Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL SERTA BELA NEGARA


BAGI INDONESIA DALAM MEMBANGUN KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN’

Oleh:
Kelompok 5

Ridho Septa Wahyudi : 221010551564


Eris Pebriani : 221010551376
Rizky Dwi Putriasih : 221010550608
Yuda Aditama : 221010551385
Dimas : 221010550981

Dosen : PANCAGALUH RATNASIH S. Pd, M. Pd

Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat-Nya
maka kami dapat
menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Urgensi
dan
Tantangan Ketahanan
Nasional dan Bela Negara
Bagi Indonesia Dalam
Membangun
Komitmen Kolektif
Kebangsaan”. Penulisan
makalah ini merupakan salah
satu tugas
mata kuliah Pancasila.
Makalah ini berisi tentang
Makalah Urgensi dan
Tantangan Ketahanan
Nasional
dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun
Komitmen Kolektif
Kebangsaan,
makalah ini kami lengkapi
dengan pendahuluan sebagai
pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan
pembuatan makalah.
Pembahasan yang
menjelaskan Makalah
Urgensi dan Tantangan
Ketahanan Nasional dan
Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam
Membangun Komitmen
Kolektif Kebangsaan,
penutup yang berisi tentang
kesimpulan
yang menjelaskan isi dari
makalah kami. Makalah ini
juga kami lengkapi dengan
daftar
pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan
dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan makalah ini
akan kami terima. Semoga
makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak
baik yang menyusun maupun
yang
membaca.
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat-Nya
maka kami dapat
menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Urgensi
dan
Tantangan Ketahanan
Nasional dan Bela Negara
Bagi Indonesia Dalam
Membangun
Komitmen Kolektif
Kebangsaan”. Penulisan
makalah ini merupakan salah
satu tugas
mata kuliah Pancasila.
Makalah ini berisi tentang
Makalah Urgensi dan
Tantangan Ketahanan
Nasional
dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun
Komitmen Kolektif
Kebangsaan,
makalah ini kami lengkapi
dengan pendahuluan sebagai
pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan
pembuatan makalah.
Pembahasan yang
menjelaskan Makalah
Urgensi dan Tantangan
Ketahanan Nasional dan
Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam
Membangun Komitmen
Kolektif Kebangsaan,
penutup yang berisi tentang
kesimpulan
yang menjelaskan isi dari
makalah kami. Makalah ini
juga kami lengkapi dengan
daftar
pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan
dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan makalah ini
akan kami terima. Semoga
makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak
baik yang menyusun maupun
yang
membaca.
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Tak lupa juga tim penyusun mengucapkan
terimakasih kepada dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta
segala pihak dan sumber yang telah membantu terwujudnya makalah
ini. Tim penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi
diri penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah
ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan waktu yang mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………. 1
………………………………………………………

1.1 Latar Belakang ………...……………………………….…………….. 1

1.2 Masalah ……………...…………………………………………….…. 3

BAB II PEMBAHASAN
3
………………….............................................................................

2.1 Pengertian dan Konsep Ketahanan Nasional dan Bela negara.................. 3

2.2 pengertian Bela Negara………………………………………................ 5

2.3 Sifat Ketahanan Nasional dan Nilai Bela Negara…………....................... 7

2.4 Dinamik dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela negara............. 9

2.5 Urgensi Ketahanan Nasional serta Bela negara ....................................... 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 16


3.1 Kesimpulan ..............................................................................................
3.2 Saran ………………...……………………………………..………….
IV D A F T A R P U S A K A 18

…………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan


seluruh bangsa. Sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau
negara karena potensi yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan
kekayaan alam yang banyak (Sutoyo, 2011).
Hakekatnya tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bebas dari
gangguan yang dapat mengancam eksistensinya sebagai bangsa dan negara
yang merdeka. Setiap bangsa berbeda dalam membina kewaspadaan
nasionalnya. Bahkan setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945,
harus menghadapi ancaman dan gangguan baik yang bersifat fisik sampai
ideologi. Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus dihadapi Indonesia
kian kompleks, yaitu ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra terutama gatra ideologi, politik,
dan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah ancaman separatis ditunjukkan
banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang ingin melepaskan dirinya
merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, Irian Jaya dan
beberapa daerah lainnya. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang
mengganggu kestabilan kehidupan hingga terjadi kerusuhan yang diwarnai
nuansa etnis dan agama.

Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi


berbagai hal tersebut dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan menjamin keutuhan
keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional yang
disebut dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara merupakan
implementasi bangsa Indonesia dalam peranan

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai


berikut :
1 .Mengapa sebuah negara perlu konsep Ketahanan Nasional?
2. Bagaimana bentuk dari ancaman potensial saat ini terhadap kelangsungan
hidup dan bernegara?
3. Bagaimana kondisi dinamika Ketahanan Nasional Indonesia saat ini ditinjau
dari beberapa aspek bidang ilmu?
4. Bagaimana analisa esensi dan urgensi ketahanan Nasional di Indonesia?
5. Bagaimana analisa esensi dan urgensi Bela Negara di Indonesia?
6. Studi kasus contoh bentuk ketahanan nasional dan bela Negara yang dapat di
lakukan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Ketahanan Nasional dan Bela negara

Pengertian ketahanan nasional


Istilah ketahanan nasional mulai dikenal sejak tahun 1960-an. Namun, saat itu
belum diberi definisi tertentu dan baru pada 1968, definisi mengenai ketahanan
nasional dibuat. Definisi itu direvisi pada beberapa bagian katanya dan terus
digunakan hingga saat ini.

Melansir dari situs Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)


RI, ketahanan nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang berisikan
keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk
ancaman, gangguan ataupun hambatan dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Pertahanan Republik
Indonesia, ketahanan nasional didefinisikan sebagai suatu kondisi.
Ketahanan nasional adalah kondisi ideal suatu negara memiliki
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu
menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan
hidup bangsa yang bersangkutan. Bentuk ancaman tersebut bisa bersifat
langsung ataupun tidak dan sangat membahayakan integritas, identitas,
bahkan kelangsungan hidup berbangsa serta bernegara. Ketahanan
nasional dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh ketahanan
nasional di antaranya:

Penegakan hukum tanpa pandang bulu


Keamanan lingkungan yang digerakkan secara swadaya Upaya
melestarikan budaya lewat pawai baju daerah Menyumbang dan
patungan untuk kegiatan sosial atau bagi orang yang kesusahan Tetap
melaksanakan tradisi agar tidak punah ditelan zaman Mau mempelajari
dan melestarikan berbagai budaya di Indonesia

Fungsi ketahanan nasional


Dalam jurnal Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Bagi Masyarakat sebagai
Modal Dasar Pertahanan Nasional NKRI (2016) karya Purwito Adi,
ketahanan nasional memiliki tiga fungsi utama, yakni: Daya tangkal
sebagai konsepsi penangkalan Artinya ketahanan nasional berfungsi
sebagai penangkal dari segala bentuk ancaman, gangguan ataupun
hambatan terhadap integritas, identitas serta keberlangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
Ketahanan nasional sebagai pengarah Artinya ketahanan
nasional berfungsi untuk mengarahkan potensi kekuatan yang dimiliki
Bangsa Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan serta keamanan, untuk mencapai kesejahteraan
hidup masyarakat Indonesia. Pengarah dalam penyatuan pola pikir, pola
tindak serta cara kerja yang intersektor serta multidisipliner Hal ini bisa
dicapai Bangsa Indonesia lewat kebijakan yang dibuat pemerintah dan
menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar
masyarakat dapat hidup adil dan makmur.

2.2 pengertian bela negara

Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh


perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara
fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan
negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai
upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
baik melalui pendidikan, moral,

sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang


menyusun bangsa tersebut. Landasan konsep bela negara adalah adanya
wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat
pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa
negara (misalnya Israel, Iran) dan

Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang


memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk
alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan
keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang. Di beberapa
negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam
sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai
anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam
beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Am

amerika Serikat National Guard. Di negara lain, seperti


Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah
pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,
kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan
kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk
pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.
# Bela Negara di Indonesia Bela negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya.Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara
lebih jernih dan mendalam melalui perspektif pertahanan. Keutuhan
wilayah Indonesia,

beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan


kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan
pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan
Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol. Antisipasi para
pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia”.

Pernyataan tersebut menjadi dasar dari tujuan pertahanan.


Ia tidak berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan
atau ketertiban sipil dan berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni
tujuan kesejahteraan (memajukan kesejahteraan umum), tujuan
keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan tujuan kedamaian
(berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan

Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-


undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

2.3 Sifat Ketahanan Nasional dan Nilai Bela Negara

Ketahanan merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan


keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu negara, yang
mencakup keuletan dan semangat untuk menghadapi segala tantangan
dan hambatan yang mengancam identitas, integritas, serta kehidupan
berbangsa negara.

Kondisi dan situasi suatu negara selalu menghadapi berbagai


perkembangan dan perubahan, sehingga Ketahanan Nasional harus
dipertahankan dan dibangun agar dapat beradaptasi dengan keadaan.
Jika dilihat secara luas, terdapat tiga “wajah” dari Ketahanan, yaitu:

Sebagai kondisi dinamis yang merujuk pada situasi nyata yang ada di
lingkungan masyarakat dan dapat diamati dengan pancaindra
manusia.Sebagai konsep pengaturan dan penyelenggaraan negara, yang
membutuhkan aspek kesejahteraan dan keamanan.Sebagai metode
berpikir, yaitu pertahanan nasional dapat dijadikan pendekatan khas
untuk membedakan dengan metode berpikir lainnya. Dalam hal ini,
Ketahanan memandang gatra sebagai satu kesatuan yang utuh dan
menyeluruh.

Fungsi Ketahanan Nasional

Salah satu aspek dari ketahanan nasional adalah doktrin dasar nasional
yang perlu dipahami untuk memastikan terciptanya pola pikir, pola
tindakan, pola sikap, dan pola kerja yang menyatukan langkah bangsa
dalam skala internasional, lokal, dan multidisiplin.

Konsep doktrin ini diperlukan agar tidak ada cara berpikir yang
terpaku pada pembangunan secara terpisah-pisah, yang dapat
menyebabkan pemborosan waktu, sumber daya, dan energi yang
bahkan berpotensi mengganggu pembangunan nasional di seluruh
sektor dan program cita-cita nasional. Ketahanan juga berfungsi sebagai
landasan utama pembangunan nasional, yaitu sebagai arah dan
pedoman.

Namun, dalam perkembangannya, ketahanan nasional masih


menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam Indonesia,
baik dari dalam negeri maupun dari luar. Indonesia telah mengalami
berbagai peristiwa yang dapat digolongkan sebagai ancaman, seperti
gerakan separatisme dan terorisme, seperti:
- GAM (Gerakan Aceh Merdeka)
- Organisasi Papua Merdeka (OPM)
- dan terorisme.

Ciri Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah prasyarat utama untuk negara


berkembang yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengatasi ancaman dan hambatan, baik dari dalam maupun
luar negeri. Metode astagrata digunakan untuk menggambarkan semua
aspek kehidupan nasional yang terdiri atas tiga aspek alamiah dan lima
aspek sosial. Ketahanan didasarkan pada wawasan nasional yang
meliputi pandangan bangsa Indonesia pada diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dan termasuk
wawasan dan landasan utama dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional. Sifat Ketahanan Nasional

Ini adalah beberapa sifat ketahanan nasional yang perlu dipahami, antara
lain:

Mandiri

Memiliki keyakinan pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan


keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah
menyerah serta didasarkan pada identitas, kepribadian bangsa, dan
integritas. Kemandirian tersebut menjadi prasyarat untuk menjalin kerja
sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.

Dinamis

Bersifat dinamis dan bisa meningkat atau menurun bergantung pada


kondisi dan situasi bangsa serta negara, serta kondisi lingkungan sekitar.
Hal tersebut sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini
akan selalu berubah. Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan
harus diorientasikan ke masa depan dan dinamika di dalamnya
diarahkan untuk mencapai kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

Manunggal
Memiliki sifat integratif, yang berarti terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang, selaras, dan serasi di antara semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Wibawa

Sebagai hasil pandangan yang integratif, dapat mewujudkan


kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga
menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal yang
dimiliki suatu negara, maka semakin besar kewibawaannya.

Konsultasi dan Kerja Sama

Indonesia tidak mengedepankan sikap konfrontatif dan antagonis.


Bangsa Indonesia juga tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
saja, melainkan lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa

2.4 Dinamik dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela negara

menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari


dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi berdasarkan pengalaman sejarah
bangsa Indonesia mampu membuktikan bahwa konsep pengertian ketahanan
nasional kita mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau NKRI. Berikut ini perkembangan
pengertian Konsep Ketahanan Nasional Indonesia (Tannas) :
Gagasan Tannas oleh Seskoad pada tahun 1960-an
Istilah ketahanan nasional sudah dikenal sejak awal tahun 1960-an. Pada saat itu
ketahanan nasional belum diberi definisi tertentu dan belum disusun dalam
suatu konsep yang lengkap. Pada waktu itu istilah ketahanan nasional dipakai
dalam rangka pembahasan masalah pembinaan teritorial atau masalah
pertahanan keamanan pada umumnya. Sedangkan secara historis, gagasan
tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an di kalangan
militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi,
1997).
Masa itu sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari
Uni Sovyet dan Cina. Pengaruh komunisme menjalar sampai kawasan Indo
Cina sehingga satu per satu kawasan Indo Cina menjadi negara komunis seperti
Laos, Vietnam, dan Kamboja. Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di
Philipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Bahkan gerakan komunis
Indonesia mengadakan pemberontakan pada 30 September 1965 namun
akhirnya dapat diatasi (Paristiyanti Nurwardani, 2017). Berbeda dengan Negara
Yugioslavia yang telah terpecah dalam banyak seperti Bosnia Herzegovina,
Kroasia, Serbia, Slovenia, Makedonia, dan Montenegro. Bahkan Kosovo telah
memproklamirkan dirinya sebagai negara baru meskipun tidak banyak
mendapat pengakuan dari negara lain.
Terjadinya perpecahan tersebut dikarenakan tidak kuatnya konsepsi
dan implementasi pertahanan nasional Negara Yugoslavia terutama aspek
ideologi. Upaya Penggagasan Konsep Ketahanan Nasional 1962 oleh
Lemhannas
Sekitar awal tahun l962 ada usaha-usaha untuk mengembangkan pola gagasan
Ketahanan Nasional tersebut, terutama oleh Panitia Pendirian Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhannas). Kemudian pada tahun 1965 Lemhannas
diresmikan, maka lembaga ini selalu berusaha mempopulerkan dan
menyempurnakan konsep Ketahanan Nasional. Gagasan Tannas oleh
Lemhannas pada tahun 1968
Pada tahun 1968 Lemhannas untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep
pertahanan nasional pada publik. Pada waktu itu Lemhannas mendefinisikan
ketahanan nasional sebagai keuletan dan daya tahan bangsa dalam menghadapi
segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
Revisi Gagasan Tannas oleh Lemhanas pada tahun 1969
Pengertian tersebut direvisi oleh Lemhannas pada tahun 1969, menjadi
keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik
yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Gagasan Tannas oleh Lemhannas pada tahun 1972
Kata “segala” pada konsep sebelumnya ditelaah kembali dan menunjukkan
kesadaran akan spectrum ancaman yang lebih dari sekedar ancaman komunis
dan atau pemberontakan.
Kesadaran akan spectrum ini diperluas tahun 1972 menjadi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG). Konsep Ketahanan Nasional tahun
1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamis satu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, yang
langsung maupun tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
perjuangan nasional.
Konsepsi ini mampu menghadapi krisis ekonomi dan politik pada
tahun 1997-1998 yang melanda dunia termasuk Indonesia. Konsep ini juga
digunakan hingga saat ini karena dianggap paling relevan dan sesuai dengan
kebutuhan Negara Indonesia.
Gagasan Tannas berdasarkan SK Menhamkam/Pangab No.SKEP/1382/XI/1974
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi
keuletan dan HH ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan, tantangan, baik yang datang dari dalam maupun luar, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan nasional.
Gagasan Tannas menurut Presiden Soeharto pada tahun 1975
Konsep Ketahanan Nasional yang dikemukakan Presiden Soeharto pada
Sidang DPR RI Tanggal 16 Agustus 1975 menegaskan bahwa Ketahanan
Nasional itu merupakan bagian yang penting dari usaha kita untuk terus
membangun diri sendiri dan sanggup membentuk masa depan sendiri.
Ketahanan Nasional dirumuskan oleh Presiden Soeharto sebagai tingkat
keadaan keuletan dan ketangguhan bangsa kita dalam menghimpun dan
mengerahkan keseluruhan kemampuan nasional yg ada sehingga merupakan
kekuatan nasional yang mampu menghadapi setiap ancaman dan tantangan
keutuhan maupun kepribadian bangsa dalam mempertahankan kehidupan
bangsa dan kelangsungan cita-citanya. Dalam ketahanan di bidang politik
dikatakan hak demokrasi selalu disertai dengan tanggungjawab. Ditegaskan
oleh Presiden : kebebasan yang kreatif berjalanlah terus, bergandengan dengan
rasa tanggung jawab yang besar.
Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional
adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

Meski konsep ketahanan nasional cukup relevan dan mampu


menghadapi ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan hingga saat ini.
Tetap diperlukan perubahan, perkembangan, dan dinamika yang terus menerus.
Guna mengahadapi aneka ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan yang
terus berubah bahkan semakin kompleks. Ketahanan nasional sebagai kondisi,
salah satu wajah Tannas, akan selalu menunjukkan dinamika sejalan dengan
keadaan atau obyektif yang ada dimasyarakat kita

2.5 Urgensi Ketahanan Nasional serta Bela negara


Tujuan nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu
organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan
dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang
siapmenghadapi. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa,
berisi keulatandan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupuntidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dannegara serta perjuangan mengejar tujuan
perjuangan nasionalnya. Adapun konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
sebagai berikut :
Konsepsi Ketahanan Nasional memiliki latar belakang sejarah kelahirannya
di Indonesia. Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun
1960-anpada kalangan militer angkatan darat dari SSKAD yang sekarang
berubah menjadiSESKOAD (Sunardi, 1997). Masa itu adalah sedang meluasnya
pengaruhkomunisme seperti Laos, Vietnam dan sebagainya sampai ke
Indonesia. Dalam pemikiran Lembanas tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan
konseptual berupa ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan asional yang
berupaideologi politik, dari tinggalnya konsep kekuatan, meskipun dalam
ketahanan
nasional sendiri terdapat konsep kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional untuk
pertama kalinya dimasukkan ke dalam
GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No. IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan
nasional
dalam GBHN 1998 sebagai berikut:

1) Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu


harus menuju ke tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif
diletakkan dari hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul dari
dalam maupun dari luar.
2) Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari
kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
3) Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya serta pertahanan dan keamanan.
4) Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan dan kebenaran ideologi pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasiona, kemampuan menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
5) Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang
mengandung kemampuan memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis
serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.
6) Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
berlandaskan demokrasi ekonomi pancasila yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kamampuan
menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan
mewujudkan kemakmuran rakyatyang adil dan merata.
7) Ketahanan sosial dan budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial da budaya
manusia dan masyarakat Indoesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
TYME, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
8) Ketahanan pertahanan dan keamanan adalah kondisi daya tangkat bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang
dinamis. Mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Ketahanan Nasional Ialah konsep geostrategi indonesia. Semenjak


kebebasan yang di raih oleh bangsa indonesia atas lamanya belenggu
penjajahan Saat itu 17 agustus 1945 setelahnya indonesia tidak lepas akan
hadirnya percikan serta ganggu berasal dari dalam bahkan luar yang hampir
memisahkan Persatuan serta intergritas nasional dari gambaran negara yang
bersatu padu.
Contoh nya: masa periode awal kemerdekaan indonesia perlu
berkorban sekuat tenaga hingga titik Darah penghabisan guna
mempertahankan kemerdekaan yang di rasakan nya. Runtutan peristiwa
agresi militer 1 serta agresi militer 2 ketidakrelaan belanda Mengakui dan
meninggalkan indonesia yang telah bebas itu dari cengkraman yang ber tahun
tahun lamanya penderitaan atas kejahatan yang terjadi di seluruh wilayah
Negara kesatuan republik indonesia

3.2 SARAN
Indonesia merupakan Negara yang kompleks, kaya akan
sumber daya alamdimana sangat banyak sekali kelompok yang berusaha
merebutnya. Sebab kitasebagai pemuda haruslah ikut aktif dalam menjaga
keutuhan Indonesia, denganmengetahui dan memahami teori dari Ketahanan
Nasional yang selanjutnya akandipakai untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kesatuan Indonesia. Janganmudah menerima ideologi dari
negara asing yang malah membawa kita menjauh dariideologi sendiri dan
berdampak pada melemahnya Ketahanan Nasional, dengansemangat pejuang
yang kita warisi penulis berharap para pemuda dapat membantudan
mempelopori terbentuknya Ketahanan Nasional yang baik.

DAFTAR PUSAKA
Endang Zaelani Sukaya, Achmad Zubaidi, Sartini, dan Parmono. 2000.
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma
Herdianto Herdianto dan Handayama Jumanta. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta
: Erlangga
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma
Kementrian Pertahanan Indonesia. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Kementrian Pertahanan Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jendral Dewan
Ketahanan NasionalKusrahmadi , Sigit Dwi. 2006. Ketahanan Nasional. Jurnal.
Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Yogyakarta : Yogyakarta
Nurwandan, Paristiyanti, dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai