Di susun oleh :
NURUL ADDEFLA GUSHAMI
(043361169)
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Saya panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya
sehingga Saya dapat menyelesaikan artikel berupa Makalah yang berjudul “Upaya Republik
Indonesia mempertahankan kedaulatan di Laut Natuna” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, artikel berupa makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Konflik yang terjadi di Kepulauan Natuna serta upaya-upaya
apa saja yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi perselisihan tersebut.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nanan Nurzaman, SH., MM. selaku
Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi Saya pada khususnya dan bagi Pembaca
pada umumnya. Selanjutnya, Saya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan
seluruh pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, Saya berharap makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,
Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL...............................................................3
2.2 HUKUM LAUT............................................................................................................4
2.3 BATAS WILAYAH YANG DIKLAIM OLEH CINA.................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK......................................................................5
3.2 SISTEM PERTAHANAN INDONESIA TERHADAP KONFLIK.............................5
3.3 UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI KONFLIK TERSEBUT..........6
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................................8
4.2 SARAN..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang. Dalam hal ini Indonesia mempunyai banyak batas-batas wilayah yang berada di
perairan. Masalah status daerah & ketidakjelasan batas-batas Negara tak jarang menjadi
sumber persengketaan diantara Negara-negara yg berbatasan atau berdekatan. Persengketaan
timbul atas dampak penerapan prinsip yang tidak selaras terhadap penetapan batas-batas
Landas Kontinen pada antara Negara-negara bertetangga sebagai akibatnya menyebabkan
daerah “tumpang tindih” yg bisa menyebabkan persengketaan.
Salah satu konflik perbatasan yang saat ini sedang memanas ialah Konflik Laut Tiongkok
dengan Indonesia di perairan Natuna. Konflik tersebut menunjukan bagaimana sikap
pemerintah dalam menjaga kedaulatan negara ini karena hingga kini masih belum mencapai
titik penyelesaian, serta rawan mengganggu stabilitas kawasan di masa yang akan datang.
Sengketa ini diawali oleh klaim sepihak
Klaim sepihak oleh Republik Rakyat Tiongkok dengan Beberapa negara di ASEAN serta
insiden Coast Guard Tiongkok dengan Bakamla di wilayah blok Natuna yang merupakan
bagian dari wilayah dari Indonesia membuat hubungan Indonesia dengan Republik Rakyat
Tiongok sempat memanas. Konflik antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok di
Laut Tiongok Selatan hanya lah salah satu dari beberapa Konflik di Laut Tiongkok Selatan
lainya.
1|Tugas1PKN
1.2 Rumusan Masalah
2|Tugas1PKN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3|Tugas1PKN
2.2 Hukum Laut Di Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah dari negara-negara
lainnya, dan untuk menjaga nya salah satu dari upaya pertahanan negara pemerintah
Indonesia telah menyiapkan beberapa hukum laut untuk menghindari ancaman serta klaim
dari pihak lain. Perkembangan pengaturan tentang laut di Indonesia pada dasarnya sejalan
dengan perkembangan hukum laut internasional, hal ini terlihat Indonesia sebagai negara
maritim yang menggantungkan sebagian perekonomian dari laut. Tujuan keberadaan hukum
laut adalah untuk mengatur kegunaan rangkap dari laut, yaitu sebagai jalan raya bagi
perkapalan dan sebagai sumber kekayaan serta sumber tenaga. Hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan laut adalah : 1). Kapal (menyangkut pendaftaran
kebangsaan kapal, pengangkutan kapal, tonasi kapal, struktur dan perlengkapan kapal); (2).
Perkapalan (kontrak/leasing kapal, asuransi); (3). SDM (hak dan kewajiban ABK, kontrak
dan sertifikat tenaga kerja); (4). Transportasi Laut (penghindaran tubrukan, peraturan
pelabuhan, keselamatan pelayaran); (5). Ketentuan lainnya seperti karantina, pengawasan
migrasi, bea cukai, dan sanitasi. (Chairul Anwar, 1995).
UNCLOS 1982 mengatakan bahwa negara kepulauan boleh menarik garis pangkal lurus
kepulauannya, kemudian garis pangkal lurus ini akan dipergunakan sebagai pedoman untuk
menentukan laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen.
Republik Rakyat Tiongkok yang didasarkan pada klaim sejarah “Nine-dash-Line” atau
sembilan garis putus yang berada di tengah laut di Laut Tiongkok Selatan dan menyerempet
masuk ke ZEE Natuna Utara. Tindakan yang dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok
beberapa waktu yang lalu di Laut Tiongkok Selatan menjadi perbincangan hangat di Kawasan
ASEAN, tak terkecuali di Indonesia. Beberapa waktu lalu sempat terjadi sebuah insiden
antara Kapal Coast Guard Republik Rakyat Tiongkok dengan Badan Keamanan Laut
(Bakamla) Republik Indonesia.Saat itu kapal Coast Guard. Republik Rakyat Tiongkok
sempat bersitegang dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia, sebab
kapal coast guard China yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia di Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.
4|Tugas1PKN
BAB III
PEMBAHASAN
Saat ini penyebab terjadinya konflik dimulai saat kapal coast guard China yang memasuki
wilayah yurisdiksi Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau Laut Natuna
Utara, Kepulauan Riau. Tindakan yang dilakukan Coast Guard China jelas tidak
menghormati Kedaulatan Republik Indonesia. Tindakan penegakkan hukum pun dilakukan
oleh otoritas Indonesia di wilayah Indonesia, tetapi masalah ini justru semakin memanas
menjadi konflik antar negara yang membuat hubungan antara bangsa Indonesia dengan
negara cina menjadi memanas setelah beberapa kali nelayan Cina yang dikawal kapal penjaga
pantai mereka memasuki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia-berjarak 200 mil laut dari
garis dasar pantai diperairan Natuna, selain itu pemerintah Cina mengklaim bahwa sebagian
peraira Natuna masuk nine dash line atau sembilan garis putus. Mereka juga berdalih bahwa
perairan Natuna masuk dalam area pelayaran tradisional nelayan mereka.
1. Memperbarui peta negara yang didasari perjanjian baru antara Indonesia, Singapura serta
Filipina dan disetujui oleh mahkamah arbitrase Internasional, yang didapatkan dalam peta
yang telah diperbarui adalah batas zona tangkap ekslusif (ZTE) menjadi perairan Indonesia.
Perbatasana antara Indonesia dan Filipina di Laut Sulawesi dengan menyatukan garis secara
lurus menandakan wilayah Indonesia,
2. Penambahan batas laut teritorial pada perbatasan Singapura serta Malaysia di Selat Riau,
jika sebelumnya tidak ada lingkaran karang diteritori Indonesia dengan pembaruan ini
memberikan detail lingkaran di Karang South Ledge,
3. Merealisasikan penguatan pasukan di Laut Natuna, dengan menjaga ketat wilayah laut
Natuna.
4. Meningkatkan aktivitas diperairan Natuna dengan mengirim 120 nelayan dari kawasan
utara jawa serta mengadakan rapat penolakan pengakuan klaim Natuna sebagai wilayah Cina
dan Menteri Luar Negeri memanggil Duta besar Cina dan menyampaikan protes kepada
mereka.
5. Upaya berikutnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah membangun pangkalan militer di
Natuna, diharapkan pembangunan pangkalan ini akan memberi sistem pertahanan yang
mumpuni di wilayah terluar Indonesia. Contohnya adalah wilayah natuna harus dijaga dan
dikuasai secara optimal dari sisi kekuatan ekonomi. Keberadaan pangkalan militer ditujukan
untuk menjaga kedaulatan dan zona ekonomi ekslusif tersebut.
6. Republik Indonesia tidak memberikan negosiasi terhadap negara cina untuk laut Natuna.
6|Tugas1PKN
7. Pemberian nama laut Natuna Utara karena sebelumnya belum ada nama laut Natuna utara
yang ada di laut Cina Selatan.
Tetapi tampaknya upaya Indonesia dalam menegakkan kedaulatan dan pertahanan belum
cukup jera bagi nelayan Cina, mereka terus berdatangan memasuki perairan Natuna sebelah
utara Indonesia, aktivitas tersebut dilatari oleh klaim Negeri Panda atas sembilan garis putus
(nine dash line). Dengan banyaknya upaya dari pemerintah Indonesia tetapi ternyata tidaklah
mudah dalam menyelesaikan konflik tersebut, salah satunya dengan ketidakpastian bagi
hukum internasional dalam penegakkan keputusan klaim Natuna sebagai wilayah Indonesia,
itu dikarenakan Cina memiliki sistem politik dan ekonomi yang sangat pesat. Dalam hal ini
kita dapat melihat mengenai dasar hukum yang digunakan hampir semua negara dalam
menjaga teritori laut nya yaitu United Nations Convention on The Law of the Sea
(UNCLOS), yang sering disebut Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Begitupun dengan
Indonesia yang tunduk pada konvensi tersebut dan seperti yang saya katakan diatas, Indonesia
juga menggunakan salah satu dasar hukum yang kuat yaitu UNCLOS untuk mempertahankan
kedaulatan nya di Kepulauan Natuna.
Dalam hukum laut terdapat hak lintas damai, salah satunya mengenai bahwa negara tidak
dapat melaksanakan yurisdiksi kriminalnya terhadap kapal asing yang sedang melintas laut
teritorialnya untuk menangkap siapa pun yang dilakukan diatas kapal selama lintas, kecuali
jika mereka melakukan kejahatan yang dirasalan dinegara pantai tersebut, apabila kejahatan
itu termasuk jenis yang mengganggu kedamaian negara tersebut atau ketertiban laut teritorial,
dan apabila telah diminta bantuan penguasa setempat oleh nahkoda kapal oleh diplomatik,
atau pejabat konsuler negara bendera, dan atau apabila tindakan demikian diperlukan
menumpas perdagangan gelap narkotika atau bahaya psychotropis. Ini menjelaskan bahwa
Indonesia telah mempersiapkan dan mengatur pertahanan negara sebelum banyak negara
asing yang mengambil kekayaan bangsa ini.
7|Tugas1PKN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertahanan yaitu dengan membangun serta membina daya dan kekuatan tangkal negara
dan bangsa yang mampu meniadakan setiap ancaman dari luar negeri. Pertahanan nasional
negara Indonesia telah menunjukan kedaulatannya, atas berbagai upaya yang dilakukan oleh
negara ini. Pandangan saya bahwa Indonesia bukan lah klaiman Laut Tiongkok Selatan.
Mengapa? Sebab masalah Indonesia adalah terkait Zona Ekonomi Ekslusif yang di langgar
oleh para nelayan nelayan Ilegal Fishing dari Republik Rakyat Tiongkok yang kemudian
bersitegang dengan Kapal Coast Guard Republik Rakyat Tiongkok. masalah dengan
Tiongkok terjadi adalah hadirnya coast-guard Tiongkok yang mengawal kapal nelayan
Tiongkok mencari ikan di perairan Natuna.
Dan dari hal apa yang dilakukan Indonesia dalam menolak klaim sejarah Republik
Rakyat Tiongkok sudah benar. Sikap dan upaya dalam memperjuangkan hak milik kita
sangat bagus hanya saja dalam pelaksanaannya masih banyak kapal asing yang masih acuh
dengan pertahanan Indonesia, Karena jika dibiarkan tentu akan berdampak besar bagi
keberlangsungan hidup rakyat Indonesia serta semakin banyak nya kapal-kapal asing yang
secara illegal berlayar di wilayah laut Indonesia, dan juga hal tersebut dapat menyebabkan
ketidakstabilan di Kawasan ASEAN serta klaim apapun yang dibuat oleh sebuah negara
berdasarkan sejarah atau peta di masa lampau tidak dapat di terima mentah mentah oleh
Internasional karena sudah tidak relevan dengan zaman sekarang.
4.2 Saran
Rakyat berhak menjaga keutuhan negaranya, jadi diharapkan bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk sama-sama memerangi permasalahan ini dan tidak menganggapnya sebagai
hal yang sepele. Untuk saling memberi support kepada pemerintah dalam menegakkan
pertahanan serta keberlangsungan kehidupan para nelayan lokal.
8|Tugas1PKN
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2020. Cara Indonesia Menegakan Kedaulatan di
Perairan Natuna. Jakarta : Tempo Publishing.
Sunyowati, Dina dan Enny Narwati. 2013. Buku Ajar Hukum Laut. Surabaya: Universitas
Airlangga
9|Tugas1PKN