Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

‘’BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL


DAN BELA NEGARA BAGI INDONESIA DALAM MEMBANGUN
KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN”

Dosen Pengampu :

Supriadi. M. pd

Kelompok 8 :
Ilham Maulana (1607036751)
Muhammad Ikhrom Maskur (1607036765)
Arnold Sinaga (1607036764)
Yeowinsen (1807035540)
Ranggi Andikha (1807035587)
Fadly Muhaimin (1807024772)

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Urgensi dan tantangan
ketahanan Nasional dan bela Negara bagi Indonesia dalam membangun komitmen
kolektif Kebangsaan” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak
yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan
makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.

Pekanbaru, September 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata pengantar ................................................................................................ i

Daftar isi ......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2

Bab II Kajian pustaka ..................................................................................... 2

2.1 Konsep ketahanan nasional ....................................................... 2


2.2 Konsep bela negara ................................................................... 5

Bab III Pembahasan ....................................................................................... 7

3.1 Korupsi sebagai ancaman terhadap bangsa dan negara


Indonesia ................................................................................... 7
3.2 Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
Ketahanan nasional ................................................................... 9
3.3 Peranan masyarakat dalam bela negara untuk membangun
Komitmen kolektif kebangsaan ................................................ 9
3.4 Bagaimana mengatasi ancaman terorisme terhadap bangsa dan
Negara indonesia .......................................................................................... 10
3.5 Bagaimana mengatasi ancaman korupsi terhadap bangsa dan
Dan negara indonesia .............................................................. 11
3.6 Bagaimana mengatasi kurangnya pemahaman masyarakat
Terhadap pentingnya ketahanan nasional ............................... 12
3.7 Bagaimana peranan masyarakat dalam bela negara untuk
Membangun komitmen kolektif kebangsaan .......................... 12
3.8 Terorisme menjadi ancaman terhadap bangsa dan negara
Indonesia ................................................................................ 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15

4.1 Kesimpulan ............................................................................. 15


4.2 Saran ....................................................................................................... 15

Daftar pustaka .............................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbentuknya Negara Indonesia sangat dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh


bangsa. Sudah sejaklama Indonesia menjadi incaran banyak Negara atau bangsa
lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan
kekayaan alam yang banyak. Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat
diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekat bersama menggalang kesatuan dan
persatuan demi keutuhan bangsa. Kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan
Negara Indonesia tentu saja harus selalu didasari oleh segenap landasan baik
landasan ideal, konstitusional dan juga wawasan visional. Beberapa ancaman
dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekat
bersama menggalang kesatuan dan persatuan demi keutuhan bangsa. Sejak
Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bangsa dan Negara
Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman-ancaman dari dalam negeri
maupun luar negeri yang nyaris membehayakan kelangsungan hidup bangsa dan
Negara. Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dihadapai oleh setiap
bangsa dalam perjalanan sejarahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
kondisi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada umumnya
suatu bangsa dapat mengatasi setiap ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan yang dihadapi sehingga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan
negaranya dapat dipertahankan, karena bangsa tersebut mempunyai ketahanan
nasional.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela
negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas maka penulis merumuskan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengertian Ketahanan Nasional
2. Pemahaman masyarakat terhadap ketahanan nasional
3. Pengertian Bela Negara
4. Ancaman terhadap bangsa dan negara indonesia
5. Peranan masyarakat dalam membangun komitmen kolektif
kebangsaan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Konsep Ketahanan nasional

Secara etimologi berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah,kuat,dan dapat
menguasai diri,gigih dan tidak mengenal menyerah. ketahanan memiliki makna
mampu,tahan,dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang
ada guna menjamim kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “nasional” berasal
dari kata nation yang berarti bangsa sebagai pengertian politik.Bangsa dalam
pengertian politik adalah persekutuan hidup dari orang-orang yang telah
menegara. Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan sebagai
mampu,kuat, dan mampu dari sebuah bangsa dalam pengertian politik

Secara filosofis, ketahanan nasional mengandung makna yang sangat dalam dan
mendasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sedangkan secara
konseptual ketahanan nasional memiliki pengertian yang dinamis seiring dengan
dinamika kehidupan bangsa dan Negara Indonesia, baik karena dinamika
perubahan yang terjadi didalam negeri maupun perubahan global di luar negeri.
Ada beberapa dinamika pengertian konseptual ketahanan nasional dari berbagai
perspektif dan dikemukakan oleh para ahli.

2
Beberapa pengertian konseptual ketahanan nasional tersebut seperti yang ditulis
oleh Saafroedin Bahar et al. (1994) sebagai berikut :

1. Pengertian Konstitusional, sebagaimana yang dirumuskan pada masa


Orde Baru, yaitu ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang
merupakan integrasi dan kondisi tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan
Negara.
2. Pengertian Operasional, sebagaimana rumusan dibuat Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhanas), yaitu ketahanan nasional Indonesia
merupakan kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan,ancaman,hambatan,dan gangguan baik yang dating dari luar
maupun dari dalam yang langsung maupun
integritas,identitas,kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia
yang berdasarkan Pancasila serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan
nasional Indonesia.
3. Pengertian politik hukum, sebagaimana yang terkandung dalam
penjelasan UU No. 20 Tahun 1982, yaitu konsepsi ketahanan nasional
pada hakikatnya adalah konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang tata tentrem kerta raharja dalam
kehidupan nasional yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
4. Pengertian operasional, sebagaimana rumusan di buat lembaga
pertahanan nasional (Lemhanas), yaitu ketahanan nasional Indonesia
merupakan kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa, dan Negara Indonesia
yangberdasarkan pancasila serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan
nasional

3
Selain pengertian konseptual ketahanan nasional tersebut diatas, masih ada
beberapa pengertian konseptual ketahanan nasional dari para ahli adalah sebagai
berikut:

1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi


keuletan dan ketangguhan, mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa, dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan perjuangan nasionalnya (Sunardi, 1997)
2. Ketahanan nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, Tannas berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa, dan negara
serta perjuangan serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya
(S.Sumarsono et al, 2005)

4
2.2 Konsep bela negara

1. Bela Negara Secara Fisik

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan


Negara keikutsertaan warga Negara dalam bela Negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi tentara nasional Indonesia dan pelatih dasar
kemiliteran sekarang ini pelatih dasar kemiliteran diselanggarakan melalui
program rakyat terlatih (Rati) meskipun konsep rakyat terlatih (Rati)
adalah amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982.

Rakyat terlatih (Rati) terdiri dari berbagai unsur seperti resimen


mahasiswa (Menwa) berlawanan rakyat (Wanra), pertahanan sipil
(Hansip), mitra babinsa, dan organisasi kemasyarakan pemuda (OKP)
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer, dan lain-lain. Rakyat
terlatih mempunyai 4 fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan
masyarakat, keamanan rakyat dan perlawanan rakyat. 3 fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat
terjadinya bencana alam atau darurat sipil, dimana unsur-unsur rakyat
terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan
dalam keadaan darurat perang dimana rakyat terlatih merupakan unsur
bantuan tempur.

2.Bela Negara Secara Non Fisik

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan


Negara keikutsertaan Negara dalam bela Negara secara non fisik dapat
diselenggaraan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian
sesuai dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan
maksud menanamkan semangat bangsa dan cinta tanah air. Oendidikan
kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan
perguruan tinggi) dan jalur non formal (social kemasyarakatan)
berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga Negara dalam bela

5
negara secara non fisik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sepanjang
masa, dan dalam situasi, misalnya dengan cara

a. Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan


non formal

b. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan


pendapat dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah
bersama.

c. Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam,


memelihara, dan melestarikan.

d. Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan


Negara.

e. Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman


nirmiliter, misalnya menjadi sukarelawan bencana banjir.

f. Mengikuti kegiatan mental spiritual dikalangan masyarakat agar


menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
norma-norma kehidupan bangsa Indonesia.

g. Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber


pembiayaan Negara untuk melaksanakan pembangunan.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KORUPSI SEBAGAI ANCAMAN TERHADAP BANGSA DAN NEGARA


INDONESIA

Selain, terorisme dapat mengancam keutuhan bangsa dan Negara Indonesia, maka
masalah besar lainnya yamg dihadapi bangsa dan Negara Indonesia adalah
masalah korupsi. Masalah korupsi ini berbeda dengan masalah terorisme, karena
dari segi korban, aksi kekerasan terorisme korbannya lokalis, yaitu adalah mereka
yang terkena ledakan bom di sekitar bom yang meledak (meskipun perbuatan ini
sangat dikutuk dan bertentangan dengan prikemanusiaan). Dari segi korban,
korupsi yang dilakukan, baik secara perorangan maupun berjamaah (korupsi
berjamaah/korupsi politik dengan melibatkan banyak actor), korbannya bukan
hanya beberapa beberapa orang saja dan bersifat lokalitas, seperti halnya korban
peledakan bom oleh pelaku teroris, tetapi korban dari perbuatan yang korup
(korupsi) adalah seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah ratusan jiwa orang,
seperti kasus korupsi mafia pajak yang dilakukan Gayun Tambuhan cs.yang
merugikan keuangan Negara milyaran rupiah, dan kasus-kasus korupsi lainnya.

Itulah sebabnya banyak kalangan yang menyebutnya bahwa korupsi adalah musuh
rakyat dan musuh Negara, sehingga harus dilawan bersama (common enemy).

Dalam konteks Negara terkorup di dunia, Transparency Internasional


menyebutkan bahwa Indonesia berada diurutan ke-15 negara paling korup di
dunia. Skor IPK (indeks persepsi korupsi) tahun 2003 adalah 1,7; tahun 2001
adalah 1,9; tahun 2002 adalah 1,9; tahun 2003 adalah 1,9; tahun 2004 adalah 2,0;
tahun 2005 adalah 2,2; tahun 2006 adalah 2,4; tahun 2007 adalah 2,3. Pada tahun
2008 IPK Indonesia berada diurutan ke-126 dari 180 negara yang disurvei dengan
skor 2,6 atau naik sekitar 0,3 dibandingkan dengan IPK 2007 (Andrianto et
al.,2010) skala peringkat IPK itu mulai dari 1 sampai 10. Semakin besar skor IPK
suatu Negara, maka semakin bersih Negara tersebut dari tindak pidana korupsi.

7
Dalam perspektif ketahanan nasional Indonesia, meningkatnya kasus-kasus tindak
pidana korupsi di Indonesia dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa tingkat
unsur keuletan (U) dan ketangguhan (T) dalam konsep ketahanan nasional
semakin menurun dan melemah. Sebaiknya, unsur ATHG (Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan) semakin besar dan menguat. Akibat menurun dan
melemahnya keuletan dan ketangguhan (U, T) dan menguatnya (ATHG),
khususnya berkaitan dengan meningkatnya kasus-kasus tindak pidana korupsi,
maka menyebabkan kondisi ketahanan nasional Indonesia semakin rapuh dan
keropos. Korupsi terutama dapat melemahkan, mengganggu, dan mengancam
ketahanan nasional di bidang ekonomi, politik, dan keamanan dan ketertiban.
Penyalahgunaan keuangan Negara oleh pejabat negar dapat menimbulkan
meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan social antarkelompok,
menurunkan kualitas pendidikan, dan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat.
Begitu pula kasus korupsi dapat menimbulkan instabilitas politik nasional sebagai
akibat terjadinya distrust masyarakat terhadap parlemen. Kasus korupsi dapat pula
berdampak pada gangguan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, karena
korupsi sudah meresahkan masyarakat.

Korupsi adalah bagian kejahatan yang membahayakan bangsa dan Negara


Indonesia. Sebagai bagian dari kejahatan terhadap eksistensi bangsa dan Negara,
kasus-kasus korupsi dari waktu ke waktu justru semakin menggurita dan melebar
keberbagai institusi penyelenggara Negara, baik di lembaga pemerintahan,
parlemen, maupun di lembaga peradilan, baik di pusat maupun di daerah.
Lemahnya law enforcement (penegakan hukum) di Indonesia justru diperparah
oleh adanya ketertiban oknum-oknum aparat penegakkan hukum di berbagai
segmen institusi penegakkan hukum di Indonesia (Kepolisian, Kejaksaan, dan
Pengadilan). Ketertibatan aparat penegak hukum berbagai dalam berbagai kasus
korupsi di Indonesia tersebut dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap
peningkatan peringkat Indonesia sebagai kelompok Negara terkorup di dunia.

8
3.2 KURANGNYA PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP
PENTINGNYA KETAHANAN NASIONAL

Ketahan nasional adalah merupakan suatu kondisi di namis suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun
yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mewujudkan tujuan
perjuangan nasional.

Tahukah Anda perdagangan bebas merupakan ancaman tantangan, hambatan dan


gangguan untuk ketahanan nasional? Di jaman era globalisasi ini segala sesuatu
aspek kehidupan yang ada bersaing begitu ketatnya, dari aspek ekonomi, politik,

social budaya, pendidikan dan lain lain. Dierah globalisasi ini di tandai dengan
adanya perdagangan bebas di mana produk dari suatu Negara dengan bebas dapat
masuk dan di perjual belikan di Negara lain kenyataan itu tentu menimbulkan
tantangan bagi semua Negara untuk mampu bersaing dalam meningkatkan

kualitas produk indrustrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan
itu. Hal ini memang sangat memperhatikan di mana masyarakat masih belum
mempercayai kualitas produk Indonesia karena kurangnya pemahaman kita
terhadap ketahanan nasional

3.3 PERANAN MASYARAKAT DALAM BELA NEGARA UNTUK


MEMBANGUN KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN

Masyarakat adalah salah satu komponen utama dalam membentuk suatu bangsa
yang merdeka. Masyarakat berperan dalam bela negara. Bela negara bertujuan
untuk memperkuat ketahan nasional. Bela negara harus didiversifikasi tidak
sekedar dalam pengertian pertahanan negara, tapi juga ketahanan dalam
pancagatra ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, yang harus dimotori
oleh inovasi dan kreatifitas bangsa untuk membina dan membangun bangsa untuk
menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, memiliki stabilitas ideologi dan

9
politik serta memiliki ketahan sosial dan budaya, dengan membina basis filosofi
bangsa harmony in diversity.

Adapun membangun kolektif kebangsaan, Pancasila sebagai dasar negara sering


kali di anak tirikan jikalau kita cermati bagaimana arah kebijakan pembagunan.
Seringkali pembangunan fisik adalah mutlak dilakukan, namun seringkali lupa
pada pembangunan manusianya. Tidak mengherankan jika kemudian banyak
masalah yang muncul di sebabkan karena mental kemanusiaan kita. Kasus
berkibarnya bendera negara asing di tanah kedaulatan harus di evaluasi serius,
selain ada UU yang mengatur juga menciderai martabat bangsa. Disinilah
perlunya membangun komitmen kebangsaan dengan menggerakkan
moral/kolektif nasional. Penyadaran kembali terhadap segala tantangan bangsa
dan penegasan kembali pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

3.4 BAGAIMANA MENGATASI ANCAMAN TERORISME


TERHADAPBANGSA DAN NEGARA INDOESIA

1. Dalam Bidang Militer dan politik

Terorisme telah menjalar diberbagai Negara dibelahan dunia, sehingga dalam


bidang militer perlu diadakan kerja sama dengan angkatan militer Negara lain.

Adapun bentuk kerjasama yang telah dilakukan Indonesia yakni menggelar


pertemuan bilateral antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
dengan Assistant to the US Presiden for Homeland Security and Conterterorism
(asisten khusus presiden AS untuk keamanan nasional dan penanggulangan
terorisme) Thomas P.Bossert. pertemuan digelar di Gedung Putih, Washington
DC, Amerika Serikat pada, selasa (11/07/2017) waktu setempat. Hasil dari
pertemuan tersebut ialah pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara
penggunaan pola hard approach ( pendekatan keras) dan soft approach
(pendekatan lunak) dalam penanggulangan terorisme. Menurut kepala BNPT
program kontra radikalisasi yang dilakukan BNPT dengan menggandeng unsur
masyarakat, termasuk pemuda, netizen, dan mantan aktivis teroris untuk
melakukan counter narrative telah menjadi program unggulan nasional.

10
Dalam soft approach relative berhasil dalam program deradikalisasi, dimana
teroris sebanyak 560 orang yang dihukum hanya tiga yang melakukan yang
kembali melakukan terorisme.

2. Dalam bidang Pendidikan

Di Indonesia, secara tidak langsung telah ada penanaman akan pentingnya


kesadaran pertahanan dari ancaman terorisme yakni dalam pendidikan
Kewarganegaraan yang diwajibkan disetiap jenjang pendidikan.

3.5 BAGAIMANA MENGATASI ANCAMAN KORUPSI TERHADAP


BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

Korupsi merupakan wujud perbuatan immoral dari dorongan untuk mendapatkan


sesuatu menggunakan metode penipuan dan pencurian yang merugikan bangsa
dan Negara, di Indonesia korupsi sangat sulit untuk dihindari atau dihilangkan
jadi agar korupsi dapat kita hilangkan di Negara ini, kita perlu menanamkan nilai-
nilai yang ada dalam pancasila, terutama dalam sila pertama “ketuhanan yang
maha esa” karena di Negara Indonesia memiliki bebarapa macam agama. selaian
itu, dalam mengatasi korupsi sangat memerlukan peran Negara. Misalkan jika
saja di negara kita menerapkan hukum yang berlaku di agama islam yaitu jika ada
yang mencuri maka tanganya akan di potong sebagai hukuman terhadap apa yang
dilakukan agar ada efek jerah, jika hukum tersebut di terapkan dalam Negara
Indonesia maka para koruptor akan berfikir kembali untuk melakukan korupsi.

Maka dari itu perlunya mempertebal keimanan dalam diri sendiri serta kesadaran
untuk menghilangkan sikap keegoisan dalam diri sendiri atau dalam diri seseorang
yang telah menjadi pejabat sehingga dengan sendirinya tindakan korupsi akan
menghilang secara perlahan.

11
3.6 BAGAIMANA MENGATASI KURANGNYA PEMAHAMAN
MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA KETAHANAN NASIONAL

Adapun cara mengatasi kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya


ketahanan nasional yaitu dengan meningkatkan nilai produk, mengetahui
keinginan konsumen dan meningkatkan kualitas teknologi yang akan di gunakan,
sehingga produk yang di buat bisa menyeimbangi produk luar negeri. Selain itu
juga mengadakan sosialisasi ke tempat-tempat tertentu seperti sekolah,
perusahaan dan tempat lainnya untuk mempromosikan produk yang telah mereka
buat.

3.7 BAGAIMANA PERANAN MASYARAKAT DALAM BELA NEGARA


UNTUK MEMBANGUN KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN

Menurut UU No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara sudah secara eksplisit
menjelaskan bahwa salah satu bentuk bel negara adalah berkarya yang dedikatif
untuk bangsa dengan skil keterampian dan keahlian untuk kemajuan bangsa.
Masyarakat yang bekerja dalam sektor industri, sektor perdagangan, sektor
tambang, sektor pertanian adalah para pembela negara, karena kalau mereka tidak
bekerja serius, indonesia tidak akan masuk 10 negara terbesar GDP-nya di dunia.
Tapi mereka tidak akan menjadi mulia sebagai pahlawan-pahlawan ekonomi jika
mereka melakukan pembangkangan terhadap kewajiban bayar pajak, dan mereka
juga bukan pahlawan jika menjadi pengusaha eksploitasi hutan dengan
meakukakan illegal loging dan yang lainnya. Demikian pula mereka yang
berprofesi sebagai pegawai negri sipil, mereka juga melakukan bela negara bila
mampu melakukan perbaikan sektor layanan publik dengan baik, mampu
meningkatkan akuntabilitas layanan publik, akuntabel dalam pembangunan

proyek-proyek untuk layanan publik. Tapi sebaliknya mereka akan menjadi


musuh negara jika justru melakukan korupsi uang negara dalam pelaksanaan
proyek negara tersebut. Dengan demikian, untuk semua jenis profesi dan keahlian,

12
di perlukan penguatan-penguatan karakter bangsa sebagai bangsa yang maju,
mandiri dan sejahtera untuk memperkuat ketahanan nasional.

Adapun perlunya membangun komitmen perlunya membangun komitmen


kebangsaan dengan menggerakkan moral/kolektif nasional. Penyadaran kembali
terhadap segala tantangan bangsa dan penegasan kembali pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara. Apel Kebangsaan dan Aksi Damai yang serentak
dilakukan di berbagai wilayah harus menjadi momentum atas kebangkitan
kebangsaan kita. Bercermin pada perjalanan sejarah bangsa ini cikal bakal
komitmen kebangsaan yang lahir sejak peristiwa Kebangkitan Nasional 1908,
Sumpah Pemuda 1928, dan Proklamasi 1945, secara substansial telah memberi
pengalaman berkebangsaan yang mengakar kuat. Untuk itu, sebuah bangsa akan
tumbuh menjadi bangsa yang besar dan terhormat apabila memiliki nilai-nilai
luhur yang di junjung tinggi. Bahwa di bentuknya NKRI adalah untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah. Sehingga ada kewajiban untuk
menjamin kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

3.8 TERORISME MENJADI ANCAMAN TERHADAP BANGSA DAN


NEGARA INDONESIA

Permasalahan mendasar lainnya dalam mewujudkan ketahanan-ketahan nasional


di Indonesia adalah masalah terorisme.Isu dan masalah terorisme muncul ke
permukaan dan mengoncang stabilitas keamanan dan ketertiban nasional ketika
ternjadi peledakan bom Bali oleh kelompok radikal atau kelompok fundamentalis
yang selalu mengatasnamakan agama (menggunakan symbol-simbol
agama).Akibat peledakan bom Bali tersebut menimbulkan dampak social-
psikologis, ekonomi, dan keamanan nasional.Secara social-psikologis, bom Bali
telah menimbulkan keresahan dan ketakutan public/masyarakat terhadap
keselamat jiwa.Secara ekonomis, terjadinya peledakan bom Bali menimbulkan
arus wisatawan, baik wisatawan dosmetik, maupun wisatawan mancanegara ke
Indonesia, terutama ke Bali menurun. Hal ini berdambak pada penurunan
pendapatan masyarakat dan pendapatan pemerintah dari sector pariwisata. Selain

13
itu, secara ekonomis pula bahwa peledakan bom Bali oleh terorisme menurun arus
investasi luar negeri ke Indonesia. Dari aspek keamanan dan kertiban, peledakan
bom Bali menimbulkan kestabilan serta kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat di dalam negeri menjadi terganggu.

Secara filosofi terdapat dua pendekatan yang esensi makna dari terorisme, yaitu :

1. Terorisme merupakan suatu ide tentang tindak kekerasan atau ancaman


kekerasan. Terorisme dalam konteks ini merupakan bagian dari suatu
discourse (diskursus, perbincangan) besar tentangan ilmu perang
(konvensional maupun inkonvesional) dengan berbagai derivatifnya,
seperti perang terbatas, perang terbuka maupun clandestine campaign (
kampanye tertutup, gerakan bawah tanah) serta filsafat perang.
2. Terorisme merupakan suatu konsep yang tersusun dari prinsip: (i)
kegalatan (ketidakteraturan) pikiran dan masalah dalam kepribadian
manusia, (ii) psikologo massa, baik public yang ketakutan maupun public
yang menaruh simpati buta (Hendropriyono, 2009).

Dalam konteks kehidupan nasional, terorisme merupakan ancaman besar terhadap


eksitensi bangsa dan Negara Indonesia. Kasus peledakan bom Bali I dan II,
peledakan Hotel J.W. Marriod, Ritz-Carlton, Kedutaan Besar Australia, bom
buku, bom bunuh diri di masjid di kompleks Kepolisian Resor Cirebon, dan
kasus-kasus terorisme lainnya dapat melemahkan kondisi ketahan nasional.
Gerakan terorisme berbasis ideology dan symbol-simbol keagamaan dapat
mengganggu toleransi kehidupan umat beragama di Indonesia. Sudah menjadi
given bahwa bangsa dan Negara Indonesia adalah bangsa yang pluralis, yaitu
bangsa yang terdiri atas keberagaman (kemajemukan), baik dari aspek agama,
suku bangsa, budaya, adat-istiadat dan lain-lain. Provokasi dan simbolisasi agama
dalam gerakan terorisme dapat mengancam ideology pancasila dan bertujuan
menggantikannya dengan ideology keagamaan tertentu.

14
Gerakan terorisme yang tumbuh di Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Gerakan-gerakan yang
didasari oleh ideology terorisme global telah memengaruhi eksitensi ideology
nasional Indonesia pada era reformasi dewasa ini. Terorisme global yang berbasis
ideology keagamaan muncul ke permukaan dalam wajah fundalisme politik.
Ideology ini sangat kuat pengaruhnya dalam menggoyahkan ideoligi pancasila,
terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi bangsa Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan mencakup
ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan secara internal dan external, atau
yang langsung maupun tidak langsung. Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan
adanya kerja sama antara perangkat pemerintahan dan masyarakat karena apabila
hanya perangkat pemerintah atau masyarakat saja yang aktif dalam mengatasi
dampak negatif tersebut maka urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela
negara tidak akan mudah dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan
Indonesia.

Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis memerlukan kritik dan saran yang
mendukung seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena
itu penulis mengharapakan pembaca agar memberikan sarannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf

karsadi.2011.pendidikan kewarganegaraan perguruan tinggi.kendari.Unhalu Press

http://krjogja.com/web/news/read.17580/komitmen.kebangsaan

http://www.Uinjkt.ac.id/pembinaan-kesadaran-bela-negara-dalam-rangka-membangun-
karakter-bangsa/

https://nasional.sindonews.com/readi1220069/14/pertemuan-bnpt-dengan-asisten-khusus-
presiden-as-bahas-terorisme-1499854474

16
17

Anda mungkin juga menyukai