penerimaan pajaknya merupakan pajak pemerintah pusat.
Sedangkan Pajak Daerah sebenarnya jumlahnya cukup beragam namun hanya sedikit yang
dapat diandalkan sebagai sumber penerimaan, misalkan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
Pemerintah daerah dibatasi ruangnya untuk mengkreasikan sumber-sumber penerimaan atau
memperluas basis penerimaan hanya yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Hal tersebut membatasi anggaran pemerintah daerah
untuk membiayai seluruh pengeluarannya khususnya daerah-daerah yang tidak memiliki
sumber daya alam. Melihat hal tersebut perlu adanya perbaikan formulasi kebijakan di
bidang pendapatan daerah melalui pengembangan pajak dan retribusi daerah yang harmonis
dengan pajak pusat agar menjadi signifikan untuk dijadikan andalan pendapatan daerah.
Ketiga, masih terdapatnya persaingan antar pemerintah daerah. Persaingan ini timbul dari
persaingan pajak (tax competition) antardaerah sebagai sumber PAD masing-masing.
Pemotongan pajak lokal secara sepihak oleh satu daerah guna menarik investor akan diikuti
oleh daerah lain agar tidak kehilangan investornya masing-masing. Perang tarif pajak inilah
yakni menyebabkan PAD lebih kecil dari yang seharusnya. Hal ini sejatinya merupakan hal
yang lumrah dan memaksa pemerintah untuk melakukan perubahan demi menghadapi
tantangan global yang lebih kompleks. Untuk itu, pemerintah pusat dalam hal ini perlu
menetapkan kebijakan standar tarif pajak yang layak agar penurunan tarif pajak tidak berada
di bawah batas yang telah ditentukan, juga mengajak pemerintah daerah untuk ikut bersama
melakukan reformasi perubahan.
Keempat, kenaikan DAU dipersepsikan sebagai kenaikan tanggung jawab yang dibebankan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu, penyesuaian belanja
pemerintah daerah akan lebih tinggi daripada kenaikan DAU itu sendiri. Jika kita melihat
realisasi belanja pemerintah daerah, kualitas belanja daerah masih kurang bagus. Rata-rata
45 persen anggarannya habis untuk membayar pegawai. Bahkan ada yang lebih dari itu.
Sehingga untuk setiap kebutuhan pembangunan penting lainnya pemerintah daerah
menggantungkan pembiayaan APBD pada transfer dari pusat. Solusi yang mungkin dapat
mengatasi hal ini adalah dengan menetapkan batas atas belanja pegawai dan batas minimum
belanja modal.
Dalam konteks desentralisasi fiskal, Indonesia tengah menggunakan pola hubungan fiskal
antarpemerintahan (fiscal intergovernmental relationship) dengan model Keuangan Federal
(Federal Finance), dimana batas-batas resmi, penyerahan fungsi, wewenang, serta
pembiayaannya sudah diatur melalui sebuah undang-undang. Model ini sudah sangat cocok
mengingat Indonesia memiliki banyak keragaman dalam aspek demografis dan etnis.
Undang-undang yang mengatur otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini diharapkan
kedepannya dapat mengakomodir setiap kebutuhan baik di tingkat Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah dan mewujudkan kemandirian fiskal seperti yang diharapkan
dari implementasi desentralisasi fiskal ini.
c. Berikan analisis Anda, apa yang seharusnya diatur dalam desentralisasi agar jalannya
pemerintahan negara kesatuan dapat berjalan baik!
Jawab :
Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan,
pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang