Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME


EXAM (THE) SEMESTER
2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : NURUL ADDEFLA GUSHAMI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043361169

Tanggal Lahir : 23 AGUSTUS 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4340/ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 21/UT JAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU, 19 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman
ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURUL ADDEFLA GUSHAMI


NIM : 043361169
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4340/ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
DESA
Fakultas : HUKUM, ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA/S1
UPBJJ-UT : UT JAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh
dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun
dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan
hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas
akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal
dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji
lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
MINGGU, 19 JUNI 2022

Yang Membuat Pernyataan

NURUL ADDEFLA GUSHAMI


1. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa
pemerintahan desa yaitu sebagai penyelenggara pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat khususnya di pedesaan. Dengan demikian peran desa menjadi
sangat sentral bagi kehidupan masyarakat desa.
Berdasarkan paparan diatas jelaskan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan desa dari beberapa aspek berikut ini.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa dilaksanakan oleh pemerintah
desa. (Kepala Desa beserta perangkat desa) dan Badan Pemusyawaratan
Desa.
a. aspek politik
1. Mengusulkan dan menerima perlimpahan sebagaian kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
2. Menetapkan peraturan desa
3. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan
di Desa.
4. Dapat menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.
5. Memberikan kehidupan demokrasi bagi seluruh masyarakat desa.
6. Dapat mempertahankan kewenangan yang diberikan pemerintah
supradesa.
7. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif, dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
b. aspek ekonomi
1. Mengembangkan perekonomian masyarakat desa.
2. Mengembangkan sumber pendapatan asli desa
3. megelola keuangan dan aset desa sebaik mungkin.
4. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasikan
agar tercapainya perekonomian skala produktif untuk memakmurkan
masyarakat desa.
c. aspek sosial budaya
sebagaimana fungsinya utama kepala desa sebagai harmoni kehidupan
masyarakat
1. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyakarat desa
2. Membina masyarakat dalam mengembangkan pemberdayaan yang adat,
aset dan masyarakat desa.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.
5. Menyelesaikan perselisihan masyarakat desa.
6. Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa.
7. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup serta dapat memberikan informasi pada masyarakat desa.

2. Sebelum adanya UU No 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa sumber


pendapatan desa dapat dikelola sendiri secara otonom oleh desa, namun saat
ini sumber pendapatan desa justru dikelola oleh Pemerintahan Supradesa.
a. Berdasarkan paparan diatas bagaimana pandangan saudara terkait hal
tersebut ?
Pada Pasal 112 ayat (1) UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa:
"Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa". Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014, Desa tidak lagi menerima tugas
pembantuan dari pemerintah supradesa, karena tugas pembantuan hanya
diberikan kepada daerah otonom. Desa bukanlah daerah otonom, sehingga tidak
boleh menerima tugas pembantuan. Sebagai gantinya, Desa diberi kewenangan
penugasan dari pemerintah supradesa (Lihat Pasal 19 huruf c UU Nomor 6 Tahun
2014). Di dalam ketentuan umum UU Nomor 6 Tahun 2014 tidak ada definisi
mengenai pengertian penugasan.
Secara legalistik formal desa memiliki berbagai sumber pendapatan seperti diatur
dalam berbagai peraturan perundangan, tetapi dalam kenyataannya pendapatan
desa, khususnya pendapatan asli desasangat terbatas. Oleh karena itu adanya
campur tangan Pemerintah Supradesa adalah untuk membantu pengelolaan
keuangan desa agar dapat tertata dengan baik dan sesuai fungsinya. Salah satunya
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dialokasikan
secara berkeadilan berdasarkan Alokasi dasar, dan Alokasi yang dihitung
memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota.
Mekanisme penyaluran Dana Desa terbagi menjadi 2 (dua) tahap yakni tahap
mekanisme transfer APBN dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dan tahap mekanisme transfer APBD dari
RKUD ke kas desa. Tujuan disalurkannya dana desa adalah sebagai bentuk
komitmen negara dalam melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat,
maju, mandiri dan demokratis. Dengan adanya Dana Desa, desa dapat
menciptakan pembangunan dan pemberdayaan desa menuju masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera.
Selain itu adapun kewenangan yang diberikan Bupati/walikota untuk menentukan
bobot variabel tingkat kesulitan geografis desa sebagai salah satu variabel
perhitungan sesuai dengan karakteristik daerahnya. Tingkat kesulitan
geografisantara lain ditunjukkan oleh faktor ketersediaan pelayanan dasar serta
kondisi infrastruktur dan transportasi. Sesuai dengan tujuan pembangunan desa
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan, pengalokasian dana desa lebih banyak
mempertimbangkan tingkat kemiskinan.

b. Jelaskan menurut saudara apakah pengelolaan sumber pendapatan desa


oleh pemerintahan supradesa merupakan wujud dari implementasi
kebijakan desentralisasi fiskal?
Perimbangan keuangan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah
desa merupakan kelanjutan proses desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat
kepada pemerintah kabupaten/kota. Davey (1998:15) mengemukakan bahwa
kerangka hubungan keuangan pusat dan regional adalah sebagai berikut.
1. Sistem tersebut seharusnya memberikan suatu distribusi kekuasaan yang
regional di antara tingkat pemerintahan mengenai pemungutan dan
pengeluaran sumber daya pemerintahan (public resources).
2. Sistem tersebut seharusnya menyajikan suatu bagian yang memadai dari
sumber-sumber daya masyarakat secara keseluruhan, bagi fungsi-fungsi
pemerintahan, pelayanan rutin dan pembangunan yang diselenggarakan oleh
pemerintahan regional.
3. Sistem tersebut seharusnya sejauh mungkin mendistribusikan pengeluaran
pemerintahan secara merata di daerah-daerah.
Pada pelaksanaan konsep desentralisasi fiskal di tingkat daerah sampai ke
tingkat desa ini harus sejalan dengan pengembangan sistem perencanaan
partisipasif. Pada prosesnya perencanaan didorong ke arah penyederhanaan
proses dan mekanisme. Pengembangan desentralisasi fiskal yang terdiri dari dua
bagian penting yaitu pemberian kewenangan dan transfer fiskal, yang disertai
penyederhanaan mekanisme perencanaan, penataan fungsi dan peranan
kelembagaan serta berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam
proses perencanaan, akan membuat perencanaan di tingkat desa menjadi lebih
mudah dan tepat sasaran.
Desentralisasi fiskal antara pemerintah pusat dan daerah, yang dilanjutkan
dengan desentralisasi fiskal ke tingkat desa diharapkan dapat membentuk suatu
sistem. Desentralisasi fiskal tersebut harus didukung oleh manajemen keuangan
yang handal karena keuangan merupakan faktor yang sangat penting dalam
kegiatan pemerintahan. Semakin besar jumlah uang yang tersedia, semakin
banyak pula kemungkinan kegiatan atau pekerjaan yang dapat dilaksanakan. Oleh
karena itu diperlukan keberanian dan program lokal dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkemampuan dalam pengelolaan keuangan.
Bentuknya berupa penambahan pengetahuan melalui pelatihan manajemen
keuangan atau pendidikan berstrata dengan pada manajemen keuangan.

3. Penyelenggaraan pemerintahan desa dalam menjalankan manajemen


logistik dan kekayaan desa ternyata masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaannya sehingga perlu adanya peran pemerintah supradesa dalam
mengatasi hal tersebut agar nantinya Kepala Desa dan aparatur perangkat
desa dapat melakukan manajemen logistik dan kekayaan desa lebih baik
dan profesional. Dengan demikian ini menjadi hal yang harus diperhatikan
oleh pemerintah supradesa mengingat manajemen logistik dan kekayaan
desa merupakan suatu rangkaian penyelenggaraan pemerintahan desa yang
tidak dapat dipisahkan
a. Jelaskan apa yang harus menjadi fokus perhatian pemerintah supradesa
dalam meningkatkan kapasitas terhadap pemerintah desa.
Logistik memainkan peran penting bagi kelancaran perdagangan komoditas
dan produk dari desa ke kota. Konsep logistik perdesaan mencakup transportasi,
distribusi, penyimpanan, penanganan bahan, pengemasan barang di daerah
perdesaan, serta aliran informasi dan dana untuk mendukung produksi dan
konsumsi penduduk perdesaan. Logistik perdesaan lebih dari sekadar arus keluar
(outbound) produk pertanian dari daerah perdesaan. Logistik perdesaan juga
mencakup perpindahan input pertanian (seperti pupuk, mesin, peralatan, dan
sarana pertanian) dan produk-produk konsumen ke daerah perdesaan. Selain itu,
logistik perdesaan mencakup perpindahan barang industri ringan rumahan yang
diproduksi di desa.
Berkaitan dengan berbagai kendala yang dihadapi dalam penyelenggraan
manajemen logistik pemerintahan desa, perlunya dibuat kebijakan strategis untuk
mengatasinya. Bentuknya antara lain:
1. Pemerintah supradesa, khususnya kabupaten/kota melakukan pengawasan
dan pembinaan dalam bidang manajemen logistik dan kekayaan desa secara
terus menerus, sehingga akan terbangun budaya kerja baru yang mengarah
pada sadar manajemen.
2. Perlu adanya pemberian "reward and punishment" yang seimbang bagi desa-
desa yang telah atau belum menjalankan manajemen logistik dan kekayaan
desa sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Perlu segera disusun "standard operation procedure" manajemen logistik dan
kekayaan desa yang mudah dipahami dan dijalankan, senyampang jumlah
logistik dan kekayaan desa masih relatif terbatas. Melalui cara demikian, pada
saat desa diberi kewenangan dan pembiayaan yang semakin besar dari waktu
ke waktu, mereka sudah siap untuk menggunakan manajemen modern.

b. Berdasarkan Permendagri No. 4 Tahun 2007 tentang pengelolaan


kekayaan desa terdapat lima asas yang menjadi acuan dalam pengelolaan
kekayaan desa, salah satunya adalah asas fungsional. Jelaskan menurut
pandangan saudara yang dimaksud dengan asas fungsional?
Pada Pasal 4 ayat (1),(2), dan (3) Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 antara
lain diatur mengenai pengelolaan kekayaan desa dengan prinsipprinsip sebagai
berikut.
1. Pengelolaan kekayaan desa dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.
2. Pengelolaan kekayaan desa harus berdaya guna dan berhasil guna untuk
meningkatkan pendapatan desa.
3. Pengelolaan kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendapatkan persetujuan BPD.

Dari lima asas yang digunakan dalam pengelolaan kekayaan desa yang
dijadikan acuan dalam Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 salah satunya terdapat
asas fungsional. Asas Fungsional. Secara elementer dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan asas fungsional dalam manajemen logistik desa adalah bahwa
kekayaan yang dimiliki oleh desa harus digunakan sesuai status, fungsi serta
kegunaannya. Artinya kekayaan milik desa tidak digunakan untuk kepentingan
pejabat desa atau keluarganya. Asas ini dengan mudah diucapkan tetapi sangat
sulit dilaksanakan di desa karena dua hal. Pertama, hubungan kekerabatan di
tingkat sangat tinggi sehingga sering kali tidak ada batas yang tegas antara
kekayaan milik desa yang seharusnya hanya digunakan untuk kepentingan
bersama, dengan kekayaan para perangkat desa. Karena dapat terjadi hal yang
sebaliknya, yakni kekayaan pribadi perangkat desa digunakan untuk kepentingan
pemerintah desa, terutama pada desa-desa yang tidak memiliki kekayaan desa.
Kedua, contoh kongkret yang dijalankan oleh pejabat supradesa menunjukkan
bahwa mereka banyak sekali memanfaatkan kekayaan negara dan atau kekayaan
daerah untuk kepentingan pribadi, keluarga atau para kroninya. Hal tersebut
kemudian dicontoh oleh para perangkat desa.

4. Seorang kepala desa tentunya harus memiliki aspek kepemimpinan


seperti akseptabilitas, kompatibilitas, dan kapabilitas agar pemerintahan
desa yang dipimpin olehnya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
harapan. Dengan demikian masyarakat desa pun dituntut harus selektif
dalam memilih calon Kepala Desa secara objektif bukan subjektif agar
mempunyai seorang pemimpin yang amanah.
a. Analisa oleh saudara berbagai kemungkinan permasalahan yang akan
dihadapi oleh seorang Kepala Desa dalam memimpin pemerintahan desa?
Berbagai permasalahan kepala desa dalam memimpin pemerintahan, tentunya
tidak akan lepas dari larangan-larangan dari seorang kepala desa, antara lain :
1. Menyalahgunakan wewenang, tugas, hak dan kewajibannya;
2. Melakukan tindakan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang,
barang/jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan
yang akan dilakukannya;
3. menjadi pengurus partai politik;
4. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
5. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan
6. Permusyawaratan Desa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
7. Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan
perundangan-undangan;
8. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau
pemilihan kepala daerah; melanggar sumpah/janji jabatan.
b. Jelaskan mengapa dalam memilih seorang kepala desa harus dilihat dari
aspek kepemimpinan yang akseptabilitas, kompatibilitas, dan kapabilitas?
Dalam memilih pimpinan pemerintahan yang diharapkan dapat menjadi
pemimpin, ada tiga kriteria yang dapat digunakan yakni:kapabilitas,
kompatibilitas, dan akseptabilitas.
Kapabilitas adalah kemampuan intelektual dan kualitas moral pimpinan yang
dapat dilihat dari rekam jejaknya (track record) dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam memimpin organisasi yang pernah dipimpinnya. Kemampuan
intelektual tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan formal yang ditempuh,
tetapi dapat dilihat juga dari kecepatannya memahami dan mengambil sikap
terhadap berbagai permasalahan aktual serta kemampuannya memprediksi masa
depan secara visioner. Kompatibilitas merupakan kemampuan untuk
menyesuaikan berbagai tuntutan, permintaan, perintah yang datang dari sumber-
sumber berlainan, yang mungkin saling bertentangan. Seorang pemimpin harus
teguh dalam pendirian tetapi luwes dalam implementasinya, karena dia harus
berhadapan dengan berbagai kelompok dengan berbagai kepentingan. Dan yang
terakhir, Akseptabilitas adalah daya terima dari bawahan yang dipimpinnya
ataupun dari para pengikutnya. Daya terima ini dapat dilihat dari rasa hormat
bawahan maupun pengikutnya secara tulus, bukan rasa hormat yang dibuatbuat
untuk sekedar menyenangkan hati si pemimpin. Karena rasa hormat yang tulus
akan mendorong bawahan atau pengikut siap berkorban - baik waktu, tenaga,
pikiran bahkan uang - untuk mendukung keputusan yang telah diambil oleh
pemimpin.

Untuk menjadi pemimpin masyarakat tidaklah mudah, harus memiliki


kepercayaan yang tinggi oleh masyarakat. Berlaku pula pada Kepala Desa,
dimana seorang pemimpin kepala desa akan berhadapan langsung pada segala
pengaturan lingkungan kehidupan masyarakat desa. Khusus bagi pemilihan
kepala desa diperlukan aspek akseptabilitas sebagai kriteria utamanya, karena
ruang lingkup pengaruhnya juga terbatas, masyarakat biasanya mengenal secara
dekat moralitas dan kualitas diri kepala desa nya.sehingga saat adanya
penyimpangan oleh kepala desa akan langsung diketahui oleh masyarakat
desanya. Dengan begitu ketiga aspek kepemimpinan diatas merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih seorang pemimpin, tidak terkecuali kepala
desa.

Sekian. Terimakasih.

Sumber referensi : Wasistiono, Sadu. 2019. Administrasi Pemerintahan Desa.


Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai