Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Annisa Junizarsyah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043631882

Tanggal Lahir : 27 Juni 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara

Kode/Nama Program Studi : 311 / ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 21/ UPBJJ JAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/25 Juni 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Annisa Junizarsyah


NIM : 043631882
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara
Fakultas : FHISIP (Fakultas Hukum Ilmu Sosial & Ilmu Politik)
Program Studi : 311 / ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : UPBJJ-UT JAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 25 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Annisa Junizarsyah
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Ilmu Negara berasal dari istilah bahasa Belanda staatsleer. Istilah Staatsleer berasal dari Bahasa
Jerman yakni staatslehre yang juga berarti Ilmu Negara. Dalam Bahasa Inggris disebut Theory of
State atau The General Theory of State atau Political Theory. Sementara itu, dalam Bahasa Prancis

disebut Theory d’etat. Di dalam kepustakaan dijumpai beberapa istilah yang konotatif pada pengertian
Ilmu Negara. Istilah ilmu negara pertama kali di Indonesia digunakan oleh Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tahun 1946. Ilmu negara merupakan ilmu yang menyelidiki pengertian pokok dan

sendi-sendi pokok negara.


Pertanyaan:
a. Coba interpretasikan dari istilah ilmu negara mengapa terjadi perbedaan di Eropa Kontinenta

dan Anglo Saxon!


 Sistem Hukum Eropa Kontinental juga dikenal dengan istilah civil law system atau

sistem hukum sipil. Sistem hukum ini ciri utamanya yaitu; hukum tertulis dan
terkodifikasi, terdapat pembidangan hukum, hukum dibuat oleh legislatif dan eksekutif
dan hakim tidak bebas menciptakan hukum.
 Sedangkan common Law System dan Unwritten Law adalah istilah lain yang juga

biasa digunakan untuk merujuk pada sistem anglo saxon. Pada sistem hukum ini,
hakim memiliki fungsi sebagai pencipta hukum melalui putusan – putusannya atau
juga dikenal dengan istilah judge made law. Selain itu hakim memiliki peranan sentral

sebagai pencipta hukum. Putusan hakim adalam sumber hukum utama, umumnya
hukum tidak tertulis.

b. Mengapa dari beberapa istilah yang ada berbagai negara diinterpretasikan di Indonesia adalah

ilmu negara?
 Ilmu negara menganggap negara sebagai obyek penyelidikannya yang meliputi asal
mula, sifat hakikat, dan bentuk-bentuk negara. Pembahasan dalam ilmu negara
menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat umum, abstrak, universal, dan
mengesampingkan atau mengabaikan sifat-sifat khusus dari negara. Jadi, negara
sebagai obyek yang dimaksud adalah dalam keadaan terlepas dari keadaan tempat,
keadaan, dan waktu (Soehino, 1998: 6).

c. Coba interpretasikan kata “pengertian pokok negara” dan “sendi-sendi pokok negara dalam
perspektif khusus mempelajari ilmu negara!
 Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian-
pengertian pokok serta sendi-sendi pokok tentang negara. Pengertian-pengertian pokok
tentang negara adalah mengenai hal-hal yang pada umumnya mempunyai pengertian
yang sama.
 Sendi-sendi pokok tentang negara adalah mengenai hal-hal karena pengaruh dari
pandangan hidup negara dan kondisi masyarakat setempat maka seringkali isinya
menjadi berbeda-beda. Beliau menggunakan beberapa aspek teori Ilmu Negara Umum
dari George Jellinek kemudian menerapkannya sesuai dengan pandangan hidup bangsa
Indonesia.
 Pada dasarnya teori ilmu Negara Umum yang bersifat universal merupakan hasil
perbandingan. dari teori-teori Ilmu Negara Khusus

2. Kebanyakan para ahli bila mengemukakan konsep kekuasaan berpangkal dari perumusan sosiolog
Max Weber yang menyatakan kekuasaan adalah kemampuan dalam hubungan sosial untuk
melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan. Dalam kekuasaan biasanya terdapat
suatu hubungan dari pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah. Kekuasaan berkaitan erat
dengan wewenang (authority) dan legitimasi atau keabsahan. Kekuasaan yang dilembagakan tidak
hanya de facto menguasai melainkan berhak menguasai. Negara RI lahir tanggal 17 Agustus 1945, di
atas wilayah entitas- entitas yang dahulu pernah termasyur, yang dapat dikualifikasi sebagai “negara”
yaitu Majapahit dan Sriwijaya”. Proklamasi melahirkan tata hukum baru dimana rakyat menyerahan
kedaulatannya kepada pimpinan negara waktu itu (SoekarnoHatta) atas nama bangsa Indonesia untuk
melindungi hak-haknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pertanyaan:
a. Analisislah mengapa konsep kekuasaan menurut Miriam Budiardjo merupakan hubungan
antara pemegang kekuasaan dan dikuasai merupakan hubungan yang tidak setara (asymmetry
relationship)?
 Miriam Budiardjo dalam bukunya berjudul Dasar-Dasar Ilmu Politik mengemukakan
bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang
mempunyai kekuasaan itu. Lebih lanjut menurutnya, kekuasaan berhubungan erat
dengan pengaruh, sehingga sering dikatakan bahwa pengaruh adalah bentuk lunak dari
kekuasaan. Dalam hal ini biasanya seseorang yang memiliki kekuasaan juga memiliki
pengaruh di dalam dan di luar kekuasaannya.
 Dalam kekuasaan biasanya terdapat suatu hubungan (relationship) dalam arti bahwa
ada satu pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah (the ruler and the
ruled), satu pihak yang memberi perintah dan satu pihak yang mematuhi perintah.
Dalam suatu kekuasaan tidak ada persamaan martabat. Hubungan kekuasaan
merupakan hubungan yang tidak setara (asymmetry relationship). Hal yang satu lebih
tinggi dari yang lain. Di dalam kekuasaan juga ada unsur paksaan (Budiardjo, 1981:
36-37).
 Kendatipun kekuasaan itu memiliki segi-segi yang negatif, terutama apabila berada di
tangan orang-orang yang telah lupa akan keluhuran budi pekerti yang menjadi dasar
dari kekuasaan itu, aspek-aspeknya yang positif jauh melebihi segi-seginya yang
negatit. Kelanjutan eksistensi manusia di dunia ini tergantung pada kekuasaan karena
kekuasaan itulah yang merupakan katalisator bagi manusia untuk bekerja sama dan
tolong menolong dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, serta menghalangi
orang-orang dari mengikuti kemauan hatinya yang bersifat destruktif. Dan kekuasaan
itu memiliki perkembangannya sendiri, mulai dari suatu lingkungan yang kecil, dan
berkembang terus sampai apabila ia mendapat kesempatan mencapai kekuasaan yang
tertinggi, yaitu kekuasaan negara (Huda, 2010: 108).
 Kekuasaan mempunyai peranan yang sangat penting karena dapat menentukan nasib
manusia. Baik-buruknya kekuasaan senantiasa harus diukur dengan kegunaannya
untuk suatu tujuan yang telah ditentukan atau didasari oleh masyarakat terlebih dahulu.
Kekuasaan selalu ada di dalam setiap masyarakat baik yang mash sederhana maupun
yang sudah kompleks susunannya (Soekanto, 1982: 158-162). Akan tetapi, walaupun
selalu ada, kekuasaan tadi tidak dapat dibagi rata kepada semua warga masyarakat oleh
karena justru pembagian yang tidak merata tidak timbul makna pokok dari kekuasaan,
yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan (Sulistiyono, 2008: 11).
 Ada beberapa istilah yang eat kaitannya dengan kekuasaan, yakni wewenang
(authority), dan legitimasi atau keabsahan (Budiardjo, 2008: 64).
Adalah ciri khas suatu negara bahwa kekuasaannya memiliki wewenang.
Kekuasaan negara semacam ini dapat disebut otoritas atau wewenang.
Apabila kita mempergunakan istilah kekuasaan dalam hubungannya dengan
negara, istilah itu selalu dimaksud dalam arti otoritas.

b. Coba buat analisis dalam kaitannya dengan sumber kewenangan menurut Max Weber,
peristiwa proklamasi merupakan wewenang yang mana?
 Menurut Weber, berwenang adalah kemampuan untuk mencapai tujuan - tujuan
tertentu yang diterima secara formal oleh anggota - anggota masyarakat. Sedangkan
kekuasaan dikonsepsikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang lain tanpa terhubungnya dengan penerimaan sosialnya yang
formal. Dengan kata lain, kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau
menentukan sikap orang lain sesuai dengan keinginan si pemilik kekuasaan.
 Weber membagi berwenang ke dalam tiga tipe berikut.
 Ratonal-legal authority, yakni bentuk berwenang yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat modern. Wewenang ini dibangun atas legitimasi
(keabsahan) yang menurut pihak yang pada dasarnya haknya. Wewenang ini
dimiliki oleh organisasi - organisasi, terutama yang bersifat politis.

 Otoritas tradisional, otoritas berwenang yang berkembang dalam kehidupan


tradisional. Wewenang ini diambil keabsahannya berdasar atas tradisi yang
suci. Jenis yang berwenang ini dapat dibagi dalam dua tipe, yakni
patriarkhalisme dan patrimonialisme. Patriarkhalisme adalah suatu jenis yang
berwenang di mana kekuasaan atas dasar senioritas. Mereka yang lebih tua atau
senior secara tradisional memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Berbeda
dengan patriarkhalisme, patrimonialisme adalah yang berwenang yang
mengharuskan seorang pemimpin dalam kerabat - kerabatnya atau dengan
orang - orang terdekat yang mempunyai loyalitas pribadi terhadapnya.

Dalam patriarkhalisme dan patrimonialisme ini, ikatan - ikatan tradisional


memegang peranan utama. Pemegang kekuasaan adalah mereka yang bangun
dari waktu ke waktu. Penunjukkan berwenang lebih didasarkan pada hubungan
- hubungan yang bersifat personal / pribadi serta pada kesetiaan pribadi
seseorang kepada pemimpin yang terdahulu.
Ciri khas dari kedua jenis yang berwenang ini adalah adanya sistem norma
yang diangap keramat yang tidak dapat diganggu gugat. Pelanggaran
terhadapnya akan menyebabkan bencana baik yang bersifat gaib maupun
religius.

Contoh patriarkhalisme misalnya berwenang ayah, suami anggota tertua dalam


rumah tangga, anak tertua terhadap anggota yang lebih muda, kekuasaan
bangsawan atas pegawai rumah atau istananya, kekuasaan bangsawan atas
orang yang ditaklukannya.

 Otoritas karismatik, otoritas yang dimiliki seseorang karena kualitas yang luar
biasa dari dirinya. Dalam hal ini, kharismatik harus diimplementasikan sebagai
kualitas yang biasa, tanpa memperhitungkan apakah kualitas itu sungguh-
sungguh ataukah hanya berdasarkan dugaan orang belaka. Dengan demikian,
otoritas kharismatik adalah penguasaan atas diri orang-orang, baik secara
eksternal maupun internal, di mana pihak yang ditaklukkan menjadi tunduk dan
patuh karena kepercayaan pada kualitas luar biasa yang dimiliki orang tersebut.
 Wewenang kharismatik dapat dimiliki oleh para dukun, para rasul, pemimpin
suku, pemimpin partai, dll.

c. Buat analisis bahwa Friedmann berbeda pendapat dengan JJ Rousseau dalam menentukan
kedaulatan, menurut Friedmann siapa pemegang kedaulatan peristiwa Proklamasi di
Indonesia.
 menurut Rousseau perjanjian masyarakat disini sifatnya bertingkat. Jadi, mula-mula
kekuasaan itu ada pada rakyat, kemudian oleh masing-masing orang ini kekuasaan
tersebut diserahkan kepada masyarakat sebagai suatu kesatuan dan seterusnya sampai
kemudian sampai pada raja. Jadi, penyerahan kekuasaan atau perjanjian masyarakat
disini sifatnya bertingkat (Soehino, 2005.149-150).
 Dikatakan Wolfgang Friedman dalam bukunya Legal Theory bahwa Rousseau hanya
mengenal satu jenis perjanjian, yakni pactum unionis. Pemerintah sebagai pimpinan
organisasi dibentuk dan ditentukan oleh kemauan umum (volunte generale). Jadi,
meskipun pemerintah berkuasa, yang memegang kedaulatan sesungguhnya adalah
rakyat karena raja atau pemerintah itu pada hakikatnya adalah wakil rakyat (Atmadja,
2012: 29).
3. Menurut catatan Bank Dunia dari 116 negara yang termasuk ke dalam negara berkembang yang
menjalankan desentralisasi, 106 di antaranya memiliki bentuk negara kesatuan (Wasistiono dalam
Aminoto,2019: 5.2). Menurut F. Iswara negara kesatuan adalah bentuk kenegaraan yang paling kokoh
jika dibandingkan dengan federal atau konfederasi. Ikatan persatuan dan kesatuan menjadi modal
utama dalam negara kesatuan.
Pertanyaan:
a. Bagaimana cara menegaskan bahwa negara kesatuan dari susunan negara merupakan bentuk
kenegaraan paling kuat?
 Menurut Fred Isjwara, negara kesatuan adalah bentuk kenegaraan yang paling kokoh,
jika dibandingkan dengan federal atau konfederasi, yang di dalam sekaligus terdapat
persatuan (union) maupun kesatuan (unity).

b. Coba tegaskan, apakah ada peran pemerintah daerah dalam mensejahterakan rakyat untuk
mengatur rumah tangganya sendiri daerah dalam negara kesatuan!
 Dalam negara kesatuan tidak jarang diadakan pembagian daerah, di mana dalam tiap-
tiap daerah itu terdapat organisasi kenegaraan yang tegak sendiri. Pembagian daerah
itu misalnya pembagian dalam daerah-daerah yang lebih kecil, yang berhak mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri. Pada tiap-tiap daerah tersebut mempunyai
pemerintahan sendiri, yang disebut pemerintahan daerah. Akan tetapi, kita harus ingat
bahwa pemerintah daerah ini tidak mempunyai kekuasaan atau wewenang yang
tertinggi mengenai apapun dalam lapangan pemerintahan. Karena dalam tingkat
terakhir dan tertinggi putusan-putusan dalam lapangan pemerintahan itu yang wenang
mengadakan adalah pemerintahan pusat (Soehino, 1980: 224).

c. Mengapa dalam negara kesatuan berdasarkan susunan negara ditegaskan bahwa pemerintah
daerah tidak boleh membuat undang-undang sendiri?
 Dikutip situs Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dalam UUD 1945 pasal 18 ayat (1)
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu terbadi atas kota dan kabupaten yang masing-masing
kota, kabupaten dan provinsi tersebut memilki pemerintahan daerah yang diatur
dengan Undang-Undang.
 Ayat (2), Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi tersebut terbagi atas kabupaten dan kota, yang setiap provinsi, kabupaten serta
kota tersebut memiliki pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang.
 Ayat (3), Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
menjalankan sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten serta kota mempunyai
DPRD yang anggotanya dipilih dari pemilihan umum (Pemilu).
 Ayat (4) Gubernur, Bupati dan Walikota adalah kepala pemerintahan masing-masing
daerah provinsi, kabupaten dan kota yang dipilih dengan cara demokrasi.
 Ayat (5) Pemerintahan dearah menjalankan otonomi dengan seluasnya kecuali bidang
pemerintahan yang oleh undang-undang ditetapkan menjadi bidang pemerintah pusat.
 Ayat (6) Pemerintah daerah memiliki hak menentukan peraturn daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk menjalankan otonomi dan tugas pembantuan.
 Ayat (7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam
Undang-Undang.

4. Gagasan tentang pemisahan kekuasaan dicetuskan Montesquieu pada abad ke-18 karena pelaksanaan
pemerintahan negara sebelumnya sangat dipengaruhi monarki absolut. Kekuasaan dalam negara
dipisahkan ke dalam 3 kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Keluasaankukuasaan
sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama sehingga hak-hak asasi warga negara lebih
terjamin.
Pertanyaan:
a. Analisislah apa yang melatar belakangi gagasan pemisahan kekuasaan oleh Montesquieu!
 Pemikiran Montesquieu muncul karena melihat sifat despotis dari raja- raja Bourbon,
dia ingin menyusun suatu sistem pemerintahan dimana warga negaranya merasa lebih
terjamin haknya. Menurut Montesquieu ketiga jenis kekuasaan itu haruslah terpisah
satu sama lain, baik mengenai tugas (fungsi) maupun mengenai alat perlengkapan
(organ) yang menyelenggarakannya. Terutama kebebasan badan yudikatif yang
ditekankan oleh Montesquieu, oleh karena disinilah letaknya kemerdekaan individu
dan hak asasi manusia itu dijamin dan dipertaruhkan (Budiardjo, 1980: 152).

b. Buatlah analisis apa akibatnya bila kekuasaan eksekutif dan legislatif dalam pandangan
Mostesquieu berada pada satu orang atau badan penguasa!
 Montesquieu menyatakan bahwa "Kalau kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif
disatukan dalam satu orang atau dalam satu badan penguasa maka tak akan ada
kemerdekaan akan merupakan malapetaka kalua seandainya satu orang atau satu
badan, apakah terdiri dari kaum bangsawan ataukah dari rakyat jelata, diserahi
menyelenggarakan ketiga kekuasaan keputusan-keputusanumum dan mengadili
persoalan-persoalan antara individu-individu" (Budiardjo, 1980: 152-153).
c. Buatlah analisis apa akibatnya bila kekuasaan eksekutif dan yudikatif dalam pandangan
Mostesquieu berada pada satu orang atau badan penguasa!
 Apabila kekuasaan yudikatif (kehakiman) dan kekuasaan legislatif dipegang oleh satu
orang atau satu badan maka kehidupan dan kemerdekaan para oknum akan terserahkan
kepada suatu pengawasan yang bersifat sewenang-wenang karena pengawasan atas
pelaksanaan peraturan dipegang oleh si pembuatan peraturan. Apabila kekuasaan
yudikatif dan kekuasaan eksekutif dipegang oleh satu orang atau satu badan maka
seorang Hakim leluasa untuk menjadi seorang penindas (oppressor) yang bertindak
secara paksaan (Prodjodikoro, 1971: 66).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai