Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
20 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan
ARIF WINATA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Perkembangan partai politik di Indonesia sebagai salah satu kekuatan sosial politik sudah
berlangsung sejak Indonesia merdeka, dengan demikian sudah beberapa periode partai politik
mengalami berbagai perubahan. Lahirnya partai politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
organisasi-organisasi yang tumbuh sebelum Indonesia merdeka. Sebagai organisasi yang
bergerak untuk menentang penjajahan dan merebut kemerdekaan kemudian menjadi wadah
partai politik setelah Indonesia meraih kemerdekaan dan membentuk pemerintahan. Sampai
saat ini, reformasi pasca pemerintahan Orde Baru, partai politik di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari organisasi-organisasi sebelum kemerdekaan.
Pertanyaan:
1. Orde lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Pada saat orde lama, terjadi demokrasi liberal lalu berganti menjadi demokrasi
terpimpin yang condong ke sosialis. Ciri-ciri demokrasi pada Orde Lama:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat, jadi perannya dominan.
b. Jelaskan peran dan kedudukan partai politik di Indonesia dalam sistem pemerintahan masa
Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi!
Jawaban
Parpol adalah kelompok yang kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil
yang dipersatukan motivasi dengan ideologi tertentu yang berusaha mencari dan
mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilu. Kekuasaan yang
diperoleh melalui pemilu tentu membutuhkan dukungan yang besar dari rakyat. Rakyat
akan memilih partai yang dapat memperjuangkan aspirasinya. Dari situ dapat dilihan betapa
pentingnya peranan partai politik, khususnya dalam menyalurkan aspirasi rakyat dalam
pemerintahan.
1) Partai politik dalam system pemerintahan orde lama
Dengan dikeluarkannya maklumat pemerintah pada tanggal 3 November 1945 yang
menganjurkan dibentuknya Parpol, sejak saat itu berdirilah puluhan partai. Maklumat ini
ditandatangani oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Atas usul Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat yang meminta diberikannya kesempatan pada rakyat yang
seluas-luasnya untuk mendirikan Partai Politik. Partai Politik hasil dari Maklumat
Pemerintah 3 November 1945 berjumlah 29 buah, dikelompokkan dalam 4 kelompok
partai berdasarkan ketuhanan, kebangsaan, Marxisme, dan kelompok partai lain-lain
yang termasuk partai lain-lain adalah Partai Demokrat Tionghoa Indonesia dan Partai
Indo Nasional. Ketika Indonesia menganut demokrasi liberal, kabinetnya bersifat
parlementer. Dalam demokrasi parlementer, demokrasi liberal atau demokrasi Eropa
Barat, kebebasan individu terjamin. Begitu juga lembaga tinggi. Dalam sistem politik
menurut UUDS 1950 peranan partai-partai besar sekali. Antara partai politik dan DPR
saling terdapat ketergantungan, karena anggota DPR umumnya adalah orang-orang
partai. Dalam tahun-tahun pertama sesudah pengakuan kedaulatan, orang berpendapat
bahwa partai merupakan tangga ketenaran atau kenaikan kedudukan seseorang.
Pemimpin-pemimpin partai akan besar pengaruhnya terhadap pemerintahan baik di
pusat maupun di daerah-daerah dan menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan
meskipun pendidikannya rendah. Partai politik pada zaman liberal diwarnai suasana
penuh ketegangan politik, saling curiga mencurigai antara partai politik yang satu
dengan partai politik lainnya. Hal ini mengakibatkan hubungan antar politisi tidak
harmonis karena hanya mementingkan kepentingan (Parpol) sendiri. Pada keadaan
seperti itulah Partai Politik tumbuh dan berkembang selama revolusi fisik dan mencapai
puncaknya pada tahun 1955 ketika diselenggarakan Pemilihan Umum pertama yang
diikuti oleh 36 Partai Politik, meski yang mendapatkan kursi di parlemen hanya 27
partai. Pergolakan-pergolakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Konstituante hasil Pemilihan Umum telah menyudutkan posisi Partai Politik. Hampir
semua tokoh, golongan mempermasalahkan keberadaan Partai Politik. Kekalutan dan
kegoncangan di dalam sidang konstituante inilah yang pada akhirnya memaksa Bung
Karno membubarkan partai-partai politik.
2) Patai politik dalam system pemerintahan orde baru
Dalam masa Orde Baru dengan belajar dari pengalaman Orde Lama lebih berusaha
menekankan pelaksanaan Pancasila secara murni dan konsekuen. Kristalisasi Parpol
Suara yang terdengar dalam MPR sesudah pemilu 1971 menghendaki jumlah partai
diperkecil dan dirombak sehingga partai tidak berorientasi pada ideologi politik, tetapi
pada politik pembangunan. Itu karena banyaknya Partai Politik dianggap tidak menjamin
adanya stabilitas politik dan dianggap mengganggu program pembangunan. Usaha
pemerintah ini baru terealisasi pada tahun 1973, partai yang diperbolehkan tumbuh
hanya berjumlah tiga yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), GOLKAR dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI). Nampak sekali bahwa partai-partai yang ada di Indonesia
boleh dikatakan merupakan partai yang dibentuk atas prakarsa negara. Pembentukan
partai bukan atas dasar kepentingan masing-masing anggota melainkan karena
kepentingan negara. Dengan kondisi partai seperti ini, sulit rasanya mengharapkan
partai menjadi wahana artikulasi kepentingan rakyat.
3) Partai politik dalam system pemerintahan orde reformasi
Untuk menciptakan sistem politik yang memungkinkan rakyat menaruh kepercayaaan,
diperlukan sebuah peraturan perundang-undangan yang mampu menjadi landasan bagi
tumbuhnya Partai Politik yang efektif dan fungsional. Dengan kata lain, diperlukan
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur sistem Politik
Indonesia yakni Undang-undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Undang-
undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD,
Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden, dan Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,
DPR, DPD dan DPRD. Boleh dikatakan bahwa setelah era reformasi ini peran partai
sebagai penyalur aspirasi rakyat bisa dimaksimalkan, dapat dilihat dari partai-partai
yang tumbuh dan berkembang dengan bebas tanpa intervensi dari pihak manapun.
Walaupun begitu masih banyak yang harus dibenahi partai politik kita, diantaranya
adalah masih banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme di dalam organisasi partai politik
saat ini.
2. Di Indonesia, civil society secara definisi baru menjadi diskursus di era 90an masa rezim Orde
Baru. Di masa Reformasi, civil society tumbuh menjadi satu kekuatan sosial-politik yang dapat
mempengaruhi kebijakan pemerintahan.. Kebangkitan civil society meningkat dengan jumlah
yang mencapai ribuan dengan bentukan dari mulai organisasi sosial keagamaan, komunitas
intelektual dan akademisi, Lembaga-lembaga penelitian, kelompok studi dan lain sebagai.
Pertanyaan Beri argumentasi Anda mengapa di era Reformasi civil society tumbuh pesat.
Kaitkan jawaban Anda dengan premis dasar civil society. Beri satu contoh perkembangan civil
society di Indonesia yang sejak awal berdiri bisa menyesuaikan dengan dinamika sosial-politik!
Jawaban
Dalam sebuah negara demokratis, civil society merupakan penyangga utama tegaknya
demokrasi. Kehadirannya (civil society) ibarat oksigen, yang tanpanya demokrasi tak
akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Demokrasi dan civil society bak dua sisi dari
mata uang, di mana keduanya saling melengkapi. Pentingnya peran civil society dalam
konteks demokrasi membuat keduanya tak bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan
demokrasi tanpa kehadiran civil society yang kuat hanya akan mengarah pada
otoritarianisme negara. Pada masa era reformasi banyak tumbuh civic society dikarenakan
Banyak kalangan menilai bahwa reformasi sama sekali belum mampu membawa dampak
signifikan–untuk tidak dikatakan gagal total–dalam mendorong demokratisasi. Masih
banyak terdapat praktik-praktik dari aparatus represif yang justru mengarah pada
kondisi kanibalistik. Pembantaian masih terjadi di mana-mana tanpa suatu alasan yang
jelas. Ruang diskursus publik masih dihantui oleh pelarangan dan pembubaran paksa.
Fenomena pembubaran diskusi publik serta penyisiran buku-buku beraliran kiri yang
terjadi beberapa tahun terkahir ini turut memperkuat kenyataan tersebut. Aksi sepihak
dan sewenang-wenang yang dilakukan oleh aparatus negara represif tersebut nyata-
nyata sangat mencederai nilai-nilai demokrasi yang selama ini digelorakan. Kondisi
demikian menunjukkan situasi paradoks. Artinya, di satu sisi kita meneriakkan tegaknya
demokrasi, namun di sisi tertentu kita sendiri yang membunuh nilai-nilai demokrasi itu.
b. Jelaskan fungsi non militer TNI pasca pemerintahan Orde Baru! Beri contoh!
Jawaban fungsi non mliter TNI pasca pemeritahan orde baru ialah peran yang dominan
dalam penyelenggaraan negara. Setelah dwifungsi ABRI dihapuskan pada masa reformasi,
ABRI kembali berfokus pada fungsi pertahanan dan keamanan.