Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : MARZULIRIZAL.

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030025139.

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4431/Perilaku Organisasi

Kode/Nama UPBJJ : 20 / UPBJJ BANDAR LAMPUNG.

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN :
1. Setiap kelompok mempunyai pemimpin, fungsi dari pemimpin ini
tidak lepas dari bentuk, sifat dan ciri-ciri yang dipimpinnya. Persamaannya
terletak pada operasionalnya yaitu bentuk pemimpin yang mempunyai
kewajiban untuk memajukan kelompoknya untuk membawa dan
mengerahkan anggota mencapai tujuan, mengaktifkan anggotanya dan
memperhatikan kesejahteraan anggotanya.
Kepemimpinan seorang pemimpin kelompok akan mendapat respon
dari anggotanya, apakah dia seorang pemimpin yang dinamis, aktif, cakap,
bijaksana atau sebaliknya. Mutu dan penilaian yang diberikan kepada
kelompok akhirnya tergantung pada mutu pemimpinnya. Dengan kata lain
dinamika dari suatu kelompok bersumber dari kedinamisan pemimpin dalam
menjalankan fungsi kepemimpinannya.

2. Konflik Antarperan, yang muncul oleh adanya peran berganda yang dilakukan
oleh seseorang. Konflik terjadi karena peran berganda yang dijalankan oleh
seseorang tersebut mempunyai harapan yang saling bertentangan. Seseorang ahli
kimia yang memiliki keahlian kimia dan semua kegiatannya sangat didasarkan
kepada dalil-dalil kimia, akan menderita konflik apabila ia diserahi peran sebagai
kepala administrasi, karena hukum-hukum yang terdapat dalam ilmu administrasi
berbeda dengan dalil kimia. Harapan manajer dalam bidang administrasi yang
diharapkan datang dari ahli kimia tersebut akan sangat membebaninya, sehingga
sang ahli kimia akan menderita konflik. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus, suatu
unit yang dikepalai oleh bukan ahlinya akan mengalami kemunduran prestasi unit
tersebut.
Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian
birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian
profesional. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang
berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan salah satu perintah saja
akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain. Konflik peran dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan bisa menurunkan motivasi
kerja karena mempunyai dampak negatif terhadap perilaku individu seperti
timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerja, penurunan
kepuasankerja sehingga bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan.

3. Reaktif adalah sifat cenderung, tanggap, atau segera bereaksi terhadap sesuatu
yang timbul atau muncul. Reaktif merupakan reaksi negatif seseorang terhadap
lingkungan. Orang reaktif sering merasa menjadi korban. Mereka tidak bisa
mengambil peluang yang ada, belum sepenuhnya sadar akan tanggung jawabnya,
dan suka menyalahkan orang lain.
Selain itu, ciri-ciri sikap reaktif juga tidak memiliki visi ke depan, tidak aktif, dan
tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sikap
reaktif dipengaruhi dan digerakkan oleh lingkungan fisik mereka, perasaan, dan
masa lalu.
Biasanya, orang reaktif menggunakan bahasa reaktif seperti “Saya tidak bisa..”,
“Seandainya..”. Orang reaktif percaya bahwa mereka tidak bertanggung jawab
atas apa yang mereka katakan dan lakukan, karena mereka merasa tidak punya
pilihan.

Ciri-ciri orang yang reaktif antara lain:


- Sangat mudah tersinggung
- Cenderung menyalahkan orang lain
- Cepat marah (lalu menyesal)
- Selalu merasa menjadi korban atas situasi yang menimpa dirinya
- Berubah hanya kalau perlu
proaktif adalah tindakan yang lebih aktif. Kata proaktif berarti lebih daripada
sekedar mengambil inisiatif. Pengertian proaktif sering dikatakan sebagai lawan
kata dari tindakan reaktif. Arti kata proaktif ini sering digunakan di dalam
konteks pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari.
Kata ini mengandung arti, bahwa sebagai manusia, kita bertanggung jawab atas
hidup kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita, bukan kondisi
kita. Jadi, ciri-ciri sikap proaktif lebih kepada keaktifan individu dalam merespon
segala hal yang terjadi di dalam hidupnya.

Contoh cara berpikir proaktif tercerminkan pada orang-orang yang sangat


proaktif dalam mengenali tanggung jawab mereka. Selain itu, mereka juga tidak
menyalahkan keadaan, masa lalu, dan kondisi. Perilaku mereka adalah produk
dari pilihan sadar mereka, yang berdasar nilai, dan bukan produk dari kondisi
mereka yang berdasar perasaan dan masa lalu mereka.
Sikap proaktif sangat penting sekali dalam berbisnis, karena seseorang mampu
menangkap peluang yang ada, memiliki visi yang jelas kedepan, selalu aktif dan
memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Sikap proaktif telah disebutkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan
manusia yang sangat efektif dalam buku The 7 Habits Of Highly Effective People,
“Jadilah proaktif”. Proaktif berkaitan dengan mengambil tanggung jawab untuk
hidup Anda. Anda tidak bisa terus menyalahkan segala sesuatu pada lingkungan
atau orang lain. Orang proaktif sadar bahwa mereka mampu merespon sesuai
keinginannya.
Ciri-ciri Sikap Proaktif
Lalu, apa saja tanda bahwa kita telah berpikir proaktif? Berikut adalah ciri-ciri
sikap proaktif:
- Tidak mudah tersinggung pada apa yang membuat pada sesuatu yang tidak sesuai
- Bertanggung jawab terhadap tindakannya sendiri dan memilih berfikir sebelum
bertindak.
- Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak
menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang
lain.
- Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah dan tidak mengkhawatirkan hal-hal
yang tidak bisa mereka ubah.
- Tidak menyalahkan keadaan ataupun kondisi lingkungan jika seandainya ada
yang tidak sesuai dengan keinginannya.
- Mampu mengambil keputusan yang tepat walaupun pada situasi yang sangat
sulit.
- Orang proaktif biasanya menggunakan bahasa proaktif, seperti: “Saya bisa”,
“Saya akan”, karena mereka berpikir positif pada setiap keadaaan.

4. 1) Kepuasan pelanggan
Merupakan hal yang harus dipertimbangakan oleh setiap pengusaha atau
pemilik modal karna pelanggan merupakan orang yang akan membeli produk
perusahaan sehingga pengusaha dapat merasakan keuntungan atas produk yang
telah dijual oleh sipemproduksi. Sehingnga kepuasan pelanggan amatlah penting
untuk diperhatikan.
2) Manajemen berdasarkan fakta
Suatu hal harus berdasarkan pada fakta karena jika tidak berdasarkan fakta akan
ditanya dimana keabsahanan akan keaslian dari pada informasi tersebut. Serta
mengelola dengan baik dan benar bagaimana suatu fakta dapat diajukan dan
dikatakan benar dan teruji kebenarannya.
3) Respek terhadap setiap karyawan
Tiap-tiap karyawan memiliki potensi yang berbeda-beda karna orang pada
hakikatnya memiliki kompetensinya senidri yang tak sama dengan orang lain
bahkan meskipun mereka berhubungan darah.

SYARAT PENERAPAN
a) Seluruh sumber daya manusia yang turut serta (manajerial/operasional) harus
menghayati dan mengerti arti, mampu,bermentalitas baik, dan bertanggung-jawab
terhadap penyelesaian pekerjaan.
b) PMT sebagai totalitas pengendalian mutu produk merupakan rangkaian proses,
maka setiap kelompok kerja (sub sistem) harus bekerja benar.
c) Setiap mata rantai harus bekerja efisien dan efektif didukung oleh sikap mental
positif anggotanya. Sikap mental positif adalah kesediaan bekerja produktif dalam
tim dengan semangat yang sama kuat.
d) Sarana, prasarana dan lingkungan kerja harus mendukung PMT. Setiap
individu karyawan harus mengetahui dan berpartisipasi dalam mengerjakan
pekerjaan secara benar.

Tujuan penerapan.
1. Untuk mengetahui pengertian/ konsep standar dari manajemen seutuhnya
2. Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif
3. Sistem Manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur
piramida organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan PMT
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Menurut Hessel dalam Nasution 2005: 366-367, ada beberapa hambatan dalam
melaksanakan Total Quality Management, antara lain:
1. Kurangnya komitmen manajemen puncak Hal ini ditunjukkan dengan dukungan
manajemen puncak hanya berpengaruh signifikan pada ”manajemen arus proses”.
Hal ini menggambarkan manajemen belum menganggap proses produksi
merupakan proses yang berhubungan dengan proses-proses lain yang
mengakibatkan berbagai proses dalam perusahaan yang belum terpadu.
2. Kurangnya dukungan infrastruktur untuk implementasi TQM TQM bergerak
pada lima dimensi infrastruktur, yaitu hubungan dengan pelanggan customer
chain, dukungan manajemen puncak, manajemen sumber daya manusia, hubungan
dengan pemasok supply chain dengan sikap kerja karyawan. Kelima dimensi
infrastruktur tersebut harus dibenahi dengan sebaik-baiknya.
3. Partial quality management Implementasi Manajemen Mutu Terpadu masih
bersifat parsial yang berorientasi hanya pada little quality, yaitu hanya di bidang
produksi saja. Hal ini menunjukkan implementasi Manajemen Mutu Terpadu baru
terbatas pada bagian produksi saja dan tidak keseluruhan sistem organisasi yang
ada. Manajemen Mutu Terpadu harus diintegrasikan ke dalam strategi yang lebih
dalam. Organisasi bersifat lintas fungsional, melibatkan seluruh karyawan, serta
pelanggan dan pemasok yang berorientasi pada big quality secara total.
4. Kurangnya pengetahuan tentang konsep TQM Kurangnya pengetahuan tentang
konsep TQM akan mempersulit karyawan untuk menerima dan menerapkan
konsep TQM
5. Budaya organisasi kurang mendukung implementasi TQM Budaya organisasi
yang belum sepenuhnya berfokus pada kepuasan pelanggan. Organisasi belum
menganggap perlu untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan
dan pemasok. Kemudian belum menerapkan budaya kualitas di dalam organisasi.
6. Ketidaksempurnaan implementasi TQM Ini disebabkan adanya kekhawatiran
karyawan mengenai adanya kemungkinan diberentikan. Jika implementasi TQM
karena karena adanya kekhawatiran pekerja kemungkinan adanya down-sizing,
dimana pekerja yang tidak memiliki kompetensi akan diberentikan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai