Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa
:Wahyu Budi Ikhsan Permata
Nomor Induk Mahasiswa/NIM :04908249

Tanggal Lahir : Curup ,07/06/2003

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UT-Daerah : 19/Bengkulu

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa,19 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Wahyu Budi Ikhsan Permata


NIM : 04908249
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Hukum
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311/Ilmu Hukum
UT-Daerah : 19/Bengkulu

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bengkulu, 19,Desember 2023

Yang Membuat Pernyataan

Wahyu Budi Ikhsan Permata


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1)a.Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoritis dan seluruh hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh Ilmu
Negara dipraktekkan oleh Ilmu Politik yang merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat praktis.
Ilmu Negara lebih menitikberatkan pada kepada hal-hal yang bersifat teoritis oleh karena itu kurang dinamis. Ilmu Negara lebih
memperhatikan unsur-unsur statis dari negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dan memberikan pengertian-pengertian
pokok yang jelas tentang negara.
Sebaliknya, Ilmu Politik menitikberatkan pada faktor-faktor yang konkret yang terutama terpusat pada gejala kekuasaan, baik yang
mengenai organisasi negara maupun yang mempengaruhi tugas-tugas negara. Oleh karena itu Ilmu Politik bersifat lebih dinamis
dibandingkan Ilmu Negara.

b.dinamis adalah istilah umum yang merujuk kepada segala sesuatu atau kondisi yang terus-menerus berubah, bergerak secara aktif dan
mengalami perkembangan yang berarti. Secara etimologi, kata ini diserap dari bahasa Perancis dynamque, yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kekuatan atau tenaga.
Sementara, dalam sosiologi pengertian dinamis adalah energi dan tekad yang terus mengalir pada seseorang dan membuatnya tetap
bergerak dalam hidup. Namun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian dinamis adalah sebagai tindakan yang
penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya.

c.Ilmu negara tidak hanya memiliki hubungan dengan HTN dan HAN saja, melainkan juga memiliki hubungan dengan ilmu politik. Ilmu
politik adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari persoalan yang berhubungan dengan negara. Objek kajiannya adalah syarat
berdirinya negara, hakikat negara, formasi negara, dan perkembangan negara. Akan tetapi, tidak semua hal yang bersinggungan dengan
negara dapat dikategorikan sebagai ilmu politik, namun bagi ilmu politik hal ini merupakan unsur penunjang dalam kajian tersebut. Sebagai
contoh, sejarah tentang manusia atau negara bukan merupakan ilmu politik, kecuali menyangkut sejarah ketatanegaraan atau konstitusi.
Jika ilmu negara menyelidiki kerangka yuridis, maka ilmu politik menyelidiki bagian yang ada di luar kerangka tersebut. Berikut adalah
perbedaan ilmu negara dan ilmu politik.Ilmu negara menggunakan pendekatan yuridis, sedangkan ilmu politik menggunakan metode
sosiologis, yakni dengan memperhatikan faktor-faktor sosial atau sosiologis dan kemasyarakatan. Dilihat dari metodologi yang digunakan,
ilmu negara lebih fokus pada konsep-konsepnya, sedangkan ilmu politik dianggap lebih konkret dan mendekati realitas.
Ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat teoritis dan sangat mementingkan segi normatif karena itu dinilai kurang dinamis, sedangkan
ilmu politik adalah ilmu pengetahuan praktis yang membahas keadaan dalam kenyataan yang menekankan pada faktor konkret seperti
kekuasaan, organisasi negara, maupun yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas negara. Oleh karena itu, ilmu politik lebih bersifat
dinamis dan hidup. Pada intinya, menurut konsepsi ilmu politik modern, ilmu politik tidak dapat dipisahkan dari aspek yuridis yang wajib
memperhatikan lembaga negara secara yuridis formal yang merupakan fokus kajian ilmu negara. Masalah yang menjadi pembahasan ilmu

politik berkaitan dengan organisasi negara ataupun yang mempengaruhi pelaksanaan tugas negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara ilmu negara dan ilmu politik terjalin hubungan yang saling melengkapi atau komplementer.

2).a.Oposisi politik yang sah merupakan komponen kunci dari segala bentuk demokrasi liberal, namun sayangnya hal ini hanya mendapat

sedikit perhatian dalam literatur ilmu politik terkini. Dalam upaya untuk merevitalisasi perdebatan mengenai berbagai bentuk oposisi

politik, makalah ini dimulai dengan membedakan lima cara atau model pelembagaan oposisi politik dalam sistem demokrasi liberal.

Selanjutnya kita akan melihat bagaimana model-model yang berbeda ini bekerja dalam praktik konstitusional di negara-negara demokrasi

barat tertentu. Pada bagian kedua artikel ini, fokusnya adalah pada pembelajaran yang dapat diambil oleh para pembuat konstitusi di

negara-negara demokratisasi dari pengalaman ini. Meskipun tidak ada model oposisi yang terbaik secara umum, beberapa model

tampaknya lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan khusus negara-negara demokrasi baru dibandingkan model lainnya.

b.Lembaga legislatif merupakan institusi kunci (key institutions) dalam perkembangan politik negara-negara modern. Perkembangan

lembaga-lembaga negara, lembaga legislatif merupakan cabang kekuasaan pertama yang mencerminkan kedaulatan rakyat.. Dalam

negara-negara modern (modern states), interaksi mendasar antar lembaga negara termasuk fungsi legislasi diatur oleh konstitusi. Pola

pengaturan fungsi legislasi ditentukan oleh pola hubungan antara eksekutif dan legislatif dan hubungan itu sangat ditentukan oleh corak

sistem pemerintahan. Sebagai sebuah negara modern, Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah menganut dua model sistem

pemerintahan, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan sistem presidensial.1 Sistem Pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu

struktur yang terdiri dari fungsi fungsi legislatif, eksekutif dan yudikatif yang saling berhubungan, bekerja sama dan mempengaruhi satu

sama lain. Secara demikian sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga-lembaga negara satu sama lainnya. Menurut Jimly Asshidiqie,

sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu sistem hubungan antara lembaga. lembaga negara. Sedangkan menurut Sri Soemantri sistem

Pemerintahan adalah hubungan antara lembaga legislatif dan eksekutif. Ismail Suny mempunyai pendapat bahwa sistem pemerintahan
adalah suatu sistem tertentu yang menjelaskan bagaimana hubungan antara alatc
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

negara. Sedangkan menurut Sri Soemantri sistem Pemerintahan adalah hubungan antara lembaga legislatif dan eksekutif. Ismail mempunyai
pendapat bahwa sistem pemerintahan adalah suatu sistem tertentu yang menjelaskan bagaimana hubungan antara alat-alat perlengkapan
negara yang tertinggi di suatu negara. Berkaitan dengan sistem pemerintahan, pada umumnya dibedakan kedalam dua sistem utama, yaitu
sistem presidensiil dan parlementer, diluar kedua sistem tersebut merupakan sistem campuran atau kuasa parlemnter atau kuasa presidensiil,
ada juga menyebut sistem referendum.2 Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan Presidensial, Sistem pemerintahan
presidensiil itu mempunyai ciri-ciri yang khas sebagaimana dianut di Amerika Serikat. Pertama, sistem itu didasarkan atas asas pemisahan
kekuasaan. Kedua, tidak ada pertanggungjawaban bersama antara Presiden sebagai pemimpin eksekutif dengan anggota anggotanya. Anggota-
anggota yang bernama menteri itu sepenuhnya bertanggung jawab kepada Presiden. Ketiga, Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan
keempat, Presiden itu dipilih oleh Dewan Pemilih. Jadi ini sistem pemerintahan presidensiil sebagaimana berlaku di Amerika Serikat lalu
bagaimana dengan sistem pemerintahan presidensiil di Indonesia.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pemerintahan parlementer didasarkan atas asas defusion of powers. Jadi presidensiil separation of
powers, parlementer defusion of powers. Pada sistem parlementer, baik pemerintah maupun parlemen itu dapat saling membubarkan.
Pemerintah dapat dibubarkan oleh parlemen apabila tidak mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen, parlemen pun dapat
dibubarkan oleh pemerintah melalui kepala negara apabila dianggap tidak mencerminkan lagi aspirasi rakyatnya. Dan yang keempat, sistem

parlementer kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, sebayang ditetapkan oleh kepala negara, apakah itu Presiden, atau dengan sebutan

seperti raja. Sistem parlementer menjadi bagian dari sistem pemerintahan yang digunakan oleh Indonesia sejak tahun 1949-1959 dengan

konstitusi berbeda, yaitu Konstitusi RIS 1949 dan UUD 1950. Dari rangkaian perjalanan sistem pemerintahan Indonesia, kalau dikatakan sistem

pemerintahan presidensiil, Indonesia tidak menganut asas pemisahan kekuasaan. Begitupun, kalau dikatakan sistem parlementer, tidak

terdapat mekanisme pembagian kekuasaan yang jelas, bahkan cenderung mengadopsi kedua sistem . Sistem pembagian kekuasaan yang dianut

itu tidak terpisah antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara lainnya.3 Sekalipun pernah menggunakan sistem pemerintahan

yang berbeda, kekuasaan pembentukan undang-undang (fungsi legislasi) berada dalam pola yang hampir sama, yaitu dilakukan bersama-sama

antara pemerintah dan DPR. Misalnya, Pasal 5 Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “ presiden memegang kekuasaan membentuk undang-

undang dengan persetujuan DPR” dan penjelasannya yang menyatakan, “ Presiden bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat

menjalankan ‘legislative power’ dalam negara.

3).a.Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Menjalankan

otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

b.Otonomi Materil bahwa pelimpahan kewenangan kepada daerah itu didasarkan kepada isi dari urusan tersebut ditetapkan secara kwalitatif

satu persatu dari kewenangan pemerintahan tersebut.

Sistem ini mulai dianut di indonesia oleh UU No. 22 tahun 1998

Otonomi Formil

Tolak ukurnya tergantung pada daya guna dari urusan yang dilimpahkan sehingga pelimpahan wewenang tersebut tidak ditetapkan secara rinci

dalam UU walaupun diserahkan secara formal.

Otonomi Riil

Otonomi tergantung kebutuhan nyata didaerah. Pelimpahan kewenangan sesuai dengan daktor dan keadaan nyata dari daerah dianut oleh UU

otonomi No. 1 tahun 1997.

c.Bukanlah sebuah kebetulan diskursus mengenai bentuk negara semakin marak diperbincangkan di masa reformasi ini. Reformasi merupakan

suatu masa liberatif dan transparatif yang tepat untuk mengkaji ulang berbagai tatanan politik dalam negeri. Pada kesempatan ini, berbagai isu

tentang tata kepemerintahan bisa saja muncul dan perlu diperdebat Ada suatu ruang terbuka bagi publik untuk mengkaji horizon politik praktis

yaitu sebuah pengandaian tentang nilai universal dan hakikat kemanusiaan sebagai inti pemerdekaan.Artinya, pembicaraan faktual seputar

negara federalisme hanya muncul ketika ada ruang keterbukaan dan kebebasan yang menjamin.

4).a.Sedangkan Montesquieu membagi kekuasaan negara atas kekuasaan eksekutif, kekuasaan legilatif, dan kekuasaan yudikatif. Indonesia

menerapkan trias politika yang dikemukakan oleh Montesquieu, tetapi penerapannya tidak absolut karena Indonesia menambahkan kekuasaan

eksaminatif di dalamnya.
b.Dalam sistem pembagian kekuasaan atau distribution of power, setiap lembaga kekuasaan dimungkinkan untuk melakukan koordinasi atau
kerja sama antarlembaga.
Adanya kerja sama antarlembaga ini mempermudah urusan dan tugas yang diemban masing-masing lembaga.
Apalagi, seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan masyarakat saat ini, setiap lembaga tidak lagi hanya menjalankan fungsi-fungsi
tertentu.
Lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif memiliki tugas dan fungsi yang saling beririsan.
Oleh karena itu, kerja sama antarlembaga yang baik dapat membuat pelaksanaan kekuasaan negara berjalan dengan baik pula.

c.Kita ketahui bersama bahwa terdapat tiga macam cabang kekuasaan negara yakni, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang
kemudian dikenal dengan sebutan Trias Politica. Trias Politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga macam kekuasaan:
Pertama, kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang (dalam peristilahan baru sering disebut rule making function); kedua,
kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang (rule application function); ketiga kekuasaan yudikatif atau kekuasaan
mengadili atas pelanggaran undang-undang (rule adjudication function). Trias politika adalah suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-
kekuasaan (function) ini sebaiknya tidak diserahkan kepada orang/lembaga yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak
yang berkuasa.8Dengan adanya trias politika diharapkan praktek-praktek abuse of power yang kemungkinan dapat dilakukan oleh lembaga
negara terkait, urung terlaksana. Sebab diantara cabang kekuasaan itu telah diterapkan suatu mekanisme check and balance yang dapat
mengotrol jalannya cabang kekuasaan negara satu dengan lainnya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai