Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI


INDONESIA DALAM MEMBANGUN KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN

Kelompok : 7 (tujuh)
Nama : 1. Amei Lia Putri (2005125282)
2. Lia Julaika (2005111402)
3. Nurfitria Syakira (2005111514)

Dosen pengampu : Asyrul Fikri, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Urgensi dan Tantangan
Ketahan Nasional dan Bela Negara Bagi Indonesia dalam Membangun Komitmen Kolektif
Kebangsaan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asyrul Fikri, M.Pd , selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, 04 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan makalah...............................................................................................................4
BAB II Pembahasan....................................................................................................................5
2.1 Ketahanan Nasional dan Bela Negara.............................................................................5
2.2 Konsep Ketahanan Nasional..........................................................................................8
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Ketahanan Nasional dan Bela Negara9
2.4 Dinamika Ketahanan Nasional dan bela Negara...........................................................11
2.5 Ancaman Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara.........................................12
2.6 Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara...........................................13

BAB III Penutup.......................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................................16

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dapat berdiri sampai saat ini karena negara ini dilatarbelakangi oleh perjuangan
seluruh bangsa. Bagaimanapun juga Indonesia banyak diincar oleh bangsa lain karena
kekayaan yang ada di daratan maupun lautan Indonesia yang sangatlah berlimpah. Sejak
lama Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena potensi yang besar dilihat
dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak (Sutoyo, 2011).  Sebelum
merdeka, setelah merdeka dan sampai saat ini Indonesia masih kian dikejar-kejar oleh bangsa
lain yang ingin menguasai alam maupun sumber daya manusia di Indonesia.
Bagaimanapun juga, Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuannya, tetap
berusaha untuk mempertahankan bangsa kita dari ancaman-ancaman tersebut. Dibutuhkan
ketahanan nasional yang dapat menjamin serta memperkuat kemampuan bangsa yang
bersangkutan dalam mempertahankan kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang
maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan hidup. Dengan disusunnya
makalah ini, diharapkan kita dapat belajar untuk siap menghadapi ketahanan nasional dengan
cara membangun komitmen kolektif yang kuat dan seluruh komponen bangsa untuk mengisi
kemerdekaan Indonesia dan mampu menganalisis urgensi dan tantangan ketahanan nasional
bagi komponen bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ketahanan Nasional dan Bela Negara?
2. Bagaimana Konsep Ketahanan Nasional?
3. Bagaimana Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Ketahanan Nasional Dan
Bela Negara?
4. Bagaimana Dinamika Ketahanan Nasional dan bela Negara?
5. Apa saja Ancaman Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara?
6. Bagaimana Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara?

C. Tujuan Makalah
 Dapat mengetahui pemahaman tentang ketahanan nasional dan bela negara
 Dapat memahami konsep dari ketahanan
 Dapat mengetahui sumber historis, sosiologis, politik tentang ketahanan nasional dan bela
negara.
 Dapat mengetahui tentang dinamika ketahanan nasional dan bela negara.
 Dapat mengetahui apa saja ancaman dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 Dapat memahami esensi dan urgensi ketahanan nasional dan bela negara bagi Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Ketahanan Nasional dan Bela Negara
1. Ketahanan Nasional
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional merupakan kondisi sekaligus konsepsi
pembangunan nasional dalam pencapaian tujuan dan cita – cita bangsa. Sebagai suatu
kondisi, Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang berisi ketangguhan
serta keuletan dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
baik yang datang dari dalam maupun luar, yang mengancam dan membahayakan
integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perspektif Ketahanan Nasional, pertahanan negara Indonesia tidak terlepas
dari pengaruh dan dinamika kondisi yang terkait dengan delapan aspek kehidupan
nasional di atas. Konsep keseimbangan dan saling keterkaitan antar satu gatra dengan
gatra lainnya serta sistem pertahanan negara yang bersifat kesemestaan, mencerminkan
adanya keterhubungan yang kuat antara kondisi Ketahanan Nasional dengan Pertahanan
Negara secara menyeluruh. Oleh karena itu, pembinaan dan pengkondisian Ketahanan
Nasional dalam berbagai aspeknya, akan menentukan kualitas Pertahanan Negara, baik di
masa damai maupun dalam masa perang. Kualitas Pertahanan Negara akan berbanding
lurus dengan kondisi Ketahanan Nasional yang dimiliki, artinya setiap perubahan kondisi
Ketahanan Nasional bangsa, dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap kualitas
pertahanan negara dalam implementasinya.
1) Fungsi Ketahanan Nasional
Adapun fungsi ketahanan nasional, diantaranya yaitu:
a. Sebagai doktrin dasar nasional untuk menjamin terjadinya pola pikir, pola sikap,
pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa baik yang bersifat inter
regional, inter sektoral ataupun multi disiplin.
b. Sebagai pola dasar pembangunan nasional, yang pada hakikatnya ketahanan nasional
ini merupakan arah dan pedoman pembangunan nasional di sefala bidang dan
sektorpembangunan secara terpadu yang dilakukan sesuai rancangan program.

5
c. Sebagai metode pembinaan kehidupan nasional, ini adalah suatu metode integral
yang mencakup seluruh aspek dalam keidupan negara yang dikenal dengan astagatra
yang terdiri atas aspek alamiah seperti kekayaan alam, penduduk serta geografi dan
aspek sosial budaya seperti ideologi, politik, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan.
2) Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban terwujudnya kesejahteraan dan
kemakmuran terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan
hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk
megaktualisasi diri dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
a. Ketangguhan adalah kekuatan yang meyebabkan seseorang atau sesuatu dapat
bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
a. Keuletan adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam
menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
b. Identitas yaitu ciri khas suatu bangsa atau Negara dilihat secara keseluruhan.
Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang
dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintah, dan tujuan nasional
serta dengan peran internasionalnya.
c. Integritas yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa
baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensial maupun fungsional.
d. Ancaman
Yaitu dimaksud disini adalah hal/ usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, criminal dan politis.
e. Hambatan dan gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari
diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional.
3) Sifat Ketahanan Nasional
Adapun sifat ketahanan nasional yaitu:

6
a) Mandiri, ini berarti percaya pada kemamapuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah.
b) Dinamis, ini berarti tidak tetap, naik turun, bergantung situasi dan kondisi bangsa
dan negera serya lingkungan strategisnya.
c) Wibawa, ini berarti semakin tinggi tingkat ketahanan nasional maka akan semakin
tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelengara kehidupan nasional.
d) Konsultasi dan Kerja Sama, maksudnya adanya sikap saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2. Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa,
menjadi bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan
mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa. Sekaligus menjadi bukti pemahaman
mengenai bela negara. Pemahaman tersebut bisa dilakukan dengan terbinanya hubungan
baik antar sesama warga negara hingga proses kerja sama untuk menghadapi ancaman
dari pihak asing secara nyata.
1) Unsur dasar bela negara
Di dalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting
diantaranya:
 Cinta tanah air Kesadaran berbangsa dan bernegara
 Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkurban untuk bangsa dan negara
 Memiliki kemampuan awal bela negara
2) Fungsi bela negara
 Mempertahankan negara dari berbagai ancaman
 Menjaga keutuhan wilayah negara
 Merupakan kewajiban setiap warga negara
 Merupakan panggilan sejarah

7
3) Tujuan bela negara
 Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
 Melestarikan budaya
 Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Menjaga identitas dan integritas
bangsa atau negara.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945) secara
eksplisit mengatur kewajiban warga negara Indonesia (WNI) untuk ikut serta dalam upaya
bela negara. Hal itu tertuang dalam pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945 yang berbunyi, “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Lebih lanjut,
ketentuan mengenai bela negara diatur dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara (UU No.3/2002), yaitu dalam pasal 9 ayat 1 dan 2. Pasal itu
mengetengahkan bahwa upaya bela negara diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara, serta mencakup pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara
wajib, pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, serta
pengabdian sesuai dengan profesi. Akan tetapi, upaya bela negara pada tataran praksis belum
terlaksana secara sistematis; salah satunya terlihat pada ketiadaan suatu sistem pendidikan
bela negara yang komprehensif pada generasi muda. Kondisi ini dapat berpengaruh pada
ketahanan nasional yang berhubungan erat dengan dinamika geopolitik.

Beratnya tantangan yang dihadapi generasi muda, harus pula disikapi dengan menjaga
keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional maupun
kecerdasan spiritual. Keseimbangan ketiga faktor tersebut, diharapkan akan mewujudkan
perilaku kalangan muda yang senantiasa menjunjung tinggi Moral dan Etika; Kejujuran dan
Kebangsaan. Tanpa keseimbangan ketiga faktor tersebut, kecerdasan yang dimiliki generasi
muda justru akan menggerogoti sendi sendi kehidupan bangsa.

B. Konsep Ketahanan Nasional


Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan
nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk

8
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan
merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi
nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
Gagasan pokok dari ajaran Ketahanan Nasional adalah bahwa suatu bangsa atau negara
hanya akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila negara atau bangsa itu
memiliki ketahanan nasional. Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan
cakupan yang luas. Suradinata (2005 : 47) mengemukakan pengertian Ketahanan Nasional
suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional
Indonesia. Konsepsi ketahanan nasional juga diartikan sebagai konsepsi nasional dalam
pencapaian tujuan nasional yang pada intinya tercapainya keamanan dan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintahan negara.
Hakekat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang serasi dan selaras dalam aspek hidup dan
kehidupan nasional. Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin, Ketahanan nasional
sebagai kondisi, Ketahanan nasional sebagai strategi cara atau pendekatan. Kemudian untuk
mewujudkan ketahanan nasional diperlukan konsepsi ketahanan nasional yakni konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan
selaras yang dilaksanakan melalui pembangunan nasional dan pembangunan daerah sebagai
bagian integral dari pembangunan nasional. Hal ini berarti, pada saat kita menyelesaikan
masalah keamanan harus ikut dipikirkan kesejahteraan, demikian pula sebaliknya.

C. Sumber Historis, sosiologis, dan Politik tentang Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
a. Sumber historis
Secara historis, gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an di
kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi,

9
1997). Masa itu sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet
dan Cina. Pengaruh komunisme menjalar sampai kawasan Indo Cina sehingga satu per
satu kawasan Indo Cina menjadi negara komunis seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja.
Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di Philipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Bahkan gerakan komunis Indonesia mengadakan pemberontakan pada 30 September
1965 namun akhirnya dapat diatasi.
b. Sumber sosiologis
Bidang sosial budaya mencakup; pendidikan, kesehatan, agama, kebudayaan,
teknologi dan lain-lain, namun yang menonjol disini adalah faktor teknologi dan
kebudayaan, karena perubahan dibidang ini berjalan sangat cepat akibat pengaruh dari
dalam maupun dari luar negeri. Pengaruh dari luar negeri paling banyak menimbulkan
perubahan. Untuk itu bangsa Indonesia perlu mawas diri dan waspada, karena
kemungkinannya pihak luar sengaja menyebar pengaruhnya dengan tujun untuk
melakukan intervensi maupun infiltirasi yang berakibat pada terjadinya disharmoni dan
distabilisasi kehidupan nasional dibidang sosial budaya.Persoalan yang sangat mendesak
untuk kita pecahkan dalam upaya mewujudkan ketahanan nasional dibidang sosial
budaya antara lain adalah : bagaimana mengarahkan perubahan sosial budaya itu ke arah
integrasi sosial budaya, serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia
tanpa memandang status sosial budaya, suku bangsa, etnik dan agama atau kepercayaan
terhadap TYME.Pemerintah Indonesia harus menyadari eksistensi masyarakat Indonesia
yang sangat heterogen, dan ancaman potensial yang mempengaruhi ketahanan nasional
dibidang sosial budaya bahkan integrasi nasional adalah ; konflik horizontal yang dipicu
oleh sentiment sosial-ekonomi, suku, agama, serta bangkitnya etnisitas (kesukubangsaan)
yang berakibatpada upaya pemisahan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Rifdan, 2002. Ketahanan Nasional tetap relevan sebagai kekuatan penangkalan
dalam suasana sekarang maupun nanti, sebab ancaman setelah berakhirnya perang dingin
lebih banyak bergeser kearah nonfisik, antara lain; budaya dan kebangsaan (Sudradjat,
1996: 12). Inti ketahanan Indonesia pada dasarnya berada pada tataran “mentalitas”
bangsa Indonesia sendiri dalam menghadapi dinamika masyarakat yang menghendaki
kompetisi di segala bidang. Hal ini tetap penting agar kita benar-benar memiliki
ketahanan yang benar-benar ulet dan tangguh. Ketahanan nasional dewasa ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi ketidakadilan sebagai “musuh bersama”. (Armawi, 2012:90).
Konsep ketahanan juga tidak hanya ketahanan nasional tetapi sebagai konsepsi yang
berlapis, atau Ketahanan Berlapis yakni ketahanan individu, ketahanan keluarga,
ketahanan daerah, ketahanan regional dan ketahanan nasional (Basrie, 2002)
c. Sumber politik
Sejarah keberhasilan bangsa Indonesia menangkal ancaman komunis tersebut
menginspirasi para petinggi negara (khususnya para petinggi militer) untuk merumuskan
sebuah konsep yang dapat menjawab, mengapa bangsa Indonesia tetap mampu bertahan
menghadapi serbuan ideologi komunis, padahal negara-negara lain banyak yang
berguguran? Jawaban yang dimunculkan adalah karena bangsa Indonesia memiliki
ketahanan nasional khususnya pada aspek ideologi. Belajar dari pengalaman tersebut,
dimulailah pemikiran tentang perlunya ketahanan sebagai sebuah bangsa. Pengembangan

10
atas pemikiran awal di atas semakin kuat setelah berakhirnya gerakan Gerakan 30
September/PKI. Pada tahun 1968, pemikiran di lingkungan SSKAD tersebut dilanjutkan
oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional) dengan dimunculkan istilah kekuatan
bangsa. Pemikiran Lemhanas tahun 1968 ini selanjutnya mendapatkan kemajuan
konseptual berupa ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yang berupa
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan militer. Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan
Nasional yang intinya adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa untuk menghadapi
segala ancaman. Kesadaran akan spektrum ancaman ini lalu diperluas pada tahun 1972
menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG).
Akhirnya pada tahun 1972 dimunculkan konsepsi ketahanan nasional yang telah
diperbaharui. Pada tahun 1973 secara resmi konsep ketahanan nasional dimasukkan ke
dalam GBHN yakni Tap MPR No IV/MPR/1978. Berdasar perkembangan tersebut kita
mengenal tiga perkembangan konsepsi ketahanan nasional yakni ketahanan nasional
konsepsi 1968, ketahanan nasional konsepsi 1969, dan ketahanan nasional konsepsi 1972.
Menurut konsepsi 1968 dan 1969, ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan,
sedang berdasarkan konsepsi 1972, ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik
yang berisi keuletan dan ketangguhan. Jika dua konsepsi sebelumnya mengenal
IPOLEKSOM (ideologi, politik, ekonomi, sosial, militer) sebagai Panca Gatra, konsepsi
1972 memperluas dengan ketahanan nasional berdasar asas Asta Gatra (delapan gatra).
Konsepsi terakhir ini merupakan penyempurnaan sebelumnya (Haryomataraman dalam
Panitia Lemhanas, 1980). Perkembangan selanjutnya rumusan ketahanan nasional masuk
dalam GBHN sebagai hasil ketetapan MPR yakni dimulai pada GBHN 1973, GBHN
1978, GBHN 1983, GBHN 1988, GBHN 1993 sampai terakhir GBHN 1998. Rumusan
GBHN 1998 sebagaimana telah dinyatakan di atas merupakan rumusan terakhir, sebab
sekarang ini GBHN tidak lagi digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembangunan.
Sekarang ini sebagai pengganti Garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yang pada hakekatnya
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program presiden terpilih. Misalnya dokumen
RPJMN 2010-2014 tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun 2010. Pada
dokumen tersebut tidak lagi ditemukan rumusan tentang ketahanan nasional bahkan juga
tidak lagi secara eksplisit termuat istilah ketahanan nasional. Namun demikian, jika kita
telusuri naskah RPJMN 2010-2014 masih dapat kita temukan kata-kata yang terkait
dengan ketahanan nasional, misal istilah ketahanan pangan.

D. Dinamika Ketahanan Nasional dan Bela Negara


pengalaman sejarah bangsa indonesia telah membuktikan pada kita pada, konsep
ketahanan nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya nkri. setidaknya ini terbukti pada saat
bangsa indonesia menghadapai ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual
menghadapi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997-1998. sampai saat ini kita masih
kuat bertahan dalam wujud nkri. bandingkan dengan pengalaman yugoslavia ketika
menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-an. lembaga ketahanan nasional (lemhannas)

11
dalam kajiannya menemukan fakta bahwa ketahanan nasional indonesia tidak tangguh alias
rapuh. kesimpulan itu diambil berdasarkan pengkajian pengukuran ketahanan nasional dari
33 provinsi yang ada di indonesia dengan 847 indikator.

E. Ancaman dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara


Ancaman yaitu usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan yang dilakukan secara
konsepsional (terencana dan terarah) baik melalui tindak kriminal maupun politis. Ancaman
dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer.
1. Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang
dinilai mampu membahayakan negara ( baik itu keutuhan negara, kedaulatan negara dan
keselamatan segenap bangsa). Contoh ancaman militer sebagai berikut :
a. Dari dalam negeri
- Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat negara baru).
- Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran
- Sabotase dari dalam negeri
- Aksi terorisme dari dalam negeri
- Pemberontakan bersenjata
- Aksi kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA
b. Dari luar negeri
- Agresi
- Spionase
- Sabotase
- Pelanggaran wilayah oleh negara lain
2. Ancaman non-militer (nirmiliter) adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan
bersenjata namun jika tetap dibiarkan akan merugikan negara, bahkan dapat
membahayakan negara. Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang  berbeda
dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak terlihat seperti
ancaman militer, karena ancaman ini lebih berbentuk pada dimensi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, dan keselamatan umum. Contoh ancaman
nonmiliter sebagai berikut :
a) Dari dalam negeri
- Kemiskinan
- Kebodohan
- Keterbelakangan
- Narkoba
b) Dari luar negeri
- Pengaruh arus globalisasi
- Jaringan narkoba internasional
- Maraknya media propaganda asing

12
Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan suatu
bangsa atau negara contohnya dibidang politik. Dalam bidang politik terdapat ancaman
berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan responsive atau bisa dikatakan diktator.
Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat artinya pemerintah ini tidak
demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem
pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis bukantotaliter
(diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua
suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan
masih sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai
kepada tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak
menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya)
Selain ancaman dan tantangan, ada juga yang namanya hambatan dan gangguan.
Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah). Gangguan yaitu
usaha yang berasal dari luar dengan tujuan melemahkan/menghalangi secara tidak
konsepsional.

F. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara


Terdapat tiga cara pandang dalam melihat ketahanan. Ketiganya menghasilkan tiga wajah
ketahanan nasional yakni ketahanan nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai
kondisi, dan ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin. Ketiganya bisa saling
berkaitan karena diikat oleh pemikiran bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh
delapan gatra sebagai unsurnya atau dikenal dengan nama “Ketahanan Nasional berlandaskan
ajaran Asta Gatra.” Konsepsi ini selanjutnya digunakan sebagai strategi, cara atau
pendekatan di dalam mengupayakan ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra ini juga
digunakna sebagai tolok ukur dalam menilai ketahanan nasional Indonesia sebagai kondisi.
Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan
negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin
luas dan kompleks. Hal yang menjadikan ketahanan nasional sebagai konsepsi khas bangsa
Indonesia adalah pemikiran tentang delapan unsur kekuatan bangsa yang dinamakan Asta
Gatra. Pemikiran tentang Asta Gatra dikembangkan oleh Lemhanas. Bahwa kekuatan
nasional Indonesia dipengaruhi oleh delapan unsur. Unsur-unsur ketahanan nasional model
Indonesia terdiri atas delapan unsur yang dinamakan Asta Gatra (delapan gatra), yang terdiri
dari Tri Gatra (tiga gatra) alamiah dan Panca Gatra (lima gatra) sosial.
Unsur atau gatra dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, sebagai berikut;
 Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra) yaitu:
1) Gatra letak dan kedudukan geografi
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.
 Lima aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu:
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
13
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya (sosbud)
5) Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)

Model Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan
budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang
dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model ini merupakan hasil pengkajian
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau bela negara.
Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Keikutsertaan warga negara dalam
upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman  hakikat ketahanan nasional, dilakukan
dalam wujud upaya bela negara. Terdapat dua bentuk bela Negara yaitu bela Negara secara
fisik dan non-fisik.
Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit dari pada bela negara secara
nonfisik. Bela Negara Secara Fisik Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program
Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang-undang No. 20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur,
seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil
(Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah
mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lain-lain. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi
yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan
Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada
saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih
membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
Sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana
Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur. Bila keadaan ekonomi dan keuangan
negara memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan
Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak
negara maju di Barat.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa bela negara tidak selalu harus berarti
“memanggul senjata menghadapi musuh” atau bela negara yang militerisitik. Menurut
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara keikutsertaan warga negara
dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan
diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan
jalur nonformal (sosial kemasyarakatan). Berdasar hal itu maka keterlibatan warga negara
dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa,
dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:

14
 Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal.
 Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan
tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah bersama.
 Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam, memelihara, dan
melestarikan.
 Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara.
 Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman nirmiliter, misal
menjadi sukarelawan bencana banjir.
 Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan
bangsa Indonesia.
 Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara untuk
melaksanakan pembangunan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian ketahanan nasional dapat dibedakan menjadi tiga yakni ketahanan nasional
sebagai konsepsi atau doktrin, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai metode atau strategi. Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas
bangsa Indonesia sebagai pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegara dengan
berlandaskan pada ajaran asta gatra. Ketahanan nasional sebagai kondisi adalah kondisi
dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan daya tahan. Ketahanan nasional sebagai
metode atau strategi adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan ancaman
kebangsaan melalui pendekatan asta gatra yang sifatnya integral komprehensif
Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi, politik dan
budaya serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan nasional diri, keluarga,
wilayah, regional, dan nasional. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan
yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini
spektrumnya semakin luas dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun
nonmiliter.
Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk
mewujudkan ketahanan nasional. Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara secara
nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara
“memanggul senjata” menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala
upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air
(salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat membayar pajak), serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman dan lain
sebagainya.

B. Saran
Tujuan disusunnya makalah ini adalah kita mengerti bahwa ketahanan nasional dan bela
negara bukan hanya kewajiban bagi pemerintah saja. Akan tetapi seluruh rakyat Indonesia
juga harus turut serta mensukseskannya dengan cara lebih bangga dan lebih mendalami
tentang Negara dan bangsa Indonesia sendiri. Elit politik tidak hanya harus represif tapi juga
harus dengan sadar ikut turut serta dalam pelaksanaannya. Sehingga seluruh lapisan
masyarakat aktif. Karena kesadaran bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh
elemen bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita
bersama-sama menumbuhkembangkan semangat nasionalisme sejak dini terutama kepada

16
generasi muda bangsa Indonesia tercinta ini dengan metode yang sederhana dan mudah
dimengeti dan dipahami kemudian dijabarkan dalam suatu aturan pelaksanaan untuk
dijadikan pedoman bangsa Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://rianarsenio.wordpress.com/2020/07/06/makalah-urgensi-dan-tantangan-ketahanan-
nasional-dan-bela-negara-bagi-indonesia-dalam-membangun-komitmen-kolektif-
kebangsaan/#_Toc37689465
https://brainly.co.id/tugas/26157244
https://www.academia.edu/35148817/Makalah_Ketahanan_Nasional_docx
https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd
https://www.coursehero.com/file/p2jf7uk/C-Sumber-Historis-Sosiologis-Politik-tentang-
Ketahanan-Nasional-dan-Bela-Negara/
http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/view/100

18

Anda mungkin juga menyukai