Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Reza Anissya Syafitiri

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043431907

Tanggal Lahir : 15 Mei 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213 / / Sistem Politik Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 50 / Administrasi Negara - SI

Kode/Nama UPBJJ : 19 / Bengkulu

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 28 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Reza Anissya Syafitiri

NIM : 043431907
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213 / / Sistem Politik Indonesia
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Administrasi Negara - SI
UPBJJ-UT : Bengkulu

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Arga Makmur, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Reza Anissya Syafitri


1. - Kapabilitas Responsif yaitu daya tanggap suatu sistem politik terhadap setiap tekanan yang
berupa tuntutan baik dari lingkungan intra-masyarakat (domestik) maupun ekstra-masyarakat
(internasional). Karena itu, dalm suatu sistem politik kapabilitas responsif ini ditentukan oleh
hubungan antara input dan output.
Contoh Kasus;
Praktek korupsi yang merajalela hingga merugikanm negara mencapai kurang lebih rartusan
triliun rupiah per tahun juga menunjukkan lemahnya sistem politik mencegah tumbuh suburnya
praktek korupsi. Bahkan korupsi tumbuh subur dalam praktek politik. Lebih dari 60 persen kepala
daerah hasil pemilu yang berbiaya mahal itu tersangkut kasus korupsi.Sejumlah menteri juga
tersangkut korupsi.Ratusan anggota legislatif juga tersangkut korupsi. Sistem politik saat ini
berbiaya mahal hingga setiap kali pemilu biayanya kurang lebih mencapai 50 triliun. Caleg DPRD
di tingkat daerah rata rata membutuhkan dana antara Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta. Di
tingkat pusat rata-rata memerlukan dana Rp 500 juta – Rp 1,5 miliar. Calon kepala daerah
memerlukan dana antara Rp 50-100 miliar, untuk calon Presiden memerlukan dana antara 1
sampai 3 triliun Rupiah( Puspol Indonesia, 2013). Sistem politik yang berbiaya mahal ini telah
mendorong praktek korupsi yang saat ini merajalela bahkan sampai pada jantung kekuasaan di
Republik ini seperti pada kasus Bailout Bank Century dan kasus korupsi Hambalang yang
merontokan Partai Demokrat sebagai partai berkuasa saat ini.

- Kapabilitas Domestik Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan
lingkungan internasional. Kapabilitas domestik suatu sistem politik sedikit banyak juga ada
pengaruhnya terhadap kapabilitas internasional. Yang dimaksud dengan kapabilitas internasional
ialah kemampuan yang memancar dari dalam ke luar. Misalnya kebijakan sistem politik luar
negeri Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi sikap politik negara-negara di
timur tengah. Oleh karena itulah pengaruh tuntutan dan dukungan dari luar negeri terhadap
masyarakat dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons untuk menghadapinya
Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung pada berprosesnya dua variabel, yaitu
kapabilitas dalam negeri dan kapabilitas internasional.
Contoh Kasus;
Kemampuan domestik sistem politik masih lemah sehingga relasi antara pemerintah dan
masyarakat kurang harmonis, hal ini tergambar dari berbagai aksi ketidakpercayaan publik
terhadap kinerja pemerintah selama ini. Mengenai kemampuan internasional, sistem politik
indonesia sangat terbuka terhadap kebijakan internasional dan membentuk relasi yang baik
dengan dunia internasional. Namun menjadi ironi ketika sistem politik indonesia memberikan
kebebasan pada dunia internasional untuk berinvestasi, justru mengorbankan masyarakatnya
sendiri. Contoh riil yang terjadi saat ini, dimana adanya perjanjian perdagangan bebas antara
Indonesia dengan China yang justru mematikan industri lokal. Dimana kebebasan produk Cina
masuk kepasaran Indonesia membuat daya beli masyarakat terhadap produk dalam negeri
menjadi berkurang.

2. Partisipasi konvesional yaitu umumnya diwujudkan dalam proses pemberian suara seperti
pemilihan umum, voting dan lain-lain, diskusi politik, kegiatan kampanye, membentukan partai
politik atau kelompok kepentingan, bergabung dengan Parpol atau kelompok kepentingan serta
diwujudkan dalam komunikasi dengan pejabat politik atau birokrasi.
Partisipasi Nonkonvesional biasanya dilakukan oleh kelompok penekan, yang diwujudkan dalam
kegiatan pengajuan petisi, berbagai bentuk mogok, demonstarsi, tindakan kekerasan politik
terhadap harta benda (seperti: perusakan, pemboman, pembakaran, penjarahan dan lain lain,
kekerasan politik terhadap manusia (seperti teror, pembunuhan penculikan , perkosaan dan lain
lain) , diskusi politik, kegiatan kampanye, membentukan partai politik atau kelompok kepentingan
serta diwujudkan dalam komunikasi dengan pejabat politik atau politik.
Dalam partisipasi Nonkonvesional banyak digunakan di demontrasi karena bebas untuk
melakukan menyalurkan pendapat dan mengontrol pemerintahan melalui wadah gerakan. Dapat
meneriakkan suaranya dengan perlindungan konstitusi. Hak gerakan melakukan kontrol terhadap
parlemen tersebut dijamin oleh konstitusi yang dinyatakan dalam pasal 28 UUD Negera Republik
Indonesia Tahun 1945 yakni kemerdekaan untuk berkumpul dan menyatakan pendapat.
3. Keinginan mewujudkan pemerintahan yang demokratis dengan mekanisme checks and
balances, setara dan seimbang antara cabang-cabang kekuasaan negara, terwujudnya
supremasi hukum dan keadilan, serta menjamin, melindungi, dan terpenuhinya hak asasi
manusia, telah tertata dengan cukup baik dalam UUD 1945 hasil amandemen yang dilakukan
sejak 1999-2002.
Mekanisme checks and balances bertujuan mewujudkan pemerintahan yang demokratis. Checks
and balances adalah saling mengontrol, menjaga keseimbangan antara lembaga-lembaga
negara atau yang biasa kita sebut dengan cabang-cabang kekuasaan negara. Amandemen UUD
1945 tidak terlepas dari kelemahan UUD 1945 sebelum amandemen, karena dinilai tidak mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul dalam praktik ketatanegaraan. Hal itu
disebabkan penerapan sistem pembagian kekuasaan (distribution of power) tidak dilakukan
secara benar.
Alasan digunakan mekanisme checks and balances pada sistem pemerintahan yang demokratis
mekanisme. Kenapa sistem pemerintahan yang demokratis menggunakan mekanisme checks
and balances. Karena bangsa Indonesia secara tegas sudah menyatakan bahwa Indonesia
adalah negara demokratis yang berdasarkan atas hukum. empat hal yang melatarbelakangi
pembentukan Mahkamah Konstitusi di berbagai negara.

Hal pertama, sebagai implikasi dari paham konstitualisme. Paham konstitualisme memiliki 2
esensi: sebagai konsep negara hukum bahwa kewibawaan hukum secara universal mengatasi
kekuasaan negara, serta kebebasan warga negara dijamin oleh konstitusi dan kekuasaan negara
pun dibatasi oleh konstitusi.

Hal kedua, sebagai mekanisme checks and balances atas separation of power. Pelaksanaan
prinsip checks and balances diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi overlapping antara
kewenangan yang ada. Dengan mendasarkan pada prinsip negara hukum, maka sistem kontrol
yang relevan adalah sistem kontrol judisial,” jelas Akil.

Hal ketiga, Mahkamah Konstitusi dibentuk demi penyelenggaraan negara yang bersih (clean
government). Sedangkan hal keempat, Mahkamah Konstitusi dibentuk sebagai perlindungan
terhadap hak asasi manusia, sebagai salah satu cabang kekuasaan negara yang bertugas
menjaga penyelenggaraan negara tetap berpijak pada prinsip demokratis, menghormati serta
melindungi hak asasi manusia.
Contoh;
Pelaksanaan checks and balances internal dalam cabang kekuasaan legislatif di Indonesia
dapat dilihat dalam mekanisme hubungan antara MPR, DPR dan DPD. Berdasarkan rumusan
dari ketentuan Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi “Kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” terlihat bahwa kedaulatan
dikembalikan kepada kepada rakyat untuk dilaksanakan sendiri dengan dasar konstitusi.
Ketentuan tersebut menghilangkan lembaga tertinggi negara sebelumnya, yaitu MPR yang
selama ini dipandang sebagai pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat. Dengan begitu maka
prinsip supremasi MPR telah berganti dengan prinsip keseimbangan antar lembaga negara
(checks and balances).

4. Pada pemerintahan Presiden Soeharto, pemanfaatan kerja sama regional difokuskan pada
kepentingan ekonomi dan pembangunan. Untuk mendukung pemanfaatan itu, Indonesia
menjalankan strategi kebijakan luar negeri low profile yang menghindari konfrontasi. Indonesia
memanfaatkan keikutsertaan dalam ASEAN untuk membangun stabilitas perdamaian dan
keamanan kawasan untuk bisa melaksanakan pembangunan di dalam negeri. Pada masa ini,
Indonesia mulai menerapkan pendekatan lingkaran konsentris (memusat) dengan menempatkan
Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya sebagai lingkaran terdalamnya.

Setelah berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto, pemanfaatan kerja sama regional tidak
banyak berubah, tetap sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemanfaatan kerja
sama regional terus dilakukan dengan menjalin kerja sama di Kawasan Asia Tenggara dan Asia
Pasifik. Prioritas kerja samanya adalah Kawasan Pasifik dengan menjadi partner dialog bagi
Pacific Island Forum (PIF) sejak tahun 2001.
Selanjutnya, Indonesia ikut dalam pembentukan Southwest Pacific Dialog tahun 2002, menjadi
observer pada Melanesian Spearhead Group (MSG) pada tahun 2011 yang kemudian
ditingkatkan status keanggotaannya menjadi associate member pada tahun 2015. Selain untuk
kepentingan dalam negeri, Indonesia juga memberi bantuan ke luar negeri dengan memberi
dukungan untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Pasifik
melalui kebijakan Pacific Elevation.

Anda mungkin juga menyukai