KETAHANAN NASIONAL
NAMA ANGGOTA:
1. ANACI HUMAU KOLE (2201050057)
2. SALOMINA GETREDA LEWAR (2201050015)
3. ADEL FIDELVIA NAIBOBE (2201050054)
4. DESIANA SUSANA LAUDIKA(2201050050)
2022 /2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang bertema “ASPEK ALAMIAH / TRIGATA DALAM
KETAHANAN NASIONAL” ini dengan baik.
Kami dengan ini menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna adanya, baik dari segi isi,
tata penulisan, dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan
guna untuk memperbaiki pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Demikianlah sedikit penghantar kata yang dapat kami ucapkan,besar harapan kami semoga
makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terutama untuk mahasiswa/I
UNDANA prodi pendidikan fisika yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai hakikat
pendidikan dan konsep dasar pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................................5
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................5
1.3. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. KETAHANAN NASIONAL.....................................................................................................................6
1. Pendekatan Ketahanan Nasional.....................................................................................................6
2. Hakikat Ketahanan Nasional............................................................................................................7
3. Sifat-Sifat Dari Ketahanan Nasional.................................................................................................8
4. Asas-Asas Ketahanan Nasional........................................................................................................8
5. Kedudukan Dan Fungsi Dari Ketahanan Nasional............................................................................9
6. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara..................................................9
7. Hal-Hal Yang Dapat Melemahkan Ketahanan Nasional.................................................................12
B. . Trigatra (Aspek alamiah), terdiri dari:............................................................................................13
1). Geografi........................................................................................................................................13
2). Kekayaan Alam (Gatra Kekayaan Alam)........................................................................................13
3). Kependudukan (Gatra Kependudukan)........................................................................................14
Hubungan antar gatra dalam Astagatra 1) Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra.........................15
Hubungan antar gatra dalam Trigatra..................................................................................................15
Hubungan antar gatra dalam Pancagatra.............................................................................................15
BAB III PENUTUPAN..............................................................................................................................17
1. Kesimpulan........................................................................................................................................17
2. Saran.................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KETAHANAN NASIONAL
5
berlandaskan keyakinan dan kebenaran ideologi pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasiona, kemampuan menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
7) Ketahanan sosial dan budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial da budaya
manusia dan masyarakat Indoesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
TYME, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
6
Antara trigatra (aspek alamiah)dan pancagatra (aspek sosial). Sifat
integratif tidak dapat diartikan mencampuradukan semua aspek sosial tetapi
integrasi dilaksanakan secara serasi dan selaris.
b) Marwas Ke Dalam
Tannas terutama di arahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri,
karena bertujuan mewujudkan hakekat dan sifat nasionalnya sendiri. Hal ini
tidak berarti bahwa dianut sikap isolasi atau nasionalisme sempit.
c) Berkewibawaan
Tannas sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal tersebut
mewujudkan kewibawaan nasional yang harus diperhitungkan oleh pihak lain
dan mempunyai daya pencegah.
7
selaras, serasi, dan seimbang.
c. Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong,
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini
diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi
dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat
merusak/destruktif.
a. Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di
implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil
sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam
paradigma pembangunan nasional.
b. Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola
tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter –
regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini
perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan
adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan
nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman
nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang
dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
8
a) Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang
kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa. Suatu ideologi bersumber dari
suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah
itu sendiri.
Ideologi-ideologi di dunia antara lain:
Liberalisme (individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontrak sosial).
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa
terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi
yang menuntut kebebasan individu secara mutlak.
Komunisme (class theory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum
buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan
negara dari kaum kapitalis & borjuis.
Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual
religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara
melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia
Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya
bangsa Indonesia.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari
luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
9
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan
atas dasar cita-citanya.
10
rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan
kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan
masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan
salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan
Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam
rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara
(Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya
serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
- Struktur kekuatan
- Tingkat kemampuan
- Gelar kekuatan
1). Geografi
Sebagai Negara Archipelego dengan wilayah laut dan pedalaman yang luas, wilayah Indonesia
berada pada posisi silang dunia, yakni posisi silang antar benua Asia dan Australia dan Posisi silang
antar samudera: Samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat
terbuka oleh pengaruh-pengaruh di luar dirinya, baik pengaruh ideologi, politik, sosial budaya,
ekonomi, maupun pertahanan keamanan. Selain itu, karena secara geografis berada pada posisi
silang dunia itu juga Indonesia sungguh mempunyai posisi strategis baik dalam kepentingan
mondial maupun dalam hubungan bertetangga, berbangsa, dan bernegara.
Pengaruh letak geografis tersebut menyebabkan Indonesia mengembangkan konsep geopolitik dan
geostrategi yang berciri khusus dan berbeda yakni dikenal dengan wawasan nusantara dan
11
ketahanan nasional. Wawasan maupun ketahanan tersebut menyangkut baik wilayah laut maupun
meyangkut wilayah dirgantara.
Dengan luas wilayah sebesar wilayah negara eropa dan Amerika tersebut, wilayah Indonesia tentu
membutuhkan pengembangan konsep wawasan nasional dan ketahanan nasional yang menyeluruh
dan utuh dalam mengelola keterbukaan wilayah berdasar corak dan sifat sebagai negara dengan
laut luas yang ditaburi oleh pulau-pulau di atasnya.
Selain itu secara klimatologi, Indonesia mengenal dua musim (hujan dan kemarau) sehingga
terbebas dari bahaya thypoon yang merugikan. Namun begitu, di wilayah timur Indonesia sangat
terpengaruh pada angin kering dari benua australia sehingga daerah-daerah ini sering mengalami
kekeringan. Pengaruh musim ini menyebabkan beberapa perbedaan satwa di Indonesia timur dan
di Barat.
o Menurut Jenisnya: Hewani, Nabati, Mineral, Tanah, Udara, Potensi ruang angkasa,
Energi alami air dan lautan.
o Menurut Sifatnya: Dapat diperbarui, tidak dapat diperbarui, dan tetap.
Kekayaan Alam yang sungguh melimpah ini sungguh harus menjadi modal utama bagi
pembangunan Indonesia dan dimanfaatkan secara optimal dengan mengembangkan penguasaan
teknologi yang tepat guna, sumber daya manusia yang tangguh, serta harus penjagaan konsep
kelestarian alam untuk warisan anak cucu kita.
12
2). Persebaran Penduduk
Persebaran tidak merata, banyak di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Ketidak merataan ini tentu
menjadi problem tersendiri bagi bangsa Indonesia. Persebaran penduduk yang tidak merata ini
salah satunya juga disebabkan oleh ketidakmerataan “pembagian kue” yang ada di dunia. Ketidak
merataan ekonomi menyebakan terjadinya arus urbanisasi ke kota-kota besar, sehingga
menyebakan kepadatan penduduk di kota yang menyebabkan masalah-masalah baru seperti
munculnya permukiman kumuh, kriminalitas, kemacetan, dll.
Apalagi di era globalisasi-informasi saat ini faktor peningkatan kualitas penduduk merupakan
prasyarat utama untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dibawanya. Dengan kualitas
penduduk yang tinggi, bangsa Indonesia akan dapat menjemput era globalisasiinformasi secara
matang dan dewasa sehingga pembangunan bangsa Indonesia akan menuju apa-apa yang dicita-
citakan selama ini.
Hubungan antar gatra dalam Astagatra 1) Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra
Trigatra dan Pancagatra mempunyai hubungan timbal balik yang erat dalam bentuk
korelasi dan interdependensi. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra merupakan suatu
kesatuan yang bulat dan dinamakan Astagatra.
(a) Ketahanan Nasional pada hakikatnya tergantung kepada kemampuan bangsa dan
negara dalam memanfaatkan dan mempergunakan aspek alamiah (Trigatra) sebagai
dasar penyelenggaraan kehidupan nasional di bidang sosial (Pancagatra).
(b) Ketahanan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
hubungan antar gatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagatra).
(c) Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan
mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.
(d) Ketahanan Nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan
segenap gatranya, melainkan suaturesultante keterkaitan yang integratif dari kondisi-
kondisi dinamik kehidupan bangsa di seluruh aspek kehidupannya.
13
Hubungan antar gatra dalam Trigatra
Hubungan antar gatra dalam Trigatra dan Pancagatra adalah bersifat hubungan timbal balik
dan saling mempengaruhi.
(a) Hubungan antara gatra ideologi dengan gatra politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan dalam arti ideologi sebagai falsafah bangsa dan landasan idiil
negara merupakan nilai penentu bagi kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra
dalam Pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian
tujuan nasional.
(b) Hubungan antara gatra politik dengan gatra ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan dalam arti kehidupan politik Indonesia yang dilandasi oleh ideologi dan
falsafah Pancasila, dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi dan sosial budaya serta
ditunjang oleh situasi keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh bermacam
hal yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama,
keakraban sosial dan rasa keamananannya. Keadaan politik yang stabil dan dinamis
memungkinkan pembangunan disegala bidang dan memberikan rasa aman.
14
(c) Hubungan antara gatra ekonomi dengan gatra politik, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan dalam arti kehidupan ekonomi Indonesia yang dilandasi oleh ideologi dan
falsafah Pancasila dipengaruhi oleh kehidupan politik nasional, kehidupan sosial budaya
dan situasi keamanan yang berfungsi sebagai penunjang. Keadaan ekonomi yang stabil,
maju dan merata menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan di bidang lain.
(d) Hubungan antara gatra sosial budaya dengan gatra politik, ekonomi, dan pertahanan
keamanan dalam arti kehidupan sosial budaya yang dilandasi oleh ideologi dan falsafah
Pancasila, dipengaruhi oleh kehidupan politik, ekonomi dan ditunjang oleh situasi
keamanan. Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis, berbudaya,
dan berkepribadian hanya dapat berkembang dalam suasana aman dan damai.
Kebesaran dan keluhuran nilai sosial budaya bangsa mencerminkan tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik materiil maupun mental spiritual.
Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan
memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang menjadi revolusi
sosial.
(e) Hubungan antara gatra pertahanan keamanan dengan gatra politik, ekonomi, dan
sosial budaya dalam arti situasi keamanan perlu ditunjang oleh kehidupan ideologi,
politik, ekonomi, dan sosial budaya. Keadaan pertahanan dan keamanan yang stabil,
dinamis, maju, dan berkembang diseluruh aspek kehidupan akan memperkokoh dan
menunjang kehidupan Ideologi, Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya.
(Lemhannas, 1997:26-30)
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan
bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga
negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka
kita harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara
paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai
landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara
sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.
Ketahanan nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi
kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek social kehidupan, meliputi
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek alam,
yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga Ketahanan
Nasioanal seluruh segi kehidupan bangsa dinamakan Astra Gatra, terdiri dari Panca
15
Gatra (social) dan Tri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus selalu diusahakan untuk
memberikan peranannya dalam perwujudan Kesejahteraan dan Keamanan.
Keamanan nasional yang mendukung suasana kondusif dalam mewujudkan
tujuan pembangunan nasional sangat diperlukan, dimana sistem keamanan nasional
meliputi keamanan individu,kebebasan,jiwa dan harta individu dan keluarganya;
keamanan publik yang berkaitan dengan pemeliharaan keamanan penyelenggaraan
pemerintah Negara,pelayanan dan pengayoman terhadap rakyat dan masyarakat;
keamanan internal yang menyangkut pemeliharaan keamanan dalam negeri meliputi
seluruh perikehidupan rakyat, masyarakat, bangsa dan Negara; pertahanan nasional
yang meliputi pemeliharaan keamanan kemerdekaan bangsa, kedaulatan Negara,
keutuhan wilayah Negara dan keamanan vital national interest pada umumnya.
2. Saran
Indonesia merupakan Negara yang kompleks, kaya akan sumber daya alam
dimana sangat banyak sekali kelompok yang berusaha merebutnya. Sebab kita
sebagai pemuda haruslah ikut aktif dalam menjaga keutuhan Indonesia, dengan
mengetahui dan memahami teori dari Ketahanan Nasional yang selanjutnya akan
dipakai untuk memperjuangkan dan mempertahankan kesatuan Indonesia. Jangan
mudah menerima ideologi dari negara asing yang malah membawa kita menjauh dari
ideologi sendiri dan berdampak pada melemahnya Ketahanan Nasional, dengan
semangat pejuang yang kita warisi penulis berharap para pemuda dapat membantu
dan mempelopori terbentuknya Ketahanan Nasional yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Harsawaskita, A. 2007. “Great Power Politics di Asia Tengah: Suatu Pandangan Geopolitik”, dalam
Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional. Bandung: Graha Ilmu
Hidayat, I.Mardiyono. 1983. Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan Manusia,
Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya: Usaha Nasional
Ichlasul Amal dan Armaedy Armawi (ed). 1996. Keterbukaan Informasi dan Ketahanan Nasional.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
16
Lemhannas, 1997, Ketahanan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka-Lemhannas
Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan Etika Berwarga Negara,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta
TIM Dosen Pancasila Undip, Kewarganegaraan, UPT Bidang Studi Universitas Padjajaran, Bandung
TIM ICCE UIN Jakarta, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Predana Media.
Kaelan, Prof. Dr. M.S., dan Zubaidi, H. Ahmad M.Si, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi Negeri, Yogyakarta, Penerbit Paradigma.
Karsono, Dedi, 1999, Kewiraan, Tinjauan Strategis dalam Berbangsa dan Bernegara, Jakarta, Grasindo.
Pusat Studi Kewiraan Universitas Brawijaya, 1980, Ilmu Kewiraan, Malang, Lembaga Penerbitan UB.
17